Ibu Sambung Yang Tak Dianggap
Adisti hanya bisa menatap orang-orang yang berlalu lalang membersihkan sisa-sisa pondasi resepsi pernikahan yang ia dan suami nya lakukan kemarin.
Pernikahan sudah mereka jalani sejak seminggu sebelumnya, hanya saja resepsi agak terlambat karena memang kesibukan Yudhakara nama dari pria yang sekarang adalah suami nya
Dia sangat ingin membantu tapi Eyang Sari nenek dari Adimas Yudhakara suaminya menahannya sejak tadi. sebenarnya Adisti biasa saja tapi melihat tatapan meremehkan yang di lempar oleh Acia Yudhakara putri semata wayang keluarga Yudhakara lah yang membuatnya tidak nyaman, gadis itu terlihat begitu membencinya.
Sayang sekali bayi mungil yang dulu sering merengek di pelukan nya kini menjadi begitu membenci nya, seandainya dia tidak menjadi ibu sambung nya apakah sikap Acia akan berbeda?
"Eyang benar-benar yakin menggantikan posisi Mommy Dara dengan seorang pembantu?" Adisti hanya bisa menahan nafasnya ketika mendengar perkataan kasar yang terlontar dari bibir mungil anak perempuan berusia 8 tahun itu.
"Cia! Eyang tidak pernah mengajarimu untuk berbicara kurang ajar seperti itu!" bentak Eyang marah.
Cia tidak peduli dia malah mengabaikan perkataan Eyangnya dan kembali menatap tajam ibu sambungnya.
"Tidak apa nyonya besar, saya baik-baik saja" lagipula kebencian Acia padanya sudah sangat jelas, ia hanya bis aberlapang dada menerima kebencian itu.
"Sudah berapa kali Eyang bilang?, jangan panggil eyang nyonya besar lagi, nak"
Adisti meringis lagi-lagi ia melakukan kesalahan.
"Istirahat lah sebentar lagi Yudha pulang kan?" Eyang sebenarnya berusaha menjauhkan Adisti dari Cia yang seperti nya sangat membenci mantan ibu asuhnya tersebut.
Adisti mengangguk kemudian pamit pada Eyang dan Cia untuk pergi ke kamarnya bersama dengan Yudha.
Sekarang dia bisa merebahkan tubuhnya dengan tenang tanpa adanya orang-orang yang merendahkan nya dan dia juga tau jika suaminya tidak akan pulang lagi hari ini.
Adisti memutuskan untuk masuk ke kamar mandi, walaupun sudah mandi tadi tapi rasanya gerah. Mumpung Yudha tidak pulang sebaiknya dia menghabiskan waktu nya di kamar mandi seorang diri.
Tiga puluh menit Adisti mengabiskan waktunya di kamar mandi untuk berendam air hangat, seharian ini ia sudah lelah menghadapi keluarga suaminya yang sama sekali tidak pernah menghormati nya.
Tapi satu hal yang sangat di sayangkan, Acia Yudhakara anak sambungnya.
Saat gadis itu masih berumur lima bulan dirinya lah yang merawat gadis itu hingga berumur 2 tahun, karena kondisi ayahnya memburuk pada saat itu ia terpaksa mengundurkan diri, namun siapa sangka enam tahun tidak bertemu Acia bisa berubah menjadi seperti ini.
Dan sebulan yang lalu tiba-tiba saja rumahnya kedatangan tamu tidak dikenal, ternyata saat di telaah lebih jauh mereka adalah mantan majikannya dulu, dan kedatangan mereka karena ingin melamar nya untuk menjadi bagian keluarga mereka.
Dirinya yang saat itu pulang dari kebun pun terkejut dengan kedatangan mereka di tambah lagi dia tidak mengenal siapa Yudha yang akan menjadi suaminya, karena saat ia merawat putrinya saat itu Adisti tidak pernah bertemu dengan lelaki itu.
Awalnya Adisti merasa baik-baik saja karena keluarga dari calon suaminya sudah dekat dengan nya walaupun tidak terlalu lama, tapi kebahagiaan itu harus sirna saat putri dari calon suaminya Acia dengan terang-terangan menolaknya.
Adisti mengusap rambut setengah basah nya menggunakan handuk kering setelah dirasa cukup dia meletakkan handuk tersebut di gantungan nya, dengan masih mengenakan piyama mandi Adisti berjalan menuju lemari pakaian.
Mengambil baju tidur yang lumayan tipis. Adisti merasa baik-baik saja karena Yudha tidak akan pulang kerumah malam ini.
Klek!
Adisti yang sedang mengganti pakaiannya dengan gaun tidur tipis bertali miliknya amat sangat terkejut saat tiba-tiba saja pintu kamar terbuka lebar.
"M-mas?"
Yudha menatap datar istrinya yang terlihat sangat sexy malam ini, dia bukan tidak pernah melihat tubuh itu tapi karena Adisti selalu memakai pakaian tertutup makanya Yudha agak sedikit kaget melihat perubahan sang istri.
Melihat suaminya hanya diam saja di depan pintu kamar mereka dengan perasaan karu-karuan Adisti menghampiri pria tersebut.
Suasana kamar yang terang-benderang membuat Yudha bisa melihat siluet tubuh Adisti dari balik gaun tidur menerawang nya.
"Kamu pulang mas"
Adisti mengambil tas kantor milik suaminya.
Bersikap biasa wanita itu kemudian berlalu untuk menaruh tas milik Yudha di tempat nya semula.
Saking gugupnya sampai Adisti tidak sadar jika Yudha tengah mengikuti nya, tatapan intens pria itu dapat dirasakan oleh Adisti namun ia abai.
"A-aku akan menyiapkan air untuk Mas mandi" ucapnya tanpa menoleh kebelakang.
Meninggalkan Yudha yang masih menatap nya tajam di belakang sana.
Di dalam kamar mandi Adisti berusaha menormalkan laju detak jantung nya, kedatangan Yudha yang tidak di duga-duga membuat nya mati kutu.
"Malu sekali" Adisti meringis malu.
Tidak sampai beberapa menit Adisti sudah keluar dari kamar mandi, kemudian dia melihat Yudha yang sedang melepaskan jam tangan nya di atas meja.
"Air nya sudah siap Mas"
Yudha mengangguk kemudian berjalan melewati Adisti begitu saja.
"Huft..."
Wanita yang tengah memakai pakaian tipis itu hanya menghela nafas panjang, sebenarnya sudah terbiasa dengan sikap dingin suaminya namun masih ada rasa sakit yang kadang tumbuh di hatinya.
Adisti tidak menunggu Yudha setelah menyiapkan pakaian untuk pria itu pakai, Adisti langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang.
Sudah menjadi tradisi untuk pernikahan mereka jika Yudha ada di rumah maka Adisti akan tidur di sofa, tapi kabar baiknya pria itu jarang pulang kerumah karena itu Adisti juga tidak tidur di sofa.
Sofa yang di tidurinya memang khusus untuk tidur atau bersantai, jadi Adisti sama sekali merasa nyaman tidur di sofa milik Yudha.
Entah kapan pastinya kini Adisti benar-benar tertidur dengan pulas di atas sofa kamar wanita itu tidur menghadap senderan sofa dan membelakangi kasur.
Yudha yang baru selesai Mandi mengabaikan wanita itu, dia mengambil baju yang telah Adisti persiapkan lalu mulai memakai pakaian di sana tanpa repot masuk kedalam ruang ganti.
Pria itu tidak langsung tidur terlebih dahulu Yudha melanjutkan pekerjaan kantor nya yang di bawa pulang kerumah, karena sudah lama tidak pulang dia khawatir jika neneknya mengetahui hubungan Adisti dengan dirinya yang memang tidak berjalan lancar.
Yudha mulai membuka laptop lalu mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda.
Sesekali mata elangnya melirik pada Adisti yang tengah tertidur lelap, istrinya itu tidur tanpa menggunakan selimut membuat Yudha bisa melihat dalaman Adisti karena pakaian nya tersingkap.
Cuaca memang sedang panas-panasnya mungkin itulah sebabnya wanita itu memakai pakaian tipis seperti itu.
Mengecek jam dinding ternyata Yudha sudah bekerja sepanjang malam.
Mematikan laptop nya kemudian Yudha berjalan menuju Adisti yang kini benar-benar memamerkan tubuh bawahnya, bagaimana tidak? Baju yang di pakai wanita itu sudah tersingkap ke atas perutnya.
Yudha menggeram bisa-bisanya dia tergoda dengan wanita yang tengah tertidur pulas itu.
Adisti yang sedang tertidur tidak menyadari jika Yudha sekarang tengah berbaring menghadap nya di atas sofa yang sama.
Bagaimana bisa wanita ini tertidur setelah menggoda nya?
Yudha menatap bibir merah alami milik Adisti.
Wanita yang sangat di benci oleh putri nya ini sangat cantik, namun sayangnya dia terlahir menjadi seorang pembantu.
"Pembantu akan tetap pembantu" lirih nya
TBC....
Jangan terkecoh bab pertama yaaa
Ini cerita nya romantis dengan sedikit bumbu konflik yang tidak seberapa..
Genrenya juga sedikit berbau dewasa tapi ga vulgar tenang aja 💪🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Aqil Aqil
pembantu jg manusia pak yudha
2024-01-17
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
mampir Thor
Liat iklan koq penasaran sama judulnya
2023-07-15
0
Sidieq Kamarga
Aku mampir Thor walau baca yang tamat he heh biar bisa baca marathon ☺☺😍😍
2022-12-29
1