Satu bulan setelah pergi dari rumahnya, Shena dan bayinya masih tinggal di rumah Pak Rudy dan Bu Ayu, mereka membiarkan Shena dan bayinya tinggal di rumahnya karena merasa tidak tega melihat Shena dan bayinya.
Saat itu Shena hanya bisa menumpang hidup kepada Pak Rudy dan Bu Ayu, ia tidak bisa bekerja karena memiliki seorang anak yang masih bayi terlebih Deshyana sering sakit-sakitan sehingga Shena tidak bisa meninggalkannya bersama orang lain.
Saat itu Deshyana demam tinggi keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Bayi itu terus menangis meski sudah diberi susu oleh Shena, tidak ada yang bisa menenangkannya meski semua orang di rumah itu sudah bergantian menimangnya.
Shena ikut menangis karena tak tega melihat bayinya.
"Pak, Bu bagaimana ini? Kenapa Deshyana terus menangis?" ucap Shena.
"Kita bawa lagi saja ke rumah sakit," ucap Pak Rudy.
"Tapi, Pak kita tidak punya uang lagi," ucap Bu Ayu.
Keadaan ekonomi keluarga itu memang tidak seperti yang lainnya. Penghasilan Pak Rudy yang hanya sebagai buruh pabrik membuat mereka tidak banyak memiliki uang simpanan.
"Deshyana masih punya Ayah, coba kamu minta pada Ayahnya untuk biaya pengobatannya," ucap Pak Rudy pada Shena.
"Kalau gitu cepat kita bawa ke rumah sakit dulu," ucap Bu Ayu.
Keluarga itu pun membawa Deshyana ke rumah sakit dengan menggunakan angkutan umum.
...****************...
Di rumah Shena yang kini beralih kepemilikan kepada Devan.
"Sayang, aku minta duit lagi dong," ucap Susan merengek kepada Devan.
"Uang lagi? Yang kemarin sudah habis?" tanya Devan.
"Sudah. Uang yang kemarin aku pakai untuk beli tas baru dan juga kebutuhan fashion lainnya."
"Kamu jangan beli barang-barang yang tidak penting terus, nyampah tau gak."
"Jadi kamu gak mau ngasih aku uang?" ucap Susan dengan nada kesal.
Susan membelakangi Devan! Ia marah terhadap suami yang baru menikahinya dua minggu lalu itu.
"Sayang-sayang jangan marah gitu dong," ucap Devan.
Devan mengusap lengan Susan dari belakang dengan dagunya yang ia benamkan di pundak Susan!
Susan menggerakkan bahunya yang dijadikan topangan dagu oleh Devan.
"Kamu pelit! Kamu gak cinta kan sama aku?" ucap Susan.
"Cinta dong, sayang kalau tidak cinta mana mungkin aku ceraikan Shena dan mengambil semua hartanya. Semua aku lakukan demi kamu," jelas Devan.
Susan tidak merespon perkataan Devan, dia masih duduk membelakangi Devan tanpa suara dan pergerakan.
"Kamu mau minta berapa? Satu juta, lima juta atau berapa? Sebutkan saja, nanti aku kasih," ucap Devan dengan suara yang dibuat sedemikian lembut.
"Benarkah?" Susan kembalikan tubuhnya menjadi menghadap Devan.
Devan mengangguk dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.
"Aku mau lima juta saja."
Devan mengeluarkan dompetnya lalu mengambil sejumlah uang yang Susan minta!
"Ini untuk kamu," ucap Devan sembari menyodorkan uang itu.
Susan segera mengambil alih uang itu lalu memeluk Devan!
"Terimakasih, sayang," ucap Susan.
"Sama-sama, sayang. Apa sih yang tidak ada buat kamu."
Susan melepaskan pelukannya lalu beranjak dari duduknya!
"Aku mau pergi sama temen-temenku. Apa boleh?" ucap Susan.
"Pergi saja, aku juga mau ke restoran mau ngecek pemasukan bulan ini," ucap Devan.
"Aku siap-siap dulu deh, habis itu kita berangkat bareng," ucap Susan.
Susan langsung memasuki kamarnya untuk segera mengganti pakaiannya!
...****************...
Dengan tangis yang tanpa henti, Shena menumpangi angkutan umum untuk tiba di rumah mantan suaminya.
Pandangan orang-orang yang menatapnya aneh tidak dihiraukan oleh Shena, saat itu bertemu dengan Devan adalah prioritas utama baginya.
Setelah beberapa menit, Shena menghentikan angkutan umum yang ia tumpangi.
Shena segera turun dari mobil itu setelah mobil itu berhenti bergerak! Tak lupa ia memberikan ongkos sebelum mobil itu kembali melaju.
Shena berjalan beberapa meter untuk sampai ke depan gerbang rumah mantan suaminya!
Seorang satpam langsung membukakan pintu gerbang setelah melihat Shena datang ke rumahnya!
"Ibu, silahkan masuk!" ucap satpam itu.
Tanpa berucap Shena berlari memasuki halaman rumah itu dengan air mata yang tak pernah surut!
Satpam itu menatap Shena iba, wanita yang dulu memiliki segalanya, kini harus hidup tanpa apa pun yang dimilikinya.
"Semoga, Bu Shena menemukan kebahagiaannya yang telah hilang," ucap satpam itu didalam hatinya.
"Ngapain kamu ke sini?" ucap Devan dengan nada datar.
"Mas tolong aku. Deshyana di rumah sakit, Mas, aku butuh uang untuk biaya pengobatannya," ucap Shena.
"Tidak ada," ucap Susan ketus.
"Mas tolong, Deshyana tidak diterima oleh rumah sakit kalau belum membayar biaya administrasinya. Tolong, Mas."
Shena memohon kepada mantan suaminya demi mendapatkan uang yang sebenarnya adalah miliknya.
"Anak pembawa sial itu memang selalu merepotkan. Aku tidak ada uang, uangku sudah habis dipakai biaya pernikahan aku dan Susan," ucap Devan tanpa menatap Shena sedikit pun.
"Mas tolong!"
Shena bersimpuh sembari memegangi kaki Devan. Tubuhnya terasa lemas setelah mendengar perkataan Devan yang begitu menyakitkan.
Susan mendorong tubuh Shena dengan kakinya hingga Shena terjungkal ke belakang!
"Pergi! Kamu dan anakmu tidak akan mendapatkan sepeserpun uang dari, Mas Devan," ucap Susan dengan suara lantang.
Satpam yang melihat kejadian itu langsung berlari dan membantu Shena untuk bangun!
"Bu, Ibu tidak apa-apa?" ucap satpam itu.
Shena menggelengkan kepalanya pelan! Betapa ia merasa tersakiti oleh perlakuan Devan dan Susan kepadanya.
"Karman! Jangan sekali-sekali lagi kamu masukin orang ini ke dalam rumah," ucap Susan kepada satpam itu.
"Tapi, Bu."
"Kamu mau saya pecat!"
Satpam itu terdiam sembari menundukkan kepalanya.
Sifat Susan sangat jauh berbeda dengan Shena, sudah beberapa tahun satpam itu bekerja di rumah Shena namun ia tidak pernah dimarahi oleh shena, berbeda dengan Susan yang baru dua minggu tinggal di rumah itu sudah berani membentak bahkan mengancamnya.
"Bawa wanita itu ke luar!" ucap Devan.
Satpam itu merasa tidak enak kepada Shena, ia tidak berani mengusirnya dari rumahnya sendiri.
"Bu," ucap Karman.
"Tidak apa. Saya akan pergi," ucap Shena dengan nada lirih.
Shena pergi dari rumah itu dengan perasaan sedih dan kecewa!
...****************...
Di rumah sakit.
Pak Rudy memangku tubuh mungil Deshyana dengan tatapan sendu, disampingnya Bu Ayu berdiri sembari menangis dengan tangan terus mengelus pipi Deshyana.
"Pak," lirih Bu Ayu.
"Sudahlah, Bu. Deshyana sudah tenang disisi Allah," ucap Pak Rudy.
Deshyana meninggal dunia sebelum mendapatkan penanganan dokter, karena tidak adanya biaya, pihak rumah sakit tidak memberikan pelayanan terhadap Deshyana sebagai mana mestinya.
"Bagaimana dengan, Shena?"
"Dia harus menerima semua ini, Bu. Kita tunggu saja dia di sini," ucap Pak Rudy.
Mereka berdiri di depan rumah sakit menunggu kedatangan Shena.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Xyylva Xyylva
😭😭😭 kejamnya devan...ayah biadab
mudah-mudahan kau dapat karma setimpal devan
2022-10-14
2
olive
aku kasih mawar utk Shena 🌹🌹
2022-09-23
1