Menghapus jejaknya

Yudha tidak melepaskan pelukannya sedikitpun dari istrinya, setelah mendapati sang istri yang menangis di kamar mandi Yudha langsung membawa wanita itu kedalam dekapannya.

Perlu memakan waktu cukup lama sebelum akhirnya Adisti bisa meredam tangisannya.

Selepas membersihkan diri Yudha tidak membiarkan Adisti kemana-mana dia memeluk tubuh istrinya itu dengan sangat erat.

"M-mas?" Adisti bersuara, sudah waktunya makan malam sekarang tidak enak jika dia tidak ikut membantu Bi Ida di bawah.

Yudha memejamkan matanya tidak terganggu sedikitpun oleh cicitan Adisti.

Berusaha melepaskan pelukan Yudha di tubuhnya, Adisti berniat beranjak dari kasur tapi lagi-lagi Yudha menahannya.

"Diam Adisti" desis Yudha kesal.

Adisti menghela nafas berat jika seperti ini Yudha tidak akan mau melepaskan pelukannya.

Tidak ingin membuat suaminya kesal Adisti membiarkan saja Yudha memeluk tubuhnya dari belakang, dekapan Yudha sangat hangat, Adisti jadi bertanya-tanya apakah Yudha sudah mengetahui kejadian yang menimpa nya?

Lengan kekar suaminya melingkar penuh di perutnya, di usapnya lembut lengan itu.

"Maaf" Gumam Adisti, yang masih bisa di dengar oleh Yudha.

Pria itu hanya berjarak beberapa senti saja dari wajah sang istri.

Yudha tidak ingin mendengar apapun yang membuat istrinya semakin tersakiti, semuanya telah berlalu dan dengan Adisti baik-baik saja sudah cukup untuk Yudha.

Air matanya kembali mengalir mungkin jika Adisti langsung pergi saat Angga datang kejadian tadi tidak akan terjadi.

Memang benar ucapan Angga jika Adisti Murahan.

Tubuh bergetar Adisti dapat Yudha rasakan, istrinya kembali menangis di belakangnya.

sret

Yudha membalikkan tubuh Adisti gara menghadap kearah nya, di usapnya wajah penuh air mata itu lalu di kecup nya kelopak mata Adisti yang basah karena air yang terus mengalir.

cup

"Jangan menangis" Yudha mencium dahi sang istri cukup lama.

Yudha mengusap lembut rambut milik sang istri membiarkan Adisti menatap terus wajahnya.

"D-dia.... menyentuh ku" Adisti membuka suaranya, walaupun terlihat ragu-ragu tapi dia ingin sekali mengadu pada Yudha.

Melihat Yudha yang begitu lembut seperti ini Adisti ingin sekali bermanja-manja.

Yudha mengentikan usapan nya, lalu menatap tajam Adisti.

"Di mana?" mungkin terdengar biasa saja, tapi sebenarnya Yudha tengah menahan emosinya.

Berani sekali supir pribadi nya ingin merebut istri majikan nya.

Adisti terlihat ragu, melihat perubahan ekspresi Yudha membuat nya takut ingin bercerita.

"Tidak jadi" ucap nya langsung menyembunyikan wajahnya di dada suaminya.

Yudha terlihat tidak puas, dia berusaha menarik Adisti agar kembali menatap wajahnya tapi wanita itu bergeming.

"Adisti... katakan dengan benar"

Tidak ada Jawaban tapi Yudha bisa merasa Adisti menggelengkan kepalanya di dadanya.

"Kalau begitu biar saya cari tau sendiri"

Trek!

Kejadian nya begitu cepat saat Yudha tanpa perasaan merobek baju tidurnya dan membuat kancing kancing nya terlepas begitu saja.

"M-mas?"

Yudha mengarahkan tatapan nya pada area leher Sampai atas dada sang istri rahangnya mengeras ketika melihat beberapa tanda yang bukan miliknya tercipta di tubuh sang istri.

Adisti meneguk ludahnya melihat tatapan nyalang Yudha.

Berikutnya Adisti hanya bisa menahan desahannya saat Yudha mulai menghilangkan jejak-jejak tersebut dari tubuh nya.

cup

cup

"S-sudah" Adisti menghentikan Yudha yang semakin kebawah mencium nya.

Sentuhan Angga tidak sampai ke bawah sana, tapi Yudha?

Pria itu merangkak naik keatas tubuh istrinya, menatap Adisti dari atas.

"Bagian mana lagi?" tanyanya melembut.

Kejadian hari ini sudah cukup membuat trauma yang mendalam untuk istrinya Yudha tidak ingin jika ucapan nya yang kasar, membuat Adisti semakin terluka lagi.

Adisti bingung apakah dia harus mengatakan nya atau tidak?

"Mm.."

Yudha mengerutkan dahinya melihat Adisti menatap kesegala arah menghindari tatapan nya.

"Katakan sayang"

Blushh

Wajah Adisti memerah mendengar ucapan sayang yang terlontar begitu mudahnya dari bibir Yudha.

Senyum Yudha terbit melihat bagaimana menggemaskan nya sang istri.

"Bibir"

Tepat setelah ucapan Adisti selesai senyum di wajah Yudha langsung menghilang.

Dia tidak salah dengarkan? Bibir? berani sekali pria rendahan seperti Angga berani mencium bibir yang seharusnya hanya miliknya saja.

Adisti meringis ketika Yudha menekan cukup kencang bibirnya dengan jari-jemarinya.

"Kenapa dia bisa mencium bibir ini" Yudha tidak mengalihkan tatapannya dari bibir merah Adisti.

Yudha tidak suka....

Bibir Adisti adalah miliknya....

"Hukuman apa yang cocok untuk seseorang yang tidak bisa menjaga bibirnya?" Yudha menatap Adisti.

Cup!

Bukan-bukan Yudha yang mencium Adisti.

Tapi wanita itu sendiri lah yang menempel kan bibirnya dan bibir suaminya tanpa paksaan.

"Maaf"

Yudha terbelalak bahkan dia masih belum sadar dari keterkejutannya saat Adisti melepaskan kecupannya.

Untuk pertama kalinya Adisti mencium nya terlebih dahulu.

Senyum di bibir Yudha kembali terlukis semakin hari, dia merasa jika Adisti sangatlah menggemaskan.

Cup

Cup

cup

Kecupnya bertubi-tubi

Adisti tertawa kecil mendapat serangan itu, bahkan tawanya belum juga pudar ketika Yudha menjatuhkan kepala di leher nya.

Usapan usapan di berikan pada Yudha oleh Adisti jarang-jarang melihat wajah tersipu suaminya.

"Terimakasih banyak" Adisti berucap dengan tulus, berkat Yudha dia bisa sedikit melupakan tentang Angga dan kebejatan nya.

Tidak bisa di sangka jika Yudha yang sangat kaku bisa membuat suasana menjadi cair seperti ini, dan Adisti bangga bisa merasakan kebahagiaan itu.

.

"Mbak baik-baik saja?" Tari bertanya pada Adisti, seharusnya wanita itu istirahat saja tapi Adisti malah sudah berkutat dengan peralatan dapur nya.

"Tidak papa, oiya Tari terimakasih banyak atas bantuan nya kemarin ya" Adisti menatap adik tingkat nya.

"Bukan apa-apa Mbak, aku juga sudah merasa jika ada yang tidak beres dengan Angga, karena itu kemarin aku mencari keberadaan nya saat dia tidak terlihat di manapun" dan benar saja dugaan nya, Angga benar-benar sudah gila dengan berani melecehkan wanita baik-baik seperti Adisti.

Adisti tersenyum merasa beruntung bisa mengenal orang-orang seperti Tari.

Tari kemudian pamit untuk pergi kebelakang mencari sesuatu, meninggalkan Adisti dan beberapa pelayan lainnya.

Saat Adisti pergi ke gudang di dapur dia tidak sengaja mendengar bisikan-bisikan dari beberapa orang pelayan.

"Benar, aku tidak percaya jika Angga melakukan hal seperti itu" Seorang pelayan bersuara.

"Kita mengenal Angga sudah lama sekali, sedangkan Adisti hanya baru-baru ini kan?" balas yang satunya lagi.

"Aku juga dengar pembicaraan Tari dan Angga beberapa hari Yang lalu" Pelayan ketiga ikut menyahut.

"Angga mengatakan jika Adisti itu wanita Murahan"

"astaga? benarkah? bukanya Angga menyukai Adisti?"

"Pikirkan saja, apa yang membuat seseorang tidak menyukai mu lagi jika bukan karena masalah nya ada pada mu!"

"Berarti semua ini karena Adisti benarkan?"

Dua orang lainnya mengangguk membenarkan perkataan pelayan yang satu nya.

Dada Adisti terasa sesak mendengar gunjingan para pelayan, kenapa mereka berfikir seperti itu? jelas-jelas korban nya adalah dirinya.

Angga tidak mungkin mengatai nya murahan tanpa sebab, Adisti mengenal betul bagaimana Angga selama ini.

Pasti pria itu tau sesuatu tentang Dirinya dan Yudha.

TBC...

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

ya semua ituh bersumber karena Yudha yg gak tegas soal status Adisti. Tuh bakal muncul lagi pelecehan berikutnya ke Adisti kan, gara gara itu

2023-10-26

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

klu tdk mau terjadi sesuatu hrsnya Yuda terus terang kpd semua yg ada d rumh termasuk semua pelayn

2022-12-05

1

Enies Amtan

Enies Amtan

semangat thor
aku msh setia

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!