BAB 18

Aurora kini sudah siap untuk mengunjungi Oma dan juga opanya. Mungkin mereka akan marah, tetapi dia sudah siap menerima konsekuensinya. Bukan waktu yang sebentar dia meninggalkan kota ini. Bahkan mungkin mereka sudah menganggapnya mati.

Dia hanya pergi sendiri ditemani sopir . Paman Raka sudah mulai bekerja jadi tidak bisa mengantarkannya. Dia hanya memakai celana jins dan juga kaos oblong. Tidak mencerminkan sama sekali jika dia orang kaya .

" Nanti kita beli oleh-oleh dulu paman."

" Non Rara mau membeli apa?"

" Rara ingin membelikan kue untuk oma dan juga opa "

" Baik Nona."

Mobil itu meluncur dengan kecepatan santai. Aurora tidak mempermasalahkan , karena dia juga masih ingin cuci mata. Dia menghadap ke arah luar jendela .

Tidak sampai satu jam dia sudah tiba di rumah Omanya. Rumah yang sudah lama tidak ia datangi. Mobilnya berhenti di depan pintu gerbang.

" Mau cari siapa?" tanya satpam penunggu gerbang.

" Nyonya Ratih ada?"

" Maaf apakah sudah ada janji."

" Katakan saja cucunya sedang berkunjung."

" Jangan bicara omong kosong ... cucu-cucu Nyonya sudah ada di dalam semua ."

Satpam itu tidak percaya sehingga Aurora langsung turun dari mobil yang ia naikin. Melihat penampilan Aurora membuat penjaga itu malah menghinanya.

" Oalah neng... pesan saya jangan suka membuat ulah, apalagi mengaku menjadi cucu Nyonya Ratna."

" Apa masalahnya pak?"

" Dilihat dari segi manapun anda tidak cocok jika menjadi cucu beliau."

" Bukankah bapak belum melapor kehadiran saya."

" Ti_"

Tin tin tin ( bunyi klakson mobil dibelakang mobil Aurora)

" Tolong minggir jangan menghalangi mobil tuan muda yang ingin masuk kedalam."

" Bapak bisa membuka gerbangnya kan?"

" Tetapi_"

" Ada apa ini?"

" Ini tuan Reno ada tamu yang ingin bertemu dengan nyonya Ratih . Dia juga mengaku sebagai cucunya."

" Cucu.... siapa kamu?" tanya pria muda yang bernama Reno itu.

Reno adalah putra dari adik kandung papanya. Dia masih berusia 20 tahun jadi dia masih empat tahun dibawahnya. Sedangkan Aurora sudah berumur 24 tahun. Meskipun begitu wajah Aurora masih seperti anak SMA.

Aurora saat ini memakai topi sehingga wajahnya tidak begitu terlihat. Dia memandang pemuda di depannya ini dengan intens. Sejujurnya dia kangen dengan sepupunya ini, tapi dia masih ingin menguji daya ingatnya dan juga kepedulian terhadap seseorang .

" Saya Dewi berasal dari kampung."

" Untuk apa kamu ingin menemui nenekku, dan juga kenapa kamu mengaku sebagai cucu nenek?"

" Tuan Reno...," sapa pak Rahmat yang mengenali sepupu dari Nona nya.

" Pak Rahmat... kenapa membawa gadis ini kesini?"

" Apakah tuan Reno tidak mengenal non Rara?"

" Rara apanya? dia bilang tadi namanya Dewi."

" Non ..."

" Sudahlah pak... sekarang saya tanya sama tuan Reno terhormat, apakah saya diperkenankan untuk masuk kedalam?"

" Tetapi didalam sedang ada pertemuan keluarga."

" Saya hanya ingin bertanya boleh atau tidak?"

" Baiklah.... masuklah kedalam. Paman buka gerbangnya!"

" Baik tuan muda."

Satpam itu membuka gerbangnya. Aurora langsung masuk kedalam tanpa menaiki mobilnya. Dia berjalan dengan santai. Ternyata tempat ini sudah banyak berubah. selain itu bangunannya tambah mewah. Sudah seperti istana.

Rara sudah tida di depan pintu utama, tetapi dia tidak membunyikan bel. Dia malah menunggu Reno yang masih harus memarkirkan mobilnya.

" Kenapa tidak membunyikan bel ?"

" Kan sudah ada anda . Anda bilang tadi ada pertemuan keluarga kok sepi!"

" Huh ... mereka ada di dalam. silahkan masuk!"

Reno membuka pintu yang tidak dikunci. Dia menyuruh Aurora masuk sebelum melenggang masuk ke dalam.

" Masuklah... mungkin orang-orang sedang ada di taman . Akan saya panggilkan nenek dahulu."

Reno langsung melangkah kedalam meninggalkan Aurora di ruang tamu sendirian. Aurora melihat foto-foto yang tergantung di dinding. semua anggota keluarga nampak di dinding itu. Bahkan foto Aurora kecil yang sedang digendong ayahnya seperti di rumahnya juga ada. Air matanya mengalir.

" Siapa ya... itu semua foto keluarga ku."

Aurora melihat wanita tua yang berbicara padanya. Ternyata dia masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Omanya. Tanpa berkata dia langsung memeluk Omanya itu dengan menangis .

Tentu saja Oma Ratna kaget.Tetapi ada perasaan hangat yang mengalir di tubuhnya. Dia membiarkan Aurora menangis di pelukannya.

" Hei... apa-apaan ini. Siapa dia nek , bisa-bisanya memeluk nenek se erat itu."

Rara menghentikan tangisannya dan melepaskan pelukannya.

" Maaf... Apa anda tidak mengenaliku?" tanya Aurora sambil mencopot topi yang menutupi wajahnya.

Tidak ada yang mengenalinya meskipun ada yang tidak asing dengan wajah itu. Oma Ratih hanya mengerutkan keningnya. Sedangkan gadis kecil di samping Omanya hanya cemberut.

Terpopuler

Comments

Dedeh Dian

Dedeh Dian

adeuh jadi lieur

2023-02-09

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh

2022-10-08

0

lyra abila

lyra abila

yahh kok mLah lupah sih
aq bayangin ada tangis haru gitu🤣🤣🤣🤣

2022-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!