Acia tidak berhenti menatap kedua orang dewasa di depan nya dengan sengit, apalagi melihat bagaimana ayahnya mencuri pandang ke arah Adisti sejak tadi membuat amarah nya semakin membludak.
"Adisti pergilah!" Acia tidak suka melihat kedekatan ayah nya dan pembantu tidak tau diri itu.
"Acia! siapa yang mengajarkan kamu bersikap tidak sopan begitu?" Yudha menatap putri nya tajam, apalagi saat gadis kecil itu memanggil orang tua tanpa embel-embel apapun.
Se-benci apapun Acia dengan Adisti tidak ada yang pernah mengajari gadis itu tidak sopan seperti sekarang ini.
"Aku tidak suka pelayan itu di sini dad!" Ujarnya menunjuk Adisti dengan telunjuknya.
Adisti memberhentikan Yudha yang kembali ingin memarahi Acia.
Wanita itu menggeleng jika terus di bantah Acia akan semakin menjadi nanti, Akhirnya Yudha diam saja menuruti permintaan sang istri.
"Saya akan pergi, permisi Tuan dan Nona" Adisti membungkuk kan tubuhnya lalu meninggalkan kedua ayah dan anak itu di kamar, daripada semakin terkena tekanan batin lebih baik dia cepat pergi dari sana.
Acia melirik kepergian ibu sambungnya dengan tatapan beragam yang jelas tatapan benci mendominasi.
Ini tidak bisa di biarkan! jika tidak cepat di atasi ayahnya akan semakin dekat dengan wanita itu, Acia membatin
Anak berusia 8 tahun itu berfikir keras bagaimana cara memisahkan keduanya lalu membuat orangtuanya kembali bersatu lagi. rencana masih sama yaitu menyatukan kembali kedua orangtuanya yang telah berpisah, tapi karena keberadaan wanita itu semua nya akan menjadi sulit.
Sarapan pagi ini tidak jauh beda dengan biasanya, walaupun di sini ada ayah yang menemani nya tetap saja rasanya sepi sekali. Tidak ada canda tawa ataupun cerita-cerita kecil yang biasanya terlontar jika ia makan bersama dengan ibunya.
Acia menatap sang ayah, "Dad" panggilnya pada Yudha ketika pria itu mengambil sebuah koran setelah menghabiskan sarapan.
"Hm?" jawab Yudha tanpa menatap putri kecilnya.
"Cia ingin jalan-jalan bersama Mommy" Yudha yang tengah membaca koran melirik sekilas putri nya.
"Baiklah, hati-hati" jawabnya seadanya tidak terlalu yakin dengan 'jalan-jalan bersama Mommy' yang Acia ucapkan. karena kesibukan Dara yang adalah seorang Dokter Yudha yakin jika permintaan Acia itu hanyalah wacana saja.
"Tapi Daddy harus ikut!" ajaknya penuh permohonan, namun sayangnya yang di ajak adalah pria dingin yang sama sekali tidak berniat melakukan apapun selain bekerja.
Helaan nafas Yudha terdengar, "Kamu tau betul apa jawaban Dady" jawab pria itu membungkam celotehan Acia.
.
.
Adisti tengah mencuci peralatan dapur yang baru saja mereka gunakan untuk memasak, semua orang tela kembali ke tugas awal mereka setelah menyelesaikan sarapan, kecuali Angga yang saat ini tengah membantu nya membilas cucian piring, karena hari ini Weekend otomatis Angga libur jika Tuannya libur.
"Hentikan!" Adisti kesal karena sejak tadi Angga tidak berhenti merecoki nya, pria itu mencipratkan air bekas cucian piring ke wajah nya.
Angga tertawa melihat wajah cemberut Adisti, pria itu baru berhenti saat kepala pelayan menegurnya.
"Hari ini sibuk tidak?" tanya Angga kembali dengan kegiatannya membilas cucian piring.
Adisti menoleh pada Angga sekilas, "memangnya kenapa?"
"Mau jalan-jalan?" Tangannya penuh semangat, tidak lupa lengkungan penuh tercipta di bibir pria itu.
"Tidak ada sejarahnya pelayan libur, saat Weekend" jawaban Adisti yang sukses membuat lengkungan penuh Angga menghilang.
"Mana ada sejarah seperti itu" Cibir Angga, pria itu tidak bersemangat lagi kini dia kembali fokus dengan cuciannya saja.
Adisti terkekeh geli, dia tau betul perasaan Angga padanya, tapi Adisti sungguh tidak tau dengan cara apa lagi agar Pria ini melupakan nya.
Tidak mungkin Adisti mengatakan jika dia sudah menikah kan? karena pasti pria itu akan bertanya siapa suaminya nanti.
"Lain kali saja ya? aku janji" Angga tersenyum senang menatap Adisti tidak percaya.
"Sungguh!"
Adisti mengangguk
"Janji?" Angga menunjukkan jari kelingking nya di hadapan Adisti, langsung disambut baik oleh Wanita itu.
"Janji"
Senyum terbit di wajah keduanya, Angga berfikir jika Adisti mungkin sekarang telah memberikan celah untuk mendekatinya.
Sedangkan Adisti berfikir jika tidak ada salahnya menerima niat baik Angga walaupun ia tau pria itu akan sakit hati jika tau kebenaran tentang Adisti.
"Khm!!"
Tautan kelingking keduanya terlepas saat mendengar suara deheman seseorang.
Yudha berdiri di depan pintu dapur tengah menatap Adisti dan Angga tajam.
"Adisti ikut saya" setelah mengatakan hal itu Yudha berlalu pergi dari sana.
Angga menatap kepergian Tuan nya dengan dahi mengerut, "Kenapa Tuan memanggil kamu?" tanyanya bingung
"Angga tolong lanjut kan cucian ini ya? Tuan sudah menunggu" pinta Adisti memohon pada Angga.
Setelah mendapatkan Anggukan dari Angga, Adisti pun bergegas menyusul kepergian suaminya.
Saat sampai di depan kamar, baru saja pintu ia buka sebuah kaos melayang ke wajahnya. untungnya refleks nya cukup tanggap sehingga dia tidak terlalu terkejut dengan lemparan suaminya.
"Cepat ganti baju!" Yudha menyuruh istrinya mengganti baju nya dengan kaos yang dia lempar tadi.
.
.
Di sinilah mereka berada, Ruangan khusus Olahraga yang Yudha punya. ruangan ini terletak di lantai paling atas rumah atau biasa dikenal sebagai Roof top, kegemaran Yudha berolahraga membuat pria itu mengubah Roof top nya menjadi ruang Gym.
Adisti merasa risih dengan baju ketat yang ia kenakan sekarang, celana ketat khusus Olahraga dan juga sport bra yang tidak bisa menutupi setengah dada dan perutnya.
'Ini pakaian renang atau olahraga?' batin Adisti, tidak nyaman rasanya mengenakan pakaian seperti ini. walaupun hanya suaminya yang melihat tetap saja dia masih punya rasa malu.
"Tunggu apalagi? kemari"
Yudha memanggil Adisti agar mendekat kearahnya, wanita itu berjalan mendekat namun hanya terdiam saat Yudha menggelar matras.
"Pertama lakukan pemanasan"
Adisti mengikuti Yudha melakukan pemanasan, kurang lebih lima belas menit lamanya mereka melakukan pemanasan, lalu Yudha menyuruh Adisti untuk berbaring di matras.
"T-tapi Mas" Adisti tidak suka olahraga tapi suaminya ini malah mengajak nya melakukan Sit up. lagipula pekerjaan rumah yang dia lakukan selama ini sudah seperti pengganti olahraga kan?
Yudha tidak ingin di bantah pria itu kemudian mengarahkan Adisti mengambil posisi sit up nya.
Tidak ingin membuat suaminya kesal Adisti berbaring mengikuti instruksi yang pria itu berikan, posisi kaki di tekuk lalu kedua tangannya berada di belakang kepala.
"Saya tahan kaki kamu"
Adisti mengangguk.
"Hitungan ketiga mulai ya"
Yudha mulai menghitung mundur setelah hitungan berakhir Adisti mulai menaikkan tubuh bagian atasnya naik turun, sangat sulit karena ia tidak terbiasa berolahraga seperti ini.
"Tiga..." Yudha menghitung
"Empat...."
"Lima..."
Pada hitungan ke lima Adisti tidak bisa lagi melanjutkan Sit-up nya, wanita itu memilih berhenti sambil mengontrol nafasnya yang terasa berat.
"Sudah?" Adisti mendengus pertanyaan Yudha seolah-olah mengatakan 'hanya segitu?'
Stamina istrinya sangat lemah pantas saja saat 'itu' wanita ini langsung tertidur setelah selesai, Yudha mengambil botol air mineral dan memberikan nya pada Adisti.
"Terimakasih" ucap Adisti menerima sebotol air dari suaminya.
"sudah? sekarang giliran saya"
Adisti berniat menyingkir dari matras saat Yudha mendekati nya, tapi sebelum ia minggir pria itu lebih dulu merebahkan tubuh mereka dengan posisi Adisti berada di bawah Kungkungan.
"M-mas?" Posisi mereka saat ini sangatlah memalukan bagi Adisti.
"Hm? Saya hanya memberikan contoh untuk kamu" Yudha menahan senyumnya melihat wajah bersemu sang istri.
"T-tapi posisi ini"
"Mulai berhitung"
Yudha menaik turunkan tubuhnya di atas Adisti, wanita itu hanya pasrah mengikuti keinginan sang suami yang tidak bisa di tebak.
"Satu.."
Adisti yang berada di bawah Yudha menahan nafasnya saat suaminya menurunkan tubuhnya, wajah mereka berdua saling berdekatan bahkan ujung hidung mereka saling bersentuhan.
"Lima..." Wajah Yudha sangat tampan, apalagi otot-otot lengan pria di atasnya ini yang menonjol keluar, di tambah Yudha tidak mengenakan pakaian nya.
cup!
Adisti terbelalak ketika Yudha mengecup bibirnya.
"Siapa yang menyuruh berhenti berhitung?"
Adisti gelagapan karena melamun dia sampai lupa sudah berapa kali Yudha melakukan push-up.
Cup!
Lagi-lagi Yudha mencium bibir nya.
"Saya akan cium kamu terus sampai kamu ingat"
Cup!
Adisti tidak lagi mempersalahkan hitungan nya, dia membiarkan Yudha terus mengecup bibir nya, yang menjadi fokusnya saat ini adalah bagaimana melihat wajah Berkeringat suaminya dari posisinya saat ini.
'Sangat Tampan'
Adisti menggigit bibir bawahnya gemas, suaminya tampan sekali.
Cup! Cup! Cup!
Kecupan bertubi-tubi di berikan Yudha setelah menyelesaikan push-up nya, pria itu belum menyingkir dari tubuh Adisti.
"Sekarang giliran kamu"
"Eh?" Adisti tidak mengerti.
Mengabaikan kebingungan sang istri akhirnya Yudha mengubah posisi keduanya menjadi Adisti yang berada di atas.
Dari bawah Yudha bisa melihat dengan jelas wajah Adisti yang bersemu, jangan lupakan belahan dada istrinya yang terlihat begitu jelas dari bawah.
"Lakukan sayang...."
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Rosmaniar
bg yudanya modus ni
2023-11-05
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
modus bang Yudha inih yah..
2023-10-12
1
Enies Amtan
asseekkk...
2022-10-17
1