......***......
Kira on.
Hai, pembaca tercinta. Bagaimana kisahnya?. Apakah masih menikmati kisah ini dengan baik?. Ini bukan sesadis yang dibayangkan. Baiklah, supaya tidak gagal faham sebenarnya kekuatan mata iblis ini?. Simak dengan baik ya?. Karena sebenar ada bagian yang merupakan kehendak dari diriku yang ingin menggunakan kekuatan ini, hanya saja hasrat yang paling kuat itu memang bersumber pada sakurai senpai. Supaya tidak membingungkan para pembaca tercinta, simak dengan baik berita ini ya. Oh iya, jangan lupa dukungannya ya pembaca tercinta. Semoga saja kisah ini sampai pada Nakayama Masei. Selamat membaca.
Kira off.
"Lepaskan!." Yamahisa menepis tangan Kira, ia tidak menyangka bahwa Kira memang melakukannya. Tangannya sampai bergetar hebat menahan sakit. Lihat?. Tangannya sampai mengalirkan darah yang sangat banyak. Ada bekas tusukan pisau, tangannya terluka parah, mengalirkan banyak darah. "Apa yang kau lakukan bangsat!. Beraninya kau melukai tanganku!." Dalam kesakitan ia masih mengeluarkan kata-kata kasar.
"Apakah kau diancam oleh orang bertopeng itu?. Jika kau menyebut namanya ketika kami menginterogasimu?." Kira menatap lekat mata Yamahisa, ia berusaha mengorek informasi penting, melalui tatapan mata iblisnya.
"Heh!." Yamashita Tatsuya memalingkan wajahnya. Nafasnya masih naik turun, karena menahan sakit di tangannya. Ia tidak mau menatap mata Kira, ia takut laki-laki itu mengorek semua informasi yang tersembunyi dibalik matanya. "Aku tidak akan menjawabnya!. Jangan harap kau mendapatkan jawaban dariku!." Amarahnya sangat memuncak karena itu.
"Kenapa kau malah takut?. Hum?" Kira bangkit dari tempat duduknya. Berdiri di belakang Yamashita Tatsuya yang mulai gentar dengan apa yang dilakukan Kira. "Apa yang kau takutkan?. Sehingga kau tidak mau menjawab pernyataan dariku?." Kira menangkap ada perasaan takut dari Yamashita Tatsuya saat ini.
"Kira, dia benar-benar mengerikan. Kenapa dia melakukan itu semua?. Apakah seperti ini cara mereka melakukan interogasi sebelumnya?." Sayaka Akimoto masih menyaksikan apa yang dilakukan Kira. Ia tidak menduga saka sekali dengan yang dilakukan Kira. "Sungguh aku tidak menduga, ternyata ada yang lebih sadis yang aku bayangkan." Entah kenapa di dalam keadaan seperti itu ia merasakan ada gejolak yang sangat aneh yang ia rasakan saat itu.
"Takut?. Kau bilang dia takut?. Memangnya kenapa dia takut?." Sakurai penasaran, apa yang ditakutkan oleh Yamashita Tatsuya?. Entah kenapa ada bentuk kemarahan yang timbul dihatinya.
"Ya." Balas Kira sambil menodong pisau kecilnya, tepat di pinggang belakang Yamashita. "Dia takut, ketika anaknya diancam oleh wanita bertopeng itu." Kira seakan-akan menyaksikan semua yang ia lihat melalui mata Yamashita Tatsuya pada hari itu.
"Tidak!. Itu tidak benar!." Yamashita Tatsuya masih mau menyangkal dengan apa yang dikatakan oleh Kira?. "Wanita bangsat itu tidak mengancamku sama sekali!." Tiba-tiba saja amarahnya bergolak. "Bagaimana mungkin sibedebah ini bisa mengetahuinya?. Dia memang iblis!." Dalam hati Yamashita Tatsuya mengutuk apa yang dikatakan Kira.
"Kau tidak usah menghindarinya. Katakan saja, katakan jika dia memang mengancammu. Aku bisa melihat semuanya melalui matamu yang tidak berguna itu." Kira mencoba menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. "Atau matamu itu ingin aku congkel dengan pisau ku ini. Matamu yang tidak berguna ini lebih baik tidak bisa melihat, dari pada hanya sebagai pajangan saja." Kira menempelkan pisau kecilnya di tepian mata Yamashita Tatsuya. Hingga terlihat bagaimana ekspresi ketakutan dari lelaki berwajah sangat itu. Ancaman dari Kira bukanlah sekedar ancaman biasa.
"Egkhakh!. Lepaskan aku!." Yamashita Tatsuya melepaskan diri dari cengkraman Kira, akan tetapi tangannya terasa sangat kaku, begitu juga dengan tubuhnya yang tidak mau digerakkan sama sekali. Ia sangat ketakutan setengah mati jika Kira benar-benar nekat ingin menusuk bola matanya.
"Apa yang dia takutkan Kira?." Tentunya Sakurai ingin mengetahui, apa yang membuat Yamashita Tatsuya ketakutan saat ini. "Apakah dia masih memiliki perasaan takut?." Gejolak yang ada di dalam diri Sakurai juga bergejolak. Saat itu ia teringat dengan anaknya yang berusia lima tahun. Jika saja anaknya masih hidup, anaknya akan tumbuh dengan baik.
"Anaknya akan menjadi taruhannya, jika ia membocorkan, siapa yang menyuruhnya. Itulah yang membuatnya ketakutan, sakurai." Kira tadi melihat dengan jelas apa saja yang dilakukan oleh Yamahisa selama tiga hari di penjara. "Dari matanya yang tidak bisa berbohong itu, aku melihat jika ada seorang wanita bertopeng mengunjunginya." Kira melihat sangat jelas melalui tatapan mata Yamashita Tatsuya.
Hati Sakurai berdebar kencang, rasanya sangat sesak. "Kau juga memiliki anak bukan?." Sakurai terlihat Sedih, jika menyangkut masalah anak, hatinya teriris sakit mengingat bagaimana tubuh anaknya terpotong menjadi dua bagian karena pisau raksasa itu. "Kau juga seorang ayah!." gejolak emosi telah memenuhi rongga dada Sakurai, hingga ia menarik kerah Yamahisa.
"Kau juga takut, kan?. Kehilangan anak yang kau cintai?!." Sakurai benar-benar terbawa arus emosi. Yamahisa tidak menjawab, ia hanya diam membisu, tidak menggubris kan kemarahan Sakurai.
"Menyerahlah!. Kami akan menjamin keselamatanmu, ketimbang orang yang menyuruhmu." Sakurai berusaha membujuk Yamashita Tatsuya.
"Kau pikir aku akan mengaku dan menyerah dengan mudah?. Aku tidaklah lemah!" Yamashita Tatsuya sepertinya masih belum mau menyerah?. "Kalian tidak semudah itu untuk menekan diriku. Meskipun kalian membunuhku sekalipun, aku tidak akan mengatakannya." Yamashita Tatsuya sepertinya telah memancing amarah Kira.
"Bagus yamashita san!. Jangan menyerah begitu saja!. Aku sangat suka dengan gayamu yang bodoh itu." Di sisi lain, Sayaka Akimoto terlihat sangat bersemangat?. Apakah memang itu yang ia rasakan. Namun saat itu tidak ada yang menduga sama sekali.
CHEKH!.
Lagi, tanpa berbicara Kira menusuk pinggang Yamahisa. Tentunya teriakan keras mengisi ruangan itu.
"Brengsek!. Kenapa kau malah menikamnya bajingan!." Sayaka yang memerhatikan itu merasa kesal dengan apa yang dilakukan Kira pada Yamashita Tatsuya. Ingin rasanya ia membantu lelaki itu, tapi sepertinya itu tidak akan mudah.
"Beraninya kau berkata seperti itu!. Apakah kau mulai merasa bosan untuk hidup?. Hah?!." Kira benar-benar geram, apakah lelaki ini tidak mau menyerah?. "Sebaiknya kau jangan banyak bicara!." Kira mencengangkan kuat kerah baju laki-laki itu. Kira saat ini terlihat sangat menyeramkan dari yang sebelumnya. "Kalau begitu, akan aku potong pinggangmu ini. Seperti yang kau lakukan pada korban undangan berdarah, agar kau bisa merasakan bagaimana rasanya mati dengan keji!." Mata Kira memerah menyala, memerah darah, seakan-akan ingin menelan tubuh Yamashita Tatsuya yang terlihat sedang menahan rasa sakit yang ia alami tadi.
"Kegh!. Ternyata polisi ini memang sangat kejam. Aku tidak bisa bertahan lama jika seperti ini." Dalam hatinya pasrah jika mati hari ini di ruangan penyiksaan ini.
"Kau pikir kau bisa melarikan diri begitu saja dari ku?. Jangan harap." Kira mendorong tubuh Yamashita Tatsuya, sehingga laki-laki itu terdorong jatuh ke kursi yang ia duduki tadi. Yamashita Tatsuya hanya mengeluh kecil. Memang sakit rasanya diperlukan seperti itu oleh orang-orang yang mencurigai dirinya.
"Sebaiknya kau menyerah. Aku saja perbuatan yang telah kau lakukan." Kira menggebrak meja dengan kuat, sehingga hawa mendominasi lebih kental ke arah Kira.
"Lakukan saja. Jik itu yang kau inginkan!. Aku tidak akan mengatakan apapun yang kau inginkan!." Ya, dia masih saja bungkam dan enggan untuk berbicara walaupun Kira membunuhnya sekalipun.
"Baik!. Baik!. Kau boleh berkata seperti itu yamashita san!." Kira semakin melotot melihat ke arah Yamashita Tatsuya. "Aku aku lakukan sesuai dengan yang aku inginkan. Aku ingin kau membayar semua dosa-dosa yang telah kau lakukan." Mata Kira semakin melotot lebar. "Aku ingin kau merasakan apa yang dirasakan oleh para korban pada hari itu." Kira seakan-akan memberikan sugesti pada Yamashita Tatsuya.
Deg!!!.
Entah kenapa Yamashita Tatsuya seakan-akan berada di lokasi pembunuhan pada saat itu. "Kau melihat anakmu berdiri di salah satu dari mereka yang hadir di sana. Kau menyaksikannya yamashita san." Kira seakan memperlihatkan kejadian hayalan itu menjadi nyata dalam pikiran Yamashita Tatsuya. Lelaki itu dapat merasakan bagaimana hatinya tersayat pilu menyaksikan anak yang ia sayangi mati dengan mengenaskan dihadapannya. Hatinya terasa hancur, mengapa anaknya mendapatkan karma dari apa yang ia perbuat?. Yamashita Tatsuya menangis, ia tidak menghiraukan luka di tubuhnya. Luka dihatinya lebih terasa pedih, sangat pedih sampai ia menangis terisak.
"Aku mohon, aku tidak tahu siapa orang bertopeng itu." akhirnya Yamahisa melunak juga. Ia bersujud di hadapan Sakurai dan Kira. "Aku tidak tahu siapa dia, yang aku tahu dia hanyalah seorang wanita yang mengenakan topeng penutup wajah yang menyuruhku untuk melakukan perbuatan itu." Dengan tangisan pilu ia mengatakannya?. Apa?. Lelaki tidak punya hati seperti Yamashita Tatsuya akhirnya menangis, memohon?. Masihkah ia memiliki perasaan?. Lalu bagaimana dengan perasaan Sakurai selama ini?.
Kira menjambak rambut Yamahisa. "Kau menangis?." Kira mengejek Yamashita Tatsuya. Ia tatap mata lelaki itu dengan matanya yang memerah darah, Seringainya terlihat mengerikan. "Untuk apa kau menangis?!. Jika hati nurani mu tidak kau gunakan pada saat itu. Kenapa kau tidak memikirkan kembali, berapa nyawa yang telah melayang dengan mengenaskan atas apa yang telah kau lakukan pada saat itu?." Kira melepaskan jambakannya.
"Apakah kau tidak merasakan bagaimana rasanya sedih atas kehilangan orang-orang yang kau cintai di depan mataku dalam keadaan mengenaskan?. Hingga kau jadi gila karena tidak sanggup membayangkan bagaimana matamu melihat semua itu?." Kira menatap sedih ke arah Sakurai. "Sakurai senpai lebih sedih dari pada kau, bajingan busuk yang tanpa perasaan telah menggunakan keahliannya dalam membuat besi, membunuh orang lain yang tidak berdosa padamu." Kira seakan hendak menelan Yamashita Tatsuya hidup-hidup. Ia sangat benci dengan apa yang dilakukan oleh Yamashita Tatsuya.
"Aku mohon maafkan aku." Yamashita Tatsuya menyadari kesalahannya?. Ia menyadari kesalahan yang telah ia lakukan setelah kejadian naas itu?.
"Kenapa kau meminta maaf sekarang?. Kenapa tidak kau pikirkan terlebih dahulu bagaimana dosa yang akan kau tanggung atas apa yang kau kerjakan pada hari itu?." Kira tidak akan membiarkan Yamashita Tatsuya meminta maaf begitu saja.
"Aku mohon jangan libatkan anakku. Cukup aku saja yang menanggung dosa itu. Aku mohon jangan libatkan anakku." Yamashita Tatsuya tidak kuasa menahan kesedihannya, padahal itu hanyalah sugesti yang dibuat Kira selama interogasi. Namun terasa nyata, hingga Yamashita merasa tersiksa dengan apa yang diperlihatkan oleh Kira padanya. Yamashita Tatsuya mengakui semua yang ia lakukan di hari insiden tersebut. Yamashita hanya menceritakan bagaimana perannya pada saat itu, namun ia tidak mengetahui siapa orang bertopeng yang datang padanya hari itu, juga sebelum ia diinterogasi.
Setidaknya, dalam interogasi ini Sakurai mengetahui, ada orang yang lebih penting perannya dalam kasus tersebut. Orang-orang bertopeng yang terlibat mengambil peran penting. Mereka yang menjadi dalang dalam kasus besar itu.
Kira melirik kearah Sakurai, tentunya ia ingin bertanya pada Sakurai bagaimana dengan interogasi ini?. "Apakah menurutmu ini sudah cukup sakurai?." Kira hanya ingin memastikannya saja.
"Ya, dia telah mengakui semu kesalahannya dengan baik. Itu yang sangat perlu bagiku kira." Sakurai menatap Yamashita Tatsuya yang sedang meringis sakit?. Sedih?. Setelah apa yang diperlihatkan oleh Kira padanya?. "Bukankah tidak baik berlama-lama melakukan interogasi seperti ini?." Bisik Sakurai sambil melirik ke arah Sayaka yang dari tadi menyimak apa yang mereka lakukan. Namun ia tidak bergerak sama sekali.
"Haik!." Kira mengerti apa yang dikatakan oleh Sakurai. Ini memang penting untuk mereka. "Haik, silahkan duduk." Kira membantu Yamashita Tatsuya duduk kembali di kursinya dengan benar. "Setelah kau menarik nafas tiga kali, kau akan kembali normal." Kira memberi instruksi pada Yamahisa agar menarik nafas pelan. Dan benar, mereka kembali seperti semula. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tubuhnya baik-baik saja, tidak merasakan apapun. Tidak ada darah ataupun bekas luka di tangannya?. Apa yang terjadi sebenarnya?. Ia terlihat sangat kebingungan.
"Eh?." Begitu juga Sayaka Akimoto terlihat benar-benar kebingungan. Ruangan mengerikan tadi menjadi normal?. Apa yang terjadi tadi?. Bukankah ia menyaksikan bagaimana Kira menganiaya Yamashita Tatsuya agar mengakui apa yang telah ia lakukan?.
"Apa yang terjadi sebenarnya?. Aku sama sekali tidak ingat apa yang mereka katakan." Batinnya lagi. Ia memperhatikan Kira dan Sakurai masih tenang-tenang saja. Juga?. Yamashita Tatsuya menangis?. Lah apa yang terjadi?. "Apa yang telah aku lewatkan?. Apakah ada sesuatu yang tidak bisa aku pahami?. Tapi kenapa itu tidak terasa sama sekali?." Sayaka merasa ada yang ganjal dengan cara mereka menginterogasi seseorang?.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya. Jangan lupa dukungannya pembaca tercinta.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments