Satu tahun kemudian.
Shena sudah memiliki pekerjaan tetap, dia bekerja di salah satu perusahaan besar di kotanya.
Saat itu penampilan Shena sudah berbeda dengan yang dulu, kini Shena terlihat lebih cantik dan mempesona.
Waktu menunjukkan pukul dua belas siang, Shena keluar dari kantor tempat ia bekerja untuk mencari makan.
Di sebuah taman yang terdapat tidak jauh dari kantornya Shena, Shena melihat ada keluarga kecil yang sedang bersantai di sana.
Untuk sesaat Shena mengingat Deshyana dan seketika air matanya menetes begitu saja, walaupun Deshyana sudah lama pergi namun Shena tidak bisa melupakan putri Satu-satunya itu.
"Andai kamu masih ada, Nak," lirih Shena.
Shena mengusap air matanya lalu ia kembali melanjutkan langkahnya.
Di tempat yang agak jauh dari tempat Shena berada, seorang laki yang berstatus sebagai bosnya Shena. Memperhatikan wanita itu dengan tatapan tak biasa.
Reyhan, seorang pemilik perusahaan usianya sudah tiga puluh tahun, dia seorang duda beranak satu. Istrinya meninggal karena kecelakaan mobil yang menimpanya pada lima tahun silam.
Sebuah senyuman tipis terukir di bibir Reyhan, sejak istrinya meninggal, ini adalah yang pertama kalinya Reyhan menyukai seorang wanita lagi.
...****************...
Di restoran.
Shena baru memasuki restoran tersebut, ia akan mengisi perutnya yang sudah keroncong.
"Sayang, suapi dong aku kesulitan karena harus menggendong anak kita."
"Sabar, sayang. Aku akan menyuapi mu ya."
Saat Shena hendak duduk di salah satu kursi yang terdapat di sana, tiba-tiba dia mendengar suara seseorang yang sedang berbicara kepada pasangannya. Suara itu sangat tidak asing baginya, dia masih sangat mengenal suara bariton itu.
"Devan," ucap shena didalam hatinya.
Shena melihat ke arah keluarga kecil itu dan ternyata dugaannya benar.
Suara itu adalah suara Devan dan Susan, setelah lama tidak bertemu ternyata kini Devan dan Susan sudah memiliki seorang anak bayi yang kira-kira usianya belum sampai satu tahun itu.
"Rupanya kalian sudah punya anak," gumam Shena.
Tiba-tiba Shena merasa luka lama yang hampir sembuh, kini berdarah lagi. Dia merasa sakit melihat mereka apalagi Deshyana yang sudah pergi meninggalkan dirinya karena telat mendapatkan penanganan dokter, membuat Shena semakin sakit hati.
Shena merapikan rambutnya lalu menebalkan lipstiknya. Dia berjalan ke arah Devan sembari membawa segelas jus ditangannya!
Saat tiba di dekat Devan, Shena pura-pura terjatuh dan menyiramkan jus yang ia bawa ke bajunya Devan!
"Aaaa!" Teriak Shena.
Shena duduk di lantai dengan pecahan gelas yang berserakan di sampingnya.
Devan tak menghiraukan Shena yang jatuh ke lantai, dia malah sibuk membersihkan kemejanya yang terkena tumpahan jus milik Shena.
"Aaah," lirih Shena.
Shena berdiri tepat di hadapan Devan dan Susan!
"M_maaf ya, Mas saya gak sengaja," ucap Shena kepada Devan yang masih sibuk mengeringkan kemejanya dengan menggunakan tisu.
"Makanya kalau jalan hati-hat ...." Devan tak melanjutkan perkataannya saat melihat Shena yang berdiri di hadapannya.
"Shena," ucap Devan.
"Mas Devan." Shena berpura-pura tidak tahu bahwa laki-laki itu adalah Devan.
Shena meraih tisu dari tangan Devan lalu membersihkan kemeja Devan!
"Maaf ya, Mas aku gak sengaja," ucap shena sembari menatap wajah Devan dengan tangan yang terus mengusap dada Devan dengan tisu.
Devan tak berucap sepatah kata pun, dia terus menatap Shena dengan mata yang tak pernah berkedip.
Mereka berdua saling bertatapan dalam waktu yang cukup lama.
Susan merasa geram dengan perlakuan Shena pada suaminya, Dia mendorong Shena agar menjauh dari Devan.
"Menjauh lah dari suamiku!" ucap Susan sembari mendorong Shena.
Shena mundur dua langkah! "Aku hanya ingin membantu," ucap Shena.
"Susan, kamu apa-apaan sih!" seru Devan.
"Sayang, aku cemburu melihat kalian seperti itu," sahut Susan.
"Susan, Kamu–"
"Aku permisi, maaf sudah mengotori bajumu," ucap Shena memotong perkataan Devan.
Shena berucap sembari mengusap pundak Devan dengan sentuhan halus dengan senyum yang dibuat sedemikian menggoda.
Devan menatap Shena tanpa berkedip, hal itu membuat Susan semakin merasakan cemburu yang sangat besar.
"Aku pergi ya, dah!"
Shena meninggalkan Devan sembari melambaikan tangannya!
"Sayang, awas kamu tergoda lagi sama si Shena itu," ucap Susan.
"Kamu ini ngomong apa? Aku gak mungkin suka sama Shena. Aku sudah punya kamu dan juga anak kita, hidup aku sudah sempurna bersama kalian," ucap Devan.
"Benar ya, kamu gak bohong kan?"
"Sayang, kalau aku suka sama Shena ngapain dulu aku ceraikan dia."
"Awas saja kalau kamu ninggalin aku."
"Gak akan. Kamu tenang saja ya."
Devan mencium kening Susan lalu mencium anaknya.
...****************...
Shena sudah berada di tempat kerjanya, dia duduk di kursi kerjanya. Senyuman terus terukir di bibir Shena kala itu.
"Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk balas dendam. Lihat saja Devan, aku tidak akan membiarkan kamu dan wanita pelakor itu hidup bahagia," ucap Shena didalam hatinya.
Shena kembali mengerjakan pekerjaannya, dia harus lebih semangat bekerja karena untuk memikat Devan kembali padanya, membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Selain dia harus berpenampilan cantik, isi dompetnya pun harus tebal.
Waktu terus bejalan, hari semakin sore, kini tibalah saatnya Shena pulang karena pekerjaannya sudah selesai.
Di lobby kantor tempat ia bekerja. Shena sedang menunggu taksi online yang setiap hari mengantar-jemput nya.
"Shena, pulang bareng saya saja," ucap Reyhan.
Shena melihat ke arah suara! "Pak Reyhan?" ucap Shena.
"Pak bukannya saya ingin menolak Anda tapi taksi online saya sudah hampir sampai," sahut Shena.
"Kalau kamu mau, taksi nya bisa kembali tanpa kamu kan?"
Shena terdiam, perkataan Reyhan memang benar.
"Iya, sih Pak."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ida Ida
klau mau bales dendam bwa cowo tajir sen biar nyaho tuch s devan
2023-06-06
1
Xyylva Xyylva
balas kan dendamu shena...kalau bisa devan dapat balasan yg sakit
2022-10-14
1