#Dendam_Cinta_Bab_17

Beberapa bulan setelah pertemuan pertama antara Shena dan Devan. Seiring berjalannya waktu, Devan dan Shena sering bertemu meski dengan sembunyi-sembunyi dari Susan.

Lama melakukan pendekatan lagi dengan Devan, kini Shena semakin nekat dalam melakukan rencananya.

Siang itu, Shena sengaja mengajak Devan bertemu di restorannya.

Shena sengaja mengajak Devan bertemu di restoran tempat Dania bekerja karena dia sudah menyusun rencana untuk melancarkan rencananya.

Di restoran.

Shena sudah menunggu kedatangan Devan, dia memilih tempat duduk yang strategis yang menurutnya nyaman untuk mengobrol berdua.

Belum lama Shena menunggu, Devan datang dan menghampiri dirinya!

"Siang, Shena," ucap Devan.

Shena menatap Devan dengan tatapan misterius.

"Siang juga, Mas," ucap Shena dengan mengulas senyuman di bibirnya.

"Udah lama nunggu?" tanya Devan.

"Tidak, kok. Aku baru saja tiba di sini."

Mereka berdua berbincang hangat seolah-olah tidak ada apa-apa diantara mereka, Shena tertawa bahagia dan sebaliknya Devan juga terlibat sangat bahagia.

Di suatu tempat yang agak jauh dari mereka, Dania memotret kebersamaan mereka, dia berusaha mengambil foto terbaik dari mereka.

...****************...

Di kediaman Pak Rudy dan Bu Ayu.

"Bu, Bapak rasa ada yang berbeda dengan Shena ya," ucap Pak Rudy sebelum meminum kopi hitamnya.

"Maksud, Bapak gimana? Ibu tidak mengerti," ucap Bu Ayu.

"Sekarang Shena terlihat lebih bahagia tapi seperti ada sesuatu yang dia rahasiakan."

"Mungkin itu perasaan, Bapak saja."

Pak Rudy menyeruput lagi kopinya yang masih panas itu.

"Bapak rasa, Shena tidak benar-benar melupakan masa lalunya."

"Pak, melupakan masa lalu yang Shena alami itu tidak mudah. Meski Ibu tidak merasakannya tapi Ibu tahu kalau itu sangat sulit dilupakan, apa lagi katanya mantan suaminya Shena itu meninggalkan Shena karena ada wanita lain," ucap Bu Ayu panjang lebar.

Pak Rudy menarik nafasnya lalu membuangnya dengan kasar.

"Bapak jadi khawatir sama Shena, Bu. Bapak takut dia tidak bisa menerima laki-laki lain lagi untuk jadi suaminya."

"Jangan berpikir seperti itu, Pak. Kita do'akan saja yang terbaik untuk Shena."

"Bapak selalu berdoa yang terbaik untuk Shena Bu. Meski dia bukan anak kita tapi Bapak sayang sama dia."

"Ibu juga sayang sama dia Pak. Ibu rasa Shena memang sengaja dikirimkan oleh Tuhan untuk kita Pak."

"Bapak rasa juga seperti itu. Ya sudah, Bu. Bapak kembali lagi ke pabrik ya."

Pak Rudy memang hanyalah seorang buruh pabrik diusianya yang sudah mulai tua itu, dia harus tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka, karena tidak adanya anak dalam rumah tangga mereka membuat tidak ada yang menunjang kebutuhan dihari tua mereka.

"Bapak hati-hati ya."

Pak Rudy mulai melangkahkan kakinya meninggalkan rumahnya!

Bu Ayu berdiri di depan pintu sembari terus menatap kepergian sang suami.

...****************...

Shena dan Devan sudah selesai bertemu, Shena pamit undur diri karena dia harus kembali ke kantor tempat dirinya bekerja.

Sebelum pulang, Shena izin ke toilet dahulu kepada Devan.

"Mas, aku ke toilet dulu kalau kamu mau pergi duluan pergi saja," ucap Shena.

"Eum, tidak Shena. Aku masih ada urusan di sini."

"Oh gitu, ya udah kalau gitu aku langsung pulang saja."

Shena berjalan menuju toilet restoran itu!

Setelah berjalan beberapa menit, Shena memberikan kode kepada Dania agar Dania mengikutinya.

Dania langsung mengikuti langkah Shena dengan jarak yang lumayan jauh!

Di dalam toilet.

"Gimana, kamu sudah melakukan tugasmu?" tanya Shena.

"Sudah, Bu."

"Bagus. Nanti kirim foto-foto itu ke saya dan jangan lupa setelah kamu kirim ke saya hapus semua foto itu dari ponsel kamu agar Devan tidak curiga sama kamu," jelas Shena.

"Baik, Bu. Akan saya lakukan sesuai keinginan Ibu."

Shena tersenyum bahagia sambil menatap wajah Dania.

"Sekarang giliran kamu yang melanjutkan permainan ini, saya sudah selesai dengan laki-laki bajingan itu."

"Baik, Bu. Akan saya laksanakan pekerjaan saya dengan sebaik-baiknya," sahut Dania.

Shena tak berucap lagi, dia langsung keluar dari toilet itu dengan senyuman misterius di bibirnya!

Setelah sekitar lima belas menit setelah kepergian Shena, Dania keluar dari toilet itu!

Dania berjalan menghampiri Devan yang sedang duduk di tempat semula dia mengobrol dengan Shena.

Dania berdiri di samping Devan dengan memasang wajahnya yang cemberut.

"Dania, sayang kamu jangan cemberut gitu dong," ucap Devan.

"Ngobrolin apa sama mantan istri? Serius banget." celetuk Dania.

"Gak ngobrolin apa-apa, kami hanya membahas tentang anak kami," ucap Devan berbohong.

"Oh, yakin? Gak ada yang lain?"

"Nggak, Dania sayang."

Devan mengelus pucuk kepala Dania dengan mesra.

"Membahas tentang anak? Anak apa, Deshyana sudah meninggal tapi kamu masih beralasan membahas tentang anak. Laki-laki macam apa kamu Pak Devan?" ucap Dania didalam hatinya.

Dania tersenyum tipis, menandakan ia masih marah terhadap kekasih yang sebenarnya tidak dia cintai itu.

Beberapa teman kerja Dania menyaksikan kedekatan diantara Dania dan Devan.

"Itu si Dania dekat banget ya sama Pak Devan," ucap temannya Dania yang melihat kejadian itu.

"Iya. Jangan-jangan mereka ... ah ngomong apa sih aku? Kita kerja lagi yuk!" ucap teman Dania yang satu lagi.

"Nanti kita tanya kejelasannya sama Dania ya setelah kita selesai kerja."

...****************...

Di lobby kantor tempat Shena bekerja.

Shena sedang berjalan menuju ruang kerjanya!

"Shena!"

Shena menoleh ke arah suara!

"Eh, Pak Reyhan. Iya Pak, ada apa? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Shena.

"Ada, kamu ikut saya ke ruangan saya!"

Reyhan berjalan tanpa menunggu Shena mengiyakan perkataannya.

"P_Pak tapi."

Shena masih berdiri di tempat semula, dia melihat jam di tangannya madih menunjukkan pukul tiga belas kurang lima belas menit.

"Ini belum jam kerja, masa udah di suruh kerja lagi," gumam Shena.

Shena segera berjalan menuju ruangan Bosnya!

Tok!

Tok!

Tok!

Shena mengetuk pintu ruangan pribadi Reyhan.

"Masuk!"

Dari dalam ruangan terdengar suara Reyhan menyuruh Shena masuk.

Perlahan Shena masuk dan mulai berjalan menghampiri Reyhan yang sedang duduk di kursi kerjanya.

"Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Shena sembari terus melangkah mendekat kepada Reyhan.

"Shena, nanti malam kamu ada acara atau tidak?" tanya Reyhan.

"Nanti malam?"

Shena mengulang perkataan Reyhan.

"Maksud Anda bagaimana? Saya kurang faham," sambung Shena.

Reyhan bangkit dari duduknya lalu mengajak Shena duduk di sofa yang ada di ruangannya!

"Anda mau meminta saya lembur, hari ini?" tanya Shena setelah duduk di sofa empuk itu.

"Tidak, ini bukan tentang pekerjaan."

"Lalu?"

"Shena sekarang belum waktunya kerja. Saya ingin mengajak kamu makan malam bersama, nanti malam."

Shena terdiam, dia tak tahu harus berkata apa.

"Saya harap kamu tidak menolak ajakan saya ini setelah beberapa kali kamu menolak saya," ucap Reyhan lagi.

"Eum, baiklah Pak. Saya bersedia menemani Anda makan malam," sahut Shena.

Reyhan tersenyum bahagia, malam nanti adalah yang pertama dirinya jalan bersama wanita setelah beberapa tahun dia menghindari para wanita yang datang ke kehidupannya.

Bersambung

Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!