Pagi itu Shena sedang berdandan sambil bernyanyi-nyanyi kecil, dia nampak sangat bahagia di pagi itu persis seperti orang yang sedang jatuh cinta.
Suara nyanyian Shena terdengar sampai luar ruangan kamar Shena, saat itu Bu Ayu sedang menyapu ruangan tamu sekaligus ruangan keluarga di rumah mereka.
Bu Ayu tersenyum lebar saat mendengar suara nyanyian Shena yang terdengar merdu itu.
"Mungkin dia sedang bahagia hari ini," gumam Bu Ayu.
Pak Rudy yang sudah siap dengan pakaian kerjanya, duduk di kursi sambil terus mendengarkan Shena bernyanyi.
"Bu, suara Shena enak juga didengar ya," ucap Pak Rudy.
"Iya, Pak," sahut Bu Ayu.
"Sepertinya dia sedang berbahagia."
"Sepertinya begitu, Pak. Ibu ikut bahagia kalau dia juga bahagia."
"Semoga saja tidak ada kesedihan lagi pada Shena ya, Bu."
"Iya, Pak. Ibu juga berharap seperti itu. Udah ah, Pak jangan ngajak ngobrol terus, Ibu mau menyiapkan makanan untuk sarapan dulu," ucap Bu Ayu.
Bu Ayu segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk mereka sarapan!
Di dalam kamar Shena.
Shena menatap wajahnya dengan matanya yang tanpa berkedip satu kali pun, dia terpesona dengan kecantikan wajahnya sendiri. Sudah lama sekali dia tidak berdandan dengan alat make_up yang lengkap seperti yang ia gunakan saat ini.
"Waw, ternyata aku masih cantik pantas saja si Devan itu sepertinya suka lagi sama aku," gumam Shena.
"Semoga saja dia benar-benar jatuh cinta padaku agar aku bisa dengan mudah membalaskan dendam Deshyana," ucap Shena didalam hatinya.
Mata Shena mulai berkaca-kaca, dia mulai sedih saat mengingat masa-masa sakitnya bersama Shena tanpa adanya seorang suami di sampingnya yang selalu menguatkan dirinya.
Jika laki-laki lain akan sangat menyayangi dan memperjuangkan anaknya yang sakit keras, berbeda dengan Devan, Devan malah menganggap putrinya sebagai pembawa sial karena terlahir dengan mengidap penyakit mematikan, Devan juga sangat membenci putrinya sendiri saat setelah dia memiliki wanita idaman lain.
Saat itu, hidup Shena semakin penuh luka dan air mata saat Devan sudah terang-terangan ingin menikahi wanita simpanannya dan sering mengajak selingkuhannya itu masuk ke dalam rumah mereka.
Shena mengusap air matanya dengan kedua belah tangannya! Dia memejamkan matanya sembari menarik nafasnya panjang lalu membuangnya dari mulut dengan perlahan.
Shena selalu melakukan hal itu agar dirinya merasa lebih tenang.
"Shena kamu harus kuat, kamu bisa melewati semua ini sendiri," ucap Shena pada dirinya sendiri.
...****************...
Di kediaman Devan dan keluarga kecilnya.
Keluarga kecil itu sedang sarapan bersama, seperti biasa Devan akan bersikap romantis dan hangat kepada Susan agar Susan tidak merasa bahwa Devan sedang ada wanita lain.
Meski sebenarnya Devan mencintai Shena lagi tapi dirinya tidak ingin pisah dengan Susan, dirinya akan merasa malu dan di cap sebagai laki-laki yang tak becus mengurus rumah tangga sendiri jika terjadi perceraian yang ke dua kalinya pada dirinya.
"Sayang, hari ini aku mau ke restoran kita yang di daerah xxx, kamu mau ikut?" tanya Devan.
"Tidak, aku di rumah saja," sahut Susan.
Devan tak langsung menjawab perkataan Susan, dia hanya menatap Susan dengan tatapan aneh.
"Baguslah, kamu gak usah ikut biar aku bisa bertemu dengan Shena lagi," ucap Devan didalam hatinya.
Devan tersenyum tipis ke arah Susan.
"Kamu hati-hati di rumah ya," ucap Devan.
Devan mencium kening Susan dengan mesra lalu mulai pergi meninggalkan Susan di rumahnya!
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments