Adisti senang Karena kesalahpahaman kemarin bisa teratasi dengan damai sikap Yudha yang bijaksana membuat kesalahpahaman tersebut teratasi dengan baik, tidak ada kecurigaan apa-pun terhadap hubungannya dengan Yudha yang di rasakan oleh Angga semua nya berjalan dengan lancar.
Sebenarnya sulit meyakinkan Yudha kemarin apalagi Acia yang sebenarnya pelaku malah melarikan diri, untung saja Bi Ida menjadi saksi mereka saat kejadian itu dan Yudha lebih percaya dengan kepala pelayan nya itu daripada siapapun.
Dan juga beberapa bukti yang menyatakan jika Adisti dan Angga tidak bersalah semakin membuat amarah Yudha mereda dan memutuskan melupakan kejadian itu.
Hari ulang tahun putri tunggal keluarga Kara atau yang bisa di kenal Acia Yudha sudah sangat dekat, persiapan pembuatan pesta untuk gadis yang sebentar lagi akan berusia 9 tahun itu hampir selesai. oleh karena nya seluruh orang yang berada di rumah itu sibuk mengurus segala persiapan pesta untuk Acia.
Dekorasi rumah juga sudah mulai di kerjakan sejak hari ini, makanan mulai di pesan, dan juga berbagai bingkisan untuk tammu undangan yang hadir nanti.
"Adisti kaki mu masih sakit kan? kenapa tidak duduk saja sih!" Angga gemas melihat cara berjalan Adisti yang terseok-seok berjalan ke sana-kemari, bahkan beberapa-kali terlihat Adisti ikut menaiki tangga untuk memasang dekorasi.
Bukannya menurut Adisti hanya tersenyum lebar dan masih melanjutkan kegiatannya. Angga menggelengkan kepalanya sesekali dia membantu Adisti memegang tangga agar wanita itu baik-baik saja.
Di belakang keduanya ada Acia yang menatap marah, rencana yang ia susun ternyata tidak berjalan lancar Bagaimana lagi cara agar Adisti dan ayahnya tidak lagi dekat?
Pikiran agar Angga menjauh dari Adisti tiba-tiba saja terlintas di kepala Acia, selain para pelayan tidak ada yang menyayangi Adisti di rumah ini lalu bagaimana jika pelayan-pelayan menjauh dari wanita itu?
"Untuk itu aku harus memulai rencana dari Angga dulu" gumam Acia.
Persiapan segala dekorasi sudah siap hanya tinggal bagian konsumsi dan juga undangan saja yang belum. Untuk konsumsi akan mereka pesan saat mendekati hari H saja, sedangkan Undangan mulai di sebar mulai dari hari ini.
Adisti yang tengah membereskan sisa-sisa properti tidak sengaja melihat Dara datang. Sebenarnya Adisti tidak terkejut melihat kedatangan Mantan istri Suaminya itu, tapi dia tidak menyangka jika Dara benar-benar datang di saat eyang sari ada di sini.
Eyang sari menatap mantan menantu nya itu datar, sambil menyeruput teh jahenya eyang melirik tidak suka melihat kedatangan Dara, wanita itu bersikap seolah-olah dia bagian dari rumah ini padahal sama sekali tidak, jika saja Acia bukan putri wanita itu sudah di pastikan Dara tidak akan bisa menginjakkan kakinya di rumah ini.
"Selamat Siang Eyang" sapa Dara ramah
Acia merengut saat eyang mengabaikan sapaan ibunya.
"Eyang!" Acia menyahuti Eyang nya.
Rengekan Acia membuat eyang mau tak mau menatap Dara.
"Hm.."
Melihat raut wajah tidak enak ibunya Acia langsung mengajak Ibunya itu naik ke kamar pribadinya meninggalkan eyang sendiri di sana.
"Eyang... Adisti ijin pergi keluar ya? ada bahan yang kurang di dapur" Wajah yang semula datar langsung berubah begitu cepat saat menantunya Adisti datang ke hadapannya.
Eyang menatap Adisti lembut, "Dimana Yudha?" tanyanya seharusnya di saat seperti ini Yudha mengantarkan istrinya.
Adisti gelagapan banyak orang disini dia takut jika mereka mendengar ucapan eyang dan mempertanyakan hubungan nya dengan Yudha nanti.
"I-itu...."
"Mohon Maaf nyonya, ada telepon dari orang panti" Adisti bernafas lega saat Eyangnya berlalu mengangkat telepon.
Jika menunggu eyang akan lama jadi Adisti memutuskan untuk meminta ijin pada Bi Ida saja, lebih baik daripada harus meminta Yudha mengantar nya belanja.
.
Dara mengikuti putri nya sambil mengamati seluruh rumah yang dulu pernah menjadi tempatnya tinggal saat masih menjadi istri Yudha, tidak banyak yang berubah hanya saja dia tidak lagi menjadi bagian dari rumah ini, Acia berhenti di depan kamar miliknya yang bertepatan dengan kamar milik Dirinya dulu bersama dengan Yudha.
Acia menatap heran sang ibu yang tiba-tiba saja terdiam.
"Mom? ayo!" Tarikan tangan mungil nya semakin kuat ketika ibunya hanya diam di tempat sambil melirik kearah kamar milik ayahnya.
"Ah? Maaf"
Klek!
Kamar Acia terasa berbeda dengan yang dulu saat pertama kali masuk Dara bisa mencium aroma Strawberry yang tercium samar-samar di hidungnya, walaupun tatanan kamar nya masih sama seperti dulu tapi tetap saja sudah ada yang berubah.
Dara duduk di atas ranjang milik putri nya, sedangkan Acia sibuk mengambil buku-buku yang ingin ia pamerkan pada Ibunya.
Lagi-lagi ingatan nya terarah pada kamar Yudha, apakah mantan suaminya itu tidur satu ranjang dengan pembantu yang sekarang adalah istri dari pria itu?
"Acia" panggil Dara
"Yes Mommy?" gadis kecil itu sibuk dengan bukunya.
"Kamu tidak rindu tidur bersama Daddy?" pancing Dara
Benar saja sekarang Acia sedang menatap nya penuh tanya.
"Daddy bilang Cia sudah besar, harus terbiasa tidur sendiri" jawaban yang tidak asing karena memang dulu dirinya lah yang meminta agar Acia tidur di kamarnya sendiri.
Sekarang Dara benar-benar menyesal dengan keputusan nya itu.
Acia menghampiri Dara sambil membawa buku-buku di tangan nya.
"Berarti Daddy tidur berdua dengan pembantu itu?"
Acia terdiam
"Jika Daddy terus bersama dengan pembantu itu, tidak menutup kemungkinan jika sebentar lagi kamu akan punya adik" Dara memanas-manasi putri nya sendiri, dia akan membuat Acia menjadi jalan perpisahan antar Adisti dan Yudha. dan membuatnya kembali menjadi istri pria itu.
Pergerakan Acia sepenuhnya berhenti mendengar kata adik yang baru saja keluar dari bibir Ibunya.
Tidak mau!
"Mommy! aku tidak ingin adik dari pembantu itu!" Acia merengek-rengek pada sang ibu, memisahkan Adisti dari Ayahnya saja sudah susah apalagi jika ada Anak yang terlahir dari rahim wanita itu?
Dara yang seperti nya berhasil memancing Acia tersenyum puas.
"Tidak akan sayang jika kamu mengikuti perkataan Mommy"
Acia menganggu setuju apapun akan ia lakukan agar hubungan ayah dan istri pembantu nya berakhir secepatnya.
.
.
Malam telah tiba semua orang sudah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk mempersiapkan diri mereka besok.
Hari besar Acia berada di depan mata dan mereka membutuhkan tenaga yang ekstra untuk melayani seluruh tamu undangan yang pastinya tidak sedikit.
Adisti mengaduk susu hangat yang ia buat untuk Acia, setelah siap dia membawanya menuju lantai dua tempat Acia berada.
Tok Tok!
Pintu kamar langsung terbuka menampakkan Wajah imut Acia yang menatap Adisti tajam, raut wajahnya tidak suka saat Adisti datang sambil memakai pakaian yang menurutnya sangat terbuka.
Adisti mendengus bagaimana bisa wajah imut itu memiliki mata tajam yang sanggup manghunus siapa saja?
Dalam pikiran Acia pasti pembantu ini ingin menggoda ayahnya. padahal Adisti memakai baju itu karena yakin Yudha tidak akan pulang malam ini.
Sebenarnya Adisti ingin sekali mencubit pipi gembul Acia yang menggembung saat Gadis itu marah, tapi mana berani dia.
"Nona ini Susu anda"
Acia tidak mengambil susu di tangan Adisti, gadis itu malah berjalan menuju kamar milik sang ayah melewati Adisti begitu saja.
Adisti mengikuti Acia masuk ke dalam.
"Daddy belum pulang?" Tanyanya ketus.
"Tuan jarang pulang ke rumah Nona" jawab Adisti seadanya, memang benar kan? suaminya itu hanya akan pulang jika dia ingin saja.
Acia menolak untuk percaya perkataan pembantu itu, Acia berjalan menuju kasur lalu merebahkan tubuhnya di sana.
"Malam ini aku ingin tidur bersama Daddy"
Hembusan nafas Adisti keluarkan padahal dia sudah merasa senang saat Yudha tidak akan pulang jadi dia bisa menguasai kasur empuk nya, tapi ternyata Tuhan tidak membiarkan itu terjadi.
Adisti meletakkan susu di atas meja nakas tepat di samping Acia.
"Kalau begitu saya akan tidur di tempa lain, Permisi Nona" Acia hanya menatap datar kepergian Adisti.
Dengan bermodalkan selimut tebal dan bantal Adisti membawa dirinya menuju Sofa ruang tamu, tidak ada tempat lagi yang bisa ia tiduri, karena ruang tamu sudah di pakai oleh Eyang sari dan Dara.
Bruk
Adisti merasa lega akhirnya bisa merebahkan tubuhnya, tidak apa di atas sofa lagi-pula ia sudah terbiasa dengan ini.
Saat Adisti sudah larut dalam tidurnya dia tidak menyadari jika Yudha datang di waktu dini hari dan melihatnya tidur di sofa. Yudha sebenarnya bisa saja tidak pulang ke rumah tapi entah mengapa ia ingin sekali cepat-cepat kembali ke rumahnya.
Mata Yudha mengamati bagaimana Adisti tertidur dengan pulas, pasti wanita nya itu sangat kelelahan. sampai-sampai tidak menyadari kepulangan nya malam ini.
Yudha mendekati Adisti
cup!
Mencium pipi milik istrinya lalu ikut bergabung dalam sofa sempit bersama dengan wanita itu.
"Mas?" Adisti mengucek matanya memastikan penglihatan nya bahwa ini benar-benar Yudha.
"Kenapa tidur disini?" Yudha mengangkat Adisti agar tidur menindih tubuhnya.
Hangat tubuh Yudha membuat rasa kantuknya datang kembali.
"Acia..." gumam Adisti menyamankan tidurnya di atas Yudha.
Yudha mengerti pasti putrinya tidur di kamar nya lagi sekarang, tidak apa lagipula karen Acia tidur di kamar atas dia bisa memeluk Istrinya seperti ini.
"Selamat Malam" Bisik Yudha di telinga sang Istri
TBC.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Kartini Rotua Situmorang
emangnya pelayan lain ga nanya2 gt si adisti tidur dimana
2024-01-17
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
emang Yudha udah unboxing blm ya sama Adisti, kayaknya blm yah..
2023-10-12
0
Enies Amtan
acia nnti brubah ga
2022-10-18
0