...***...
Kira on.
Yho, pembaca tercinta. Rasanya hari ini aku sedang membara, apalagi setelah sakurai senpai dalam keadaan seperti itu. Rasanya aku ingin memakan seseorang. Tapi, sebelum itu jangan lupa dukungannya ya. Semoga saja karya ini sampai pada Nakayama Masei. Mohon dukungannya ya pembaca tercinta.
Kira off.
Keesokan harinya.
Sedangkan di penjara dimana Yamahisa Tatsuya ditahan. Seorang wanita mengenakan pakaian serba hitam mengunjunginya. Tetapi wanita itu mengenakan topeng, sehingga tidak ada yang mengenali wajahnya. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya wanita itu bisa masuk ke dalam sana?. Padahal penjara itu dijaga ketat?. Bagaimana mungkin wanita itu dengan mudahnya masuk ke dalam sana?. Hanya waktu yang akan menjelaskannya. Tapi saat ini, apa yang akan dikatakan oleh wanita itu pada Yamashita Tatsuya?.
"Hemph!." Wanita itu mendengus kesal sambil menekan kepala Yamashita Tatsuya. "Bukankah aku sudah katakan untuk pergi menjauh?!. Tapi kenapa kau masih saja berada di wilayah ini!." Hampir saja ia tarik kepala Yamashita Tatsuya, jika saja urat kesabarannya belum putus.
"Kenapa malah tertangkap?!. Apakah kau mau dihukum mati?. Hah?!." Hatinya sedang terbakar emosi, kenapa lelaki sangar ini tidak mau mendengarkan ucapannya?. Dan selain itu, Yamashita Tatsuya seakan-akan tidak peduli dengan apa yang akan ia lakukan padanya.
"Apakah kau takut namamu akan aku sebut?. Jika mereka menginterogasi ku nantinya?. Bukankah itu hanyalah nama samaran saja?. Kenapa kau begitu ketakutan?." Ucapnya dengan nada datar, tidak ada rasa takut sedikitpun dari Yamahisa Tatsuya. Ia mencoba mengancam wanita bertopeng itu?.
Grep!.
Wanita itu mencengkram kuat pipi keras Yamahisa Tatsuya. Sorot mata itu menyimpan kebencian mendalam, kebencian yang selalu menggerogoti hatinya. "Lakukan, jika kau ingin aku congkel mata anakmu dengan tanganku ini!." Senyuman mengerikan terpampang jelas di wajah cantik wanita itu. Ancaman yang ia lemparkan tidak main-main, membuat seorang Yamahisa Tatsuya bergetar takut. Ayah mana yang tidak bergetar jika anaknya yang menjadi korban incaran karena perbuatannya?. Ayah mana yang rela jika anaknya ikut terseret dalam masalah yang ia hadapi?.
"Wanita sialan ini memang sangat mengerikan." Dalam hati Yamashita Tatsuya menyesal telah terlibat dengan wanita menyeramkan ini.
"Um." Wanita itu tersenyum puas, ia melepaskan cengkeramannya dari pipi Yamahisa Tatsuya. "Kau tenang saja." Ia kembali duduk di kursinya.
"Jika kau hanya bungkam saja, membuat mereka bosan, maka aku akan menjamin kebebasanmu." Setelah berkata seperti itu, wanita itu pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak mau berlama-lama berada di sana, ia tidak mau menimbulkan kecurigaan pada penjaga penjara.
"Tidak mungkin kau bisa menjamin kebebasanku. Kalian adalah orang-orang keparat yang sesungguhnya!. Aku yakin kau akan lari sendirian setelah ini." Dalam hati Yamashita Tatsuya tidak percaya dengan apa yang wanita itu katakan. Ia bersumpah tidak akan mempercayai siapapun. "Kalian hanyalah memanfaatkan kelemahan kami!. Bajingan busuk!. Jika saja hari itu aku tidak mengikuti apa yang dia katakan!. Mungkin saja aku tidak akan bernasib seperti ini!." Hatinya sangat sakit mengingat kejadian masa lalu yang sangat menyakitkan baginya. Kenapa semuanya diungkit kembali setelah sepuluh tahun berlalu?. "Mata itu adalah mata iblis." Yamashita Tatsuya tidak melupakan bagaimana mata Kira pada saat itu. "Tenyata memang benar!. Bahwa kepolisian itu hanya diisi iblis saja. Jika mereka manusia, mereka pasti tidak akan melakukan hal keji seperti itu pada kami." Hatinya sangat mengutuk apa yang ia rasakan pada saat itu. Apakah ia sekarang merasakan penyesalan setalah apa yang terjadi padanya?.
...***...
Dua hari berlalu.
Kondisi Sakurai sudah membaik, tubuhnya sudah terawat dengan baik selama di Rumah sakit. Meskipun sesekali ia masih merasakan denyutan di punggungnya. Tapi ia mencoba mengabaikan itu, demi mencari kebenaran yang akan ia dapatkan dari hasil interogasi yang akan ia lakukan bersama Kira.
"Kau masih mau melakukan interogasi, nakamoto san?." Naoki dengan ragu bertanya, ia tidak yakin ini adalah bentuk cemas atau karena apa.
"Tentu saja." balas Sakurai sedikit sewot. Ia sedang melakukan persiapan sebelum masuk ke ruang interogasi. "Aku tidak akan melepaskan siapa saja yang terlibat dalam kasus undangan berdarah." Hatinya saat ini sedang memuncak. "Hanya kematian yang akan menghentikan aku. Sakit seperti ini belum apa-apa bagiku." Sorot matanya sangat tajam, ingatannya masih tidak bisa lepas dari masa lalu yang menyakitkan.
"Souka." Naoki tidak berkomentar lagi, ia hanya percaya dengan apa yang dilakukan Sakurai nantinya akan berjalan lancar. "Jika ada sesuatu yang bisa aku bantu, katakan saja nakamoto san. Semoga aku bisa membantumu." Ada sedikit rasa simpati di dalam dirinya. Ia tidak menyangka akan melihat seseorang yang berjuang untuk melangkah ke depan, walaupun hanya sebelumnya ia sangat cuek sekali.
"Dia ini semangat sekali." Dalam hati Ryoma merasa heran. Biasanya seseorang akan menyerah begitu saja setelah mendapatkan tekanan yang hebat.
"Terima kasih atas tawarannya. Akan sangat baik jika memang kalian ikut membantuku." Sakurai hanya tersenyum kecil saja. Hatinya merasa sangat ragu, jika Naoki akan membantunya suatu hari nanti. Hanya Kira yang bisa ia percayai. Namun saat itu, ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan itu.
"Permisi." Ucap seseorang dengan sopannya. Seorang laki-laki terlihat seperti anggota kepolisian yang bisa dipercaya?. Tapi untuk apa dia datang ke kantor cabang?. Apakah ada urusan?.
"Siapa ya?." Ryoma yang bertanya. "Ada yang bisa saya bantu?." Ryoma bertanya dengan ramahnya. Mungkin ia memerlukan bantuan, sehingga ia datang ke sini.
"Maaf, namaku sayaka akimoto. Baru pindah ke sini hari ini. Salam kenal semuanya." Lelaki bernama Sayaka Akimoto menunjukkan surat pengajuan pindah tugas pada Sakurai Nakamoto sebagai penanggung jawab kantor cabang ini.
Sakurai mengambil kertas itu dan membacanya. Ternyata memang benar, sebelumnya ia berada di cabang timur, sekarang pindah ke tempatnya?.
"Baiklah. Aku harap kita bisa bekerja dengan baik, juga dengan lainnya yang mengatasi kasus kriminal tingkat daerah saja." Sakurai langsung menerima kedatangan Sayaka Akimoto tanpa banyak bertanya. "Jika ada masalah nantinya tanyakan saja." Lanjutnya sambil menyimpan surat yang dibawakan oleh Sayaka Akimoto tadi.
"Terima kasih karena menerima saya di sini." Sayaka Akimoto merasa senang langsung diterima, ia pikir tadi akan sedikit mengalami kesulitan, ternyata tidak.
"Baiklah, ayo kita lakukan." Sakurai memerintahkan Ryoma, Naoki, dan kira agar segera melakukan interogasi terhadap Yamahisa Tatsuya.
"Siap!." Naoki dan Ryoma telah siap, untuk membantu Sakurai. Meskipun mereka hanya mengawasi dari luar saja. Hanya Kira dan Sakurai saja yang masuk ke dalam ruangan.
"Lalu bagaimana dengan saya ketua?. Apa yang bisa saya bantu?." Sayaka Akimoto tidak mungkin diam dan duduk saja kan?. Pasti ada yang bisa ia kerjakan. "Ini adalah pengalaman pertama saya di sini mengintrogasi seseorang. Karena itulah saya mohon izinkan saya untuk mencatat laporannya." Sayaka Akimoto sangat memohon, sehingga mereka terkejut dengan apa yang dilakukannya.
"Tapi-" Belum sempat Sakurai meneruskan ucapannya Sayaka Akimoto malah memotong ucapannya
"Izinkan saya masuk ke ruangan interogasi, saya mohon!." Sayaka Akimoto membungkukkan badannya, memohon pada Sakurai agar diizinkan ikut masuk ke ruang interogasi.
"Sangat memaksa sekali. Apa yang dia inginkan?." Naoki merasa heran dengan tingkah Sayaka Akimoto.
"Aku ragu apakah kira akan mengizinkannya." Dalam hati Ryoma merasa ragu dengan apa yang diinginkan Sayaka Akimoto pada hari pertama ia bertugas di sini.
Sementara itu, Sakurai menatap Kira yang dari tadi hanya diam saja. Sakurai meminta izin pada Kira apakah diperbolehkan masuk?. Kira menganggukkan kepalanya tanda ia setuju. Kira merasakan ada yang tidak beres dengan kedatangan Sayaka Akimoto hari ini. Bukannya ia bermaksud mencurigai kedatangan Sayaka Akimoto, hanya saja firasat jiwa iblisnya mengatakan demikian. Tapi untuk saat ini ia hanya diam saja, masih menunggu gerak gerik yang akan ditunjukkan pemuda itu suatu hari nanti.
"Baiklah, kau boleh masuk." Sakurai menyetujui permintaan Sayaka Akimoto, ia tidak mau mengecewakan anak buahnya yang baru.
"Terima kasih banyak ketua nakamoto." Dengan semangatnya Sayaka Akimoto berkata seperti itu. Sedangkan mereka semua hanya senyum-senyum saja. Mungkin karena ingin mengerjakan tugas pertama, makanya ia melakukan itu?. Lupakan, mereka semua menuju ruangan yang akan menjadi saksi, apakah Yamashita Tatsuya akan mengakui perbuatannya atau tidak.
"Kita lihat relasi yang baru saja ingin bergabung. Sejauh mana dia akan mengambil peran dalam kasus ini." Dalam hati Kira merasakan ada hawa yang tidak biasa. "Apakah dia hanya sekedar tokoh sampingan saja, sebagai mata seseorang. Atau memang ada pihak yang benar-benar ingin ikut campur. Rasanya aku tidak sabar melihatnya sebagai siapa dalam peran ini." Ada gejolak aneh yang sedang mencoba untuk terikat dalam benang takdir yang sedang mereka jalani saat ini. "Rasanya ada seseorang yang mencoba masuk dalam kisah ini. Apakah dia akan menjadi musuh, atau akan menjadi teman?. " Mata Kira seakan-akan sedang menerawang jauh, mencoba melihat siapa yang mencoba masuk ke dalam lingkaran kisah mereka. "Aku ingin mengetahuinya melalui kasus ini. Aku telah mencium aroma kematian. Apakah dia dewa kematian, atau manusia yang sedang ingin mati?. Hasrat ini semakin membara, sangat kuat sekali." Batinnya lagi, saat ini ia sedang berpikir.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments