"Kau masih di sini? Ngapain kau di sini pulanglah aku muak melihat wajahmu yang bikin kesal itu." Fairi berkata sambil melewati Kenan yang duduk di meja makan.
"Aku mau membawah mu ke rumah mama, karena mama dan papa ingin ketemu sama kamu. Bukankah kamu sudah lama tak ketemu sama mama dan juga papa." jelas Kenan menatap Fairi yang mau masak sesuatu.
"Tidak terima kasih, aku akan kesana sendiri tak perlu merepotkan kamu. Sebaiknya sekarang kamu pergi dari sini." Fairi berkata dengan nada dingin tanpa melihat Kenan.
"Kamu mau bikin apa? Aku juga bikinkan." ucap Kenan menatap Fairi.
"Maaf aku tak ada tanggungan untuk mengurusi mu, jika kamu ingin sesuatu sebaiknya kamu pulang sana dan mintalah istrimu untuk membuatkan sesuatu untuk mu" ketus Fairi dengan kesal.
"Tapi kamu juga istriku." jawab Kenan menatap punggung Fairi yang sedang masak nasi goreng.
"Tidak, sebentar lagi aku bukan istrimu karena kita akan bercerai." Riri menjawab lagi dengan kesal dan membanting piring dengan keras hingga pecah.
"Fairi apa yang kau lakukan, apa kau tak apa? Menyingkir lan biar aku bersihkan." Kenan langsung bangun dan mendekati Fairi bermaksud ingin membersihkan pecahan piring agar tak melukai Fairi.
"Diam!!" Fairi berteriak keras. "Pergilah dan jangan pedulikan aku." Fairi menodongkan garpu tepat didepan Kenan dengan tatapan penuh kebencian.
"Tapi,,," Kenan berhenti dan menatap Fairi.
"Pergi!!" Fairi membentak lagi dengan nada yang sangat kesal.
"Baiklah, aku pergi. Kamu hati - hati jangan sampai terluka." Kenan berkata dengan khawatir lalu meninggalkan rumah Fairi.
Dengan diam Fairi membersihkan semua pecahan piring itu sambil menangis, rasa sesak didalam hatinya karena dikhianati dan diduakan oleh Kenan membekas sangat dalam didalam lubuk hatinya. Apa lagi kisahnya sama dengan alm. ibunya yang dulu diduakan oleh ayahnya hingga mengalami gangguan jiwa dan meninggal dunia.
"Sakit, ini sangat menyakitkan. Apakah tidak cukup dia menduakan dan membohongiku, sekarang masih memintaku untuk menerima dan memohon pada orang tuanya untuk menerima istri dan anaknya, kau benar - benar kejam Kenan, kau sangat ber*ngsek, dasar manusia tak berperasaan." Fairi menangis sejadinya dan terduduk dengan lemas.
"Aku harus melakukan sesuatu agar Fairi mau membantuku, karena aku gak mau melihat Melinda dan bayi kami menderita." gumam Kenan didalam mobil berfikir keras.
Keesokan harinya Fairi datang ke rumah sakit sesuai dengan panggilan sekretaris ayahnya yang katanya ayahnya ingin bertemu dengan dirinya. Fairi pergi pagi - pagi sekali karena dia ingin bertemu dengan Fahmi dan juga Amrita untuk membahas perceraiannya dengan Kenan.
...💔💔💔...
"Non Fairi, silakan masuk." sekretaris Handoko mempersilakan Fairi masuk kedalam ruang rawat inap ayahnya.
"Mel, kamu pulang sendiri naik taksi ya ini uangnya aku masih ada urusan." Kenan memberikan uang pada Melinda setelah mengantarkan Melinda kontrol. Karena Kenan melihat Fairi melintas di lobby rumah sakit saat mengantri beli obat untuk Melinda.
"Tapi mas, mas Kenan mau kemana?" Melinda bertanya dengan nada memelas, namun Kenan tak menjawab dan hanya menatap tajam pada Melinda.
"Baiklah, aku akan pulang naik taksi. Mas Kenan hati - hati." Melinda pun mengalah dan dia menerima uang yang diberikan Kenan lalu pulang dengan naik taksi.
Setelah melihat Melinda melangkah keluar rumah sakit, Kenan berjalan melewati lorong rumah sakit dan dia berdiri didepan pintu kamar rawat inap ayah Fairi.
"Apa maksudnya ini? Aku tak butuh dengan ini semua, jika memang anda menganggap ku sebagai anak tolong bantu aku bercerai dengan pria ber*ngsek yang sama sepertimu." Fairi berkata dengan dingin dan kasar pada ayahnya.
Mendengar itu hati Kenan merasa sakit, dia berdiri diam dibalik pintu dan mendengarkan semua pembicaraan Fairi dengan ayahnya yang ternyata juga menduakan ibu Fairi hingga meninggal dunia.
"Apa yang terjadi antara kamu dan Kenan?" ayah Fairi bertanya karena dia tak tau apa pun.
"Bukankah aku sudah bilang kalau dia sama ber*ngseknya dengan anda tuan Adi Wijaya." Fairi menatap tajam pada ayahnya, "Tolong katakan kenapa anda mencari saya, katakan langsung dan setelah itu jangan lagi mencari saya dengan alasan apa pun." sambung Fairi dengan berdiri didepan ayahnya dan tangan dilipat didepan dada.
"Aku minta maaf padamu Fairi, tolong maafkan aku. Dan ini adalah bagian untuk mu dalam hartaku karena bagaimana pun juga kamu adalah putriku, putri kandung ku." jelas tuan Adi menatap Fairi dengan tatapan bersalah.
Mendengar itu Fairi tertawa terbahak karena dia merasa lucu, "Apakah anda sedang mabuk tuan Adi? Bukankah anda sendiri yang mengusir saya dan ibu saya serta memutuskan hubungan darah dengan saya, lalu apa ini semua? Tolong jangan permainkan lagi hati saya karena saya sudah tak sanggup lagi untuk bertahan. Kita sudah tak ada hubungan, saya datang kemari bukan karena panggilan anda jadi tolong jangan salah faham dengan ini. Saya datang karena atas tanggung jawab saya kepada ibu saya dan ini adalah kali pertama juga terakhir bagi kita bertemu karena kedepannya tolong jangan lagi menghubungi saya dengan alasan atau cara apa pun." jelas Fairi panjang lebar dengan tatapan dingin pada ayahnya.
"Sayang jangan berkata seperti itu, tolong maafkan ayah dan ayah sangat menyesali semuanya." ucap tuan Adi memelas.
"Diam!! Jangan lagi berkata maaf dan menyesal, karena kata maaf itu sudah terlambat. Kata - kata itu tak bisa lagi mengembalikan dan menghidupkan ibu ku dan juga tak bisa mengembalikan hari - hari dan masa kanak - kanak ku yang telah hilang." teriak Fairi dengan keras.
"Apa anda tau kenapa aku mau dan setuju anda jodohkan dengan si ber*ngsek itu bukan? Karena aku ingin lepas dari tanggung jawab tangan anda, karena dengan begitu aku tak butuh lagi dengan persetujuan anda lagi, tapi nasib sial yang anda berikan padaku sangat kental sehingga aku pun mendapatkan nasib yang sama yaitu diselingkuhi dan diduakan oleh suami yang selama ini sangat aku jaga martabat dan juga hatinya. Tapi apa yang ku dapat dari semua itu hanyalah penghianatan dan tipuan.!!" Fairi berteriak dengan kesal dan mulai menangis.
Hati Kenan bergetar mendengar kata - kata Fairi, dia semakin merasakan sakit di dadanya. Karena Kenan tak pernah tau kalau selama ini Fairi sangat menjaga dan menghormatinya sebagai seorang suami walau Meraka tak pernah tegur sapa sekali pun.
"Jika anda ingin memberiku sesuatu, sebaiknya jangan memberiku harta yang bukan hak ku, tapi tolong bantu aku lepas dari genggaman pria busuk seperti Kenan, hanya itu yang aku minta. Setelah itu anda bisa mencari ku lagi untuk mengatakan kalau semuanya sudah beres." ucap Fairi lalu pergi meninggalkan ayahnya.
"Non," cegah Handoko.
"Pak Han, tolong jangan halangi aku." Fairi menyingkirkan pak Handoko lalu keluar dari ruang rawat itu.
Fairi berjalan dengan terhuyung dan berpegangan pada terali yang terpasang di dinding rumah sakit. Fairi merasakan sakit dalam hatinya, hati Fairi sangat hancur dengan semua yang terjadi pada dirinya.
Kenan mengikuti Fairi dengan diam, Kenan tak pernah melihat Fairi yang seperti ini, karena selama ini Fairi selalu terlihat tegar dan kuat didepannya dan selama 3 tahun Fairi juga tak pernah terlihat merepotkan serta menyusahkan dirinya, Fairi selalu mengatasi semua masalahnya sendiri dan tak pernah meminta bantuannya.
Fairi berjalan kearah taman rumah sakit dan duduk di bangku taman itu dengan terus menangis dan memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Fairi meremas tangannya dan menunduk sangat lama.
Fairi menghela nafas dalam setelah sekian lama menangis dan mampu mengendalikan dirinya, Fairi bangun lalu menaiki taksi online untuk pergi kesuatu tempat.
Kenan yang menemani Fairi dengan diam dan berdiri mengawasi punggung Fairi tak bisa berbuat apa - apa. Kenan ingin sekali memeluk dan menghapus air mata Fairi namun dia takut karena dia sadar dia telah menyakiti hati Fairi yang selama ini diam dan menyimpan banyak luka.
...💔💔💔...
"Apa yang terjadi, kenapa kau menghubungiku dan mengatakan kalau semua gawat.* kesal Kenan pada Farid asistennya. Karena dia ingin mengikuti Fairi dan ingin tau Fairi pergi kemana jadi tak bisa.
"Maaf Ken, habis papa mu menghubungi ku dan mengatakan kalau kau tak membawah istrimu ke rumah hari ini maka semua hasil pemasaran kita akan ditarik lagi dari pasar.
"Apa? Kenap papa menghubungimu dan bukannya aku, ini benar - benar gawat." Kenan kaget karena dia tak menyangka kalau papanya tak main - main dengan kata - katanya yang mau mengusir dirinya dari hak waris.
"Lah, itu makanya gawat kan." jawab Farid yang ikut khawatir karena hasil produknya sudah mulai masuk pasar.
"Atasi Maslah perusahaan, aku akan atasi urusanku." jawab Kenan dan dia pergi mencari Fairi.
Setelah berkeliling dan menanyakan ke kenalan Fairi akhirnya Kenan bertemu dengan Fairi disebuah restoran dan terlihat Fairi mau pulang mau pulang, dengan cepat Kenan menarik tangan Fairi untuk masuk kedalam mobilnya dan membawahnya pergi.
"Apa yang kau lakukan ini, kau seperti menculik ku tau? Kau mau membawah aku kemana Kenan?!" Fairi bertanya dengan marah pada Kenan.
"Ke rumah mama, karena mereka ingin bertemu dengan mu saat ini juga." jawab Kenan langsung tanpa melihat Fairi dan fokus menyetir.
...💔💔💔...
Selama dalam perjalanan Fairi tak bicara sepatah kata pun karena dia malas untuk berdebat sama Kenan. Dan Kenan yang menyetir hanya melirik Fairi yang melihat keluar jendela.
"Non Fairi, tuan muda. Ayo silakan masuk tunggu sebentar saya akan panggilkan nyonya." pembantu rumah itu mempersilakan masuk dan pergi memanggil mama Kenan.
"Fairi sayang, lama tak ketemu nak. Kenapa lama sekali tak main ke rumah mama sangat merindukanmu." nyonya Nengtias mama Kenan menyambut hangat Fairi dan memeluknya.
Kenan yang melihat itu merasa heran dan bertanya sebenarnya sihir apa yang digunakan oleh Fairi sehingga bisa membuat mama dan papanya bisa begitu sayang dan hangat pada Fairi sedangkan pada dirinya sangat kejam dari dulu.
Setelah bertemu dengan mama Kenan Fairi justru ngobrol panjang lebar dan tanya ini itu sampai lupa dengan tujuan awal Kenan mau membawah Fairi ke rumah ini. Kenan yang memperhatikan mamanya berbincang dengan Fairi malah membayangkan kalau itu adalah mamanya dan Melinda.
"Loh, sudah lama putri papa." tegur papa Kenan dan membuyarkan lamunan Kenan.
"Oh iya aku sudah membawah Fairi kemari sesuai dengan keinginan papa dan mama, apa sekarang papa bisa membuka lagi jalur pasar untuk prodak Kenan karena itu sangat penting bagi Kenan." ucap Kenan pada papanya yang baru datang dan duduk di sofa.
"Oh iya, tolong maafkan Mama ya sayang karena mama tak bisa mendidik anak mama dengan lebih baik. Mama sungguh minta maaf padamu karena Kenan telah melakukan hal yang tak bermoral dan kejam pada mu." ucap mama Kenan menggenggam tangan Fairi.
"Tak apa ma, semua bukan salah mama. Fairi juga minta maaf karena Fairi ingin bercerai dari Kenan ma." ucap Fairi menarik tangannya dari genggaman tangan mama Kenan.
"Cerai? Jika kamu ingin cerai dari Kenan maka kamu harus melahirkan cucu untuk papa dan mama itu adalah syarat agar kamu bisa cerai dari Kenan, karena papa ingin memiliki cucu dari mu dan Kenan." ucap papa Kenan pada Fairi, sehingga hal itu membuat Fairi syok.
Mendengar syarat yang diajukan oleh papanya, Kenan merasa senang karena dengan begitu setidaknya anak dan istrinya aman dan tak akan kekurangan apa pun, Kenan juga merasa lega karena dia tak harus kehilangan Fairi dari hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Andri
aneh wong tuek iki
2024-07-18
0
guntur 1609
egois jalau begitu ortu nya kenan. dia gam memikirkan sakit hatinya fairi
2023-06-05
1
Siti Junaida
egois
anak est slh kon nduwe bayi pl
tendang rak wes
2023-05-11
0