Sembuh

"Nona Cia baik-baik saja Tuan" Dokter berucap setelah beberapa melakukan tes pemeriksaan pada tubuh Acia.

Pulang dari Pasar Yudha langsung menjemput Acia dan juga Adisti pergi kerumah sakit, Semua barang-barang mereka bahkan masih tertinggal di Villa.

"Hanya demam biasa untung saja sudah di tangani lebih awal" lanjut dokter tersebut.

Yudha akhirnya bisa bernafas lega mendengar kondisi putrinya baik-baik saja, biasanya gadis kecilnya harus mendapat perawatan yang intensif jika dia sudah terkena Demam.

"Kalau begitu saya permisi, panggil saja jika Nona Acia merasakan gejala lain" ucap Dokter

Adisti mengantar dokter itu menuju pintu keluar ruangan rawat Acia. Yudha mengusap peluh keringat di dahi putri nya, untung saja mereka cepat membawanya ke rumah sakit.

"Maafkan aku Mas" Dara yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari ranjang putrinya akhirnya bersuara.

Adisti memilih untuk duduk di sofa dari pada harus terlibat pembicaraan kedua orang tua itu.

Yudha menarik kursi di dekat ranjang lalu menduduki nya, seolah tidak ingin mendengar apapun dari mantan istrinya itu.

"A-aku tidak tau jika Acia bisa demam seperti ini" Dara masih berusaha meminta maaf pada Yudha.

"Lalu kenapa kamu tidak mengangkat telepon dari Cia?!" Yudha tau dari Adisti jika wanita itu sudah berusaha menghubungi Dara dan juga dirinya namun tidak ada satu pun yang mengangkat.

Dara terdiam memang benar dia sengaja tidak mengangkat telepon dari putrinya karena tidak ingin rencananya berduaan dengan Yudha hancur berantakan, namun siapa yang sangka akibatnya menjadi seburuk ini?

"A-aku...

"Kamu ibu kandung dari Cia, Dara! tapi kamu lebih egois daripada ibu tiri" Yudha mengeraskan suaranya tanpa takut jika pasien lain mendengar karena ruangan yang mereka tempati adalah VVIP.

"Tidak Mas! aku bahkan tidak tau jika Cia sakit" elaknya, Dara tidak suka saat Yudha membandingkan dirinya dengan pembantu seperti Adisti.

"Kamu memang tidak pernah mau tau tentang putrimu, Dara"

Deg

Dara tersentak mendengar pernyataan yang keluar dari bibir Yudha, hatinya seperti di remas dengan kuat.

"Karena itulah kita berpisah saat itu" Yudha menatap sendu putrinya, Acia yang sangat tegas kini harus terbaring di ranjang rumah sakit.

Sama seperti kejadian bertahun-tahun yang lalu saat Acia berumur lima tahun kejadian ini hampir sama dengan saat itu. bedanya sekarang ada Adisti yang menjaga Cia tidak seperti dulu gadis kecil itu hampir saja kehilangan nyawanya karena tidak ada yang menyadari jika ia demam.

Yudha ingat saat itu bahkan setelah di kabari olehnya lewat telepon Dara tidak juga datang menemui putri mereka padahal saat itu Acia terus memanggil-manggil dirinya.

"Tolong jaga Acia mas, aku tidak bisa pergi sekarang ada pasien yang harus kurawat saat ini" Ucap Dara saat Yudha mengabarinya jika Acia berada di rumah sakit.

Yudha menggenggam erat ponsel ditangannya,"Putrimu sekarat Dara! kamu bahkan tidak berbesar hati untuk merawatnya?" bahkan Yudha sampai meneteskan air matanya melihat putri nya terbaring seperti itu di rumah sakit.

"Mas! Pasienku adalah seorang pejabat negara! jabatan ku bisa naik dengan cepat jika melayani beliau" ini adalah kesempatan emas untuk dokter muda sepertinya, mana mungkin di lewati begitu saja.

"Baiklah terserah mu saja"

Tuut...

Sambungan telepon langsung di tutup oleh Yudha begitu saja, bahkan pria itu langsung memblokir nomor milik Dara menutup seluruh akses nya dari wanita itu.

Tidak lama dari itu Dara yang berhasil menaikkan jabatannya dengan bantuan pejabat yang dia rawat mendapat hadiah istimewa dari suaminya.

Gugatan cerai....

Yudha langsung menceraikannya saat Dara masih tertawa bahagia karena pencapaiannya sebagai seorang dokter muda yang berhasil.

Dara berhasil dalam pekerjaannya, namun dia gagal menjadi seorang ibu dan juga istri untuk keluarganya.

Adisti yang mendengar hal itu pun cukup terkejut, tidak menyangka jika penyebab perceraian Dara dan Yudha adalah salah wanita itu sendiri. awalnya dia mengira jika perpisahan keduanya karena Yudha yang terlalu sibuk bekerja sehingga mengabaikan istrinya ternyata sebaliknya.

"Dan liburan yang diinginkan Cia, itu adalah rencana mu kan?"

Dara menggeleng cepat menyanggah pernyataan Yudha yang menyudutkan dirinya.

"I-itu keinginannya sendiri!" jawab Dara

Mana mungkin, jelas Yudha tau betul bagaimana perangai mantan istrinya itu, mana ada seorang wanita yang berniat mendekati seorang pria yang sudah beristri menggunakan anak kandungnya sendiri?

Tapi ternyata ada orang seperti itu...Dara....

"Mungkin saya akan percaya jika kamu tidak melakukan hal seperti ini" Yudha menatap tajam Dara.

"Kamu hanya ingin pergi bersama saya saja kan? karena itulah kamu meninggalkan Acia sendiri di Villa, lalu menelepon saya dan mengatakan jika Acia sedang menunggu ayahnya!" Ke terdiaman Dara sudah membuktikan betapa liciknya wanita itu bisa-bisanya wanita berpangkat tinggi seperti Dara melakukan hal seperti ini.

"Tuan dan Nyonya sebaiknya kalian mengganti pakaian terlebih dahulu" Adisti memberanikan dirinya untuk mencegah pertengkaran yang lebih lagi antara Yudha dan Dara. Sejak kedatangan mereka ke villa lalu kembali ke kota untuk mengantar Acia kerumah sakit, kondisi pakaian keduanya sama-sama basah.

Dara tidak bergeming pupus sudah harapan nya untuk kembali bersama dengan Yudha.

Yudha mengisyaratkan Adisti untuk mengikuti nya keluar meninggalkan Dara sendirian di ruangan Acia.

klek!

Bertepatan dengan pintu yang tertutup Acia membuka kedua matanya.

"Mommy..." panggilnya lirih

Dara terkejut wanita itu langsung mendekati putrinya begitu suara lirih Acia terdengar.

"Nak? kamu baik-baik saja?" Dara mengusap wajah putrinya yang terlihat begitu pucat, bahkan saat dirinya menyentuh Cia rasa panasnya begitu terasa bagaimana bisa dia mengabaikan putrinya dulu? melihat Acia yang seperti ini saja dia sudah sangat menderita bagaimana saat dulu gadis ini masih berusia lima tahun?

"Maafkan Mommy sayang" air matanya mengalir melihat kondisi cia yang seperti ini, dan semua itu karena nya.

Acia tidak menjawab, dia mendengar semua perdebatan ayah dan ibunya tadi, rasa kecewa terhadap ibunya sudah hinggap saat Adisti mencoba menelepon Ibunya tapi tidak juga di angkat.

Lalu mendengar penjelasan ayahnya tadi, bagaimana ibunya hanya menghabiskan waktu bersamanya karena ingin bertemu sang ayah, Acia sungguh kecewa.

"Mommy seorang dokter tapi bahkan mommy tidak bisa merawat kamu sayang" Ujarnya merasa sangat bersalah.

"Kenapa Mommy berbohong tentang menyayangi ku?" Tanya Cia sedih.

Dara menggeleng cepat ia menghapus setitik air mata yang mengalir dari mata putrinya.

"Tidak ada seorang ibu yang tidak menyayangi putrinya nak, termasuk Mommy" rasanya sakit sekali mendengar perkataan putrinya tentang perasaannya, dia sangat mencintai Acia.

Acia tidak bisa berkata-kata lagi sekejam apa-pun ibunya memanfaatkan dirinya, tapi Acia sungguh menyayangi wanita di hadapannya ini.

"Mommy berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi"

.

.

Di dalam mobil Sejak tadi tidak ada yang bersuara dari Yudha maupun Adisti sama-sama bungkam.

Adisti membiarkan Yudha dengan pikirannya sendiri sedangkan dirinya hanya akan menunggu sampai Yudha membuka suaranya.

"Ini..."

Yudha menoleh kearah Adisti yang tengah menyodorkan sebuah baju kering untuk nya.

Dari mana Adisti mendapatkan baju itu?

"Mm...aku membawanya dari rumah" jawab Adisti saat Yudha hanya diam menatap pakaian nya.

Mengambil sepotong kain itu dari tangan sang istri, Yudha langsung mengganti bajunya di sana tanpa merasa malu pada Adisti.

Adisti pun hanya diam melihat Yudha yang tidak tau malu melepas pakaiannya begitu saja, wanita itu berbalik membelakangi suaminya supaya tidak di tuduh sebagai orang mesum yang tengah memperhatikan seorang pria berganti pakaian.

Setelah itu kembali hening....

"Peluk Saya...." Gumaman Yudha yang tidak terlalu di dengar Adisti.

"Mas bilang apa?" tanya Adisti memastikan pendengarannya.

Yudha menoleh "Peluk Saya Adisti" ulanginya lebih jelas.

Adisti mengerjapkan matanya canggung.

"Mau pindah ke belakang?" Tawarnya pada sang suami.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka berpindah posisi di kursi tengah seperti perintah Yudha tadi kini Adisti tengah memeluknya erat.

Membiarkan sang suami menyembunyikan wajahnya di lekukan lehernya, rasa geli yang di rasa ia abaikan demi kenyamanan Yudha.

Tepukan-tepukan ringan di berikan Adisti untuk suaminya, sebagai seorang ayah yang membesarkan putrinya seorang diri pasti sangat sulit ketika melihat putri satu-satunya terbaring lemah di rumah sakit.

Begitupun dengan Yudha sekarang pria itu tidak akan pernah memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu pada Acia jika dia terlambat sedikit saja. rasa kecewa nya begitu besar melihat Acia sakit dia bahkan tidak ada di sisi putrinya saat itu.

Tring!

Bunyi ponsel milik Yudha terdengar

"Mas, coba liat siapa tau penting"

Yudha menggeleng di leher Adisti.

Adisti berdecak seperti inilah yang membuat Yudha terlambat mengangkat telepon darinya, pria itu malas melihat ponsel ketika suasana hatinya sedang buruk.

Srek!

Tanpa rasa takut Adisti mengambil ponsel Yudha yang berada di kantung celananya.

Benar saja ada sebuah pesan dari Dara yang masuk.

"Mas! Acia sudah bangun"

Yudha langsung mengangkat wajahnya menatap Adisti sebentar lalu mengajaknya untuk melihat kondisi putrinya sekarang.

.

"Daddy aku baik-baik saja" kesal Cia saat ayahnya tidak berhenti memanggil dokter untuk mengecek kondisi nya.

"Wajah mu pucat! apa nya yang baik-baik saja!"

Adisti menggeleng melihat betapa protektifnya Yudha pada Acia.

"Kondisi Nona Cia Sudah lebih baik Tuan, besok sudah boleh pulang" ucap dokter.

Yudha tidak percaya perkataan dokter "Cia harus menginap untuk beberapa hari" finalnya

"Dad!" Rengek Acia

"Mas, aku akan menjaga Acia di rumah" Dara memberi saran, lagipula dia juga seorang dokter hanya menjaga Cia yang sudah baik-baik saja itu mudah baginya.

Yudha berdecih

"Saya tidak akan menyerahkan Acia pada dokter gadungan seperti kamu"

TBC....

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

mampus kau Dara..
Yudha makin susah kau gapai

2023-10-20

0

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Uwaduh, dokter gadungan ? Sungguh menjatuhkan harga diri Dara !!!!

2022-12-29

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

ampun dokter gadungan 😂😂

2022-12-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!