Bab 3

"Fairi hati - hati ya." ucap semua teman dan kru yang ikut pergi ke Singapura.

"Fairi tersenyum dan masuk ke pintu keberangkatan untuk menuju penerbangan ke kota tujuan Surabaya.

Didalam pesawat Fairi duduk dengan diam dan melamun, karena saat sendirian Fairi lebih banyak melamun. Pandangan Fairi kosong dan dia menatap awan yang terlihat menyeruak dari balik jendela kaca pesawat itu.

Terlihat seorang pramugari sedang berjalan mengantarkan makanan dan minuman kepada beberapa penumpang lainnya, Fairi terlihat tersenyum saat ada seorang anak kecil yang duduk disebelahnya sedang menatapnya dengan senyum manis dan polosnya.

Fairi mengalihkan pikirannya yang kacau dengan berbincang sama ibu anak kecil itu sambil bermain dengan anak kecil yang usianya 1 tahun dan mulai pandai bicara, Fairi tertawa setiap kali anak itu menanyakan sesuatu pada Fairi dengan bahasa cadelnya yang masih belepotan dan sulit dipahami, tak terasa waktu penerbangan pun dilalui Fairi dengan sangat senang berkat anak kecil itu.

Begitu sampai di bandara Fairi menaiki taksi menuju ke Surabaya menuju rumah alm. ibunya, dan dalam perjalanannya Fairi mengenang semua jalan yang dilewatinya sewaktu dia masih kecil dulu bersama dengan ibunya.

"Non Ayu, ya Allah beneran non Ayu bibi kangen sekali non." Bi Mina langsung memeluk Fairi begitu melihat Fairi turun dari taksi.

"Bibi sehat?" Fairi membalas pelukan bi Mina yang selama ini menjaga dirinya dan merawat rumah peninggalan ibunya.

"Oh iya non, kemaren lusa sekretaris tuan besar menghubungi ke rumah ini katanya nomer non Ayu tak bisa dihubungi. Dan katanya tuan besar sedang sakit." jelas bi Mina pada Fairi setelah mereka masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Biarkan saja bi, dia yang dulu membuang aku dan ibu dan mengatakan putus hubungan dengan kami jadi sekarang aku sudah tak ada hubungan apa - apa dengan mereka, itu sebabnya aku menerima perjodohan supaya aku bisa lepas tanggung jawab dari ayah yang ber*ngsek seperti dia." jelas Fairi dengan nada lesu dan terlihat sedih walau tersenyum.

"Iya bibi tau, itu sebabnya bibi tak ngabarin pada non Ayu." bi Mina menatap Fairi sambil menggenggam tangan Fairi. "Ada apa non sebenarnya kenapa non Ayu menahan tangis?" bi Mina menatap dalam pada Fairi.

Mendengarkan perkataan bi Mina Fairi langsung menangis dan menceritakan semua masalahnya dengan Kenan. "Aku tak bisa seperti ibu bi yang bisa sabar hingga diusir oleh istri kedua suaminya tanpa pembelaan, aku gak bisa seperti itu bi. Aku memilih mundur dan keluar sendiri dari rumah dari pada nanti hatiku akan makin hancur." Fairi menumpahkan seluruh air matanya dan memeluk bi Mina dengan sangat erat.

"Ya Allah, ya Rab sabar ya non, semoga ini semua akan segerah berakhir dan tak ada lagi cobaan yang akan menyesakkan non Ayu." bi Mina memeluk Fairi dan ikutan menangis.

...💔💔💔...

Dikediaman Kenan dia sedang menyiapkan Melinda untuk ketemu sama orang tuanya karena dia ingin segerah memperkenalkan Melinda dengan orang tuannya dan menceritakan kalau mereka telah menikah dan memiliki seorang anak.

"Mas apa benar tak apa - apa? Aku takut mas." Melinda merasa gugup dan juga takut dengan orang tua Kenan.

"Jangan takut dan juga jangan gugup. Mereka pasti akan menerima kamu karena kamu telah melahirkan cucu mereka yang merupakan darah daging mereka juga." Kenan berusaha menenangkan hati Melinda dan membawah Melinda masuk kedalam mobil, yang sebenarnya hati Kenan juga tak tenang.

Saat mobil Kenan melaju dengan kecepatan sedang untuk menuju rumah kediaman orang tua Kenan, Melinda hanya diam tak berkata apa pun, didalam hatinya dia terus saja merasakan takut dan pikirannya memikirkan banyak hal, Melinda mendekap erat putri kecilnya.

Kenan yang melihat Melinda merasa gugup pun menggenggam tangan Melinda dengan erat "Jangan takut, mereka pasti mau menerima kalian." suara Kenan berusaha menyakinkan Melinda dan dirinya sendiri.

Melinda menatap Kenan "Aku benar - benar gugup dan takut mas, dulu saja kamu tak berani mengenalkan aku pada mereka lalu bagaiman sekarang tiba - tiba aku muncul dihadapan mereka?" Melinda berkata dengan nada suara bergetar karena dia benar - benar merasa takut dengan orang tua Kenan.

"Tenanglah, mereka tak akan menolak karena sudah ada putri kita." Kenan berusaha menyakinkan Melinda dan juga dirinya sendiri.

Kenan tau betul kalau papa dan mamanya sangat menyayangi Fairi hingga Kenan merasa kalau Fairi adalah anak kandung mereka bukan menantu, tapi dalam hati Kenan meyakinkan diri kalau orang tuanya pasti akan menerima Melinda dan juga putrinya karena putrinya adalah cucu mereka.

"Ayo turun sudah sampai." Kenan mengajak Melinda turun dari mobil karena mereka sudah sampai didepan rumah orang tua Kenan.

"Tuan muda silakan masuk dan tunggu dulu saya akan panggilkan nyonya dan tuan besar." ucap pembantu di rumah itu.

Kenan membawah Melinda masuk dan duduk di sofa ruang tamu, tak lama kemudian turun dari tangga seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan tatapan mata tajam dan wajah kaku berjalan mendekati Kenan dan Melinda.

"Ma, dimana papa?" Kenan berdiri dan menanyakan soal papanya.

Melihat Kenan berdiri Melinda ikut berdiri disamping Kenan sambil memeluk putrinya dengan erat dalam gendongannya. Melinda menunduk tak berani menatap mama Kenan yang terlihat tak ramah padanya.

"Kenapa kau mencari papa, apa ada sesuatu yang ingin kau katakan pada kami." suara yang menggelegar datang dari arah samping rumah dan berjalan mendekati Kenan.

"Dimana Fairi, kenapa kau tak membawanya kemari." suara mama Kenan terdengar sangat dingin. "Apa Fairi baik - baik saja?" sambung mama kenan lagi.

"Fairi ada di rumah, dia baik - baik saja." jawab Kenan menatap mamanya.

"Kenapa kau tak membawahnya kemari?" mama Kenan bertanya lagi tanpa mempersilakan duduk pada Kenan dan Melinda.

"Em, itu ma. Aku kesini untuk mengenalkan Melinda pada mama sama papa, dia adalah istri kedua kenan."

Mendengar itu papa Kenan langsung menarik tangan Kenan dan memukulnya dengan sangat kuat sehingga Kenan jatuh tersungkur. Tak cukup itu, papa Kenan masih saja memukuli Kenan walau Kenan sudah jatuh dan tak bisa bangun lagi.

"Anak kurang ajar, kau benar - benar mempermalukan ku sebagai papa mu." teriak papa Kenan sambil terus melemparkan pukulannya pada Kenan hingga keluar darah dari sudut bibir Kenan.

"Ceraikan dia. Sampai kapan pun aku tak akan sudi menerima pelacur sepetinya sebagai menantu." teriak mama Kenan menatap Kenan yang terduduk dilantai setelah dihajar oleh papanya.

"Ma, tapi Melinda bukan wanita seperti itu, dia adalah istri Kenan dan juga ibu dari anak Kenan." ucap Kenan dan berusaha untuk berdiri.

"Kalau dia bukan pelacur lalu dia apa?! Wanita yang merebut suami orang adalah wanita tak benar dan sampai kapan pun aku tak mau menganggapnya sebagai menantu dan juga cucu. Karena aku tak sudi menerimanya." kesal mama kenang dengan amarahnya.

"Maafkan saya, karena kami saling mencintai." suara Melinda dengan bergetar.

"Diam.! Kau tak pantas bersuara di rumah. Sebagai seorang wanita kau telah menodai citra mu, jika kau adalah wanita baik dan bukan pelacur maka kau tak akan mau menggoda pria yang sudah beristri." ucap mama Kenan menatap Melinda dengan kebencian yang amat sangat.

Melihat itu papa Kenan yang duduk berusaha untuk menahan dirinya agar tak menghajar Kenan lagi karena dia bisa membunuh anak satu - satunya itu. "Kau benar - benar pria yang tak bermoral Kenan, papa tak menyangka kau bisa memiliki pikiran yang begitu keji dan tak berperasaan pada Fairi. Kau sungguh sangat kejam pada istrimu yang tak pernah menuntut apa pun darimu itu." suara papa Kenan melemah karena dia merasa sangat sedih dengan anaknya yang memiliki sifat begitu kejam pada seorang wanita.

"Aku tak pernah mengajarimu berbuat kejam dan keji seperti ini. Sampai sekarang aku sungguh sangat menghormati mamamu sebagai istri yang selalu aku butuhkan, bahkan aku sangat patuh dan rela menyerahkan nyawaku pada istriku, namun apa dosa yang sudah ku perbuat sehingga aku diberikan anak yang begitu tak bermoral dan memiliki mental sampah sepertimu." papa Kenan meneteskan air matanya merasa kesal dan juga sakit hati pada Kenan, karena dia merasa telah gagal mendidik anak ya sebagai orang tua.

"Tinggalkan dia dan kembalilah pada Fairi, papa tak sudi menerima wanita murahan dan anaknya itu masuk ke keluarga ini." sambung papa Kenan yang sudah tak sanggup menahan tangisnya dan pergi meninggalkan ruang tamu itu.

Melihat itu Kenan merasa terkejud, karena selama 27 tahun dia tak pernah melihat papanya menangis dan hancur seperti itu, baru hari ini papanya menangis karena Kenan menyakiti Fairi dengan menduakan Fairi, Kenan merasa bersalah pada Fairi dan juga orang tuanya namun dia tak bisa berbuat apa - apa karena sudah ada anak diantara dia dan Melinda.

"Tapi Kenan tak bisa meninggalkan Melinda ma. Karena kami sudah memiliki seorang putri dan itu adalah cucu mama dan papa." Kenan mencobak meluluhkan hati orang tuanya.

"Dia bukan cucuku dan tak akan pernah menjadi cucuku sampai kapan pun, kalau pun harus ada seorang cucu itu hanya anak yang akan lahir dari rahim Fairi saja bukan wanita penggoda dan pelacur sepertinya." ucap mama Kenan dengan sangat benci.

"Tapi dia bukan wanita seperti itu ma? Kami sudah bersama sebelum Kenan menikah dengan Fairi." jelas Kenan.

"Lalu kenapa? Kenapa setelah tau kamu punya istri dia masih mau kau dekati hingga melahirkan anaknya? Kalau bukan karena ada tujuan yang dia pikirkan dan dia rencanakan dari awal." ucap mama Kenan dan itu memukul tepat di hati Melinda.

"Pergilah jangan mengotori rumahku dan kamu hanya punya dua pilihan, tinggalkan wanita pelacur ini atau pergi dari keluarga ini dan menggelandang lah." ucap mama Kenan dengan sangat kejam.

Mendengar penuturan mamanya Kenan kaget karena dia tak menyangka kalau mamanya akan berkata seperti itu pada dirinya dan juga anaknya yang merupakan cucunya sendiri.

"Ma, jangan begitu nanti anak Kenan bagaimana masa depannya ma." Kenan memelas pada mamanya.

"Aku tak peduli karena dia bukan tanggung jawab ku dan aku juga tak peduli dengan mu. Jadi silakan kau menjadi gelandangan." jawab mama Kenan dan duduk dengan sombong.

"Pergilah dan bawah Fairi kemari. Ingat hanya Fairi saja tanpa wanita penggoda itu, karena aku tak sudi melihat wajah wanita yang menjijikkan itu, nanti rumah ini terkena sial jika dia datang lagi." suara mama Kenan terdengar sangat marah besar.

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

mantapp

2024-06-17

0

guntur 1609

guntur 1609

aku salut dan setuju tentang perlakuannorangtuanya krnan sm anaknya. dia tahu anaknya salah. tapu tdk dibelanya. jarang2 punya sikap mertua yg seperti tu

2023-06-05

3

Saras Wati

Saras Wati

terkejut itu pakai T bukan D Thor

2023-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Ucapan
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 128
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 153
155 Bab 154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Ekstra Kenan dan Fairi
163 Ekstra Kenan dan Fairi 2
164 Ekstra Kenan dan Fairi 3
165 Ekstra Kemal dan Arlan
166 Ekstra Arlan dan Bunga
167 Ekstra Kemal dan Arumi
168 Doubel Date
169 Ucapan Terima Kasih dan Promosi
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Ucapan
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 128
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 153
155
Bab 154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Ekstra Kenan dan Fairi
163
Ekstra Kenan dan Fairi 2
164
Ekstra Kenan dan Fairi 3
165
Ekstra Kemal dan Arlan
166
Ekstra Arlan dan Bunga
167
Ekstra Kemal dan Arumi
168
Doubel Date
169
Ucapan Terima Kasih dan Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!