Ketahuan

Perubahan yang terjadi pada hubungan Adisti dan Angga sudah terjadi selama hampir seminggu ini, entah apa yang terjadi tatapan Angga pada Adisti tidak lagi lembut seperti dulu.

Bahkan Adisti merasa jika Angga selalu menatap nya remeh belakangan ini.

Tari juga merasakan perubahan itu apalagi melihat belakangan ini Angga dan Adisti jarang berinteraksi lagi seperti dulu.

"Angga!" panggil Tari pada Pria yang tengah mencuci mobil di pekarangan rumah.

Angga menoleh pada Tari singkat.

"Apa?"

Tari melihat sekeliling sebelum mendekati Angga yang berdiri tidak jauh darinya.

"Hey!"

"CK! apa?" kesalnya

Sebenarnya Tari tidak ingin bertanya hal privasi seperti ini, tapi karena rasa penasaran nya terlalu besar dia akan memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Apa yang terjadi dengan Kamu dan Mbak Adisti?" akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

Angga yang tengah menyirami mobil langsung menghentikan kegiatannya.

"Tidak ada" jawabnya begitu saja.

Tari cemberut dia masih penasaran dengan hubungan yang merenggang antara Adisti dan Angga.

"Ayolah katakan apa yang terjadi!" rengek nya.

Dan pria itu sama sekali tidak berniat memberitahu apapun pada Tari.

"Jangan-jangan Mbak Adisti melihat kamu bermain dengan wanita lain ya? makanya dia cemburu dan marah pada mu!" Tari asal menebak, tidak mungkin Adisti yang membuat masalah, pasti Angga lah yang menciptakan masalah itu sendiri.

Angga menghela nafas tidak terima saat dirinya di tuduh seperti itu, walaupun hanya seorang supir Angga tidak se bejat itu untuk menyakiti hati wanita yang ia cintai.

"Jangan asal bicara!" desis Angga tidak terima.

"lalu apa masalahnya?" pancing Tari seperti nya Angga mulai terpancing untuk bercerita.

"Aku hanya tidak Ingin membuang waktu untuk seorang wanita murahan" jawab Angga pada akhirnya.

Plak!

"Akh!"

Ringisan Angga keluar saat dengan tanpa perasaan Tari memukul belakang kepalanya cukup keras.

"Siapa wanita murahan hah?!" Tari tidak terima saat Angga menjuluki Adisti sebagai wanita murahan.

"Kamu tidak akan mengerti Tari..! aku tidak akan mengatakan hal seperti ini jika yang ku katakan tidak benar!" Sangat sulit bagi Angga berusaha menjauhi Adisti, tapi dia harus melakukan nya agar hatinya tidak kembali terluka.

Tari menatap tidak percaya pada Angga, apakah pria di hadapannya ini sudah mengatakan kata itu pada Mbak Adisti?

Melihat bagaimana wajah Adisti yang pucat dan tubuhnya sedikit gemetar seperti nya Angga sudah mengatakan nya.

"Jangan hanya mempercayai apa yang kamu lihat Angga! bisa jadi tuduhan mu itu bukanlah hal yang sebenarnya terjadi!" Tari memberikan sebuah pengertian pada Angga, jangan sampai hanya karena kesalahpahaman hubungan yang terjalin dengan baik putus begitu saja.

Tari berbalik meninggalkan Angga sendirian di belakang sana, rasa marahnya tidak dapat terbendung mendengar kata itu terucap dari mulut Angga untuk Adisti.

"Aku tau betul apa yang aku katakan Tari"

.

.

Adisti berniat membersihkan perpustakaan saat dia tidak sengaja melintasi kawasan itu, niatnya hanya ingin merapikan gudang tapi karena sekalian ingin membersihkan gudang Adisti langsung saja masuk ke sana.

Klek!

Pintu perpustakaan terbuka tanpa menutup kembali pintu nya Adisti membersihkan debu-debu yang tidak seberapa di antara buku-buku yang berjejer tersebut.

Sambil membersihkan Adisti juga sesekali melihat-lihat judul buku yang mungkin saja tertarik ia baca.

Brak

Adisti menoleh ke arah belakang saat suara buku jatuh terdengar di telinga nya.

'Apa dari tadi ada orang ya?'

Ingin menjawab rasa penasaran nya Adisti berjalan menuju arah sumber suara.

Dan ternyata seorang pria yang tengah membelakangi nya berdiri menyusun kembali buku-buku yang tidak sengaja ia jatuhkan.

Adisti penasaran siapa pria itu?

"Permisi?" Sapa Adisti sopan.

Sret

Orang itu berbalik menghadap kearah Adisti.

"Mas?"

Yudha menatap balik Adisti

"Sedang apa kamu disini?" tanyanya heran pada sang istri yang berkeliaran sampai perpustakaan pribadi nya.

"Oh, aku dari gudang lalu tidak sengaja mampir kemari" Jawab Adisti jujur.

"Jangan masuk ke ruangan pribadi saya sembarangan" Yudha berucap cukup sarkas untuk seorang pria yang berkata pada istrinya sendiri.

"Maafkan Saya" Adisti menundukkan kepalanya.

Lagi-lagi dia melanggar batasannya.

Yudha menghela nafas panjang Adisti akan berubah menjadi formal seperti ini jika dia sudah membahas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh istri nya itu.

Tidak ada maksud apapun hanya saja Yudha belum terbiasa orang asing memasuki wilayah pribadinya walaupun itu adalah istri nya sendiri.

Di ruangan ini juga banyak barang penting yang di simpan di sini, betapa paniknya Yudha tadi saat melihat pintu perpustakaan terbuka lebar.

"Jangan menunduk seperti itu" Yudha berjalan mendekati istrinya.

Jika tidak di bujuk Adisti akan berubah menjadi berbicara formal padanya, Sangat sulit membiasakan Adisti untuk berbicara biasa saja dengannya.

Grep

Yudha memeluk Adisti, istrinya itu pasti terkejut.

"Hukuman apa yang cocok untuk wanita yang sudah berani masuk ke wilayah saya?" Yudha menipiskan jarak antara mereka.

Bahkan pria itu sudah menyenderkan Tubuh Adisti pada rak kayu yang menjulang di belakang nya.

"M-mas, jangan seperti ini" Adisti mencicit takut jika ada yang melihat mereka seperti ini di perpustakaan.

"Kenapa? kamu harus di hukum karena kesalahan kamu kan?"

"Mas, pint- hmmpph"

Terlambat Adisti tidak bisa melanjutkan ucapannya ketika Yudha membungkam mulutnya dengan bibir sexy pria itu, karena belum siap bahkan Adisti sampai kesulitan bernafas karena serangan tiba-tiba Yudha.

Karena tinggi badan yang cukup jauh Yudha sampai mengangkat pinggul istri nya agar ia lebih mudah meraup bibir sang istri.

Adisti kewalahan jika harus berjinjit dan mendongak untuk menyamai tinggi badan Yudha.

"Emhh.."

Lenguhan Adisti keluar bersamaan dengan kepala Yudha yang bergerak ke kanan dan kiri hanya untuk mencari kepuasan.

"Aaa!" Adisti terpekik karena terkejut Yudha mengangkat tubuhnya dan melingkarkan kedua kakinya di pinggang pria itu.

"Kamu lelah mendongak kan? sekarang gantian"

Cup

Decapan kembali terdengar suara-suara kecupan basah antara Yudha dan Adisti begitu nyaring membuktikan betapa berhasrat nya kedua orang itu saat ini.

Adisti memegangi wajah suaminya sedangkan Yudha menahan tubuh Adisti dengan memegang Bokong istri nya agar tetap berada di sana.

Angga melihat semuanya dari bagaimana Yudha mendekati Adisti sampai akhirnya kedua orang itu saling berpangutan dengan panas di tempat yang tidak seharusnya.

Perkataan Tari tadi membuat rasa bersalah karena Mengatakan hal buruk tentang Adisti, dia berniat meminta maaf dan menyusul wanita itu ke gudang, tapi ternyata pemandangan yang dilihatnya ini sungguh tidak dapat ia percaya.

"Ternyata kamu memang murahan Adisti" gumam Angga melihat bagaimana ekspresi kenikmatan terlihat di wajah wanita yang ia kira adalah wanita baik-baik.

Bukan hanya Angga yang memergoki aksi mereka berdua tapi Yudha juga bisa melihat bagaimana pria itu mengintip dari Celah pintu yang terbuka.

Sebuah guci yang menampilkan pantulan tubuh Angga bisa dengan jelas Yudha lihat.

Senyum miring terukir di sudut bibirnya.

Sekarang tidak akan ada lagi yang berani mendekati istrinya.

TBC......

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

takutnya si Angga nekat ke Adisti.Salah Yudha sih,gak ngasih status Adisti didepan semua orang

2023-10-24

0

RahaYulia

RahaYulia

dimata kamu dia istri mu tp di mata Angga dia jd wanita murahan🤦🏻‍♀️

2022-11-26

0

Unknown17

Unknown17

si Yudha mah gitu 😭

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!