Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih sepuluh menit, akhirnya Shena tiba di kafe tempat ia akan bertemu dengan Devan.
Di depan kafe itu sudah ada Devan yang sedang berdiri, mungkin sudah menunggunya dari tadi.
Shena berjalan menghampiri Devan dengan senyuman yang tak pernah pudar dari bibirnya!
"Hai Mas, sudah lama menunggu ya?" ucap Shena.
"Tidak, aku juga baru tiba di sini barusan kok," sahut Devan.
Devan tersenyum ke arah Shena, terlihat dengan jelas bahwa ada maksud tertentu dalam tatapan laki-laki yang sudah menyakiti Shena itu.
"Tunggu kehancuran mu tiba, Devan karena aku datang untuk membalas dendam padamu," ucap Shena didalam hatinya.
Shena tersenyum misterius lalu menundukkan kepalanya.
"Shena ayo kita masuk!"
Devan meraih tangan Shena dan menggenggamnya! Tanpa rasa malu ataupun canggung, dia menarik tangan Shena membawanya masuk ke dalam kafe itu.
Shena menatap tangannya yang digenggam erat oleh laki-laki yang sebenarnya sangat ia benci sebuah senyuman terpaksa, terukir di bibir Shena.
Siang itu Shena memilih untuk tidak makan siang karena dia harus menjaga berat badannya agar tidak naik dan membuatnya gendut.
"Kamu kok gak makan?" tanya Devan.
"Nggak, Mas aku gak makan siang," sahut Shena.
"Kenapa? Nanti kalau kamu gak makan kami sakit."
"Baru sekarang kamu perduli sama aku, Mas," ucap Shena didalam hatinya.
Shena menundukkan kepalanya dengan tangan yang sedikit terkepal.
"Shena, hey!"
Devan menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Shena.
Shena terperanjat, seketika lamunannya buyar begitu saja saat Devan memanggil namanya
"Eh, maaf Mas. Aku agak kurang fokus," ucap Shena.
"Kenapa, kamu sedang ada masalah?"
"Tidak, Mas."
Shena memasang wajah lemas seperti orang sedang kebingungan.
"Jangan bohong, kalau kamu ada masalah ceritakan sama aku siapa tahu aku bisa membantu."
"Tapi Mas, aku gak enak ngomongnya sama kamu."
"Kamu kenapa, bicara saja jangan merasa sungkan. meski kita ini sudah berpisah tapi kita harus menjaga hubungan baik demi anak kita," ucap Devan.
Devan yang tidak tahu bahwa putrinya sudah meninggal, menggunakan atas nama anak untuk menjalin kedekatannya dengan Shena kembali.
"Mas, sebenarnya aku butuh uang," ucap Shena dengan ragu-ragu.
Devan tak langsung berbicara, dia nampak berpikir sesuatu sembari menatap Shena.
"Aku ingin tahu, apakah kamu mau mengorbankan uangmu untuk aku, Mas," ucap Shena didalam hatinya.
Shena masih terdiam dengan kepala yang tertunduk ke bawah, menunggu jawaban apa yang akan ia dapatkan dari mantan suaminya.
"Kamu butuh berapa? Aku akan membantumu."
Shena menatap Devan dengan raut wajahnya yang bahagia, sebuah senyuman lebar terukir di bibir Shena.
"Benarkah? Mas kamu sedang tidak bercanda kan?"
"Tidak, aku serius ingin membantumu."
"Aku butuh dua setengah juta saja kok, Mas. Aku janji aku akan menggantinya kalau aku sudah punya uang."
Shena menggenggam erat tangan Devan tak lupa ia memasang raut wajah bahagia.
"kamu tidak perlu mengganti uang aku. Aku ikhlas kok memberikannya untuk kamu."
Devan mengusap punggung tangan Shena dengan lembut sembari terus menatap wajah Shena.
"Terimakasih, Mas. Aku gak tahu harus membalas kebaikan kamu dengan apa."
Sebenarnya Shena tidak butuh uang karena uang gajinya saja sudah cukup untuk membiayai hidupnya dan juga keluarganya. Dua hanya ingin tahu apakah Devan akan mengasihani dirinya atau tidak dan lagi Shena melakukan itu agar dia bisa dengan mudah menemui Devan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments