...***...
Kira on.
Setelah jeda beberapa menit, aku harus melanjutkan masalah ini agar segera diselesaikan dengan baik. Aku juga telah mendapatkan semua gambaran itu dengan jelas, jika dia memang terlibat dalam kasus undangan berdarah sepuluh tahun yang lalu. Hai pembaca tercinta, jangan lupa dukungannya ya. Semoga saja karya ini sampai pada Nakayama Masei, dan author yang tidak berwujud ini sangat berharap sekali. Mohon dukungannya ya, semoga saja karya ini suatu hari nanti bisa sampai pada Nakayama Masei. Selamat membaca.
Kira off.
Kira menyipitkan matanya, menatap tajam ke dalam mata Haruki Murakami, seakan-akan ia sedang menyelami pikiran lelaki itu. "Aku telah melihatnya dengan baik, jadi kau tidak usah bersilat lidah lagi." Dalam hati Kira terus memasuki alam bawah sadar Haruki Murakami.
Deg!!!.
Saat itu Kira dapat melihat gambaran itu, meskipun ia tidak bisa memperlihatkan pada Sakurai, apa yang ia lihat. Namun ia masih bisa mengatakannya melalui ucapannya. Yang penting ada hasrat keinginan Sakurai untuk mengetahui kebenaran yang telah direkam oleh mata Haruki Murakami. Sedangkan Haruki Murakami seperti terlalu di tempat, seperti terhipnotis dengan tatapan Kira. Matanya yang memerah menyala, membuat Haruki Murakami terdiam sesaat.
"Kemarin kau bertemu seseorang di penjara. Sepertinya orang itu juga merupakan orang yang ikut serta dalam kasus undangan berdarah." Mata Kira memerah, ia seakan sedang melihat apa yang dilakukan oleh Haruki Murakami sebelumnya. "Kau terlibat dengan wanita bertopeng itu sejak kau terlibat dalam perencanaan kasus undangan berdarah." Kira tidak mungkin salah dalam mengumpulkan informasi.
Deg!!!.
Haruki Murakami sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Kira. "Bagaimana mungkin dia mengetahuinya?." Dalam hati Haruki Murakami sangat terkejut. "Tidak mungkin dia mengetahui nyonya x!." Saat itu ia sangat panik karena Kira mengetahui tentangnya?.
"Jadi semalam ada yang mendatangi penjara?. Wanita?. Kenapa kau bisa mengetahui jika yang menemui haruki murakami adalah seorang wanita?." Sakurai juga terkejut dengan apa yang ia dengar.
"Jika aku lihat dari ciri fisiknya, ia adalah seorang wanita. Sangat jelas sekali jika dia adalah seorang wanita." Jawab Kira dengan pasti. "Suaranya juga suara seorang wanita. Jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya langsung padanya." Kira menunjuk ke arah Haruki Murakami yang tampak gelisah dan pucat.
"Siapa orang mengerikan itu?. Kenapa dia mengetahui jika yang bertemu denganku adalah seorang wanita?. Dan wanita itu yang terlibat denganku sepuluh tahun yang lalu?." Dalam hati Haruki Murakami sangat gugup, ia tidak menduganya sama sekali.
"Jika aku lihat dari raut wajahnya yang saat ini, sepertinya apa yang kau katakan sangat benar." Sakurai tidak ingin bertanya lagi. "Apakah kau bisa menembus topeng itu?. Kau bisa melihatnya bukan?." Sakurai ingin Kira mengorek semua informasi itu..
"Sial!. Siapa mereka ini sebenarnya?. Mereka ini polisi atau pemburu jejak paranormal?." Dalam hati Haruki Murakami mencoba untuk bersikap biasa saja.
"Sayangnya aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. " Jawab Kira.
"Hah?!. Kenapa kau tidak bisa melihatnya?." Sakurai sangat kesal.
"Itu karena ia menggunakan topeng iblis spesial. Sehingga mataku terhalangi oleh kegelian. Jadi aku tidak bisa melihat wajahnya selain kegelapan." Kira juga kesal karena konsentrasinya hampir saja terganggu karena Sakurai. "Aku tidak mengetahui dengan pasti wajahnya." Kira semakin kesal.
"Seorang wanita ya?." Sakurai merasa heran. "Apa yang membuatnya melakukan kejahatan itu?. Apa yang telah aku lakukan padanya sehingga ia membunuh keluargaku dalam acara itu." Hatinya sangat sakit.
"Kau tidak usah terkejut seperti itu. Karena aku memang bisa melihat semuanya." Kira menyeringai lebar.
"Eh?." Haruki Murakami terkejut.
"Jika kau ingin melihat kejahatan sepuluh tahun yang lalu sambil melihat apa yang telah kau kerjakan, maka dengan senang hati aku akan memperlihatkan padamu sekarang juga." Kira terlihat mengancam.
"Aku yakin dia bukan manusia biasa. Siapa dia sebenarnya?." Dalam hari Haruki Murakami mulai panik. "Kau tidak usah berkata yang tidak-tidak." Haruki Murakami sangat kesal dengan itu semua.
Apakah yang akan dilakukan Kira setelah ini?. Apakah ia telah menemukan semua jawabannya?. Simak terus ceritanya.
...***...
Semetara itu Nyonya X dan Naota Rui sedang beruding. Mereka mecoba untuk memprediksi apa yang akan dilakukan oleh Kira dan Sakurai. Mereka sepertinya sangat meremehkan kemampuan yang dimiliki Sakurai dan Kira.
"Bagaimana menurutmu naota chan?. Apakah menurutmu?. Sakurai dan anjingnya itu akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan?." Nyonya X sedang menahan tawanya, ia sedang membayangkan bagaimana kesulitannya Sakurai dan Kira untuk membuat Haruki Murakami untuk mengakui kejahatan yang telah ia lakukan?.
"Saya rasa mereka akan kalah saing adu mulut dengan haruki murakami. Apalagi dia adalah pembunuh berdarah dingin yang menyaksikan kejahatan itu." Naota Rui juga terlihat sangat senang. "Aku yakin tidak semudah itu mereka membuat haruki murakami berkata dengan lembutnya, jika ia adalah salah satu pelaku kejahatan undangan berdarah." Entah kenapa ada sensasi aneh yang ia rasakan pada saat itu.
"Hahaha!. Tentu saja itu yang terjadi." Nyonya X Semakin bersemangat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Naota Rui. "Kita lihat saja!. Apakah mereka bisa membuat haruki murakami mengakui kejahatannya!." Nyonya X membayangkan bagaimana Sakurai dan Kira akhirnya menyerah karena tidak sanggup untuk melakukan interogasi lebih lanjut lagi.
Apakah seperti itu yang akan terjadi?. Simak terus ceritanya agar bisa mengetahui kisah ini.
...***...
Kembali pada Sakurai dan Kira yang telah selesai melihat semua yang diperhatikannya dalam semua ingatan Haruki Murakami.
"Baiklah, kita mulai saja. Siapa wanita bertopeng itu?. Apakah kau mengetahui siapa dia?." Kira masih memberikan pertanyaan yang ringan. "Katakan padaku dengan jelas." Kali ini ia terlihat sangat serius.
"Aku tidak mengetahui siapa dia. Bukankah kau sendiri bisa melihat?. Bahwa dia menggunakan topeng." Jawabnya dengan santainya. "Jika kau tidak bisa melihatnya, apalagi aku yang berada di hadapannya saat itu." Haruki Murakami mencoba menghilangkan perasaan gelisah yang ia rasakan saat ini.
"Baik, itu mungkin bisa aku anggap jawaban yang baik." Kira masih mencoba untuk bersabar. "Sepuluh tahun yang lalu, kau terlihat di sekitar aula pengangkatan kepolisian tertinggi dikawasan higashiyama. Kau juga memegang rantai raksasa itu." Kira akhirnya menemukan rekaman penglihatan dari masa lalu Haruki Murakami, meskipun sedikit membutuhkan waktu.
"Heh!. Apa yang kau bicarakan?. Aku sama sekali tidak mengerti. Kau salah tangkap orang, dan aku akan menuntutmu!." Haruki Murakami mengalihkan pembicaraan dengan mengancam mereka. "Aku sama sekali tidak terlibat dalam kasus pembunuhan yang kalian sebutkan. Aku ingin memanggil pengacara, supaya masalah ini dapat diselesaikan dengan baik." Lanjutnya lagi.
Kira melirik ke arah Sakurai yang terlihat tenang-tenang saja. Ia yakin Sakurai tahu bahwa pria itu sedang berbohong, juga ingin melindungi dirinya. Tentunya mereka tidak percaya begitu saja dengan apa yang diucapkan oleh lelaki itu.
"Apalagi yang kau tunggu?. Dia berkata seperti itu. Bukankah kau sendiri yang mengetahuinya?." Sakurai sangat geram mendengarkan kebohongan, serta apa yang ingin dilakukan oleh Haruki Murakami.
"Baiklah, jika itu yang kau inginkan tuan sakurai." Kira menyeringai lebar. Karena ia semakin merasakan gejolak emosi yang berlebihan dari Sakurai saat ini.
Tanpa diduga.
Duakh!.
"Wuaaaaaaakh!." Haruki Murakami berteriak keras. Rasa sakit menyiksa tangan kirinya karena tikaman pisau yang dilakukan oleh Kira.
"Apa yang kau lakukan brengsek!." Teriak Haruki Murakami berusaha menahan tangan Kira agar tidak menggerakkan pisau ditangannya. "Kau telah melakukan kejahatan padaku!." Ia berteriak kesakitan sambil berusaha untuk meloloskan dirinya.
"Sudah aku katakan padamu bukan?. Aku hanya mau mendengarkan jawaban memuaskan. Tapi kau sama sekali tidak memberikan jawaban yang memuaskan sama sekali." Kira menarik kuat rambut depan Haruki, membuat lelaki itu meringis kesakitan.
"Egkhakh!." Haruki Murakami tidak dapat menahan rasa sakit yang mendera tangannya. Banyak darah yang keluar dari tangannya, apakah tangannya hancur?. "Kau!. Beraninya kau melukai tanganku!." Ia menatap tajam ke arah Kira. Saat itu ada hawa hitam pekat yang hampir saja menyerang Kira, membuat keduanya terkejut.
"Kira!." Sakurai yang tadinya tenang langsung berdiri untuk menghindarinya.
"Heh!. Kekuatan iblis yang kau miliki masih sangat rendah!. Mana mungkin bisa melukaiku!." Kira mencengkeram kuat kerah baju Haruki Murakami.
Brakh!!!.
Dengan paksa Kira menekan kuat kedua pundak Haruki Murakami agar duduk kembali ke kursi. Tentunya membuat laki-laki itu terkejut dan tidak percaya, jika kekuatan iblis yang ia miliki dengan mudahnya dipatahkan begitu saja?.
"Jangan melakukan hal yang sia-sia. Pisau ku ini bukan pisau sembarangan, jadi kalau kau masih ingin melihat matahari besok pagi maka jawablah dengan benar." Lanjutnya sambil mencabut pisau dari telapak tangan Haruki.
"Akh!." Haruki menahan meringis kesakitan, tangannya sekarang mengalir darah segar.
"Tenanglah sakurai, aku baik-baik saja. Duduklah kembali dengan tenang." Kira tersenyum kecil ke arah Sakurai yang terlihat tidak percaya.
"Um." Ini mungkin kedua kalinya Sakurai melihat Kira melakukan interogasi pada seseorang. Namun ia tidak menyangka kali ini rasanya ada yang berbeda. Sakura kembali duduk dengan tenang, ia tadi hanya terkejut saja. "Aku telah melihatnya dengan sangat jelas." Dalam hari Sakurai agak bingung, apakah yang ia lihat saat ini adalah nyata atau tidak. Karena ia sama sekali tidak menyadarinya, namun itu semua terasa sangat nyata.
...***...
Sementara itu di sisi lainnya.
Daisuke Watanabe saat ini sedang menemui Sasaki Taka yang merupakan teman satu kerja dengannya. Mereka saat ini sedang mengintai seseorang yang diduga telah melakukan kejahatan.
"Aku dengar nakamoto sakurai kembali menangani kasus undangan berdarah." Matanya terus memperhatikan gerak-gerik mencurigakan dari targetnya.
"Memang itulah yang terjadi." Balasnya. "Tapi aku yakin itu hanya kebetulan dan tidak akan bertahan lama, karena dia itu orang gila." Lanjutnya dengan kesalnya.
"Lalu bagaimana dengan orang yang bernama inuzuka kira itu?. Apakah menurutmu dia juga sama gilanya dengan nakamoto sakurai?." Sasaki Taka ingin melihat reaksi dari temannya.
"Aku yakin itu. Dua orang gila yang bersikap normal ingin memecahkan kasus sepuluh tahun yang lalu." Ia memberi kode pada temannya agar terus mengikuti target.
"Jadi kau berpikir seperti itu tentang mereka?." Ingin rasanya Sasaki Taka tertawa, tapi sepertinya kondisinya tidak memungkinkan.
"Kalau begitu kita lihat saja hasil laporannya nantinya. Aku yakin hasil laporan itu akan dibagikan pada kita nantinya." Hanya itu yang bisa ia lakukan?. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus bekerja.
...***...
Kembali pada Kira yang sedang memuncak. Amarahnya benar-benar terpancing dengan tingkat yang berbeda setelah berhasil melihat semuanya. Ia tidak salah lagi menahan amarah yang ia rasakan, serta bagaimana perasaan Sakurai pada saat ini.
"Jawablah pertanyaanku, atau kau suka dicium oleh Pisau ku ini." Wajah Kira terlihat mengerikan, membuat bulu kuduk merinding, ia seperti malaikat mau yang siap mencabut nyawa manusia.
"Kau pikir aku akan menjawab pertanyaan bodohmu itu hah?. Jangan harap!." Haruki merasa sakit hati, ia membalas ucapan Kira dengan nada tinggi. "Sampai matipun aku tidak akan mengatakannya!." Ia memalingkan wajahnya sambil menyembunyikan tangannya agar tidak ditikam oleh Kira.
Akan tetapi ia salah duga, Kira malah menarik tangannya dengan kuat .Kali ini tangan kanan Haruki Murakami yang ditikam oleh Kira.
Duakh!!!.
Terdengar lagi suara jeritan kesakitan dari mulut Haruki memenuhi ruangan tersebut.
"Egkhakh!." Teriakan itu sangat keras, dan bahkan ia sampai terjajar ke belakang untuk menghindari Kira.
SRAKH!!!.
"Eghah!." Haruki Murakami kembali merintih kesakitan karena pisau itu terlepas dengan paksa. Sehingga menimbulkan rasa sakit yang sangat luar biasa. "Kau benar-benar laknat!. Aku akan menuntutmu!." Haruki Murakami sampai merengek menangis kesakitan.
Kira malah tertawa mengejek, rasanya ia sangat puas melihat raut wajah ketakutan Haruki Murakami saat ini. "Siapa suruh kau membuat sakurai senpai menderita selama ini?. Kau pikir kau siapa?. Berani sekali kau membuat sakurai senpai menderita." Dalam hatinya merasakan perasaan yang sangat senang luar biasa.
"Kau memang mengerikan Kira." Sakurai melihatnya dengan jelas, bagaimana kejamnya interogasi yang dilakukan Kira. "Apakah kau tidak bisa lagi menggunakan kelembutan?." Dalam hatinya merasa simpati. "Tapi setidaknya dengan begitu dia mendapatkan pelajaran." Entah kenapa Sakurai tidak keberatan ataupun merasa yakin sedikitpun.
"Nah, sekarang duduklah di kursi mu dengan tenang. Aku masih memiliki beberapa pertanyaan lagi. Meskipun sebenarnya aku telah mengetahui apa saja yang telah kau lakukan." Kira menjilati pisaunya yang dilumuri darah. "Atau kau ingin membalas semua darah yang telah kau tumpahkan pada saat itu juga. Maka dengan senang hati aku akan membunuhmu sekarang juga." Kira menyeringai lebar.
"Diam kau bajingan!. Tidak usah kau mengancam aku!." Teriaknya dengan sangat keras. Ia tidak mau mendekati Kira, karena ia sangat takut jika Kira benar-benar akan membunuhnya.
"Hemph!. Memang iblis tanpa perasaan dia ternyata. Tapi setidaknya aku terbantu karena dia." Ucapnya dalam hati sambil mengingat awal dari pertemuan mereka saat itu. Sakurai tidak menyangka Kira akan melakukan itu?.
"Kau, kau akan aku tuntut karena telah menganiaya ku!." Haruki Murakami tidak terima diperlakukan seperti ini, tangannya dua kali ditikam oleh orang mengerikan ini.
BRAKH!!!.
Kira bangkit dari duduknya, ia sera mendekati Haruki Murakami. Sedangkan Sakurai yang melihat itu sangat terkejut dan hampir saja tidak percaya. Jika Kira tidak setengah-setengah dalam bertindak. Dapat dilihat saat ia menjatuhkan Haruki Murakami ke lantai dengan menekan kuat kaki belakang seperti orang sedang baku hantam untuk melumpuhkan musuhnya. Haruki Murakami hanya pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh Kira.
"Kau benar-benar menguji kesabaranku. Akui saja perbuatan mu. Maka kau akan tenang setelah ini." Kira benar-benar ingin membunuh Haruki Murakami saat ini. Ia tidak dapat lagi menahan gejolak yang ada di dalam dirinya.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya, jangan lupa dukungannya ya pembaca tercinta. Semangat membaca.
Kira on.
Aku telah menggunakan kekuatanku untuk melihat semua yang terjadi di masa lalu melalui ingatan haruki murakami. Sungguh, yang ada diingatannya hanyalah kejahatan, termasuk kejahatan yang ia lakukan sepuluh tahun yang lalu. di mana ia ikut serta menjatuhkan pisau jumbo itu ke dalam aula besar itu. Mereka berenam melakukan pekerjaan itu dengan sangat mengerikan. Membawa pisau itu, merangakainya dengan sangat rapi, setelah itu mereka jatuhkan ketika para tamu sedang terpaku pada kepolisian baru yang sedang memberikan kata sambutan. Aku tidak akan mengampuninya, akan aku buat mereka semua membayar apa yang telah mereka lakukan.
Kira off.
Apakah Kira mampu melakukan itu?. Apakah Kira telah menemukan jawabannya?. Simak terus ceritanya, jangan lupa dukungannya ya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments