CHAPTER 14

......***......

Kira on.

Hai, pembaca tercinta. Bagaimana kisahnya?. Apakah masih menikmati kisah ini dengan baik?. Ini bukan sesadis yang dibayangkan. Baiklah, supaya tidak gagal faham sebenarnya kekuatan mata iblis ini?. Simak dengan baik ya?. Karena sebenar ada bagian yang merupakan kehendak dari diriku yang ingin menggunakan kekuatan ini, hanya saja hasrat yang paling kuat itu memang bersumber pada sakurai senpai. Supaya tidak membingungkan para pembaca tercinta, simak dengan baik berita ini ya. Oh iya, jangan lupa dukungannya ya pembaca tercinta. Semoga saja kisah ini sampai pada Nakayama Masei. Selamat membaca.

Kira off.

"Lepaskan!." Yamahisa menepis tangan Kira, ia tidak menyangka bahwa Kira memang melakukannya. Tangannya sampai bergetar hebat menahan sakit. Lihat?. Tangannya sampai mengalirkan darah yang sangat banyak. Ada bekas tusukan pisau, tangannya terluka parah, mengalirkan banyak darah. "Apa yang kau lakukan bangsat!. Beraninya kau melukai tanganku!." Dalam kesakitan ia masih mengeluarkan kata-kata kasar.

"Apakah kau diancam oleh orang bertopeng itu?. Jika kau menyebut namanya ketika kami menginterogasimu?." Kira menatap lekat mata Yamahisa, ia berusaha mengorek informasi penting, melalui tatapan mata iblisnya.

"Heh!." Yamashita Tatsuya memalingkan wajahnya. Nafasnya masih naik turun, karena menahan sakit di tangannya. Ia tidak mau menatap mata Kira, ia takut laki-laki itu mengorek semua informasi yang tersembunyi dibalik matanya. "Aku tidak akan menjawabnya!. Jangan harap kau mendapatkan jawaban dariku!." Amarahnya sangat memuncak karena itu.

"Kenapa kau malah takut?. Hum?" Kira bangkit dari tempat duduknya. Berdiri di belakang Yamashita Tatsuya yang mulai gentar dengan apa yang dilakukan Kira. "Apa yang kau takutkan?. Sehingga kau tidak mau menjawab pernyataan dariku?." Kira menangkap ada perasaan takut dari Yamashita Tatsuya saat ini.

"Kira, dia benar-benar mengerikan. Kenapa dia melakukan itu semua?. Apakah seperti ini cara mereka melakukan interogasi sebelumnya?." Sayaka Akimoto masih menyaksikan apa yang dilakukan Kira. Ia tidak menduga saka sekali dengan yang dilakukan Kira. "Sungguh aku tidak menduga, ternyata ada yang lebih sadis yang aku bayangkan." Entah kenapa di dalam keadaan seperti itu ia merasakan ada gejolak yang sangat aneh yang ia rasakan saat itu.

"Takut?. Kau bilang dia takut?. Memangnya kenapa dia takut?." Sakurai penasaran, apa yang ditakutkan oleh Yamashita Tatsuya?. Entah kenapa ada bentuk kemarahan yang timbul dihatinya.

"Ya." Balas Kira sambil menodong pisau kecilnya, tepat di pinggang belakang Yamashita. "Dia takut, ketika anaknya diancam oleh wanita bertopeng itu." Kira seakan-akan menyaksikan semua yang ia lihat melalui mata Yamashita Tatsuya pada hari itu.

"Tidak!. Itu tidak benar!." Yamashita Tatsuya masih mau menyangkal dengan apa yang dikatakan oleh Kira?. "Wanita bangsat itu tidak mengancamku sama sekali!." Tiba-tiba saja amarahnya bergolak. "Bagaimana mungkin sibedebah ini bisa mengetahuinya?. Dia memang iblis!." Dalam hati Yamashita Tatsuya mengutuk apa yang dikatakan Kira.

"Kau tidak usah menghindarinya. Katakan saja, katakan jika dia memang mengancammu. Aku bisa melihat semuanya melalui matamu yang tidak berguna itu." Kira mencoba menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. "Atau matamu itu ingin aku congkel dengan pisau ku ini. Matamu yang tidak berguna ini lebih baik tidak bisa melihat, dari pada hanya sebagai pajangan saja." Kira menempelkan pisau kecilnya di tepian mata Yamashita Tatsuya. Hingga terlihat bagaimana ekspresi ketakutan dari lelaki berwajah sangat itu. Ancaman dari Kira bukanlah sekedar ancaman biasa.

"Egkhakh!. Lepaskan aku!." Yamashita Tatsuya melepaskan diri dari cengkraman Kira, akan tetapi tangannya terasa sangat kaku, begitu juga dengan tubuhnya yang tidak mau digerakkan sama sekali. Ia sangat ketakutan setengah mati jika Kira benar-benar nekat ingin menusuk bola matanya.

"Apa yang dia takutkan Kira?." Tentunya Sakurai ingin mengetahui, apa yang membuat Yamashita Tatsuya ketakutan saat ini. "Apakah dia masih memiliki perasaan takut?." Gejolak yang ada di dalam diri Sakurai juga bergejolak. Saat itu ia teringat dengan anaknya yang berusia lima tahun. Jika saja anaknya masih hidup, anaknya akan tumbuh dengan baik.

"Anaknya akan menjadi taruhannya, jika ia membocorkan, siapa yang menyuruhnya. Itulah yang membuatnya ketakutan, sakurai." Kira tadi melihat dengan jelas apa saja yang dilakukan oleh Yamahisa selama tiga hari di penjara. "Dari matanya yang tidak bisa berbohong itu, aku melihat jika ada seorang wanita bertopeng mengunjunginya." Kira melihat sangat jelas melalui tatapan mata Yamashita Tatsuya.

Hati Sakurai berdebar kencang, rasanya sangat sesak. "Kau juga memiliki anak bukan?." Sakurai terlihat Sedih, jika menyangkut masalah anak, hatinya teriris sakit mengingat bagaimana tubuh anaknya terpotong menjadi dua bagian karena pisau raksasa itu. "Kau juga seorang ayah!." gejolak emosi telah memenuhi rongga dada Sakurai, hingga ia menarik kerah Yamahisa.

"Kau juga takut, kan?. Kehilangan anak yang kau cintai?!." Sakurai benar-benar terbawa arus emosi. Yamahisa tidak menjawab, ia hanya diam membisu, tidak menggubris kan kemarahan Sakurai.

"Menyerahlah!. Kami akan menjamin keselamatanmu, ketimbang orang yang menyuruhmu." Sakurai berusaha membujuk Yamashita Tatsuya.

"Kau pikir aku akan mengaku dan menyerah dengan mudah?. Aku tidaklah lemah!" Yamashita Tatsuya sepertinya masih belum mau menyerah?. "Kalian tidak semudah itu untuk menekan diriku. Meskipun kalian membunuhku sekalipun, aku tidak akan mengatakannya." Yamashita Tatsuya sepertinya telah memancing amarah Kira.

"Bagus yamashita san!. Jangan menyerah begitu saja!. Aku sangat suka dengan gayamu yang bodoh itu." Di sisi lain, Sayaka Akimoto terlihat sangat bersemangat?. Apakah memang itu yang ia rasakan. Namun saat itu tidak ada yang menduga sama sekali.

CHEKH!.

Lagi, tanpa berbicara Kira menusuk pinggang Yamahisa. Tentunya teriakan keras mengisi ruangan itu.

"Brengsek!. Kenapa kau malah menikamnya bajingan!." Sayaka yang memerhatikan itu merasa kesal dengan apa yang dilakukan Kira pada Yamashita Tatsuya. Ingin rasanya ia membantu lelaki itu, tapi sepertinya itu tidak akan mudah.

"Beraninya kau berkata seperti itu!. Apakah kau mulai merasa bosan untuk hidup?. Hah?!." Kira benar-benar geram, apakah lelaki ini tidak mau menyerah?. "Sebaiknya kau jangan banyak bicara!." Kira mencengangkan kuat kerah baju laki-laki itu. Kira saat ini terlihat sangat menyeramkan dari yang sebelumnya. "Kalau begitu, akan aku potong pinggangmu ini. Seperti yang kau lakukan pada korban undangan berdarah, agar kau bisa merasakan bagaimana rasanya mati dengan keji!." Mata Kira memerah menyala, memerah darah, seakan-akan ingin menelan tubuh Yamashita Tatsuya yang terlihat sedang menahan rasa sakit yang ia alami tadi.

"Kegh!. Ternyata polisi ini memang sangat kejam. Aku tidak bisa bertahan lama jika seperti ini." Dalam hatinya pasrah jika mati hari ini di ruangan penyiksaan ini.

"Kau pikir kau bisa melarikan diri begitu saja dari ku?. Jangan harap." Kira mendorong tubuh Yamashita Tatsuya, sehingga laki-laki itu terdorong jatuh ke kursi yang ia duduki tadi. Yamashita Tatsuya hanya mengeluh kecil. Memang sakit rasanya diperlukan seperti itu oleh orang-orang yang mencurigai dirinya.

"Sebaiknya kau menyerah. Aku saja perbuatan yang telah kau lakukan." Kira menggebrak meja dengan kuat, sehingga hawa mendominasi lebih kental ke arah Kira.

"Lakukan saja. Jik itu yang kau inginkan!. Aku tidak akan mengatakan apapun yang kau inginkan!." Ya, dia masih saja bungkam dan enggan untuk berbicara walaupun Kira membunuhnya sekalipun.

"Baik!. Baik!. Kau boleh berkata seperti itu yamashita san!." Kira semakin melotot melihat ke arah Yamashita Tatsuya. "Aku aku lakukan sesuai dengan yang aku inginkan. Aku ingin kau membayar semua dosa-dosa yang telah kau lakukan." Mata Kira semakin melotot lebar. "Aku ingin kau merasakan apa yang dirasakan oleh para korban pada hari itu." Kira seakan-akan memberikan sugesti pada Yamashita Tatsuya.

Deg!!!.

Entah kenapa Yamashita Tatsuya seakan-akan berada di lokasi pembunuhan pada saat itu. "Kau melihat anakmu berdiri di salah satu dari mereka yang hadir di sana. Kau menyaksikannya yamashita san." Kira seakan memperlihatkan kejadian hayalan itu menjadi nyata dalam pikiran Yamashita Tatsuya. Lelaki itu dapat merasakan bagaimana hatinya tersayat pilu menyaksikan anak yang ia sayangi mati dengan mengenaskan dihadapannya. Hatinya terasa hancur, mengapa anaknya mendapatkan karma dari apa yang ia perbuat?. Yamashita Tatsuya menangis, ia tidak menghiraukan luka di tubuhnya. Luka dihatinya lebih terasa pedih, sangat pedih sampai ia menangis terisak.

"Aku mohon, aku tidak tahu siapa orang bertopeng itu." akhirnya Yamahisa melunak juga. Ia bersujud di hadapan Sakurai dan Kira. "Aku tidak tahu siapa dia, yang aku tahu dia hanyalah seorang wanita yang mengenakan topeng penutup wajah yang menyuruhku untuk melakukan perbuatan itu." Dengan tangisan pilu ia mengatakannya?. Apa?. Lelaki tidak punya hati seperti Yamashita Tatsuya akhirnya menangis, memohon?. Masihkah ia memiliki perasaan?. Lalu bagaimana dengan perasaan Sakurai selama ini?.

Kira menjambak rambut Yamahisa. "Kau menangis?." Kira mengejek Yamashita Tatsuya. Ia tatap mata lelaki itu dengan matanya yang memerah darah, Seringainya terlihat mengerikan. "Untuk apa kau menangis?!. Jika hati nurani mu tidak kau gunakan pada saat itu. Kenapa kau tidak memikirkan kembali, berapa nyawa yang telah melayang dengan mengenaskan atas apa yang telah kau lakukan pada saat itu?." Kira melepaskan jambakannya.

"Apakah kau tidak merasakan bagaimana rasanya sedih atas kehilangan orang-orang yang kau cintai di depan mataku dalam keadaan mengenaskan?. Hingga kau jadi gila karena tidak sanggup membayangkan bagaimana matamu melihat semua itu?." Kira menatap sedih ke arah Sakurai. "Sakurai senpai lebih sedih dari pada kau, bajingan busuk yang tanpa perasaan telah menggunakan keahliannya dalam membuat besi, membunuh orang lain yang tidak berdosa padamu." Kira seakan hendak menelan Yamashita Tatsuya hidup-hidup. Ia sangat benci dengan apa yang dilakukan oleh Yamashita Tatsuya.

"Aku mohon maafkan aku." Yamashita Tatsuya menyadari kesalahannya?. Ia menyadari kesalahan yang telah ia lakukan setelah kejadian naas itu?.

"Kenapa kau meminta maaf sekarang?. Kenapa tidak kau pikirkan terlebih dahulu bagaimana dosa yang akan kau tanggung atas apa yang kau kerjakan pada hari itu?." Kira tidak akan membiarkan Yamashita Tatsuya meminta maaf begitu saja.

"Aku mohon jangan libatkan anakku. Cukup aku saja yang menanggung dosa itu. Aku mohon jangan libatkan anakku." Yamashita Tatsuya tidak kuasa menahan kesedihannya, padahal itu hanyalah sugesti yang dibuat Kira selama interogasi. Namun terasa nyata, hingga Yamashita merasa tersiksa dengan apa yang diperlihatkan oleh Kira padanya. Yamashita Tatsuya mengakui semua yang ia lakukan di hari insiden tersebut. Yamashita hanya menceritakan bagaimana perannya pada saat itu, namun ia tidak mengetahui siapa orang bertopeng yang datang padanya hari itu, juga sebelum ia diinterogasi.

Setidaknya, dalam interogasi ini Sakurai mengetahui, ada orang yang lebih penting perannya dalam kasus tersebut. Orang-orang bertopeng yang terlibat mengambil peran penting. Mereka yang menjadi dalang dalam kasus besar itu.

Kira melirik kearah Sakurai, tentunya ia ingin bertanya pada Sakurai bagaimana dengan interogasi ini?. "Apakah menurutmu ini sudah cukup sakurai?." Kira hanya ingin memastikannya saja.

"Ya, dia telah mengakui semu kesalahannya dengan baik. Itu yang sangat perlu bagiku kira." Sakurai menatap Yamashita Tatsuya yang sedang meringis sakit?. Sedih?. Setelah apa yang diperlihatkan oleh Kira padanya?. "Bukankah tidak baik berlama-lama melakukan interogasi seperti ini?." Bisik Sakurai sambil melirik ke arah Sayaka yang dari tadi menyimak apa yang mereka lakukan. Namun ia tidak bergerak sama sekali.

"Haik!." Kira mengerti apa yang dikatakan oleh Sakurai. Ini memang penting untuk mereka. "Haik, silahkan duduk." Kira membantu Yamashita Tatsuya duduk kembali di kursinya dengan benar. "Setelah kau menarik nafas tiga kali, kau akan kembali normal." Kira memberi instruksi pada Yamahisa agar menarik nafas pelan. Dan benar, mereka kembali seperti semula. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tubuhnya baik-baik saja, tidak merasakan apapun. Tidak ada darah ataupun bekas luka di tangannya?. Apa yang terjadi sebenarnya?. Ia terlihat sangat kebingungan.

"Eh?." Begitu juga Sayaka Akimoto terlihat benar-benar kebingungan. Ruangan mengerikan tadi menjadi normal?. Apa yang terjadi tadi?. Bukankah ia menyaksikan bagaimana Kira menganiaya Yamashita Tatsuya agar mengakui apa yang telah ia lakukan?.

"Apa yang terjadi sebenarnya?. Aku sama sekali tidak ingat apa yang mereka katakan." Batinnya lagi. Ia memperhatikan Kira dan Sakurai masih tenang-tenang saja. Juga?. Yamashita Tatsuya menangis?. Lah apa yang terjadi?. "Apa yang telah aku lewatkan?. Apakah ada sesuatu yang tidak bisa aku pahami?. Tapi kenapa itu tidak terasa sama sekali?." Sayaka merasa ada yang ganjal dengan cara mereka menginterogasi seseorang?.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya. Jangan lupa dukungannya pembaca tercinta.

...***...

Episodes
1 DARAH DAN INCARAN
2 SEBELUM DIMULAI
3 TANGGAPAN
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 CHAPTER 77
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109
110 CHAPTER 110
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 CHAPTER 114
115 CHAPTER 115 (END)
116 CHAPTER 116
117 CHAPTER 117
118 CHAPTER 118
119 CHAPTER 119
120 CHAPTER 120
121 CHAPTER 121
122 CHAPTER 122
123 CHAPTER 123
124 CHAPTER 124
125 CHAPTER 125
126 CHAPTER 126
127 CHAPTER 127
128 CHAPTER 128
129 CHAPTER 129
130 CHAPTER 130
131 CHAPTER 131
132 CHAPTER 132
133 CHAPTER 133
134 CHAPTER 134
135 CHAPTER 135
136 CHAPTER 136
137 CHAPTER 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
DARAH DAN INCARAN
2
SEBELUM DIMULAI
3
TANGGAPAN
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
CHAPTER 77
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109
110
CHAPTER 110
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
CHAPTER 114
115
CHAPTER 115 (END)
116
CHAPTER 116
117
CHAPTER 117
118
CHAPTER 118
119
CHAPTER 119
120
CHAPTER 120
121
CHAPTER 121
122
CHAPTER 122
123
CHAPTER 123
124
CHAPTER 124
125
CHAPTER 125
126
CHAPTER 126
127
CHAPTER 127
128
CHAPTER 128
129
CHAPTER 129
130
CHAPTER 130
131
CHAPTER 131
132
CHAPTER 132
133
CHAPTER 133
134
CHAPTER 134
135
CHAPTER 135
136
CHAPTER 136
137
CHAPTER 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!