Adisti sedang merapikan perkakas di dapur yang berserakan sehabis sarapan pagi tadi, dirinya hanya sendiri di rumah besar itu karena Bi Ida sedang pergi keluar atas permintaan Eyang Sari.
Sebenarnya pelayan lain ada, cuma mereka mengerjakan pekerjaan rumah di bagian lain.
Saat sedang meletakkan piring-piring yang sudah ia cuci tiba-tiba saja dari belakang sebuah tangan mengukung tubuhnya.
Adisti langsung menarik tubuhnya menjauh, merasa terkejut dengan tindakan pelaku yang berani berbuat seperti itu di rumah ini.
"Ah maaf Adisti, aku hanya ingin mengambil gelas" Angga menunjuk gelas kaca yang memang berada di depan Adisti.
Cara Angga yang seperti tadi tidak di benarkan oleh Adisti, tapi Karena tidak ingin membuat keributan dia hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Angga.
"Kamu terkejut ya?" Angga meletakkan kedua tangannya di atas pundak Adisti.
Lagi-lagi perlakuan Angga itu membuatnya tidak nyaman karena itulah Adisti langsung menepis tangan Angga dari pundak nya.
Tidak kencang memang tapi sanggup membuat Angga merasa tersinggung.
"Tidak apa-apa" Jawab Adisti canggung.
Angga menatap datar wanita di hadapannya sekarang, wajah yang membingkai polos itu ternyata menyimpan sesuatu yang sangat tidak terduga.
Karena Angga terlihat tidak ingin beranjak Adisti kemudian mengangkat wajahnya.
Wajah yang tadinya berekspresi datar langsung berubah menjadi sebuah senyuman ketika Adisti melihat nya.
"A-aku punya puding di kulkas, Kamu mau?" Tawarnya pada Angga.
Senyum miring terukir di sudut bibir Angga, Bukan puding yang diinginkan nya.
"Kamu.."
Eh?
Adisti mengerutkan keningnya tidak mengerti perkataan pria yang masih saja tersenyum aneh.
"Aku mau kamu Adisti!" Angga menekankan keinginan nya terhadap wanita itu.
"A-apa yang kamu katakan?" Entah mengapa Adisti merasa tidak aman berdua saja bersama Angga, padahal dulu mereka tidak secanggung ini.
Grep Angga menggenggam tangan Adisti.
"Menikahlah denganku" Angga benar-benar berucap dengan keseriusan, tidak peduli bagaimana masa lalu Adisti yang diinginkan nya adalah wanita itu menjadi miliknya selama-lamanya.
Istri dari Yudha itu tidak bisa berkata-kata, dia dulu sering mendengar ucapan itu keluar dari bibir Angga, tapi entah mengapa ucapan nya sekarang terkesan berbeda dari sebelumnya.
Adisti melepaskan tautan keduanya, membuat Angga hanya bisa tersenyum simpul melihat penolakan Adisti.
"Aku tidak bisa, maafkan aku Angga" Selepas mengucapkan penolakan nya Adisti berniat pergi dari sana, tapi lagi-lagi Angga menghentikan langkahnya.
"Kenapa?"
Adisti tidak berani menoleh kebelakang walaupun dia menjawab Angga tidak mungkin percaya perkataan nya.
"Apa kamu punya seseorang yang kamu cintai? atau karena hal lain?" Angga membalikkan badannya menghadap Tubuh Adisti yang membelakangi nya.
Sret!
"Jawab Adisti!!" Angga menarik lengan wanita itu agar menghadap kearah nya.
Pria yang selama ini tidak pernah bertindak maupun berkata kasar padanya, kini berani berteriak di depan wajahnya.
Adisti tidak percaya Angga akan meneriakinya seperti ini.
"Kenapa sulit sekali menjawab!!"
"Aku sudah menikah!!"
Jderr
Akhirnya karena tidak tahan oleh pertanyaan menuntut yang Angga berikan, Adisti memberitahu status nya sekarang.
Hening sejenak sebelum tawa menggelegar Angga memenuhi ruangan dapur, tempat mereka berdua berada.
Apanya yang lucu? setelah membongkar rahasia nya kini Angga malah tertawa?
"Hahaha! siapa? siapa yang mau menikahi wanita seperti mu?!"
Deg....
Apa-apaan itu?
Adisti tidak percaya jika Angga mengaggap nya sangat rendah sampai tidak ada yang mau menikahi nya.
Kedua bola mata bening itu mengkilap karena air mata, bukan hanya sekali tapi Angga sudah dua kali merendahkan diri nya.
"Siapa suami mu?" Angga tidak peduli jika Adisti tersakiti dengan perkataan nya, karena wanita itu sudah berani mempermainkan hatinya.
Adisti tidak bisa menjawab wanita itu menunduk menahan air matanya yang semakin ingin keluar.
Keterdiaman Adisti sudah membuktikan jika pernyataan jika dia sudah menikah itu tidak benar.
"Saking tidak ingin nya menikah dengan ku, kamu sampai berbohong seperti ini?"
Adisti terisak, menggelengkan kepalanya ingin berkata jika dia tidak berbohong sama sekali.
"Jangan mengelak, aku sudah tau tujuan mu berada di sini" Ungkap Angga
Adisti mengangkat wajahnya menatap penuh tanya pada pria di depannya.
"Tinggalkan Tuan, dan menikahlah denganku Adisti, berhenti menjual tubuhmu pada pria itu"
Plak!
Tepat setelah Angga menutup mulutnya Adisti langsung melayangkan tamparan nya pada Pria yang tidak di sangka sangka bisa beranggapan seperti itu mengenainya.
Angga mengelus pipinya yang baru saja Adisti tampar.
"Atas dasar apa kamu bisa bilang aku menjual tubuh pada Tuan?!" Adisti tidak terima, Yudha adalah suaminya bukan sebuah dosa melayani suami kan?
Senyum sinis kembali tercipta di bibir Angga.
"Lalu apa? jal*ng begitu?"
Adisti mengangkat kembali tangannya ingin kembali menampar Angga namun dia kalah cepat dengan pria itu.
Angga memojokkan tubuh Adisti pada lemari pendingin di belakang, mengunci pergerakan wanita itu agar tidak bisa melawannya.
"Lepas Angga!" jerit Adisti merasa takut melihat Angga yang seperti ini.
"Kalau kamu tidak mau menikah dengan ku, bagaimana jika Layani aku juga? aku akan membayar sebanyak Tuan membayar mu" Ucap Angga semakin tidak terkendali.
Cuih!
Adisti meludahi wajah pria yang dulu dia anggap sangat berarti.
"Akh!"
Tidak peduli dengan air ludah Adisti yang mengenai wajahnya Angga kini langsung melancarkan aksi bejatnya.
Adisti meronta-ronta berusaha melepaskan cekalan tangannya saat Angga menciumi lehernya dengan rakus.
"Hiks! lepaskan Angga!"
Jijik
Bagaimana bisa pria yang selama ini membantu nya kini berusaha menodainya.
Cup
Adisti semakin memberontak ketika Angga dengan semakin berani mencium bibirnya.
"Jika dengan begini aku bisa merasakan bibir mu, sudah dari lama aku lakukan Adisti"
Tenaganya habis karena memberontak Adisti hanya bisa pasrah saat Angga lagi-lagi menyerang lehernya kebawah.
'Aku kotor' Gumam Adisti merasa miris dengan keadaan nya sekarang.
Pyar!
Bruk!
Adisti terjatuh kelantai saat akhirnya cekalan Angga terlepas dari tubuhnya masih dengan keterkejutannya, Adisti bisa melihat tubuh Angga tidak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari belakang kepalanya.
"Mbak!"
Tari langsung memeluk tubuh Adisti erat melihat betapa menyedihkannya keadaan Adisti sekarang.
Jika saja dia terlambat datang entah apa yang akan Angga lakukan pada Mbak kesayangan nya ini.
"Hiks! Tari"
Adisti menenggelamkan wajahnya dalam pelukan Tari, tubuhnya masih gemetar merasakan bagaimana Angga mencoba melecehkan dirinya.
"Sst.. tenang saja aku ada disini"
.
.
Adisti termenung di dalam kamar mandi masih mengenakan pakaian yang sama dia duduk di bawah shower yang menyala, membiarkan tubuhnya basah kuyup tersiram air dingin yang mengucur dari shower.
Semua yang mendengar keributan dari arah dapur langsung berdatangan dan betapa terkejutnya mereka melihat keadaan Angga yang mengenaskan.
Tapi semua orang juga tidak bisa mempercayai perkataan Tari bahwa Angga berusaha melecehkan Adisti.
Namun setelah melihat kondisi Adisti yang juga terlihat sangat buruk mereka percaya, dan langsung membawa Angga menuju rumah sakit.
"Hiks!"
Adisti sangat takut bagaimana jika Tari tidak datang? apakah Angga berhasil menodainya?
Membayangkan nya saja Adisti tidak bisa, setelah mendapat segala cemoohan dari anggota keluarga Yudhakara karena status nya, mungkin jika Angga benar-benar melecehkan nya Adisti tidak bisa lagi menunjukkan wajah nya pada siapapun.
Bruk!
Pintu terbuka dengan keras menampilkan wajah panik Yudha yang baru saja kembali dari kantor.
"Adisti?"
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
mangkanya pak Yudha, umumkanlah status Adisti, biar dia gak dilecehkan begitu lagi oleh siapapun. Kalo gak mw, ya mendin ceraikan Adisti aja
2023-10-26
0
Jean Wonga
yudha tu mnurutku goblok,hy maunya sek esek sdiri...tnpa adanya pjgaan ma istrinya....tggalkn sja disti yudha....ksih tau smuanyakah ma pmbntu lain klo dah nikah ma adisti....
2023-02-07
0
Enies Amtan
deg degan aku
2022-10-19
0