BAB 5

Aurora sudah hampir sampai dirumahnya. Dia berjalan seorang diri, sedangkan ketiga binatang kesayangan tetap di hutan. Dia tidak pernah membawa mereka masuk kampung jika tidak dalam keadaan mendesak. Seperti saat menemukan Adrian dulu.

Saat tiba di depan rumah terlihat Adrian yang mondar-mandir kayak orang yang sedang menyetrika. Saat melihat Aurora berjalan kearahnya dia langsung tersenyum.

" Kok sampai sore begini baru pulang. Aku sudah menunggu sedari tadi tapi kamu nggak nongol- nongol ," kata Adrian saat Aurora tiba disampingnya.

" Lagi asyik main, jadi lupa waktu deh ."

" Katanya tadi mau cari obat di hutan. Kok malah pergi main sih. Kamu main dimana?"

" Yah di hutan atuh bang mau dimana lagi coba."

" Main kok di hutan , memangnya tidak ada tempat lain apa?"

" Kalau ada tempat yang lain ma... masih asyik main di hutan atuh bang."

" Susah ngomong sama kamu dek."

" Kalau susah yah tinggal tanya. siapa tahu ada yang bisa jawab. gitu aja ma gampang."

" Sudah lah lebih baik sekarang kamu mandi dulu, lalu kita makan bersama," kata Adrian yang tidak ingin berdebat. Apalagi sudah tahu siapa yang akan menang.

" Oke!"

Aurora masuk kedalam rumah dan langsung menuju tempat untuk meramu obat. Dia meletakkan semua yang ia peroleh hari ini. Adrian mengikuti langkah Aurora. Dia tahu Aurora akan meletakkan barang bawaannya dahulu .

" Abang lebih baik istirahat dulu. Nanti kalau aku sudah selesai bersihin badan akan saya panggil."

" Abang tunggu di ruang keluarga saja. Abang capek tahu istirahat mulu."

" Nanti kalau kondisi Abang sudah beneran pulih akan aku ajak kehutan. Sekarang harus banyak - banyak istirahat dulu."

" Oke princess kakandamu ini akan menuruti perintah mu .

" Abang ma gitu. Adik lagi serius juga malah diajak bercanda. "

" Iya sayang... sekarang mandi dulu yah."

Adrian memang menyayangi Aurora. Apalagi setelah tahu bahwa Aurora yang membawanya ke rumah ini dalam kondisi terluka parah. Pasti sulit sekali. Dia tidak tahu saja siapa yang menggendong nya hingga sampai rumah.

Aurora belum memberitahu Adrian bahwa dia memiliki hewan kesayangan. Jadi dia tidak tahu apa saja yang telah dilakukannya saat di dalam hutan. Yang Adrian tahu Aurora sedang mencari obat-obatan.

Aurora ingin segera mandi setelah memasuki kamarnya. Dia mengambil baju ganti dan masuk kedalam kamar mandi.

Aurora menyiapkan air dalam bak mandi sekalian memberinya aromaterapi . Dia ingin sekali berendam. Setelah menyiapkan air dia langsung melepaskan pakaian yang melekat di tubuhnya. Setelah itu masuk ke dalam bak mandi. Dia memejamkan matanya untuk merilekskan pikiran. Setelah dirasa cukup dia lalu membilas tubuhnya dengan air bersih.

Dia melangkah ke ruang keluarga setelah selesai bersiap. Di sana sudah ada kakeknya yang sudah segar. Nampaknya sang kakek juga selesai mandi. Ternyata lama juga dia mandinya.

" Mandi apa tidur neng?" kata Adrian begitu melihat Aurora menghampiri mereka.

" Kakek sudah lama?" Aurora menyapa kakeknya tanpa menjawab sindiran Adrian. Dia langsung bersandar pada kakeknya.

" Sudah dari tadi. Kakek juga sudah mandi loh."

" Tuh apa Abang bilang. Abang nunggu kamu sampai jamuran tahu."

" Enak dong bang jamur campur tahu ," jawabnya nyleneh.

" Tau atuh neng!"

" Sudah jangan berdebat. Sudah masak kan?" tanya kakek.

" Sudah kek, ayo sekarang kita makan " jawab Adrian.

Mereka bertiga melangkah ke ruang makan. Sudah terhidang berbagai jenis masakan di atas meja . Aurora dan kakek sampai meneteskan air liur mereka.

" Aku yakin seratus persen Abang aslinya seorang chef."

" Kok bisa?"

" Bisa lah kek. Abang amnesia aja nih bisa masak seperti ini. Apalagi kalau sudah sadar."

" Jadi ini semua bukan masakan mu?"

" Tidaklah!"

" kalau seperti itu sudah pasti dia seorang chef. "

" Apa itu chef?"

" Chef itu orang yang ahli dalam bidang memasak."

" Apa masakan ku seenak itu?"

" Kalau dibandingkan dengan masakan ku, ini lebih baik seribu kali lipat."

" Kamu terlalu memuji," kata Adrian dengan muka yang memerah.

" Abang sakit?" goda Aurora sambil memeriksa dahi Adrian .

" Abang nggak sakit dek!"

" Tapi muka Abang merah loh. Kakek juga lihat kan?"

Kakek Mansyur hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah cucunya yang kelewat jahil. Tapi bukan untuk sembarang orang. Dia akan jahil apabila dia merasa nyaman dengan orang itu . Jadi kenapa dia jahil sama para pemburu yah?

" Sudah atuh neng ... kasian Abang kalau kamu godain terus."

" Oke!"

Mereka makan dengan saling bercanda. Tak terasa masakan yang di masak oleh Adrian habis tak tersisa.

" Kenyang dah."

" Sama... perut kakek rasanya mau meledak."

Selama tinggal bersama dengan Aurora sikap Adrian berubah total. Jika keluarganya melihat Adrian seperti ini pasti semuanya kaget .

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.

Hari ini kursi kepemimpinan milik Adrian akan digunakan oleh sang asisten kepercayaan atas usulan ayah Adrian.

Tuan Arya memanggil semua para petinggi kantor dan juga para pemegang saham di perusahaan Adrian.

" Selamat pagi semuanya."

" Selamat pagi..."

" Tuan-tuan semua anda semua pasti sudah mengetahui kalau putra saya telah tiada. Tapi saya tidak ingin perusahaan yang ia bangun dengan susah payah harus berhenti begitu saja. Untuk itu kita memerlukan pemimpin yang bisa memajukan perusahaan ini. Apakah tuan-tuan semua mempunyai ide?"

" Apa yang anda katakan benar tuan Arya. Perusahaan tanpa adanya pemimpin yang mengaturnya akan menjadi berantakan bahkan mengalami kebangkrutan. Tapi kami tidak mempunyai orang yang bisa kami tunjuk. Seandainya tuan Arya mempunyai calon , anda bisa katakan kepada kami. Apalagi anda adalah ayah dari tuan Adrian."

" Bagaimana kalau Romi yang saya tunjuk untuk menggantikan pekerjaan Adrian?"

" Apakah anda yakin?

Apakah tidak lebih baik anggota keluarga anda sendiri. Misalnya mas Faisal."

" Saya sangat percaya akan kemampuan Romi. Selain itu Romi yang selalu ada disampingnya selama ini. Jadi dia lebih tau apa yang lebih baik untuk perusahaan ini. Sedangkan untuk Faisal dia akan menggantikan saya ."

" saya setuju..."

" Saya setuju..."

" Saya setuju..."

Hampir semua orang yang datang menyetujui pengangkatan Romi sebagai CEO yang terbaru. Hanya beberapa orang yang nampak kurang senang.

Mereka sering melihat Romi melakukan hal yang mencurigakan di belakang pemimpin. Tapi mereka tidak bisa mengatakan apapun karena tidak memiliki bukti. Bisa-bisa mereka yang akan di depak dari perusahaan.

Setelah disetujui oleh semua petinggi, Romi secara resmi telah menjadi CEO yang baru dari perusahaan " family food"

Dengan dagu terangkat dia berjalan diantara para karyawan yang berlaku lalang . Impian yang sedari dulu ia inginkan akhirnya satu persatu mulai menjadi kenyataan. Meskipun dengan cara licik sekalipun.

Terpopuler

Comments

Qorie Izraini

Qorie Izraini

klu Romi pelaku ny, memang gak tau diri tuuch orang.udah di bantu dari kesusahan malah nikam dari bekakang
sahabat macam apa yg srperti itu...

2023-07-11

0

Dedeh Dian

Dedeh Dian

tuh kan bener si Romi biang keladinya...

2023-02-09

0

Ilan Irliana

Ilan Irliana

wahhh...trnyt..musuh Adrian sngt dkt..hihi

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!