KOK BISA?.

...***...

Di sebuah tempat.

"Jadi? Haruki murakami tertangkap?." Suaranya terdengar tinggi. "Kenapa itu bisa terjadi?!."

Wanita X on.

Panggil saja aku nyonya X, karena identitas ku dalam kisah ini belum diketahui sama sekali. Jadi?. Jika ingin mengetahui siapa aku dalam kisah ini?. Maka terus baca dengan baik. Dan jangan lupa dukungannya ya. (Tatapan mata genit nan menggoda.)

Oh aku, lupa. Saat ini aku sedang marah, karena salah satu orang suruhan ku tertangkap?. Tapi bagaimana mungkin itu bisa terjadi?. Aku tidak habis pikir bagaimana itu bisa terjadi.

Wanita X off.

Entahlah, yang pasti ia sangat marah. Mengapa setelah sekian lama anak buahnya bisa tertangkap dengan mudah?.

"Lalu? Apa yang harus aku lakukan nyonya?." Raut wajahnya tampak cemas. "Apa yang bisa saya lakukan? Untuk menenangkan kemarahan yang nyonya rasakan saat ini?."

Naota Rui on.

Namaku naota rui. Aku adalah orang yang sangat jahat, pokoknya sangat jahat. Jadi? Jangan jadi fans ku ya?. Karena aku akan memberikan tanda tangan dari darah, jika kalian memaksa nantinya. Itu saja perkenalan dariku, jangan lupakan diriku.

Naota Rui off.

"Kita lihat saja dulu, apa yang akan terjadi? Itu masih bisa kita pertimbangkan." Ia mencoba untuk meredakan amarahnya yang membuncah tadi. "Aku yakin haruki murakami tidak akan berbicara dengan mudahnya." Ia kepal kuat tangannya. "Bunuh saja dia, jika dia berani mengatakan yang sebenarnya."

Wanita itu tersenyum sinis di balik topengnya, ia tahu betul bagaimana sikap Haruki yang merupakan seorang penjahat kelas atas. Jadi tidak ada yang ia khawatir dalam interogasi yang akan dilakukan oleh Sakurai Nakamoto.

"Dia hanyalah orang lemah." Ucapnya kesal. "Jadi? Biarkan saja dia menginterogasi haruki murakami."

"Saya rasa benar yang nyonya katakan." Naota Rui tersenyum kecil. "Semoga saja haruki murakami tidak menyebut nama anda nantinya."

Naota Rui hanya berharap, bahwa wanita ini baik-baik saja, meskipun ia merasa berpihak pada kejahatan?.

Naota Rui on.

Tentunya kalian bertanya bukan? Kenapa aku bisa berpihak padanya. Aku hanya balas budi pada wanita ini (menyeringai lebar). Dia yang telah menyelamatkan aku dari hukuman mati, setelah kejahatan yang aku lakukan terungkap publik. Aku hampir saja diberikan hukuman mati, tapi wanita ini melakukan hal yang tidak terduga sama sekali.

Naota Rui off.

...***...

Flashback on.

Delapan tahun yang lalu.

Di sebuah penjara.

Seorang wanita bertopeng hitam memasuki ruang tahanan. Ia mengunjungi Naota Rui, penjahat sadis yang membantai wanita muda berumur 16 tahun. Kasus itu cukup menggemparkan publik, hingga para orang tua takut membiarkan anak perempuan mereka yang berumur 16 tahun keluar rumah.

"Siapa kau?." Ia memperhatikan penampilan orang itu. "Mengapa kau mengenakan topeng? Apa ada sesuatu di wajahmu?." Dengan santainya Naota Rui berkata seperti itu, meskipun ada perasaan penasaran yang menyelimuti drinya untuk bertanya.

Wanita itu mendekatinya dengan santainya, tidak ada rasa takut atau apapun yang dirasakannya kecuali menikmati kejahatan?.

"Coba kau tebak? Kenapa aku mendatangimu?." Wanita itu semakin dekat, dan hampir saja menempel, merangkul tubuh Naota Rui.

"Apakah ada sesuatu? Yang kau inginkan dariku?." Ia terkekeh kecil. "Apakah kau ingin balas dendam padaku? Karena telah membunuh keluarga mu?."

"Sayang sekali, tebakan mu salah." Ia mencolek hidung Naota Rui dengan manja. "Coba tebak lagi."

Naota Rui tampak berpikir, dan mengeluarkan apa yang ada di dalam kepalanya saat itu.

"Jika dilihat dari merek pakaian yang nyonya kenakan." Ia mengamati topeng itu dengan lekat. "Sepertinya nyonya bukanlah orang sembarangan."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?."

"Karena kau masuk ke sini, tanpa diketahui oleh petugas penjara."

"Ho? Bisa jadi seperti itu."

"Apakah nyonya? Ingin membebaskan saya?." Ucapnya lagi. "Apa yang nyonya ingin? Saya membunuh seseorang?."

"Sebenarnya tidak." Balas wanita itu dengan santai juga. "Hanya saja aku tertarik dengan kejahatan yang kau lakukan."

"Apa dia tidak salah berbicara?." Dalam hatinya. "Apa yang diinginkan wanita ini dari sebenarnya?." Dalam hati Naota Rui mencoba menebaknya. "Kau menyukai kejahatan yang aku lakukan? Kenapa?."

"Ya."

Cup!.

Wanita itu menciumi bibir Naota Rui meski terhalang oleh topeng yang dikenakannya.

Deg!.

"Sangat suka sekali."

"Eh?." Naota Rui menyentuh bibirnya.

"Kau akan melanjutkannya kejahatan itu bersamaku."

Wanita itu memeluk Naota dengan mesranya, seakan-akan wanita itu sedang menaruh hati padanya. Dan benar saja apa yang dikatakan oleh wanita itu. Kepolisian ternama ditipu mentah-mentah. Kejadian memalukan itu membuat kepolisan kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat. Mereka salah mengeksekusi pelaku yang mereka duga adalah Naota Rui, namun ternyata salah satu anggota kepolisian.

Kejadian itu cukup mengguncang markas pusat kepolisian tertinggi, harga diri hilang?. Cukup memakan waktu bagi kepolisian mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.

Flashback off.

...***...

Naota Rui on.

Ya, kira-kira seperti itulah pertemuan ku dengan nyonya X. Dan saat ini kami masih menikmati kejahatan yang kami lakukan. Tapi sayangnya sepertinya Nakamoto Sakurai telah menemukan salah satu dari orang-orang yang terlibat dalam kasus itu. Apa yang akan dilakukan nyonya setelah ini?. Aku tidak mau menjawabnya, jadi? Pembaca tercinta saja yang mencari kebenaran dari kasus ini ya?.

Naota Rui off.

...***...

Di ruangan khusus interogasi.

Kira on.

Ternyata Sakurai Senpai memang sangat gugup, hingga hampir sepuluh menit mereka main tatap-tatapan seperti dua orang yang memiliki hutang yang belum dilunasi dalam satu tahun. Huufffh, baiklah. Kita simak bagaimana kisah ini berlangsung. Aku tidak tahan lagi dengan situasi ini, harusnya segera saja lakukan interogasi, karena mataku sudah gatal ingin melihat apa saja yang terekam oleh mata haruki murakami. Jadi jangan hanya diam saja woi!.

Kira off.

Pukh!!!

"Tenanglah sakurai." Kira menepuk pundak Sakurai. "Karena ini adalah interogasi pertama, setelah sekian lama bersabar menunggu hari ini datang." Ia tersenyum kecil. "Jadi? Aku harap kau lebih tenang, dan jangan kaku begitu."

"Aku telah mencobanya, namun hatiku  memanas kira." Raut wajah terlihat sedih. "Tentunya kau yang mengetahui, bagaimana aku pada saat itu bukan?." Dengan sekuat . "Aku tidak sabar lagi ingin mendengarkan pengakuan darinya." Hatinya terasa sakit. "Bahwa dia adalah salah satu pelaku, yang terlibat dalam kasus undangan berdarah." Sakurai hampir prustasi.

"Tatap mataku sakurai." Kira memegang kedua pundak Sakurai. "Dengarkan apa yang aku katakan." Kira memberi sugesti pada Sakurai.

Sakurai mencoba menatap mata Kira dengan lembut, entah mengapa ia merasakan ada kekuatan mengalir di dalam dirinya. Perlahan ia merasa tenang, tenang dan lebih tenang dari sebelumnya. "Tentunya aku memahami kau seperti apa." Ia tersenyum kecil. "Karena itulah kau jangan sampai menyerah." Ia usap pelan kepala Sakurai. "Aku adalah orang yang akan mendukungmu." Lanjutnya. "Orang yang akan menjadi tameng mu, hingga akhirnya kau mengetahui siapa dalang dibalik kejahatan keji itu." Kira sangat yakin atas apa yang ia ucapkan pada Nakamoto Sakurai. "Aku telah bersumpah, akan menjadi anjingmu yang paling setia."

"Ya, kau harus melakukan itu dengan baik." Sakurai menarik nafas pelan. "Jangan sampai kau mengkhianati aku, jangan sampai kau berikan harapan harapan palsu padaku." Ucapnya dengan perasaan sakit. "Kau sendiri yang telah memberikan harapan padaku untuk berdiri kembali kira." Ia berusaha menahan segala gejolak emosi di hatinya. "Karena itulah, jangan tinggalkan aku." Ia seperti ingin menangis. "Apapun yang akan terjadi kedepannya."

"Aku tidak akan meninggalkan kau, Sakurai." Kira mengusap air mata Sakurai yang telah jatuh berderai begitu saja.

"Heh!." Ia mendengus kesal. "Tidak aku sangka kalian adalah pasangan gai!." Haruki Murakami menatap jijik pada keduanya yang seperti sepasang kekasih yang saling menyemangati pasangannya.

Haruki Murakami.

Salam penuh dendam pada pembaca tercinta. Katanya aku dalam kisah ini merupakan salah satu pelaku kejahatan dalam kasus undangan berdarah. Lihat?. Betapa tidak adilnya author yang tidak berwujud ini membuat karakter diriku sebagai seorang penjahat besar. Apakah pembaca tercinta percaya jika aku pelakunya?. Simak aja ceritanya.

Haruki Murakami off.

Kira dan Sakurai menatap tajam ke arah Haruki Murakami. Mereka sangat geram karena ucapan Haruki Murakami.

Lihat? Aku malah dipelototi seperti itu oleh mereka. Padahal aku hanya mengikuti dialog yang dibuat penulis saja. Betapa tidak adilnya apa yang aku terima.

Haruki Murakami off.

"Kira, kau punya pekerjaan yang lebih bagus hari ini." Sakurai menatap tajam. Lakukan tugas mu dengan baik." Sakurai memberi perintah. "Aku sangat yakin, dia terlibat dalam kejadian undangan berdarah."

"Ryoukai!." Kira menyeringai lebar. "Persiapkan dirimu tuan bajingan."

Kira on.

Serahkan masalah ini padaku, maka aku akan melakukannya dengan baik. Kau tidak perlu khawatir senpai. Akan aku buat dia mengakui semua kejahatan yang telah ia lakukan selama ini. Aku tidak akan mengecewakanmu senpai, percayalah jika semua ini akan berjalan dengan lancar. Dengan menggunakan mata iblisku, akan aku lihat semuanya. Tidak ada yang tidak bisa aku lihat dari mata iblis milikku ini.

Kira off.

...***...

Kembali ke masa lalu.

Perpustakaan.

"Oh? Sakurai senpai juga ada di sini?." Kira tampak bersemangat, ia langsung duduk tepat di depan Sakurai yang sedang serius belajar. "Apakah senpai masuk kelas pustaka juga?."

"Berisik." Responnya. "Bisakah kau diam sebentar saja?." Ucapnya kesal. "Aku sedang mengerjakan tugas!."

"Dingin banget." Kira tampak merajuk. "Bisakah kau bersikap baik padaku senpai?."

"Tidak."

"Cepat sekali jawabnya." Kira merengut kesal. "Kenapa aku bisa dekat dengan kulkas tanpa pintu ini?."

"Hah? Kau ngatain aku?."

"Kalau merasa? Sebaiknya perbaiki pintunya itu." Balasnya dengan bosannya. "Aku ini ke sekolah, karena cuma kau yang membuat aku nyaman."

Sakurai menatap tajam. "Kau ini punya selera yang mengerikan."

"Apa?!."

Brakh!.

"Oi! Ini pustaka!."

Tapi apa yang terjadi saat itu?. Ada dua siswi berteriak cukup keras, karena mereka saling menyerang satu sama lain.

"Olala? Berantem tu." Kira merasa tertarik melihat itu.

"Kau ini ya?." Sakurai kesal. "Bukankah mereka itu dari kelasmu?."

"Memang sih." Kira mengamati kedua teman sekelasnya sedang bertengkar.

Suasana mulai ramai, berusaha melerai keduanya agar menyelesaikan masalah dengan benar. Mereka di suruh duduk paling pojok, supaya tidak terlalu membuat keributan.

"Kalian ini bodoh ya?."

Deg!.

Keduanya terkejut mendengar ucapan Kira yang mendadak datang entah dari man.

"Kau!."

Marina dan Yuri kesal melihat Kira menatap lekat mata keduanya. Sedangkan Sakurai hanya memperhatikan itu dari jarak yang cukup dekat.

"Oi inu sialan." Marina tampak kesal. "Kau ngatain aku bodoh?!."

"Kau berani berkata seperti itu padaku inu?." Yuri juga kesal, hingga menekan kuat bahu kiri Kira.

"Ya, aku memang ngatain kalian berdua bodoh."

"Katakan sekali lagi!."

"Maka akan aku bungkam mulutmu!."

"Hm." Kira menghela nafas pelan. "Memangnya kalian ini berteman sudah berapa tahun sih?."

"Hah?."

"Hanya karena lelaki bodoh, mengobral rayuan gombal?." Ia menatap keduanya. "Kalian malah bertengkar?." Lanjutnya. "Ternyata pertemanan kalian hanya pura-pura saja, dan menyedihkan."

"Apa yang kau katakan tuan inu?." Marina siap-siap menyerang Kira.

"Jangan ikut campur!." Yuri juga hampir menyerang Kira.

"Oh?." Kira merogoh saku celananya. "Lihat saja ini, biar kalian mengetahui." Ia menyeringai lebar. "Jika lelaki yang kalian incar? Dia hanya bermain-main saja dengan kalian."

Deg!.

Marina dan Yuri melotot lebar melihat sebuah foto yang menunjukkan Watanabe melakukan hal gila?.

"Dia ini." Dalam hati Sakurai merasa heran. "Apa yang ia pikirkan sebenarnya?." Matanya mengamati Kira. "Dia jenis apa? Kenapa ia bisa bersikap seperti itu?." Ia merasakan sebuah perasaan tidak biasa dari Kira. "Ku pikir dia itu tipe orang yang masa bodoh." Ia menghela nafas panjang. "Tapi? Dia bergilir perhatian pada sekitarnya."

"Jika kalian merasa sakit hati?." Ucap Kira sambil menyeringai lebar. "Maka aku akan bersedia memukulnya untuk kalian."

"Terima kasih inuzuka-san." Marina tampak lebih baik. "Tolong hajar saja bajingan itu."

"Benar itu inuzuka-san." Yuri kesal. "Berani sekali dia melakukan hal buruk."

"Dengan senang hati."

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.

...***...

Episodes
1 DARAH DAN INCARAN
2 AWALAN DARI SEMUANYA
3 TANGGAPAN SEPERTI APA?
4 KOK BISA?.
5 APA YANG HARUS DILAKUKAN?
6 MASIH SAJA BERSIKERAS?
7 APA YANG SALAH?
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 CHAPTER 77
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109
110 CHAPTER 110
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 CHAPTER 114
115 CHAPTER 115 (END)
116 CHAPTER 116
117 CHAPTER 117
118 CHAPTER 118
119 CHAPTER 119
120 CHAPTER 120
121 CHAPTER 121
122 CHAPTER 122
123 CHAPTER 123
124 CHAPTER 124
125 CHAPTER 125
126 CHAPTER 126
127 CHAPTER 127
128 CHAPTER 128
129 CHAPTER 129
130 CHAPTER 130
131 CHAPTER 131
132 CHAPTER 132
133 CHAPTER 133
134 CHAPTER 134
135 CHAPTER 135
136 CHAPTER 136
137 CHAPTER 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
DARAH DAN INCARAN
2
AWALAN DARI SEMUANYA
3
TANGGAPAN SEPERTI APA?
4
KOK BISA?.
5
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
6
MASIH SAJA BERSIKERAS?
7
APA YANG SALAH?
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
CHAPTER 77
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109
110
CHAPTER 110
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
CHAPTER 114
115
CHAPTER 115 (END)
116
CHAPTER 116
117
CHAPTER 117
118
CHAPTER 118
119
CHAPTER 119
120
CHAPTER 120
121
CHAPTER 121
122
CHAPTER 122
123
CHAPTER 123
124
CHAPTER 124
125
CHAPTER 125
126
CHAPTER 126
127
CHAPTER 127
128
CHAPTER 128
129
CHAPTER 129
130
CHAPTER 130
131
CHAPTER 131
132
CHAPTER 132
133
CHAPTER 133
134
CHAPTER 134
135
CHAPTER 135
136
CHAPTER 136
137
CHAPTER 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!