...***...
Interogasi masih berlanjut, tentunya Kira tidak akan membiarkan Haruki Murakami berbuat sesuka hatinya. Sepertinya, salah satu pelaku ingin melihat bagaimana ganasnya seorang Kira atau Killer?. Karena ia tidak akan membiarkan para pelaku bebas tanpa mau bertanggungjawab.
...***...
Kira on.
Ya, interogasi ini belum selesai, dan aku ingin menyiksanya terlebih dahulu, agar ia dapat merasakan, apa yang dirasakan oleh sakurai senpai. Terlalu mudah untuknya jika dia hanya bermain tanya jawab. Akan aku beri dia sedikit pelajaran yang akan dia kenang selama hidupnya. Akan aku pastikan dia mengingatnya dengan baik. Oh, lupa. Hai, pembaca tercinta. Jangan lupa dukungannya ya. Semoga saja karya ini sampai pada Nakayama Masei. Selamat membaca.
...***...
Masih di tempat yang sama.
Kira kali ini membalikkan tubuh Haruki Murakami agar menghadap ke arahnya. Ia tindih tubuh lelaki itu dengan sekuat tenaga, sehingga tidak ada lagi bisa melawan.
"Kegh!." Haruki meringis, karena tangannya terasa sakit. Apalagi ia tidak bisa bergerak lagi.
"Lakukan dengan cepat. Buat dia mengakui semuanya, dan berhentilah bermain-main." Sakurai menatap tajam ke arah Kira.
"Haik!. Siap pak!." Kira juga ikut serius. Setelah itu ia menatap ke arah Haruki Murakami dengan tatapan mata iblisnya.
Deg!!!.
Tubuh Haruki Murakami tidak bisa bergerak lagi, Kira benar-benar telah menyelami pikiran Haruki Murakami. Sukmanya seakan-akan menembus tubuh Haruki Murakami dan masuk ke alam pikiran laki-laki itu untuk melihat apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu?. Bisa jadi seperti itu. Tapi alam nyata Kira memberikan ancaman pada Haruki Murakami.
"Bayangkan saja kau langsung dieksekusi hukum mati, keluargamu menyaksikannya, dan yang terjadi setelah itu adalah, keluargamu jadi melarat, mati kelaparan " Kira lagi-lagi menghipnotis Haruki Murakami dengan kata-katanya. Ia memberikan gambaran yang mengerikan salah satu pelaku. Melalui matanya yang merah itu, Haruki Murakami merasakan apa yang dikatakan Kira.
"Hum?. Apa yang dilakukan kira sebenarnya?." Dalam hati Sakurai memperhatikan apa yang dilakukan Kira saat ini.
"Bayangkan saja, hasilnya pasti akan menyakitkan. Aku yakin kau bisa melihatnya bukan?. Apakah kau tidak merasakan bagaimana keadaan ngeri yang kau lihat?." Kira sudah siap-siap hendak menikam mata Haruki Murakami dengan pisaunya. Sedangkan Haruki Murakami.? Bayangan-bayangan mengerikan yang disugestikan oleh Kira tiba-tiba saja menghantui pikirannya. Seakan-akan ia merasakan langsung apa yang diucapkan oleh Kira, membuat tubuhnya menggigil hebat. Apakah ia sanggup seperti itu?.
"Nah, ini keputusan terakhir. Sebelum aku congkel matamu yang tidak berguna ini. Katakan padaku semuanya. Tidak usah kau sembunyikan kebenaran yang telah terjadi." Kira mencengkram kuat wajah Haruki Murakami.
"Egkhakh!. Aku tidak takut dengan apa yang kau katakan!." Haruki Murakami berusaha untuk menyiarkan hatinya untuk tidak takut. Apalagi saat ia matanya menangkap mata pisau itu seakan-akan memang ingin menghancurkan bola matanya.
"Matamu yang tidak berguna ini hanya memandang iri pada orang lain, dan tangamu sudah dinodai dosa melakukan kejahatan." Kira melakukan itu, seakan-akan sungguhan. "Serta kakimu nanti akan aku potong karena pergi ketempat sarang orang-orang berbuat keji." Lanjutnya lagi.
"Kata-kata itu memang agak berlebihan." Dalam hati Sakurai menyimak semua apa yang dikatakan oleh Kira. Sedangkan Haruki Murakami semakin ketakutan membayangkan apa yang dikatakan Kira.
"Jadi lebih baik kau mati saja dari pada membuat dunia ini membusuk karena kejahatan mu!" Kira dengan semangatnya berkata seperti itu, ia terlihat menikmati interogasi ini. Ia menekan Haruki agar mengakui secara langsung perbuatan yang ia lakukan. Haruki Murakami merasakan setiap kata yang diucapkan Kira padanya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, jantungnya berpacu dengan kencang di saat pikirannya tentang ia dihukum dengan hukuman keji, serta bagaimana nasib orang ia sayangi?. Benar-benar sangat mengenai mentalnya yang paling dalam. Hingga ia tidak sanggup lagi untuk berkata.
"Ba-ba-baiklah aku menyerah. Aku menyerah." Wajah Haruki Murakami terlihat pucat pasi, ia tidak sanggup lagi menahan aura tidak enak ini. Ketakutan-ketakutan yang menusuk hatinya terdalam. Ia tidak pernah merasakan ketakutan yang seperti ini. Ketakutan yang mengguncang batinnya. "Aku menyerah." Bibirnya bergetar, tenggorokannya terasa kering, pikirannya sudah kacau balau, ia tidak tahan ditekan seperti itu. Ia menceritakan semua apa yang ia lakukan sebelum kejadian undangan berdarah itu dengan keadaan tertekan. "Akulah yang telah melakukannya, aku yang telah melakukan perbuatan keji itu." Takut, tentunya perasaan itu masih terasa.
"Bagaimana sakurai?. Kau telah mendengarkan ucapannya bukan?." Kira melihat ke arah Sakurai.
"Ya, itulah yang aku harapkan." Sakurai tersenyum penuh kemenangan, dan dengan santainya ia menopang dagunya.
"Yosh!. Duduklah dengan baik, kau akan kembali normal. Melupakan apa yang telah terjadi, dan kau memang mengakui perbuatan yang telah kau lakukan. Ceritakan dengan benar dan akui saja dosa yang telah kau lakukan." Kira menepuk pundak Haruki Murakami dengan pelan.
"Eh?" Haruki Murakami terkejut, ia baik-baik saja?. Kok bisa? Ia sangat heran, ia melihat ke arah Kira dan Sakurai bersamaan.
Sakurai Nakamoto menghampiri Haruki Murakami, ia memborgol kedua tangan lelaki itu.
"Kau aku tangkap karena keterlibatanmu dalam kejahatan undangan berdarah." Ucapnya sambil tersenyum hambar. Rasanya sangat menyebalkan menggunakan cara itu hanya untuk membuat salah satu pelaku mengakui apa yang telah mereka lakukan.
"Hah.?" Haruki Murakami tidak mengerti, apa yang terjadi sebenarnya? Ia tidak mengingatnya sama sekali.
"Kau telah mengakui perbuatanmu dengan sangat jelas. Jadi kau akan aku tangkap, untuk menjelaskannya pada jaksa nantinya. Kau telah terbukti melakukan kejahatan." Sakurai langsung membawa Haruki Murakami keluar dari sana menuju penjara. Ia tidak akan membiarkan Haruki Murakami lari dari tanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan selama ini.
"Apa yang telah aku akui?." Haruki Murakami benar-benar melupakan apa yang telah ia alami tadi?. Ia hampir saja melawan, meskipun kedua tangannya telah diborgol. Tapi Kira dapat mengatasinya dengan baik.
"Jika kau ingin mengetahui apa yang terjadi, nanti akan aku perlihatkan padamu. Saat ini kau nurut saja padaku." Sakurai tampak sangat kesal, sehingga ia menarik paksa tangan Haruki Murakami.
"Kalian tidak bisa menangkapku!." Ia masih saja mau memberontak?. Tapi Sakurai tidak peduli.
"Kau telah melakukannya dengan baik sakurai senpai. Maafkan aku, jika aku terlambat menyelamatkan mu dari lubang kegelapan." Dalam hati Kira merasa sedikit lega, karena ia bisa membantu Sakurai. "Aku harap kau bisa lebih tenang setelah ini. Kembali lah tersenyum seperti dulu lagi sakurai senpai." Kira benar-benar ingin melihat senyuman Sakurai yang seperti dulu.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus ceritanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments