BAB 15

" Bagaimana kabarmu selama ini , Nak? kenapa sampai enam bulan baru kembali kerumah. Dimana selama ini kamu tinggal?" tanya Nyonya Dania secara beruntun. Beliau duduk di samping sang putra.

" Aduh nanyanya mbok ya satu-satu Tante. Kasian nanti Abangnya , udah amnesia terus nanti Apalagi coba!"

" Apa... Amnesia!" teriak sepasang suami istri itu dengan kompak . Mereka berdua langsung memandang putranya. Adrian yang langsung menganggukkan kepalanya saat melihat tatapan dari kedua orang tuanya.

" Astaghfirullah ... bagaimana bisa terjadi !"

" Tolong cerita kan semuanya."

" Jadi sebenarnya saya menemukan Abang dalam keadaan terluka parah ditengah hutan," kata Aurora memulai ceritanya.

" Ditengah hutan?" tanya tuan Arya dengan dahi mengkerut. Bukankah mobilnya terbakar dalam tebing?🤔🤔🤔

" Iya... lalu saya dibantu oleh sahabat-sahabat saya untuk membawanya sampai kerumah ."

" Sebenarnya dimanakah kamu tinggal selama ini, Nak?"

" Saya bersama kakek tinggal di desa terpencil pinggiran hutan, Tante."

" Terus bagaimana selanjutnya , apakah kalian membawanya ke rumah sakit ?"

" Kami tidak bisa membawa Abang ke rumah sakit sebab tidak ada tranportasi yang mendukung. Desa tempat saya tinggal ada di bawah sebuah tebing yang curam. Jadi kami terpaksa merawat Abang di rumah sampai pulih.

Untungnya kakek adalah dokter yang hebat. Jadi tidak butuh waktu lama Abang bisa pulih. Hanya saja Abang tidak bisa mengingat apapun dalam artian amnesia."

" Oh iya hampir lupa dengan tuan marchel. Bagaimana keadaan beliau?"

" Jika kakek masih hidup mungkin kami belum kesini."

" Jadi tuan marchel _?"

" Benar Tante... kakek sudah meninggal."

" Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un... maaf Tante tidak tahu."

" Tidak masalah Tante."

" Apakah di sana tidak ada televisi?"

" Di sana benar-benar terpencil Tante, bahkan untuk lampu kami menggunakan tenaga Surya. Kami juga mempunyai televisi tetapi tidak ada siaran nasional."

" Ya Alloh Nak... pasti sangat berat hidup kalian selama ini."

"Tidak juga Tante... Siapa bilang hidup di sana berat. Jika berat mungkin saya tidak akan betah tinggal di sana selama dua belas tahun. Tante tanya saja sama Abang. Bagaimana kehidupannya selama di sana."

" Katakan sama Mama sayang. Bagaimana keadaanmu selama ini."

" Saya hidup dengan baik Ma . Saya biasa pergi kehutan bersama Rara, white, wolf dan wolfy."

" Siapa saja mereka, Nak ? "

" Mereka _"

" Masya Alloh... den Adrian!" pekik pembantu saat membawakan minuman serta cemilan.

" Kenapa Bi ?"

" Apakah dia benar-benar den Adrian nyonya ?"

" Benar Bi ... Alhamdulillah dia selamat dan bisa kembali lagi," jawab Nyonya Dania dengan senyuman.

" Alhamdulillah... Silahkan dinikmati cemilan juga minumannya."

" Terimakasih Bibi yang cantik. Bibi tau saja keinginan saya."

" Nona cantik ini siapa?"

" Perkenalkan Bi nama saya Aurora. Senang berkenalan dengan Bibi," jawab Aurora dengan senyum manisnya. Membuat orang yang memandangnya terpesona.

" Nona cantik!"

" Terimakasih pujiannya Bi... waduh bisa besar kepala nanti, " canda Aurora.

" Nona bisa saja... saya tinggal kebelakang dulu. Permisi!'

Mereka melanjutkan percakapan sampai Aurora berkata ingin pulang.

" Maaf Tante tapi kami harus pulang ."

" Kok buru-buru sekali Nak. Tidakkah menunggu makan siang dahulu."

" Maaf Tante bukannya nolak rezeki... tapi kami benar-benar harus pulang sebab ada yang akan berkunjung ke rumah."

" Baiklah kalau begitu. Tetapi _"

" Kenapa Tante... apakah ada yang masih mengganjal?"

" Bagaimana dengan Adrian?"

" Tante ma bisa tanya sama Abang atuh. Bagaimana bang, apakah Abang ingin tinggal disini atau tinggal bersama adek?"

" Mama kok masih tanya sama mereka sih. Kalau kemarin-kemarin sih nggak masalah tinggal sama Rara , kan Adrian nggak tahu keluarganya . Sekarang dia sudah punya keluarga dan juga punya rumah, masak masih harus tinggal sama Rara. Bagaimana pun Rara cewek kecuali...."

" Kecuali apa?" tanya Adrian.

Sedari tadi dia juga bingung , mau ikut Aurora atau tinggal bersama keluarganya. Jika tinggal bersama keluarganya bagaimana dengan Aurora. Dia sudah menganggapnya sebagai saudara meskipun kadang-kadang hatinya berkata lain.

" Sudah jangan dibahas lagi. Sayang mulai sekarang kamu akan pulang dan tinggal bersama kita lagi. Jika ingin bertemu dengan Rara kamu bisa mengunjunginya."

" Baik Ma."

" Karena sudah clear saya dan juga Aurora permisi dahulu. Assalamualaikum...," kata paman Raka .

" Wa alaikum salam warahmatulloh."

Aurora dan juga paman Raka langsung pulang. Mereka masih harus menunggu kedatangan keluarga dokter Ardan.

Setelah kepulangan Aurora dan juga paman Raka, Adrian langsung dibawa ke kamarnya. Tempat yang sudah lama ia tempati.

" Ini kamarmu . Jika butuh sesuatu kamu bisa memanggil Mama "

" Terimakasih Ma "

" Mama harap kamu segera mengingat semuanya."

" Amin!!"

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

assek😊😊

2023-02-09

0

Dedeh Dian

Dedeh Dian

semoga Adrian cepat pulih ingatannya...sebaiknya orang lain jangan dulu tau ya klo Adrian masih hidup...terutama orang orang yang terlibat dengan kejadian kecelakaan itu

2023-02-09

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

lanjut thorrrr kuh

2022-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!