BAB 4

Kondisi Adrian sudah dikatakan lebih baik . Dia sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Luka-lukanya juga sudah pulih, hanya saja dia masih belum boleh beraktivitas secara berlebihan. Saat ini Adrian masih tinggal bersama dengan Aurora dan kakeknya. Lagian dia mau pulang kemana , sedangkan dia tidak mengingat semua identitasnya.

Andai saja disini ada televisi mungkin mereka akan mengetahui jati diri Adrian. Berita tentang kecelakaan Adrian dimuat di beberapa stasiun televisi swasta nasional.

Jangankan televisi, listrik pun disini masih jarang ada yang punya . Hanya rumah Aurora dan sekitarnya yang memiliki , karena mereka menggunakan tenaga surya.

Akses yang sulit terjangkau membuat listrik dari PLN tidak sampai ke desa ini.

Sekarang Aurora sedang bersama ketiga hewan kesayangannya sedang menaiki bukit. Dipunggung nya sudah ada ransel yang selalu ia bawa . Di dalamnya berisi tumbuhan obat yang dia temukan selama perjalanan.

Saat lelah Aurora tiduran beralaskan daun pisang dan menggunakan harimau kesayangannya sebagai bantal . Sedangkan dua serigala berbaring di kanan kirinya. Pemandangan seperti ini sudah sering terjadi.

Ada sekelompok orang yang sedang berburu. Mereka berjumlah tiga orang. Ditangan mereka sudah ada senapan yang sudah dipersiapkan untuk menembak hewan buruan .

Ketiga orang itu nampak senang saat melihat tiga ekor bintang buas yang sedang tertidur . Mereka belum melihat Aurora yang tidur ditengah mereka .

Ternyata insting binatang itu sangat kuat. Begitu para pemburu bersiap untuk membidik , ketiga binatang itu langsung bangun. Aurora yang merasakan pergerakan dari hewan kesayangannya langsung bangun . Dia melihat para pemburu yang sudah siap untuk membidik.

Pemburu yang melihat Aurora ada ditengah hewan buas langsung menghentikan bidikannya.

" Apa yang kalian lakukan di hutan ini?" tanya Aurora pada para pemburu.

" Seharusnya pertanyaan itu cocok untuk anda nona. Apa yang nona lakukan di hutan ini?'

" Ini rumahku. Apa yang biasa kau lakukan di rumah mu?"

" Apa nona seorang Tarsan hingga tinggal di dalam hutan?" gelak pemuda itu menyindir Aurora

" Jika mau menganggap ku seorang Tarsan juga tidak masalah sih."

" Bolehkah ketiga binatang itu kau berikan kepada kami?"

" Kalau mereka mau ikut kalian. Silahkan kalian bawa ."

Mata ketiga orang itu berbinar. Tapi setelah dipikir-pikir mereka lebih memilih sang pemilik. Jika salah satu dari mereka bisa mempersuntingnya sungguh luar biasa.

" Boleh kenalan tidak?"

" Silahkan.... yang harimau putih kuberi nama white, serigala betina bernama wolfy dan serigala jantan wolf."

Mendengar jawaban dari Aurora membuat mereka terbengong. Siapa yang menanyakan nama hewan - hewan itu?

" Teman- teman ada yang ingin berkenalan dengan kalian. Coba kalian sapa mereka!"

" A. u u u u u u u u u u"

" A. u u u u u u u u u u"

" H r r r r r r r r r r r r r r"

Suara tiga hewan buas itu meramaikan suasana hutan yang sepi. Ketiga hewan milik Aurora berjalan perlahan kearah tiga orang pemburu. Mereka tiba-tiba merasa merinding. Mau menembak juga tidak tega .

Ketiga orang itu sebenarnya sesama pengusaha dari kota . Mereka menghilangkan kepenatan dengan cara berburu.

"...."

Saat ketiga hewan itu berada di depannya , mereka diam tidak berkutik. Bukanya mereka tidak pernah berhadapan dengan hewan buas, tapi situasinya berbeda dengan saat ini.

" Nona bisakah anda menyuruh ketiga hewan ini untuk menyingkir?"

" Katanya kalian bertiga ingin berkenalan. Sudah bagus mereka mau berkenalan dengan anda semua."

" Sepertinya ada kesalahpahaman nona. Kami bukan ingin berkenalan dengan binatang nona tapi berkenalan dengan Nona."

" Tadi katanya ingin ketiga binatang ini. Kok malah plin plan toh?"

" Kami kira tadi mereka bukan binatang anda jadi kami berniat membiusnya untuk kami bawa pulang," ucap salah satu pemburu.

Apa yang dikatakannya benar. Senapan yang mereka bawa isinya memang peluru bius . Mereka tidak berniat untuk membunuh binatang buruannya.

" Teman-teman sepertinya mereka tidak mau berkenalan dengan kalian. Kembali kesini dong!"

Ketiga binatang itu entah kenapa bisa mengerti ucapan Aurora. Mereka kembali ke sisinya. Ketiga orang yang melihat hal itu tidak bisa tidak untuk terpesona pada Aurora. Selain cantik juga mempunyai keahlian yang tidak sembarang orang memilikinya. Bahkan mereka bertiga yang sering berinteraksi dengan binatang belum bisa seahli Aurora.

" Kok kalian bertiga malah bengong?"

" Maaf_"

" Kenapa harus minta maaf?"

"... "

" Sebenarnya nona ini siapa?"

" Katanya tadi sudah kenal. Seperti yang kalian bilang saya adalah Tarsan Wati A....u....o....."

Ketiga orang ini kembali bengong melihat tingkah absurd Aurora. Mereka jadi bergidik jangan - jangan gadis cantik ini penunggu hutan ini . Mereka berkata dalam hati.

Mereka bertiga saling pandang, sebelum memperhatikan Aurora dengan intens. Mereka ingin memastikan gadis cantik di depan mereka ini beneran manusia atau malah ....

Seolah ada komando mereka bertiga balik badan dan lari sekencang-kencangnya.

Aurora yang melihat aksi mereka gantian dia yang jadi terbengong-bengong. Kenapa mereka berlari seolah-olah sedang dikejar setan . Memangnya disini ada setan ?

Aurora celingak-celinguk melihat sekitarnya tidak ada yang aneh. Terus tatapannya berhenti pada ketiga hewan kesayangannya, mereka juga tidak melakukan apa-apa. Terus apa yang mereka takutkan?

" Aneh penakut kok jadi pemburu. Untung kalian tadi tidak membuat masalah," kata Aurora kepada ketiga hewan kesayangannya.

Setelah itu dia melihat sekitar dan melanjutkan langkahnya. Sudah cukup jalan-jalannya, waktunya untuk pulang.

Ketiga orang yang berlari tadi menghentikan langkahnya setelah merasa telah jauh dari tempat tadi. Nafas mereka tidak beraturan. Selain takut mereka lelah berlarian seperti tadi.

" Menurut kalian tadi itu orang atau penunggu hutan ini yah?" tanya salah satu dari mereka.

" Kalau menurutku sih penunggu hutan ini."

" Aku juga berfikir seperti itu. Bayangkan saja mana ada seorang gadis sendirian ditemani tiga hewan buas berkeliaran ditengah hutan. Kalau ada temennya sih mending. dia sendiri men. Udah gitu nih hutan ini kan jauh banget dari rumah penduduk. Ceweknya cantik lagi kayak peri," kata yang lain sambil membayangkan wajah cantik Aurora.

" Memangnya kamu sudah pernah lihat peri?"

" Sudah dong, Rio gitu loh!"

" Kapan?"

" Tadi ha ha ha.."

" Dasar kampret _"

Mereka bertiga sudah bersahabat sejak kecil. Sekarang sudah mempunyai usaha masing-masing. Jarang bagi mereka untuk mempunyai hati libur dan berburu seperti ini. Jadi momentum seperti ini sangat berkesan bagi mereka.

lanjut di episode selanjutnya teman - teman. Jangan lupa like, vote, favorit dan komentarnya 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Kim Nari

Kim Nari

semangat

2023-07-19

0

Dedeh Dian

Dedeh Dian

wah apa itu siapa ya berburu...pengusaha ..apa temennya Adrian...atau keluarganya ..?

2023-02-09

0

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

wkwkwkw...

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!