Demam

Malam telah tiba dan semua orang tengah bersiap beristirahat di kamar mereka masing-masing tapi sayangnya Dara memiliki rencananya sendiri malam ini karena itulah saat yang lain bersiap menuju mimpi dia malah berada di

sini sekarang. Wanita itu memakai terusan berwarna cream di padukan dengan tas selempang senada dan juga sneakers berwarna putih, terlihat sangat cantik. Dara tidak terlihat seperti seorang ibu satu orang anak.

Malam ini ada pasar yang di buka hanya saat weekend seperti sekarang ini, lokasinya cukup jauh jika di tempuh dengan berjalan kaki karena pasar berada dua kilometer dari atas bukit di mana Villa berada.

Dara tersenyum senang melihat sosok pria tampan yang sudah ia tunggu sejak tadi, pria itu sedang berjalan dengan gagahnya menuju tempatnya berdiri sekarang ini. Yudha terlihat tampan dengan setelan casual-nya malam

ini, entah kebetulan atau memang takdir kaos oblong yang di pakai Yudha berwarna sama persis dengan milik Dara.

"Dimana Cia?" Senyum di wajah Dara menghilang, pria itu bahkan enggan berbasa-basi dengannya

 "Seharusnya kamu bertanya apakah aku sudah menunggu sama atau tidak" koreksi Dara, tidak mendapatkan respon berarti dari Yudha, pria itu sedang mencari keberadaan Acia.

"Ayo kita pergi"

Plak

Dara terkejut saat Yudha menepis tangannya begitu saja, niatnya ingin menggenggam tangan Yudha tapi lelaki itu ternyata enggan bersentuhan dengan nya.

 Yudha menatap Dara menelisik sebenarnya apa tujuan wanita itu memanggilnya kemari? lalu dimana Acia?

 Awalnya Dara meneleponnya dan meminta ia datang ke pasar malam di bawah bukit secepatnya, padahal dia sedang menghabiskan malamnya dengan Adisti tapi dengan seenak jidatnya Dara mengganggu waktunya bersama

dengan istrinya itu, wanita itu bilang jika Acia sedang menunggu bersama dengannya namun sampai di sini dia sama sekali tidak menemukan keberadaan putrinya itu.

"Cia sudah ada di sana, makanya aku mengajak kamu bertemu dengan putri kita ke sana" Seolah sadar dengan ke terdiaman Yudha, Dara menjelaskan jika Acia berada di dalam pasar.

Yudha mengangguk kemudian membiarkan Dara memimpin perjalanan mereka masuk ke dalam pasar yang lumayan padat penduduk itu, walaupun ada di bukit orang-orang tetap saja datang berkunjung ke pasar yang hanya buka saat hari libur ini.

Dara mampir ke setiap penjual yang ada di pasar itu, mengabaikan Yudha yang sudah menatap nya tajam dari belakang sana.

Mungkin jika orang-orang yang melihat mereka saat ini berpikir jika Yudha dan Dara adalah sepasang suami-istri yang bahagia, lihat saja bagaimana senyum Dara begitu lebar saat menunjukkan barang-barang yang

menurutnya lucu walaupun hanya di tanggapi oleh Yudha dengan datar.

Yudha mulai bosan tubuhnya sudah sangat ingin memeluk Adisti namun ia terpaksa terjebak di kerumunan orang-orang ini.

 "CK! kapan kita sampai?!" geram Yudha kesal,

kakinya terasa kaku karena terlalu lama berdiri, belum lagi rasa sumpek karena orang-orang berdesakkan.

Dara yang sedang memilih cenderamata itu pun langsung menatap Yudha, Pria itu sudah mulai bosan akan gawat jika Yudha meninggalkannya begitu saja.

"I-itu sebelum ke sana Acia meminta di bawakan beberapa oleh-oleh " Dara memberi alasan berharap Yudha tidak mengetahui kebohongannya.

"Beli saja saat pulang nanti" sahut pria itu masih jengkel.

Tidak ada pilihan lain selain cepat membawa Yudha ke tempat yang sudah ia siapkan, Dara yakin setelah melihat tempat itu Yudha akan kembali menjadi lembut seperti dulu.

.

.

Di tempat lain Adisti sedang berdiri di depan pintu kamar milik putri sambungnya dengan gelisah, saat dia di kamar tidak sengaja dari arah kamar Acia terdengar suara pecahan kaca yang begitu nyaring, karena itulah Adisti ingin memeriksa apakah ada orang di dalam atau tidak.

Pasalnya suaminya tadi pergi keluar Villa karena telepon dari Dara yang mengatakan jika Cia Ingin bertemu di pasar malam, jika Acia pergi lalu siapa yang ada di dalam sana?

Adisti meneguk ludahnya, takut jika yang ada di dalam adalah pencuri.

Srek!

Digesernya pintu shoji berwarna merah muda itu ke samping, dan saat dia menengokkan kepalanya kedalam betapa terkejutnya ketika melihat tubuh Acia terbaring lemah di lantai kayu tanpa alas! di sekitar gadis itu

terdapat pecahan kaca yang berasal dari gelas yang terjatuh.

"Nona Cia?!" jerit Adisti panik langsung melesat masuk kedalam

"Cia! Bangun nak!" Adisti mengangkat tubuh Putri sambungnya ke atas kasur badan gadis kecil itu terasa panas, tapi tubuhnya menggigil kedinginan.

Acia demam....

Lalu jika Acia di sini, siapa yang Yudha temui di pasar sana? menghapus pikiran nya tentang hal lain Adisti berlari menuju dapur untuk mengambil air hangat dan handuk kemudian ia bawa lagi ke kamar putri

sambungnya.

Mencelupkan handuk tersebut ke dalam air hangat yang tadi dia bawa Adisti mulai mengompres dahi Acia lembut sesekali dia mengusap keringat yang keluar dari tubuh gadis kecil itu.

"Nona anda bisa bangun sebentar?" Acia harus minum obat untuk menurunkan panas nya.

Gadis itu menggeleng

"M-mommy" Gumam nya lirih

Adisti tidak bisa berbuat apapun saat ini tidak ada orang dirumah selain dia dan Acia yang tengah berbaring lemah, bahkan ia tidak tau keberadaan kedua orang tua Acia sekang. Adisti melihat tablet milik Acia yangberada di atas meja kayu berukuran kecil di samping futon.

"Nona saya akan menghubungi ibu anda, Nona tunggu sebentar ya"

Adisti membuka tablet tersebut kemudian mencari nama kontak milik Dara yang ada di dalamnya.

Ketemu!

Tuut...

Sambungan terhubung dengan Dara tapi setelah lama berdering tidak ada tanda-tanda akan di angkat Adisti melirik cemas Acia, gadis itu pasti ingin ibunya di saat seperti ini. Setelah panggilan ke 5 tidak ada juga jawaban dari sebrang sana.

"Maaf Nona, nyonya Dara tidak bisa di hubungi" ucapnya sedih melihat bagaimana gadis yang biasanya angkuh kini terbaring lemas tidak berdaya.

Adisti mendekat pada Cia dan meminta nya untuk meminum obat pereda demam yang sudah ia siapkan.

"Setelah ini saya yakin anda akan baik-baik saja" Ucap Adisti.

Istri Yudha itu terus mengompres anak sambungnya dengan telaten beberapa kali Cia bergumam memanggil ayah dan ibunya tanpa sadar. Adisti juga tidak henti-hentinya menelfon kedua orang tua Cia, tapi belum ada yang mengangkat panggilan nya, tidak putus asa Adisti lalu mengirim pesan teks untuk Suaminya.

"Mas Acia demam tinggi, kita harus segera membawa

nya ke dokter"

Ting...

Pesan pun terkirim pada Yudha.

Melihat kearah luar ternyata sedang turun hujan, apakah itu yang menyebabkan Dara dan Yudha tidak mengangkat panggilannya?

Adisti menyenderkan tubuhnya di kursi sambil mengganti handuk di kepala Cia beberapa menit sekali.

.

Dara mematikan ponselnya setelah mendapat rentetan panggilan dari putrinya Acia, entah ada apa dengan gadis itu hingga meneleponnya sebanyak ini. kesempatan ini tidak datang dua kali dia harus bisa memanfaatkan situasi ini untuk tetap dekat dengan Yudha.

Saat ini mereka sedang berteduh di sebuah toko yang sudah tutup karena hujan lebat, Dara tidak henti-hentinya mengumpat dalam hati melihat cuaca sekarang, sudah di pastikan rencana nya untuk Yudha hancur berantakan

sekarang.

"Kita menunggu di sini sedangkan Acia di sana sendirian, sebenarnya apa yang ada dalam otak mu itu?!" Yudha menghardik Dara kasar, wanita ini selalu membuatnya kesal setiap waktu.

Dara menelan ludahnya melihat ekspresi keruh Yudha.

"Bukan seperti itu Mas"

"Lalu seperti apa?! jika kamu tidak banyak tingkah mungkin kita tidak akan terjebak di sini!"

"Maaf" Dara bergumam sedih bukan niat nya seperti ini, tapi siapa yang di salahkan jika Cuacanya tiba-tiba menjadi buruk seperti sekarang.

Yudha mengambil ponselnya yang dia silent di dalam kantung celana, dahinya mengerut heran melihat rentetan panggilan dari Acia dan Adisti.

Tidak biasanya Adisti meneleponnya Sebanyak ini? Sebuah pesan yang Sepuluh menit lalu Adisti kirim ia buka.

"Mas Acia demam tinggi, kita harus segera membawa

nya ke dokter"

 Isi pesan yang di kirim Adisti

 Acia demam?

Lalu Yudha menoleh pada Dara di sebelahnya.

"Acia benar-benar menunggu di sana?" tanya Yudha memastikan sekali lagi.

Dara mengalihkan pandangan nya dari Yudha, apa yang akan terjadi jika Yudha tau bahwa dirinya berbohong?

 "i-iya di-dia disana" jawab Dara terbata-bata.

Yudha tidak percaya apalagi ketika melihat cara Dara yang tidak berani menatap wajah nya.

 "Dasar pembohong!" Sentak Pria itu kasar Tanpa menunggu hujan reda Yudha langsung berlari menerobosnya begitu saja.

"Mas!" Panggil Dara yang juga ikut terkejut dengan kenekatan Yudha.

 Apa yang terjadi?

Karena rasa penasaran nya yang tinggi Dara akhirnya ikut menyusul Yudha menerobos hujan yang begitu lebat.

Dia panik melihat Yudha yang ternyata hampir saja melajukan mobilnya jika saja Dara tidak menghadang mobil itu mungkin Yudha akan meninggalkan nya.

"Mas ada apa?" tanya Dara panik

"Jika terjadi sesuatu pada Acia kamu akan tau akibatnya!" desis Yudha tajam.

Dara tidak bisa mengelak jika kebohongan nya telah terbongkar bahkan sekarang dia tidak tau apa yang terjadi pada Acia sehingga Yudha terlihat seperti ini.

TBC....

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

ya ampuunn. DARA...
ibu kandung berasa ibu tiri ya

2023-10-20

0

Awan Mendung

Awan Mendung

mantan istri tdk tau malu ,

2022-10-19

0

Enies Amtan

Enies Amtan

ada2 aja si dara ini ya

2022-10-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!