BAB 10

Sudah tujuh hari sejak kematian kakeknya. Kini Aurora sudah menerimanya dengan lapang dada. Selama tujuh hari berturut-turut dirumahnya diadakan tahlilan untuk mendoakan arwah kakeknya. Semoga segala amal ibadahnya diterima oleh Alloh SWT .

Aurora juga sudah memutuskan untuk kembali ke kota tempat kelahirannya. Sebab dia juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengelola semua peninggalan orang tuanya. Selain itu dia juga masih punya saudara dari pihak ayahnya yang sudah lama sekali tidak ia temui .

Hari ini dia berencana pergi ke klinik yang dibangun oleh kakeknya. Dia akan memasrahkan klinik itu kepada orang yang telah lama bekerja di sana. Paman Raka akan kembali ke kota bersamanya. Karena Aurora memaksanya untuk ikut.

" Bang mau ikut kagak?" tanya Aurora saat melihat Adrian sedang duduk di teras.

" Mau pergi kemana?"

" Mau ke klinik. Sekalian mau perpisahan gitu."

" Abang di rumah aja deh , lagian Abang juga kagak ngerti soal gituan."

" Siapa bilang? Abang pinter tau . Abang tinggal disini cuma enam bulan tapi sudah bisa meramu obat."

" Siapa dulu dong gurunya?"

" Aurora... "

" Ish GeEr!"

" Siapa yang GeEr?"

" Tuh ayam disebelah GeEr banget mau disembelih."

" Kagak nyambung atuh bang."

" Biarin yang penting Abang seneng ."

" Ya udah lah apa mau dikata. Lebih baik adik pergi dari pada dengerin omongan Abang yang nggak jelas."

" Silahkan atuh neng..."

" Oke... Assalamualaikum."

" Wa alaikum salam warahmatulloh... hati-hati di jalan ," jawab Adrian sambil menatap Aurora yang sudah berjalan menjauh. Aurora hanya melambaikan tangannya tanpa berniat menjawab

Aurora berjalan dengan santai. Dia berjalan sambil melihat sekeliling. Mungkin ini terakhir kalinya dia tinggal disini dan dia hanya sesekali bisa kembali ke sini .

Di sepanjang jalan dia menyapa para warga yang ia temui dengan senyuman. Tak terasa di sudah sampai di depan klinik. Nampak beberapa orang yang sedang antri. Dia masuk dengan sopan.

" Assalamualaikum..."

" Wa alaikum salam warahmatulloh," jawab orang-orang itu.

" Ada yang bisa saya bantu nih?"

" Kebetulan ada neng Rara . Perut saya sejak kemarin sakit neng," kata seorang ibu yang sedang antri.

" Baik nanti akan saya periksa. Sekarang saya permisi ke dalam dulu."

" Silahkan neng."

Aurora pun langsung masuk kedalam ruang praktek. Di sana sudah ada paman Raka yang sedang memperhatikan dokter baru yang akan menggantikan kakek Aurora . Dia dikirim oleh dokter Amir yang telah mengetahui bahwa atasannya itu telah tiada. Dan dia juga tahu bahwa Aurora akan segera kembali ke kota. Jadi dia mengurus segalanya.

" Lagi sibuk nih . Ada yang bisa Rara bantu tidak?"

" Kebetulan agar pekerjaan kita cepat selesai," kata paman Raka.

Paman Raka sangat percaya dengan kemampuan Aurora. Meskipun dia tidak kuliah jurusan kedokteran, tetapi dia langsung belajar dan juga praktek kepada ahlinya. Bahkan kemampuannya lebih baik dari Raka yang sudah mengikuti kakeknya bertahun-tahun .

Akhirnya Aurora membantu dokter itu memeriksa sebagian pasien. Dokter itu yang pertama kali meragukan kemampuannya harus takjub saat melihat sendiri kemampuan Aurora.

Tidak butuh waktu lama semua pasien sudah selesai diperiksa. Jadi Aurora menyampaikan apa yang menjadi tujuannya datang ke klinik.

" Dokter Ardan pasti anda tau tujuan anda dikirim ke sini."

" Saya sudah tahu Non."

" Apakah dokter sudah berkeluarga?"

" Sudah non, sebenarnya saya ingin mengajak mereka untuk tinggal disini bersama saya. Tetapi saya masih belum memiliki tempat yang layak untuk mereka jadi_"

" Dokter boleh tinggal di rumah saya sebab saya akan kembali ke kota."

" Apakah itu benar Non . Saya bisa tinggal di rumah besar Non Rara ?"

" Benar dokter. Anda bisa memakai semua fasilitas yang ada didalamnya. Saya hanya meminta anda dan keluarga untuk merawat rumah itu dengan baik."

" Baik Non, tapi apakah keluarga dokter tidak masalah tinggal di desa terpencil ini?"

" Sebenarnya istri saya tidak masalah. Hanya saja saya khawatir dengan pendidikan anak-anak saya."

" Kalau memang boleh , biarkan anak-anak dokter tinggal bersama saya di kediaman saya."

" Kalau itu tidak menggangu Nona, saya bersedia."

" Baiklah Dok... tolong semua segera diurus sebab saya akan segera kembali ke kota."

" Terimakasih Non."

Akhirnya satu masalah sudah selesai. Sekarang Aurora masih harus berpamitan kepada kepala desa. Dia mengajak paman Raka untuk mendatangi kediaman kepala desa.

Dua orang itu berjalan kerumah kepala desa setelah berpamitan kepada semua orang yang bekerja di klinik tersebut.

Tok tok tok ( suara pintu diketuk)

" Assalamualaikum..." sapa Aurora setelah mengetuk pintu rumah kepala desa.

" Wa alaikum salam warahmatulloh," jawab seseorang dari dalam rumah disertai pintu yang dibuka.

" Oh .. ada Dokter Raka dan Non Rara. Silakan masuk!"

" Terimakasih Bu. Bapak ada di rumah?"

" Ada Non kebetulan baru pulang dari ladang. Tunggu sebentar biar saya panggilkan."

" Terimakasih Bu."

istri dari kepala desa itu memanggil suaminya yang ada di dalam rumah. Tak lama kemudian kepala desa itu tiba di ruang tamu. Beliau langsung menemui kedua tamunya tersebut.

" Ada yang bisa saya bantu ?"

" Begini Pak , kami berencana kembali ke kota ."

" Loh kok mendadak pak?"

" Sebenarnya kami tinggal di sini untuk menemani kakek saya yang ingin hidup jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Sekarang beliau sudah tiada. Saya harus kembali mengurus semua peninggalan kedua orang tua saya . Selain itu di kota saya masih mempunyai keluarga yang menunggu kepulangan saya."

" Jadi anda sudah memutuskan masak-masak? terus bagaimana dengan klinik . Siapa yang akan menggantikan kakek bila anda berdua kembali ke kota?"

" Untuk itu anda tidak perlu khawatir. Dokter yang mengganti kakek sudah ada . Beliau tadi sudah datang . Tapi harus mengajak istrinya ke sini."

" Apakah anda berdua masih akan mengunjungi desa terpencil ini?"

" Tentu saja, anda tidak perlu khawatir sebab ketiga binatang kesayangan saya masih tinggal di hutan ini."

" Apakah anda berencana memindahkan ketiga binatang itu?"

" Saya masih belum memikirkannya pak. Lagian sekarang sudah jarang ada hutan. Selain itu jika saya membawa pulang saya masih harus mengurus izin terlebih dahulu."

" Betul juga."

" Kalau begitu kami pamit dulu Pak. Masih banyak yang harus kami persiapkan."

" Silahkan... saya sebagai kepala desa di sini mengucapakan terimakasih banyak atas bantuan keluarga Nona. Kami tidak bisa membalas semua kebaikan anda sekeluarga. Hanya doa yang bisa kami panjatkan untuk anda semua."

" Terimakasih atas doanya pak. Kami pulang dulu. Assalamualaikum."

" Wa alaikum salam warahmatulloh."

Mereka berdua pulang dengan hati lega. Mereka tiba di rumah menjelang Maghrib. Terlihat Adrian sedang mondar-mandir didepan rumah. Melihat kedatangan Aurora dan juga Raka seutas senyum terlihat di wajahnya. Tapi mereka harus mendengar omelan nya yang panjang.

" Kamu dari mana aja dik? sedari tadi aku tungguin nggak datang-datang. Hampir saja aku samperin ke sana."

" Terus kok nggak jadi?"

Baca lanjutannya di episode selanjutnya 😘

Terimakasih sudah membaca karya-karya saya. Jangan lupa like, vote, favorit, dan komentarnya.

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

wkwkwk

2023-02-09

0

Dedeh Dian

Dedeh Dian

ha ha Adrian ikut ga tuh ke kota

2023-02-09

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

semangat thorrrr kuh

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!