Kenan melajukan mobilnya ke kantor dan dia merasakan ada yang aneh dengan dirinya karena pandangan Kenan terasa panas. Sesampainya di kantor Kenan langsung memimpin rapat yang berjalan selama 2 jam.
"Hei kau tak papa, kau terlihat sedang tak baik - baik saja." tegur Farid pada Kenan yang terlihat lesu.
"Aku tak apa hanya sedikit lelah saja." jawab Kenan biasa.
"Kau yakin?" Farid merasa khawatir karena dari tadi Kenan terlihat gelisah.
"Iya aku yakin, nanti kalau aku merasa tak enak akan mencari mu puas?" ucap Kenan menatap Farid dengan kesal.
"Baiklah, baiklah nanti kalau kau rasa tak enak badan atau tak kuat pulang saja biar di sini aku yang atasi." Farid menepuk bahu Kenan dan berjalan keluar dari ruang rapat menuju ke ruangannya.
Kenan berdiri dan keluar dari ruang rapat juga, Kenan berjalan dan menyuruh Ambar untuk mengantarkan makan siang untuk Fairi karena Kenan tak kalau hari ini Fairi libur dari kerja karena Ambar telah mencari tau jadwal masuk kerjanya Fairi.
Didalam ruangannya Kenan merasa kepalanya semakin berat dan nafasnya terasa panas, dia juga merasa tubuhnya tak enak. Sehingga Kenan meminta pada Ambar untuk mengatakan pada Farid agar pertemuan nanti malam dilakukan sendiri karena dia mau pulang.
"Kenapa kepalaku semakin berat begini ya?" gumam Kenan dan melajukan mobilnya untuk pulang, tapi tanpa dia sadari kalau dirinya malah melajukan mobilnya menuju ke apartemen Fairi. Sesampainya di parkiran Kenan berdiam diri cukup lama karena dia baru sadar kalau dia sampai di apartemen Fairi.
"Hah, kenapa aku sampai di sini? Sepertinya tanda sadar tubuhku selalu ingin menemui Fairi, apa karena aku yang merasa bersalah padanya karena telah menyakiti dia dan membuatnya menderita." gumam Kenan dan terus saja bernafas dalam.
...💔💔💔...
Akhirnya Kenan turun dan berjalan menuju ke rumah Fairi, cukup lama Kenan menekan tombol rumah Fairi tapi tak ada respon dan juga sahutan dari dalam. Kenan menunggu cukup lama dan berusaha lagi untuk menekan tombol rumah itu dan berharap kalau Fairi akan keluar dan membiarkan dia istirahat didalam rumah karena dia merasa tubuhnya semakin lemah dan kepalanya semakin berat.
Didalam rumah Fairi yang sedang menerima telepon dari seseorang sengaja membiarkan saja bel rumahnya ditekan seseorang karena dia tak merasa ada janji dengan seseorang, dan Fairi melanjutkan obrolan ya dengan seseorang yang ada ditelepon.
Fairi : Halo, ya pak apa ada yang bisa saya bantu pak?
Handoko : Fairi kamu bisa datang kemari besok pagi? karena ada yang ingin saya bicarakan sama kamu.
Fairi : Baik pak saya akan menuai bapak besok pagi, tapi kalau boleh saya tau saya tidak dipecahkan pak?
Handoko : Hahaha, jangan khawatir kami tak akan memecat kamu.
Fairi : Baik kalau begitu terima kasih pak.
Teng tong
Bel rumah Fairi ditekan dan kali ini ditekan berkali - kali oleh seseorang dan saat Fairi melihatnya setelah mematikan sambungan teleponnya dengan pak Handoko atasannya ternyata yang menekan tombol rumahnya dari tadi adalah Kenan. Tapi Fairi tak berani untuk membuka pintu rumahnya untuk Kenan karena terakhir dia buka malah berakhir fatal bagi Fairi.
"Biarlah, nanti kalau bosen dia akan pulang sendiri ke rumah wanitanya." Fairi berbalik dan masuk kedalam kamar membiarkan Kenan di luar.
Keesokan paginya sesuai dengan janjinya pada atasannya Fairi mau pergi ke kantor untuk menemui atasannya yang ingin membicarakan sesuatu degan dirinya. "Kenan?" Fairi kaget karena ternyata Kenan dari semalam tak pulang melainkan tidur didepan pintu rumah Fairi.
"Kau mau kemana?" tanya Kenan pada Fairi yang terlihat sangat rapi.
"Ngapain kamu di sini? Pulanglah dan istirahatlah." Fairi tak menjawab pertanyaan Kenan dan menyuruh Kenan untuk pulang ke rumahnya.
"Kau ma kemana? Aku akan mengantar mu." tawar Kenan dengan tatapan mata yang sayu seperti orang sedang sakit keras.
"Tidak terima kasih, sebaiknya kamu pulang sekarang aku akan telepon kan seseorang untuk mengantarkan mu pulang, karena aku mau ke kantor sekarang ada urusan." tolak Fairi pada tawaran Kenan.
"Aku akan mengantar mu." Kenan bersih keras.
"Aku hilang tidak ya tidak. Sudah aku sudah telepon supir ayo tunggu dibawah." Fairi membawah Kenan turun.
"Fairi aku minta maaf pada mu." Kenan bergumam dan faktor tak bisa mendengarnya karena terlalu pelan.
"Non Fairi?" tegur seseorang.
"Ah iya mas, tolong antarkan dia ke alamat ini ya?" ucap Fairi pada seseorang yang menegurnya.
"Baik non." ucap orang itu yang ternyata adalah supir pengganti yang sudah Fairi kenal.
...💔💔💔...
Kenan diantar pulang oleh orang itu sampai di rumahnya dengan selamat dan Bi Ningsih membantu Kenan untuk masuk kedalam kamarnya bersama dengan Man Ayub.
"Mas, kenapa dengan mas Kenan bi?" Melinda yang ada didalam kamarnya keluar saat dia mendengar ada ribut - ribut
"Tidak tau, ini tadi diantarkan oleh supir pengganti. Dan sepertinya tuan Kenan sedang demam." jawab bi Ningsih atas pertanyaan Melinda.
"Saya akan menghubungi dokter keluarga untuk datang dan memeriksa tuan Kenan." ucap bi Ningsih dan keluar dari kamar Kenan
"Baik bi, terima kasih." jawab Melinda dan dia mendekati Kenan lalu membantu Kenan melepaskan bajunya.
"Mas, kenapa mas Kenan jadi begini setelah beberapa hari tak pulang ke rumah." Melinda menyeka Kenan dan menatap khawatir pada Kenan yang tak sadarkan diri karena demam tinggi.
"Bagaimana keadaannya." ucap dokter keluarga Kenan yang sudah datang.
"Dia tak sadarkan diri dokter." jawab Melinda yang langsung bangun dan berdiri menjauh.
"Kenan, bagaimana bisa begini. Apa yang terjadi?" dokter keluarga Kenan bertanya - tanya dan merasa heran.
Dokter itu melakukan pemeriksaan dan juga memberikan obat suntikan kepada Kenan serta memasang infus untuk Kenan. Lalu memastikan kalau demam Kenan turun.
"Nanti saat dia sudah sadar tolong berikan dia makan dan suruh minum obatnya, aku meresepkan obat untuk dia dan suruh dia istirahat untuk beberapa hari. Karena dia kelelahan sudah bekerja terlalu keras." ucap dokter itu kepada Melinda dan bi Ningsih.
"Baik dokter terima kasih." jawab Melinda.
"Dimana Fairi, kenapa suaminya sakit dia tak kelihatan dari tadi?" tanya dokter itu dan semua orang diam termasuk Melinda.
"Dan siapa anda sebenarnya?" dokter itu menatap Melinda yang dari tadi berada disamping Kenan.
"Saya,,, saya adalah."
"Fairi." gumam Kenan yang masih bim sadar dan memutus kata - kata Melinda.
"Baiklah, jangan lupa saat dia sadar berikan obatnya saya permisi dulu." ucap dokter itu lalu pulang.
30 menit kemudian Kenan sadar dan dia mulai melihat sekeliling yang ternyata itu adalah rumahnya, Kenan duduk dan melihat tangannya terpasang infus.
"Apa tadi Dafid kemari bi?" tanya Kenan pada bi Ningsih.
"Iya tuan karena tadi panas taun sangat tinggi sampai tak sadarkan diri." jawab bi Ningsih yang datang mengantarkan bubur untuk Kenan.
"Terima kasih bi." Kenan tersenyum dan Melinda membantu Kenan untuk duduk.
"Makan dulu buburnya mas, setelah itu minum obatnya." Melinda membantu Kenan makan bubur.
"Terima kasih sayang." ucap Kenan tersenyum menatap Melinda.
"Tidak perlu berterima kasih mas, ini memang sudah tugas ku sebagai seorang istri mas Kenan." jawab Melinda tersenyum menatap Kenan sambil menyuapi Kenan bubur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Sulati Cus
najing tralala ama si ken2 sana sini blg sayang udah kek kcg goreng
2022-10-05
0