Saat setelah bertemu di restoran beberapa hari lalu, Devan menjadi sering menghubungi Shena dan sering pulang terlambat.
Saat itu, setelah Devan mengunjungi salah satu restorannya, dia tak langsung pulang ke rumahnya dia mengajak Shena untuk makan malam bersama di restoran miliknya yang terletak daerah lain yang jauh dari rumahnya.
Devan meraih ponselnya dari dalam saku celananya. Dia mencari nomor ponsel Shena lalu menelponnya.
📞 "Halo, Mas Devan," ucap Shena dari sebrang telepon.
📞 "Halo, Shena kamu sibuk gak malam ini?" tanya Devan.
📞 "Tidak, memangnya kenapa?"
📞 "Aku ingin bertemu dengan anak kita. Bisa kita bertemu?"
Shena tidak langsung menjawab perkataan Devan, hatinya kembali merasa sakit saat mengingat Deshyana yang sudah tiada. Tak terasa air mata Shena menetes dari pelupuk nya.
📞 "Shena kamu dengar aku kan?"
Shena mengusap air matanya lalu menarik nafasnya panjang.
📞 "Iya, aku dengar Mas. Boleh, mau bertemu di mana?"
📞 "Aku jemput kamu ke rumahmu. Kirimkan saja alamatnya lewat chat whatsapp."
📞 "Tidak perlu, Mas. Aku samperin kamu saja ke tempat kita bertemu."
📞 Ya sudah kalau itu mau kamu. Kita bertemu di restoran kita yang di xxx."
📞 "Baik, Mas nanti aku ke sana."
📞 "Aku tunggu ya."
Devan mematikan sambungan teleponnya setelah selesai bicara dengan Shena lalu ia segera menghapus panggilan keluar di ponselnya karena takut ketahuan oleh Susan.
Devan tersenyum tipis lalu merapikan rambutnya.
"Shena, ternyata sekarang kamu lebih cantik dari Susan," gumam Devan.
Devan masuk ke dalam mobilnya sambil bersiul ria. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta, Devan senyum-senyum sendiri sambil membayangkan Shena.
...****************...
Di rumah Shena.
Shena duduk di kursi depan meja rias nya, dia menatap wajahnya dari pantulan cermin.
"Kenapa baru sekarang kamu ingin bertemu dengan anak kita, Mas? Di mana kamu saat dia membutuhkan sosok seorang ayah, di mana kamu saat dia butuh biaya pengobatan penyakitnya?" gumam Shena.
Shena meneteskan air matanya, betapa dia sangat sedih kala mengingat masa lalu yang membuat dirinya sampai kehilangan putri yang dia sayangi.
Beberapa saat kemudian, Shena mengusap air matanya dengan kedua telapak tangannya!
"Aku harus kuat, aku harus membalaskan dendam Deshyana kepada dia. Kamu harus merasakan apa yang aku dan Deshyana rasakan, Mas," gumam Shena.
Shena beranjak dari duduknya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang masih terdapat sisa-sisa air mata.
"Shena, kamu menangis?" tanya Bu Ayu yang melihat bekas air mata di pipi Shena.
Karena di rumah orang tua barunya hanya ada satu kamar mandi, saat Shena akan masuk ke dalam kamar mandi dia berpapasan dengan Bu Ayu.
Shena tersenyum tipis. "Nggak, Bu tadi aku kelilipan," sahut Shena.
"Kelilipan? Coba sini, Ibu lihat."
"Tidak perlu, Bu. Udah gak apa-apa kok."
Shena segera masuk ke dalam kamar mandi yang terletak di dapur rumah mereka!
Bu Ayu menatap kepergian Shena, dia menggelengkan kepalanya saat Shena sudah masuk ke dalam kamar mandi.
"Shena, kamu masih saja menyembunyikan kesedihan kamu dari Ibu," gumam Bu Ayu.
Bu Ayu melanjutkan langkahnya menuju dapur, dia hendak menyiapkan makanan untuk mereka makan malam!
...****************...
Di kediaman Devan dan Susan.
Susan berjalan bolak-balik sembari menggendong bayinya! Dia merasakan khawatir kepada Devan yang belum juga pulang.
"Duh, Papamu kemana, Nak. Jam segini belum datang juga," ucap Susan kepada bayinya.
Susan sudah mencoba menelpon Devan namun tidak di angkat oleh suaminya itu.
"Mas Devan kemana sih? Seharusnya dia kabarin aku kalau mau pulang telat agar aku tidak khawatir padanya." gumam Susan.
...****************...
Devan sudah berada di restoran tempat dia akan bertemu dengan Shena. Dia duduk di salah satu kursi yang terdapat di sudut ruangan restorannya.
Devan sudah menunggu lumayan lama, namun Shena tidak juga menapakkan dirinya, Devan mulai gelisah, dia takut Shena tidak datang ke tempat itu.
Devan menepuk-nepuk meja dengan jarinya, untuk menghilangkan rasa bosannya.
Tak lama Shena datang dengan menggunakan dress berwarna biru dongker, tadi dan sepatunya ia menggunakan warna yang senada dengan dress nya.
Malam itu Shena, berdandan dengan sangat rapi, dia menampakkan penampilan terbaiknya untuk Devan.
"Shena," gumam Devan.
Devan menatap Shena dengan mata yang tak pernah berkedip sekali pun. Dia terpesona oleh kecantikan Shena yang sekarang.
Shena terus berjalan menghampiri Devan yang tengah menatapnya, senyuman terbaik ia suguhkan untuk laki-laki yang sangat ia benci itu.
"Mas, udah nunggu lama ya?" tanya Shena.
"Nggak. Nggak kok, meski harus menunggu satu hari, satu bulan bahkan satu tahun, aku siap melakukannya untuk kamu," ucap Devan.
Shena tersenyum lebar selebar bibirnya.
"Kamu bisa saja."
"Duduklah," ucap Devan mempersilahkan Shena untuk duduk.
Shena duduk di kursi yang berhadapan dengan Devan!
"Shena, kamu cantik sekali," ucap Devan.
Shena tersipu, "terimakasih, Mas."
Devan terus menatap Shena dan Shena pun membalas tatapan dari Devan. Mereka berdua saling bertatapan dalam waktu yang lama.
"Tadi kamu ingin bertemu dengan Deshyana, Mas, kenapa sekarang kamu tidak menanyakan dia?" ucap Shena didalam hatinya.
Saat keduanya saling bertatapan, datang seorang pelayan restoran mengantarkan makanan yang udah Devan pesan pada karyawannya itu.
Karena mereka pernah bersama, Devan masih ingat betul makanan kesukaan Shena.
"Permisi, Pak, Bu," ucap pelayan restoran itu sembari menata makanan yang Devan pesan di atas meja.
"Mas, kamu masih ingat makanan kesukaan aku?" ucap Shena.
"Iya, dong. Aku masih sangat ingat semua yang kamu sukai."
Shena tersenyum tipis menanggapi perkataan Devan.
...****************...
Di rumah Pak Rudy dan Bu Ayu.
"Pak, sepertinya Shena sudah melupakan kesedihannya ya," ucap Bu Ayu kepada Pak Rudy.
"Syukur kalau begitu, Bu. Bapak senang melihat Shena ceria," sahut Pak Rudy.
"Iya, Pak. O ya, Pak tadi siang ada beberapa pemuda yang datang ke sini katanya mereka mau berkenalan dengan Shena."
"Benarkah? Bagus itu, Bu kalau Shena punya teman laki-laki dia bisa cepat melupakan mantan suaminya itu."
"Ibu juga berpikir begitu tapi Ibu tidak yakin, Shena akan mudah membuka hatinya untuk laki-laki lain setelah apa yang mantan suaminya lakukan padanya."
"Mudah-mudahan saja, Shena tidak trauma dengan masa lalunya, Bu."
Iya, Pak kita do'akan saja yang terbaik untuk Shena ya, Pak."
"Iya, Bu."
...****************...
"Shena, aku ngajak kamu ketemu di sini, aku mau minta maaf sama kamu. Karena aku sudah tidak memperdulikan kamu dan juga anak kita," ucap Devan.
"Mas, aku sudah memaafkan kamu sejak dulu," sahut Shena.
Sebisa mungkin Shena menyembunyikan rasa bencinya kepada Devan, dia terus berpura-pura bahagia bisa bertemu dengan Devan.
"Terimakasih, ya. Mulai sekarang aku akan mengirim uang padamu untuk biaya pengobatan anak kita."
Shena tersenyum tipis meski dengan terpaksa.
"Terlambat, Mas sekarang anak kita sudah tiada. Sudah tidak ada kesempatan bagimu untuk menebus semua dosa-dosa mu pada Deshyana," ucap Shena didalam hatinya.
Shena sengaja tidak memberi tahu Devan kalau Deshyana sudah tidak ada, Shena akan memberi tahu Devan saat sudah waktunya nanti, saat dirinya sudah mencapai tujuannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Wawa Balqis
devan aneh
2022-11-24
1