Dengan susah paya Fairi bangun dan mengenakan bajunya dan dilapisi dengan jas kenan lalu pergi meninggalkan Kenan yang masih tertidur pulas. Fairi pulang ke apartemennya dan dia mulai membersihkan dirinya dengan benar, tangisnya pecah bersamaan dengan guyuran air shower yang menghujani tubuhnya. Rasa sakit tak hanya dirasakan pada daerah inti dan tubuhnya namun juga dalam hatinya karena Kenan telah merenggut hal yang paling berharga dalam hidupnya dengan paksa dan kasar.
"Kenapa harus aku? Kenapa, kenapa nasibku seperti ini. Apa salah dan dosa ku selama ini." Fairi menangis dan menyesali keputusannya menerima perjodohan dan menikah dengan Kenan karena ingin lepas dari tanggung jawab ayahnya setelah sang ibu meninggal dunia.
Saat Fairi menjalankan solat malam dia kembali lagi menangis dalam sujudnya karena hatinya sudah hampir tak sanggup menghadapi orang - orang yang ternyata hanya mempermainkan dirinya saja demi kepentingan mereka sendiri. "Ya Allah, jika memang harus berdosa tolong biarkan hamba berdosa, karena hamba gak mau di jama oleh Kenan yang telah mengkhianati pernikahan kami, tolong berikan jalan untuk kami berpisah karena aku gak mau menderita dan menanggung rasa sakit yang sama dengan ibu ku. Engkau yang paling tau isi hati ku dan jalan terbaik dalam hidup ku. Apa pun jalanmu akan ku lakukan asalkan tak bersama dengan orang - orang yang telah menyakiti hatiku." Fairi terus saja menangis dan mengadu pada Rab-nya karena dia sudah hampir tak sanggup menjalani rumah tangga dengan poligami.
Setelah kejadian itu Fairi benar - benar menjaga jarak dari Kenan, bahkan Fairi juga jarang mengangkat telepon dari Kenan dengan alasan sibuk. Fairi juga masih berusaha untuk membuat surat perceraiannya dengan Kenan walau berulang kali Kenan menolaknya tapi Fairi pantang menyerah dan terus mengirimkan surat pada Kenan.
...💔💔💔...
"Siapa itu Ka?" tanya Fairi pada Alika teman kerjanya saat dia melihat ada seorang wanita hamil yang berdiri didepan lobby hotel.
"Entahlah sepertinya sedang menunggu seseorang." Alika menjawab asal karena dia juga gak tau dan gak kenal dengan wanita hamil itu.
"Hem, sudah ayo." Fairi berbalik dan masuk kedalam lif namun dia melihat Bian keluar dari lif yang lain dan Fairi melihat kalau Bian menemui wanita hamil itu.
"Haa, ya ampun akhirnya selesai juga, pekerjaan hari ini banyak banget aku sampai capek." Dayu mengeluh setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Ayo pulang semua." ajak Alika setelah semuanya selesai.
Malam itu Fairi pulang dijemput dan diantarkan oleh Amrita sahabatnya dan sekalian mau pamit untuk keluar negeri lagi, dan Kenan hanya melihatnya dari jauh. Kenan menatap Fairi dan bertanya dalam hatinya karena selama ini Fairi tak pernah tersenyum lebar pada dirinya, dari awal dia bertemu dengan Fairi dalam acara perjodohan wajah Fairi selalu datar dan biasa saja.
"Setidaknya dia baik - baik saja." gumam Kenan dan dia melajukan mobilnya untuk pulang.
...💔💔💔...
"Mas, sudah pulang? Apa mas Kenan mau makan dulu atau mandi dulu?" Sambut Melinda pada Kenan begitu melihat Kenan datang.
Kenan tersenyum karena Melinda adalah istri yang baik bagi Kenan, dan selalu ada untuk menyambut kedatangan Kenan serta menyiapkan semua kebutuhan Kenan. Sedangkan Fairi dari sejak hari pernikahan mereka bagai orang lain yang tinggal bersama karena tak akan bertegur sapa jika tak ada hal yang penting, dan itu memang keinginan Kenan sendiri.
"Aku makan saja dulu, oh iya nanti kamu tidur duluan saja karena aku masih ada kerjaan yang harus aku selesaikan" ucap Kenan pada Melinda.
Malam itu Kenan memilih tidur di ruang kerjanya dari pada sekamar dengan Melinda, karena Kenan masih merasa tak nyaman tidur dengan Melinda setelah dia melakukan hal itu dengan Fairi. Namun dalam diam Kenan masih bisa merasakan nikmatnya dia berhubungan dengan Fairi dari pada dengan Melinda, karena saat pertama kali Kenan menyentuh Melinda ternyata Melinda sudah tak virgin lagi dan alasannya karena dia telah diperkosa saat dia putus asah karena mendengar Kenan dan Fairi menikah.
...💔💔💔...
"Mel, nanti kau pulanglah naik taksi karena aku ada urusan yang harus aku selesaikan." ucap Kenan pada Melinda saat mereka makan siang di luar.
"Eh, kenapa begitu mendadak mas?" Melinda merasa aneh karena tiba - tiba saja Kenan menyuruh dirinya pulang sendiri.
"Iya ada urusan yang harus ku selesaikan, ini ongkos taksinya dan pulanglah sekarang bersama dengan Sari" Kenan memberikan uang untuk ongkos taksi pada Melinda.
"Ya baiklah." Melinda bangun dan setelah menerima uang itu dari Kenan dan Melinda baru tau kalau didalam restoran itu juga ada Fairi yang sedang makan dengan seseorang, dan itu yang membuat Kenan meminta dirinya untuk pulang sendiri.
"Jadi apa maksudmu?" Fairi bertanya pada Bian yang siang itu mengajaknya bertemu dan makan siang bersama.
"Fairi, sebenarnya sudah sejak lama aku menyukaimu dan aku ingin menjalin hubungan dengan mu." Bian menarik tangan Fairi dan menggenggamnya.
Fairi tersenyum dan menarik tangannya dari genggaman Bian, sedangkan Kenan yang melihat itu merasa marah dan kesal namun ditahan. "Sebelumnya tolong katakan padamu kenapa kau menyukai ku?" tanya Fairi menatap Bian.
"Tak ada alasan dan aku serius menyukaimu, aku ingin membuatmu bahagia yang tak bisa diberikan oleh suamimu." jawab Bian dengan serius
"Hem, kau menganggap aku ini apa Bian?" Fairi tersenyum "Apa wanita hamil yang kau temui di loby hotel itu adalah istri atau kekasihmu?" tanya Fairi langsung dan Bian kaget mendapatkan pertanyaan itu.
"Jadi kau tau?" Bian menunduk, "Maafkan aku Fairi, dia adalah istriku tapi jujur aku sangat menyukaimu." jawab Bian lagi dan mencobak meyakinkan Fairi.
"Ternyata kau sama saja dengan Kenan pria b*r*ngs*k itu. Kalian tak ada bedanya, sungguh sangat menjijikkan." Fairi bangun dan meninggalkan Bian.
"Fairi ikut aku" Kenan yang dari tadi mengawasi langsung ikut keluar begitu Fairi keluar dan menarik tangan Fairi menuju parkiran.
"Kenan apa yang kau lakukan dan kenapa kau ada di sini." Fairi berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Kenan.
"Diam dan jangan menghindari ku lagi. Kenapa kau selalu berusaha untuk menjaga jarak dari ku dan selalu mencari alasan untuk tak bertemu dengan ku" Kenan mengunci tubuh Fairi disebuah mobil.
"Aku tak ada seperti itu dan aku memang tak ada kepentingan untuk bertemu dengan mu selain urusan perceraian kita." Fairi menatap tajam pada Kenan.
"Perceraian? Kenapa kau selalu membahas soal itu, apa kau tak ingat syarat dari orang tuaku." Kenan merasa kesal dengan Fairi yang selalu ingin bercerai dengan dirinya.
"Aku tak peduli karena aku tak akan pernah mau." Fairi mendorong dada Kenan namun dengan cepat Kenan mencium bibir fairi dalam dan m*l*m*tnya serta tangan Kenan meremas dada Fairi dengan lembut.
"Ehm." Fairi terkejud namun tak bisa mendorong tubuh Kenan.
"Jangan di sini Kenan." suara Fairi serak saat Kenan telah berpindah ke leher Fairi dan memberinya gigitan lembut disana.
"Ok, ayo kita masuk kedalam mobil dulu." Kenan langsung membuka mobil yang digunakan Fairi bersandar.
"Ternyata ini mobilnya, pantas saja dia berani melakukan itu." suara hati Fairi melirik Kenan yang sedang menyetir.
"Kenan, aku ingin makan es krim." ucap Fairi dengan menunduk.
Kenan melihat Fairi dan mata Kenan terbelalak karena dia melihat Fairi meneteskan air matanya dalam diam, "Baiklah, aku akan membawamu makan es krim hari." Kenan melajukan mobilnya kesebuah kedai es krim.
"Ayo, keluarlah katanya mau makan es krim." Kenan lembut dan membuyarkan lamunan Fairi.
Fairi keluar dari mobil Kenan dengan diam dan berjalan masuk kedalam kedai es krim itu lalu memilih tempat duduk, Kenan yang mengikutinya dari belakang hanya diam menatapnya.
"Selamat siang nona, tuan mau pesan apa?" tanya seorang pelayan pada Fairi dan Kenan.
"Es krim coklat stroberi dengan toping krim dan taburan kacang almond." jawab Fairi tanpa melihat menunya.
"Baik, tuan?" pelayan itu bertanya pada Kenan.
"American coffe." jawab Kenan setelah melihat menunya.
Kenan menatap Fairi diam sambil memainkan hanponnya dan tak berkata apa pun, Kenan hanya diam menatap Fairi. Bibir tipis dan pipi tirus serta bulu mata yang panjang dan lentik memperlihatkan wajah cantik Fairi walau tanpa make up.
"Silakan pesanannya." pelayan itu mengantarkan pesanan Kenan dan Fairi
"Terima kasih." jawab Fairi tersenyum lalu menikmati es krimnya.
"Jangan dimakan langsung begitu nanti kau sakit perut." Kenan menahan tangan Fairi yang terus menyuapkan es krim ke mulutnya.
"Tak apa Kenan karena es ini yang bisa menenangkan hatiku." Fairi menyingkirkan tangan Kenan. Dan suasana kembali hening.
"Ini adalah pernyataan cinta pertamaku, namun semuanya telah hancur karena cinta itu tak berhak untuk aku miliki." suara Fairi dan Kenan kaget mendengarnya.
"Haaa." Fairi menghela nafas dalam, "Aku juga seorang wanita yang memiliki mimpi dan harapan, yang ingin dicintai dan disayang. Tapi semua tak pernah ku rasakan, semua telah dirampas dariku, mungkin ini memang nasibku yang terlahir dari seorang ayah yang memperbudak cinta dan aku hanya akan menjadi seorang budak juga dari seseorang." ucap Fairi sambil memakan es krimnya.
Mendengarkan itu Kenan merasa bersalah karena telah menyentuh Fairi dengan paksa malam itu, "Maafkan aku Fairi untuk malam itu." ucap Kenan menyesal. "Dan kau bukanlah budak, aku akan menjaga dan melindungi mu agar tak ada lagi orang yang menyakitimu." Kenan berkata karena dia ingin menenangkan hati Fairi.
"Aku ini bagai siput kecil yang rapuh Kenan, aku bersembunyi dan berlindung untuk mempertahankan diri agar tak hancur, karena jika cangkang ku hancur maka aku akan mati." Fairi berkata sambil tertunduk. "Saat aku memilih menerima perjodohan dan menikah dengan mu walau tak ada rasa cinta, semua ku lakukan karena aku menganggap kau adalah tempat berlindung dan bersembunyi paling aman, tapi ternyata aku salah. kau bukan tempat yang aman untuk ku dan aku tak bisa lagi berada disana sekarang." Fairi menatap Kenan dengan tatapan mata yang terlihat rapuh dan butuh perlindungan.
"Fairi." Kenan merasa bersalah.
"Tadinya aku berusaha menyimpan namamu dalam hatiku dan menjaga diriku dengan baik karena sudah menjadi istrimu, walau dalam pernikahan kita tak ada rasa cinta. Namun kau telah menyadarkan ku bahwa aku tak pantas untuk mu dan tak bisa berada disamping mu lagi, kau bukanlah milikku." Fairi tersenyum miris, "Aku harus pergi dari tempat itu jika aku tak mau hancur dan mati disana, iya aku harus pergi." Fairi terdiam dan menatap es krim didepannya yang sudah meleleh.
"Tidak Fairi, kau pantas untukku dan kau bisa berada di sisiku sesukamu karena kau adalah istriku." Kenan menggenggam tangan Fairi yang terasa sangat dingin.
Fairi tersenyum mendengar Kenan berkata seperti itu, Fairi menatap Kenan dan menarik tangannya "Itu hanya sebuah ucapan dari bibirmu Kenan bukan hatimu, dan aku tak mau hancur."
"Kau adalah istriku dan aku sudah seharusnya menjaga mu, itu adalah kewajiban ku. Aku akan selalu menjaga dan melindungi mu." Kenan menatap penuh keyakinan pada Fairi.
Fairi tertawa dan merasa lucu dengan Kenan, "Justru kau yang menyakitiku Kenan dan kau yang menghancurkan hatiku, kau lah yang bisa membunuhku saat ini."
"Deg." jantung Kenan berdebar dan dia sadar kalau dia telah menyakiti Fairi dengan menghadirkan Melinda ditengah pernikahan mereka.
"Tak ada orang yang baik dan memberikan cintanya secara tulus pada ku selain ibu ku, yang lain semua memiliki tujuannya masing - masing. Bahkan dirimu, menerimaku agar bisa terus bersama dengan kekasihmu." Fairi melihat jauh dibelakang Kenan.
"Andaikan ada satu saja orang yang mau memberikanku cintanya secara tulus tanpa pamrih padaku aku pasti akan menyerahkan seluruh hidup dan mati ku padanya. Sayangnya tak ada orang yang seperti itu untuk ku, semuanya hanya bayangan semu dan penipu." Fairi tersenyum lalu menghela nafas dalam.
"Pergilah Kenan, karena aku sudah menghubungi Fahmi untuk menjemput ku di sini." usir Fairi pada Kenan.
"Aku akan menemanimu sampai temanmu datang." jawab Kenan tanpa melawan perkataan Fairi.
"Aku tak mau ribut di sini Kenan, kau atau aku yang pergi." Fairi menatap tajam, tatapan Fairi yang terlihat rapuh tadi tak terlihat lagi.
"Baiklah aku pergi." Kenan bangun dan keluar dari kedai es krim itu setelah membayar tagihannya.
Diluar Kenan tak benar - benar pergi tapi dia menunggu didalam mobil sampai teman Fairi datang, tapi hampir 30 menit tak ada yang datang dan Fairi berdiri keluar dari kedai sendirian. Fairi berjalan kearah halte bis dan naik bis untuk pulang, Kenan mengikuti bis yang dinaiki Fairi sampai di suatu tempat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Sulati Cus
itu kan krn perlakuan mu yg g bisa menerima fairi di pernikahan mu
2022-10-05
1
Sulati Cus
kenapa g minta tlg sama papa mertua
2022-10-05
0
amalia gati subagio
hadehhh fai2....ratu drama pencitraan mode on merendahkan dirinya melebihi keset kaki sih???
2022-09-23
1