Anka melangkahkan kedua kakinya dengan cepat. Dia ingin keluar dari perusahaan Harvin secepat mungkin. Perasaannya sangat kacau. Semuanya bercampur aduk menjadi satu. Untung saja tadi dia mengendarai motor matic coklat tua yang selalu setia mengantarnya ke mana pun.
Gadis cantik itu berjalan menuju arah parkir khusus kendaraan roda dua. Jaraknya cukup jauh dengan area parkir kendaraan roda empat. Untuk menuju area parkir kendaraan roda dua, Anka harus melewati area parkir kendaraan roda empat khusus dewan direksi.
Mobil Mercedes-Benz EQS hitam itu terparkir dengan rapi di sana. Anka melirik sinis pada mobil itu. Anka merasa mobil itu terlihat dingin dan sombong seperti pemiliknya. Bahkan, Anka mengira mobil itu sedang menertawai dirinya.
Begitulah jika perasaan wanita sudah disakiti. Benda tak hidup si pemilik pun menjadi pelampiasan kekesalan. Anka meraih sesuatu di dalam tasnya tanpa melepaskan tatapan sinis pada si Mercedes.
Anka mengangkat benda pipih dengan pegangan plastik tebal berwarna hitam. Dia mengarahkan bagian runcing benda pipih itu ke atas sambil tersenyum licik. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mengamati situasi di sekitar area parkir.
Di saat suasana sepi, Anka segera melangkahkan kakinya menuju Mercedes. Anak menempelkan ujung kunci yang runcing itu pada bagian pintu depan mobil. Dia membuat garis yang cukup panjang dengan sekuat tenaga hingga membuat motif garis panjang sedikit bergelombang pada tubuh si Mercedes.
Tadinya Anka ingin membuat motif garis panjang bergelombang itu mengelilingi body mobil. Akan tetapi, alarm mobil sudah meraung-raung sejak Anka mulai membuat motif goresan.
"Lumayanlah," ucap Anka setelah puas dengan perbuatannya.
Gadis itu langsung melarikan diri menuju area parkir motor. Sesampainya di belakang motor maticnya, Anka langsung menunduk. Dia tidak ingin tertangkap oleh petugas keamanan jika dia adalah si pelaku utama perusak mobil CEO mereka.
Di sisi lain. Kunci mobil yang di pegang oleh Noah menyala berkedip-kedip. Artinya, ada sesuatu yang memicu alarm mobil. Noah segera mempercepat langkah kakinya. Untung saja jaraknya sudah tidak begitu jauh karena kebetulan dia juga akan ke area parkir untuk mempersiapkan mobil tuannya.
"Ada apa pak Asep?" tanya Noah pada salah satu petugas keamanan.
"Saya tidak tahu pak. Kondisi area parkir sepi. Tapi, mobil pak bos malah bunyi," jawab pak Asep.
Noah melihat kunci mobil di tangannya. Kemudian dia mematikan alarm melalui kunci itu. "Mungkin ada yang rusak." Noah bergumam.
"Kenapa pak Noah?" tanya pak Asep karena tidak jelas mendengar ucapan Noah.
"Tidak, tidak ada apa-apa pak. Bapak bisa kembali ke pos bapak. Saya juga akan pergi sebentar lagi."
"Baik pak Noah. Saya pamit ke depan dulu ya."
Noah tersenyum kemudian melangkahkan kakinya menuju mobil. Saat mendekati body mobil, Noah terkejut mendapati motif baru yang tercetak sempurna di sana.
"Ya ampun, pantasan saja alarmnya berbunyi. Ternyata ada yang mengukir motif baru. Habislah aku!" Noah menepuk keningnya. Dia terduduk di samping ban depan mobil. Kemudian, tubuhnya perlahan merosot ke bawah hingga terbaring.
Kedua lutut pria itu langsung lemas saat melihat motif baru yang tercetak di body mobil tuannya. Masih syukur jika dia mendapat amarah dari tuannya itu. Siapa yang tidak kenal tuan Harvin yang terkenal dingin dan kejam.
"Benar-benar tamat riwayatku. Untuk membeli bannya saja bisa menguras gaji satu bulan. Apalagi harus mengganti catnya. Apes-apes." Noah berbicara pada dirinya sendiri. Tanpa sengaja dia menolehkan kepalanya ke samping.
Sekilas dia melihat seorang gadis yang sedang bersembunyi di seberang area parkir mobil. Kepala gadis itu turun naik melihat ke arahnya. Noah kembali bersemangat. Dia tidak langsung berdiri, melainkan berjongkok dan merangkak perlahan.
Noah tidak langsung berpindah tempat, dia melihat keadaan di seberang. Saat kepala gadis itu turun ke bawah, dia langsung merangkak ke mobil lainnya untuk bersembunyi. Begitu seterusnya hingga Noah mencapai area parkir dengan mulus.
Kini Noah berada tepat di belakang gadis itu. Dia menarik lengan jaket jeans gadis itu sambil berkata, "Sedang apa nona?"
"Sembunyi," jawab Anka sambil memperhatikan area parkir mobil. Setelah merasa tidak ada seorang pun di sana, gadis itu langsung berdiri diikuti oleh Noah.
"Sembunyi dari apa nona?" tanya Noah lagi.
"Dari yang punya mobil di sana." Anka menjawab sambil merapikan gaun. Kemudian dia menyadari sesuatu. Tubuh Anka langsung bergeming. Dia berpikir jika ada seseorang yang berbicara padanya berarti orang itu tahu jika dia adalah pelakunya.
Kedua netra cokelat muda Anka membesar. Dia menolah ke belakang perlahan, seorang pria berjas hitam sedang berdiri menatapnya. Anka tidak mampu untuk berteriak. Dia hanya menutup mulutnya dengan kedua tangan. Gadis itu berteriak dengan mulut tertutup.
"Apa kau marah padaku Noah?" Setelah mengontrol diri, Anka memberanikan diri untuk bertanya pada Noah.
Noah menghela napas. Bagaimana mungkin dia bisa memarahi pacar bosnya. Setidaknya dia lega. Dia tidak harus menanggung kesalahan penuh atas goresan di body mobil tuannya.
"Tentu saja tidak nona," jawab Noah sambil tersenyum. "Apa nona sudah merasa lebih baik?" tanya Noah perhatian.
"Maksudmu?" Anka bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Noah.
Noah tersenyum. Dia tidak ingin menguak kembali luka yang baru saja tertoreh di hati Anka. "Maaf nona. Aku rasa, aku akan pergi sekarang. Sampai bertemu lagi." Noah mengucapkan selamat tinggal sambil menganggukkan kepalanya sedikit. Kemudian melangkah mundur meninggalkan Anka.
"Noah!" Anka berteriak karena baru menyadari Noah mulai meninggalkannya. Gadis itu lupa akan sesuatu.
"Iya nona." Noah menjawab sambil membalikkan tubuhnya menghadap Anka.
"Hmmm ... secret (rahasia), please!" Pinta Anka dengan suara pelan. Gadis itu berkata sambil menundukkan kepala dan memutar pelan tubuhnya ke sana kemari bak seorang gadis kecil yang berusaha merayu untuk dikasihani.
"Secret, nona. I promise (Aku janji)."
Anka dapat bernapas lega setelah Noah berjanji untuk tidak memberitahu Harvin mengenai mobilnya. Tak ingin berlama-lama lagi. Anka segera naik ke atas motor matic dan menghidupkan mesinnya, tidak lupa dia mengenakan helm lebih dulu. Sebelum menarik gas motor, Anka melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Masih ada dua jam lagi sebelum latihan. Akhirnya, Anka memutuskan untuk pulang ke kosan.
* * *
Latihan di sanggar hari ini sangat menguras tenaga. Setiap kali ada tarian baru yang harus dipelajari, pasti akan menghabiskan waktu satu jam lebih lama dari jadwal pulang seperti biasa. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Karena masih belum larut malam, Anka memutuskan untuk berkeliling mencari udara segar.
Ingatan akan kejadian tadi siang kembali singgah di pikiran Anka. Tanpa terasa motor matic yang dikendarainya membawa gadis itu ke sebuah restoran. Restoran Amerika yang merupakan salah satu tempat makan favorit Anka dan Harvin.
Anka berhenti tepat di seberang jalan. Perasaan Anka kembali terluka saat melihat pasangan yang berada di dalam restoran sedang makan malam dengan mesranya. Si gadis menyuapi pasangannya dengan mesra.
Si pria menerima suapan itu dengan senang. Terlihat dari senyuman yang terukir di wajah sang pria. Mereka pasangan yang sangat serasi dan romantis. Air mata Anka kembali membasahi pipi merah jambu nya saat melihat pasangan di dalam restoran itu yang tak lain adalah Harvin dan Claudia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments