Renggang dan Liburan

Yudha memeluk erat pinggul Adisti wanita itu langsung membalikkan badannya setelah mengetahui jika yang tengah memeluk nya adalah suaminya sendiri.

"Mas nanti ada orang yang melihat" Adisti berbisik netra nya mengawasi sekitar jika saja ada yang melihat mereka sekarang.

"Memangnya kenapa?" Adisti memutar bola matanya malas, bukannya Yudha sendiri yang membuat peraturan tidak ada yang boleh mengetahui hubungan mereka?

"Nanti saja Mas" Adisti masih berusaha mendorong tubuh kekar suaminya.

Yudha tidak bergerak sama sekali bahkan pria itu malah menambah kekuatan pelukan nya hingga tubuh mereka saling menempel sekarang.

"Besok jadwal kita"

Adisti menatap Yudha penuh tanya jadwal apa?

Melihat kebingungan istrinya Yudha langsung menggigit dagu istrinya dengan gemas.

"Aw!" pekiknya terkejut.

Adisti mendelik karena kejahilan Yudha bagaimana jika gigitan pria itu membekas? bisa-bisa mulutnya berbusa mencari alasan jika ada yang bertanya.

"Olahraga"

Ah! Adisti ingat memang Yudha membuat jadwal olahraga untuk mereka berdua setiap seminggu sekali tapi karena kesibukannya mengurus pesta ulang tahun Acia, Adisti jadi melupakan perjanjian itu. sebenarnya tidak berharap Yudha ingat tapi ternyata pria itu ingat saja perjanjian mereka.

"B-bagaimana jika olahraga nya Minggu depan saja?" Tawar nya, bukan apa-apa tapi ada Dara di rumah ini sekarang, belum lagi Eyang sari yang juga menginap di sini. lagipula tubuhnya sangat lelah jika di paksakan berolahraga besok pasti tubuhnya akan tumbang dengan cepat.

Yudha menatap Adisti datar raut wajah pria itu mengeras mendengar penolakan  sang istri.

"Kenapa?" Yudha membenci penolakan walaupun Adisti adalah istri nya tetap saja, tidak ada yang bisa menolak perintah nya, apalagi jika hanya seorang pembantu seperti Adisti.

Ibu sambung Acia itu terkejut melihat perubahan ekspresi Yudha, jika sudah seperti ini pria itu tidak akan bisa di tolak.

"Nyonya Dar- hmphh!"

Adisti tidak jadi melanjutkan ucapannya ketika Yudha lebih dulu membungkamnya dengan Ciuman maut, saking kuatnya bahkan Adisti sampai mundur dari posisi nya semula, punggung nya menempel pada dinding dapur sedangkan Yudha mengapit tubuhnya dengan tubuh kekar pria itu.

Masih di dapur yang lampu nya remang-remang kedua pasangan tersebut saling berpangutan mesra.nTidak biasanya Yudha bersikap agresif seperti ini, mungkin karena siang tadi pria itu berani mencium nya di hadapan eyang sari, karena itu Yudha jadi berani sekarang.

"S-sudahh!"

Pangutan terlepas Adisti mengambil nafas dalam-dalam, wanita itu semakin mundur kebelakang dengan cepat saat Yudha berniat kembali mencium nya.

"Sssh.."

"Adisti..." Yudha menggeram rendah, dia belum selesai tapi berani-beraninya wanita itu mendorong nya bahkan sampai menggigit bibirnya.

"Mas ini dapur, K-kita lakukan di k-kamar ya?" bujuk Adisti terbata-bata berdoa semoga saja Yudha mau menuruti nya.

Yudha menghela nafas panjang kemudian menatap istrinya tajam, Adisti yang di tatap seperti itu tentu saja merasa sedikit takut.

"Saya Tunggu"

Sret!

Yudha berbalik meninggalkan Adisti di dapur seorang diri, tubuhnya merosot begitu Yudha meninggalkan tempatnya. sungguh Yudha dan keangkuhan tidak bisa di pisahkan lagi.

Perasaan Adisti sedikit lega sekarang ternyata Yudha mau menuruti nya, Adisti berniat kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda karena kedatangan Yudha, tapi dia dikejutkan dengan panggilan seseorang di belakang sana.

"Adisti?"

deg!

Wanita itu berbalik dan mendapati Angga berdiri di belakangnya dengan tatapan menyelidik.

"A-angga?" Adisti lupa jika pelayan tidak pulang hari ini, mereka semua menginap di kediaman Yudha.

"Kamu masih di sini?" tanya pria itu menyelidik, dia berpapasan dengan Tuan mereka tadi saat ingin ke dapur tapi tidak disangka-sangka Adisti juga ada di sini.

Tatapan Angga jatuh pada bibir Adisti yang terlihat berbeda dari biasanya jika tidak salah bibir itu terlihat bengkak?

Pemandangan yang sama juga terlihat saat tiba-tiba saja Yudha keluar dari dapur dengan Bibir terluka dan sedikit bengkak seperti Adisti, perasaan Yudha campur aduk dia yakin wanita yang di sukai nya bukanlah wanita seperti itu kan?

.

.

Entah Adisti harus merasa senang atau tidak karena kedatangan Acia di kamar mereka berdua, saat Adisti kembali ke kamar putri sambungnya itu sudah berada di sana. Gadis itu merecoki ayahnya dengan rencana liburan yang akan mereka adakan saat liburan nanti.

"Daddy! kumohon, besok weekend kan? aku ingin jalan bersama Mommy dan Daddy" Acia terus merengek pada sang ayah yang sejak tadi sibuk dengan laptop nya, beberapa kali Yudha hanya menanggapi celotehannya dengan gumaman tidak jelas.

Adisti sendiri memilih diam dan agak menjauh dari ayah dan anak itu, membiarkan mereka berdua saling berdebat tanpa peduli dengan kehadirannya di kamar ini.

"Daddy sibuk"

Gadis yang baru saja berusia 9 tahun itu mengerucutkan bibirnya, selalu saja seperti ini padahal itu adalah permintaannya di hari ulang tahunnya.

"Bukannya tadi Daddy setuju!" Bahkan semua orang mendengar bagaimana ayahnya itu menyetujui rencana jalan-jalan mereka.

Adisti tidak bisa menahan rasa sedihnya melihat wajah ceria Acia berubah masam karena penolakan ayahnya, memang Yudha tidak bisa bersikap lembut sedikit pun walaupun hanya dengan putrinya sendiri.

Acia turun dari ranjang tanpa menoleh lagi gadis kecil itu berjalan keluar dari kamar sang ayah.

Bagaimana caranya agar Yudha mengabulkan permohonan Acia ya? batin Adisti

Yudha memperhatikan Adisti yang tengah berpikir keras tidak jauh darinya, wanita itu terlihat ragu saat ingin mengutarakan keinginannya.

"M-mas"

Yudha tidak menyahut pria itu masih fokus dengan laptopnya.

Adisti menggigit bibirnya bingung apa Yudha tidak mendengar panggilan nya?

"Siapa yang akan mendengar jika kamu berbicara sejauh itu Adisti"

deg!

Dengan perasaan was-was Adisti pun mendekati Yudha. Pria itu hanya melirik istrinya sekilas saat Wanita itu berjalan mendekatinya.

"Kabulkan permohonan Acia"

Tak!

Adisti menahan nafasnya saat Yudha menghentikan ketikan di laptop nya, pria itu melirik tajam Adisti seolah tidak membutuhkan saran darinya.

"Kamu tidak ada urusan dalam masalah ini Adisti" Yudha menatap datar pada istrinya, kata-kata yang terlontar dari bibir pria itu seolah menyadarkan Adisti jika dia bukanlah siapa-siapa di rumah ini.

Benar! seharusnya Adisti diam saja tadi biarkan saja keinginan Cia menjadi urusan Yudha dan Dara kenapa dia ikut campur? lagi pula sampai kapan pun tidak akan ada yang menerimanya di rumah ini selain Eyang Sari dan Bi Ida.

Adisti tidak merasa tersinggung sedikit pun karena dia cukup sadar diri.

"Hanya memberi saran, lagi pula Nona Cia jarang meminta apapun dari anda Tuan" Adisti menundukkan kepalanya rasa nya tidak pantas berbicara dengan kepala terangkat pada majikan.

Bisa dilihat bagaimana sorot mata Yudha yang tengah menahan amarahnya terlihat begitu jelas, apalagi saat dia mendengar panggilan Adisti untuk nya.

Adisti berdiri tegar walaupun dalam hati nya menahan rasa takut akan amukan Yudha, pria itu berdiri dari atas kasur meletakkan laptop nya di tempat semula lalu pria itu berjalan mendekati Adisti.

Melihat suaminya yang mendekati nya Adisti semakin menundukkan kepalanya tidak ingin bertatapan dengan Yudha.

"Tuan?" suara bariton Yudha terdengar begitu jelas di telinga Adisti.

Jika saja Adisti mendongakkan kepalanya dia pasti bisa melihat bagaimana kilatan amarah yang begitu kentara terlihat di wajah Pria itu.

"Baiklah jika itu mau mu" Yudha menyeringai tajam, "Saya ingin kamu ikut serta dalam perjalanan yang di inginkan Acia" lanjutnya.

Adisti mendongak pada Yudha sehingga dia bisa melihat bagaimana wajah tampan itu tengah menatapnya tajam.

"Nona Acia tidak akan senang Tuan" jawab Adisti bermaksud menolak lagipula tidak ada gunannya dia ikut ke sana.

"Ya atau Tidak sama sekali"

Entah apa yang ada di dalam otak pria itu, apa Yudha sengaja mengajak nya agar Acia semakin membenci dirinya? atau dia ingin agar dirinya bisa melihat bagaimana mesranya hubungan antar mantan suami istri di sana nanti?

Tapi ini demi Acia jelas Adisti tidak akan bisa menolak, jika bisa menolak pun pria itu akan tetap memaksa nantinya.

"Baiklah" toh tugasnya di sana hanya membawa barang-barang tidak lebih jikapun disana nanti dia hanya melihat saja itu juga tidak apa-apa.

.

Pagi ini berjalan seperti biasanya hanya saja ada yang berbeda dari hubungan Adisti dan Yudha pagi ini. Seharusnya jadwal mereka berolahraga bersama tapi karena rencana liburan keluarga impian Acia terpaksa jadwal mereka di batalkan.

Karena perdebatan semalam hubungan keduanya sedikit merenggang, tapi Yudha tetaplah Yudha pria itu sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang terjadi antara mereka tadi malam.

Acia tidak bisa berhenti tersenyum karena sebentar lagi dia dan kedua orang tuanya akan berlibur Bersama tidak apa walaupun hanya sehari, Acia sudah merasa senang itu semua bisa menjadi kesempatan untuk mendekatkan ayah dan ibunya di sana nanti.

Tiba-tiba Senyum nya menghilang saat melihat Adisti istri dari ayahnya ikut mengekor pada mereka.

"Apa maksudnya ini Dad?" tanya nya bingung melihat keberadaan Adisti

"Adisti akan ikut dengan kita!"

What the hell!

TBC....

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

nah kan,siapa yg bakal jadi obat nyamuk ya..
Adisti apa Dara??

2023-10-15

0

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Daraaa kasian deh lo !

2022-12-29

0

Enies Amtan

Enies Amtan

adisti yg sabar ya

2022-10-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!