#Dendam_Cinta_Bab_14

Devan mengambil uang tunai dari dalam dompetnya lalu memberikannya kepada Shena!

"Shena, didalam dompetku hanya ada uang segini. Kamu terima ya, sisanya nanti aku transfer," ucap Devan dengan kata-kata yang dibuat sedemikian manis.

Shena meraih uang yang nilainya satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah itu dari tangan Devan!

"Terimakasih, Mas sebenarnya segini juga gak apa-apa. Aku sudah sangat berterimakasih banget sama kamu," ucap Shena.

"Nanti aku kirim sisanya, dan akan aku lebihkan sedikit buat tambahan biaya pengobatan Deshyana."

Shena tersenyum tipis yang dipaksakan.

"Iya, Mas. Aku tunggu ya."

Setelah setengah jam mereka mengobrol, Shena pamit kepada Devan karena ia harus kembali bekerja.

"Mas, aku harus kembali ke kantor. Aku pergi duluan ya," ucap Shena.

"Kamu kerja di mana? Biar aku antar kamu ke tempat kamu kerja."

"Tidak usah, Mas. Aku takut merepotkan kamu."

"Tidak Shena, tidak sama sekali justru aku senang bisa mengantarkan kamu ke tempat kerja kamu."

"Baiklah kalau kamu memaksa."

Devan tersenyum penuh kemenangan, dia beranjak dari duduknya lalu menggandeng tangan Shena.

Meski Shena merasa tak nyaman dengan perlakuan Devan terhadapnya tapi ia berusaha tidak menampakkan ketidak nyamanan nya itu. Semua dia lakukan untuk menggapai tujuannya.

Mereka berjalan menuju mobil milik Devan dan Devan segera melajukan mobilnya perlahan setelah mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan diantara keduanya.

Shena asyik dengan pemikirannya sendiri sedangkan Devan terus fokus berkendara.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka tiba di depan kantor tempat Shena bekerja.

Devan menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu Shena segera turun dari mobil itu!

"Oh jadi kamu kerja di sini?" ucap Devan.

"Iya, Mas aku kerja di sini," sahut Shena."

"Kamu pulang jam berapa? Nanti aku jemput."

"Gak usah, Mas aku gak mau ngerepotin kamu terus."

"Gak apa-apa Shena, aku senang kok melakukannya."

Shena terdiam tanpa kata, dia tidak ingin menjawab pertanyaan Devan karena dia ingin tahu apakah Devan sangat perduli padanya atau tidak.

"Nanti aku ke sini lagi untuk menjemput mu," ucap Devan.

Tanpa menunggu jawaban dari Shena Devan segera melajukan mobilnya dengan perlahan dan mulai meninggalkan Shena.

Shena menatap kepergian Devan dengan tatapan tajam. Seperti elang yang sedang mengintai mangsanya, Shena tak melepaskan Devan dari pandangannya.

"Sebentar lagi kamu harus kembali ke asal kamu, Devan. Aku gak akan berhenti mendekati dirimu sebelum aku menggapai tujuanku dan membuat dirimu sadar dengan diapakan dirimu yang sebenarnya," gumam Shena.

"Woi, siapa tuh?" tanya Rita temannya Shena.

Shena menoleh ke arah Rita!

"Kamu, ngagetin saja," ucap Shena.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku. Siapa dia?" tanya Rita lagi.

"Dia? Dia siapa?"

"Jangan pura-pura bodoh deh. Itu yang barusan mengantarkan kamu ke sini, jangan-jangan kamu habis makan siang berdua sama dia ya?"

Rita berbicara dengan sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Shena dan sebuah senyuman menggoda terlihat di wajah Rita.

Shena tersenyum tipis sembari menjauhkan wajah Rita dengan sedikit mendorongnya dengan tangannya.

"Apaan sih, kamu. Dia itu mantan suamiku," jawab Shena jujur.

Rita membulatkan bola matanya, dia terkejut dengan penuturan Shena barusan.

"Apa! Mantan suami?" ucap Rita dengan nada tinggi.

Shena menutup mulut Rita dengan telapak tangannya!

"Suuttt! Diam bisa gak bicaranya jangan keras-keras," ucap Shena.

"Aku terkejut dan merasa tidak percaya kalau kamu sudah menikah bahkan sekarang sudah berpisah," ucap Rita.

"Maksud kamu? Aku memang sudah pernah menikah bahkan sudah pernah punya anak," jelas Shena.

Rita memutar tubuh Shena sampai beberapa kali, tidak puas meneliti tubuh Shena hanya dengan berdiam diri, Rita memutari Shena sembari memperhatikan Shena dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Rita kamu sedang apa sih? Apa yang kamu lakukan?" tanya Shena.

Shena yang tak mengerti dengan perlakuan temannya itu merasa aneh kepada temannya itu.

"Kamu tidak terlihat seperti seorang janda dan tidak terlihat seperti seorang Ibu. Kamu masih cantik kulitmu kencang dan–"

"Dan apa? Kamu pikir janda bisa terlihat dari luar?" sarkas Shena memotong perkataan Rita yang belum selesai.

"Shena, aku serius. Kamu masih terlihat cantik seperti seorang gadis, aku pikir kamu ini masih gadis."

"Sudahlah, ngapain kita jadi membahas ini. Ayo kita masuk ke dalam kantor! Sebentar lagi waktunya kerja!"

Shena berjalan mendahului Rita!

"Shena! Shena! lain kali kita cerita-cerita kabo ya," ucap Rita sembari berjalan menyusul Shena.

"Cerita apa?"

"Cerita tentang kamu, tentang rahasia kamu yang bisa tetap cantik meski sudah menikah dan mempunyai anak."

"Apa sih kamu Rit? Kamu juga cantik kok yang gak cantik itu laki-laki karena mereka tampan dan gagah."

"Kamu bisa saja."

...****************...

Di salah satu tempat perbelanjaan di kota tersebut.

Susan sedang berbelanja kebutuhannya dan juga kebutuhan rumahnya, dengan ditemani oleh seorang asisten rumah tangga mereka membeli semua kebutuhan mereka.

"Bu, kita sudah belanja banyak. Apa masih ada yang akan dibeli lagi?" tanya asisten rumah tangga di rumah Susan.

"Sepertinya tidak ada, kita langsung pulang saja! Saya sudah lelah," ucap Susan.

Susan langsung ke luar dari tempat itu! Dia memilih menunggu asisten rumah tangganya di luar sedangkan asisten rumah tangga itu pergi ke kasir untuk membayar semua belanjaan mereka.

Saat Susan sedang berdiri menunggu asisten rumah tangganya, dari kejauhan seseorang berjalan menghampiri Susan!

"Susan! Susan!" teriak orang itu.

Susan menoleh ke arah suara!

"Hei kamu di sini?" ucap Susan yang baru melihat siapa orang yang berteriak memanggilnya.

"Aku lagi muter-muter di mall ini," sahut perempuan itu.

"Muter-muter? Ngapain muter-muter? Mending belanja," ucap Susan.

"Aku udah selesai belanja, San. Gimana dengan kamu?" tanya Vina

Wanita yang bernama Vina itu sudah bersahabat lama dengan Susan sehingga mereka terlihat sangat akrab.

"Aku juga sudah selesai, ini lagi nunggu asisten rumah tanggaku. Dia aku tinggal di kasir buat bayar belanjaan aku."

"Wah udah punya pembantu rupanya?"

"Iya, Vin sejak aku punya anak, aku merasa gak bisa megang semua urusan rumah jadinya aku minta sama suami agar membayar asisten rumah tangga untuk membantu aku di rumah," jelas Susan.

"Sama, aku juga. Lagian buat apa banyak duit kalau kita masih ngurus rumah sendiri. Iya gak San?"

"Kamu betul banget Vin. Kadang seharian anak aku, aku biarkan saja sama pembantu ku, aku baru ngurus dia kalau suamiku udah pulang saja."

"Memangnya suami kamu gak marah anak kamu diasuh sama pembantu? Ini bayi masih kecil banget soalnya."

"Kalau dia tahu ya marah lah, Vin. Makanya aku titipin anak aku ke pembantu saat suamiku gak ada di rumah saja."

Dua sahabat yang lama tak bertemu itu asyik mengobrol hingga tak mereka sadari mereka sudah menghabiskan waktu banyak untuk mengobrol, menceritakan tentang hidup mereka masing-masing.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Xyylva Xyylva

Xyylva Xyylva

semoga susan dan devan dapat balasan setimpal

2022-10-14

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!