BAB 11

Setelah persiapan mereka selesai tak butuh waktu lama untuk meninggalkan desa itu. Setelah berpamitan dengan para tetangga mereka berempat meninggalkan desa. Hanya saja jalur mereka berbeda. Paman Raka dan juga bibi Ratna melewati jalan yang biasa yang dilalui oleh orang-orang. Sedangkan Adrian dan Aurora melewati hutan.

" Kamu yakin tidak ingin pulang bersama kami?" tanya Tante saat beliau memeluk gadis yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri .

" Tidak bisa Tante. Saya masih harus berpamitan dengan teman-teman dahulu."

" Siapa?"

" Tanpa aku beritahu Tante juga pasti sudah tahu siapa mereka."

" Bagaimana kalau Tante ikut kalian saja?" pinta Tante Ratna dengan mata berbinar.

" Boleh _"

" Tidak _"

Dua orang serempak memberi jawaban yang berbeda. Mereka tak lain adalah Marsha dan paman Raka.

" Apa paman masih takut sama mereka?" goda Marsha dengan mengedip kan sebelah matanya.

"Siapa yang takut sama mereka? " tanya paman Raka mencoba mengelak.

" Terus kenapa?" goda Aurora sambil mengedipkan satu matanya dan tersenyum.

" Cuma merinding.... Bagaimana jika tiba-tiba mereka lapar dan memangsa kita?"

" Kalau begitu kita pisah disini ," kata Tante Ratna melerai perdebatan mereka berdua.

" Baik ... Tante hati-hati di jalan."

" Kamu juga."

" jangan lupa nanti Tante sama paman langsung saja kerumah .Ingat paman sama Tante sudah janji mau tinggal sama saya."

" Iya... paman janji tapi di rumah yang mana?"

" Memangnya rumah ku ada berapa?"

" Banyak atuh neng. Rumah mendiang orang tua , rumah kakek,dan rumah yang dibangun atas nona sendiri. Belum lagi apartemen."

" Banyak juga yah. Bagaimana kalau tinggal di rumah peninggalan papa dan mama ?"

" Itu lebih baik neng, rumah itu jauh lebih luas jika memang anak-anak dokter Ardan mau tinggal bersama kita."

" Baiklah paman dan Tante langsung ke sana saja. Nanti saya sama Abang nyusul."

" Oke! hati-hati!"

" Assalamualaikum..."

"Wa alaikum salam warahmatulloh..."

Mereka pun berpisah. Aurora dan juga Adrian memasuki hutan. Setelah agak dalam memasuki hutan Aurora bersiul memanggil binatang kesayangannya. Sambil menunggu kedatangan mereka, Aurora dan juga Adrian berjalan pelan.

white, wolf dan wolfy berjalan kearah mereka. Setelah itu mereka mengeluarkan suara masing-masing seperti mengucapkan selamat datang. Aurora mengelus ketiga binatang itu bergantian dengan sayang. Ketiga hewan itu mencium wajah Aurora.

" Halo teman-teman. Kalian baik-baik saja kan?" tanyanya.

Seperti mengerti apa yang diucapkan oleh Aurora mereka menganggukkan kepala. Aurora tersenyum melihat tingkah ketiganya. Adrian sampai takjub.

" Hari ini saya harus kembali ke kota. Mungkin kita akan jarang bertemu tapi jangan khawatir saya masih akan sering menjenguk kalian bertiga," kata Aurora sambil membelai ketiganya bergantian.

Mereka kini duduk di atas rumput. Aurora hanya membawa satu ransel yang berisi barang-barang pentingnya. Adrian pun juga sama. Bajunya banyak yang ia berikan pada orang yang mau menerima. Begitu pun dengan barang yang lain. Tidak mungkin dia membawa semua barangnya.

Mereka duduk di sana agak lama . Banyak yang Aurora katakan pada binatang-binatang itu, entah faham atau tidak. Namanya juga binatang neng , masak diajak ngomong?🤔🤣🤣

" Ayo sekarang hantarkan kami ketempat biasanya!" kata Aurora sambil berdiri dari duduknya.

Dengan gerakan cepat Aurora sudah di atas badan wolf yang sudah bersiap. Lalu ke-tiga binatang itu berlari dengan cepat membawa Adrian dan Aurora ke perbatasan hutan dengan kota. Perjalanan itu sangat lancar sehingga mereka tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama .

Aurora berpamitan kepada ketiganya sebelum keluar dari hutan . Lalu mencari taksi yang bisa membawanya ke kota tempat ia tinggal. Bisa saja dia naik pesawat tapi bagaimana dengan Adrian. Dia masih belum memiliki identitas. Bahkan sampai sekarang Aurora memanggilnya dengan Abang .

Ada taksi yang melewati mereka. Adrian menghentikannya. Lalu menanyakan kesanggupannya untuk mengantarkan mereka. Jika mau akan ada bayaran tambahan selain yang tertulis di kargo.

Ternyata supir taksi itu menyanggupinya. Siapa yang menolak tawaran yang menggiurkan. Mereka berdua akhirnya memasuki taksi itu.

" Akhirnya aku kembali juga," gumam Aurora yang masih bisa terdengar oleh Adrian.

" Memangnya adek sejak kapan tinggal di desa itu?"tanya Adrian.

" Sejak kedua orang tuaku meninggal . Mungkin sudah 12 tahun kami tinggal di sana."

" Lama juga ternyata."

" Terus sekolah adek?"

" Adek udah kagak lanjutin sekolah sejak saat itu. Tapi almarhum kakek yang langsung ngajarin adek ."

" Terus jika mau lanjutin sekolah gimana? bukankah adek katanya mau lanjutin sekolah?"

" Itu semua akan di urus paman Amir. Seperti homeschooling."

" O_"

" Bunder."

" O emang bunder lah dek. "

" Siapa bilang ada kok yang nulis o lonjong. Semangka aja sekarang sudah banyak yang berbentuk kotak.*

" Emang adek pernah lihat?"

" Yah pernah ayu bang. Adek ma kalau ngomong ada buktinya?"

" Dimana emang?"

" Yah di televisi atuh ."

" Benda apa itu?"

Sopir yang sedari tadi diam, langsung kaget mendengar ucapan Adrian sampai mengerem mendadak .

Cekit. .....

Bruk ...

Tubuh mereka terhuyung ke depan . Untungnya di belakang taksi mereka sedang kosong. Kalau tidak entah apa yang akan terjadi .

" Kalau ngerem jangan mendadak atuh Pak. Sakit tahu kepala adek," gerutu Aurora sambil mengelus jidatnya yang terbentur .

" Maaf neng. Saya kaget denger Abang itu tidak tau Ama televisi."

" Kagak perlu kaget pak, se_

Bang ... Abang kenapa ? kok muka Abang pucat amat. Abang sakit?" tanya Aurora.

Dia kaget waktu menoleh malah lihat wajah pucat Adrian. Bukankah dia tadi baik-baik saja?

Supir taksi juga menoleh ke arah mereka. Taksi masih belum ia lajukan.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Adrian?

Temukan jawabannya di episode selanjutnya.

Jangan lupa like, vote, favorit, dan komentarnya. Terimakasih 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

mungkin sadar kali ya....hehehe

2023-02-09

0

Dedeh Dian

Dedeh Dian

kayaknya Adrian kaget tuh dengan ngerem ngedadak jadi mungkin kejadian itu membantu untuk mengingat kejadian kecelakaan yang menimpa nya

2023-02-09

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

Andrian mulai mau inget tuh dikit2

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!