Siang itu Fairi mendatangi kantor Kenan dengan sangat marah, dia berjalan dengan cepat menuju ke resepsionis, ini adalah kali pertaman Fairi datang ke kantor Kenan selama 3 tahun menjadi istri Kenan.
"Ya ampun siapa dia cantik banget bagaikan seorang model." suara pegawai yang berpapasan dengan fairi di lobby.
"Kamu tidak tau? Dia adalah reporter Fa yang selalu mengambil berita - berita hebat dan lain dari yang lain." jawab dari teman pegawai itu.
"Ya ampun benarkah? Orang aslinya sungguh sangat cantik sekali ya persis seorang model." pegawai itu memuji Fairi lagi.
Fairi sudah berdiri didepan resepsionis "Katakan dimana ruangan bos kalian?" ucap Fairi bertanya pada pegawai resepsionis itu.
"Maaf nona, apa nona sudah membuat janji dengan pimpinan?" resepsionis itu bertanya dengan sopan.
Fairi menatap name tag pegawai resepsionis itu. "Ayu Wati, tolong katakan padanya kalau Fairi datang." ucap Fairi pada pegawai resepsionis itu.
"Baik tunggu sebentar." terlihat Ayu Wati sedang menelepon seseorang, "Non Fairi silakan saya akan mengantar anda." ucap Ayu Wati kemudian mengantarkan Fairi ke ruangan Kenan.
"Silakan masuk non Fairi, karena pak Kenan sudah menunggu didalam." ucap Ayu Wati setelah mereka berdiri didepan pintu ruangan Kenan.
"Terima kasih ya." jawab Fairi dengan tersenyum pada Ayu lalu membuka pintu ruangan Kenan dan masuk kedalam.
"Kenan apa kau sudah gila?! Apa yang kau lakukan pada pekerjaanku hah?! Mau mu apa, kenapa kau memblokir ku dari pekerjaanku yang sudah ku geluti selama 5 tahun ini." cerca Fairi seketika setelah dia berjalan masuk kedalam ruangan Kenan dengan menatap kesal pada Kenan karena telah membuat dirinya dikeluarkan dari pekerjaannya.
"Kenapa kau marah - marah seperti itu? Ini ambilah, didalam itu tersimpan banyak uang dan tak akan habis kau gunakan. Pakai itu karena aku memberikannya untuk mu." Kenan menyodorkan kartu hitam pada Fairi.
"Apa kau pikir aku sedang kekurangan uang? Kau jangan menganggap ku remeh Kenan." Fairi semakin kesal pada Kenan.
"Aku tak menganggap mu remeh, aku hanya ingin berlaku adil pada kalian berdua sebagai istri - istriku." jawab Kenan berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Fairi.
"Cih, kita akan berpisah kau jangan lupa itu." Fairi mengingatkan akan perceraiannya pada Kenan.
"Apa kau tak ingat apa yang dikatakan oleh mama dan papa, kau hanya bisa bercerai dengan ku jika kau melahirkan anak dari ku." jawab Kenan semakin mendekat pada Fairi.
"Jangan bermimpi." jawab Fairi langsung mengambil kartu hitam itu dari tangan Kenan dan berniat pergi.
Namun Kenan menarik tangan Fairi hingga Fairi berputar dan menabrak tubuh Kenan, seketika Kenan mengunci tubuh Fairi dan menyandarkannya didinding. "Aku tak sedang bermimpi karena aku akan mewujudkannya." ucap Kenan lalu dengan cepat menyambar bibir Fairi dan mel*matnya.
"Aaah." Kenan mengeluh karena Fairi mengigit bibirnya.
"Kau jangan kurang ajar, karena aku bukan wanita murahan." Fairi mendorong tubuh Kenan dan lari keluar.
Kenan mendengus karena Fairi menggigit bibirnya dengan sangat kuat sehingga menimbulkan luka yang berdarah. Namun Kenan tak marah karena untuk pertama kalinya dia mencium Fairi dan ada rasa yang berbeda dari debaran hatinya, seolah Kenan merasakan sesuatu yang hangat mengalir didalam lubuk hatinya.
"Apa yang ku rasakan, apa aku sudah gila? Kenapa aku merasa ada sesuatu yang menarik diriku untuk mendekati Fairi." gumam Kenan menyentuh bibirnya sendiri dan tersenyum, "Rasanya sangat manis dan bikin candu, beda dengan Melinda yang terasa biasa saja. Apa karena aku dan Melinda sudah terlalu sering melakukannya dan kami memang saling menginginkannya jadi terasa biasa saja?" Kenan berfikir dan bertanya - tanya dalam hatinya.
...💔💔💔...
"Loh mas Kenan kenapa bibirnya kok luka begitu?" Melinda bertanya saat dia melihat Kenan pulang dan terdapat luka sobek kecil di bibir bawah Kenan.
"Oh, ini ya. Tak apa tadi gak sengaja ngerem mendadak jadi tertabrak setir mobil." jawab Kenan menyentuh bibirnya lagi dan itu membuat Kenan teringat akan ciumannya dengan Fairi.
"Duduklah mas biar Linda obati." Melinda menarik tangan Kenan untuk duduk di sofa kamarnya dan dengan lembut Melinda mengoleskan obat sariawan pada bibir Kenan yang luka.
Kenan tersenyum menatap Melinda wanita dan istri yang dia cintai, "Apa Sari sudah tidur?" tanya Kenan mengalihkan perhatiannya dari Melinda.
"Iya sudah mas dari tadi, mas Kenan mau makan atau mandi dulu?" tanya Melinda sambil merapikan kotak p3k ke tempatnya.
"Aku mandi dulu saja." Kenan bangun dan melangkah kedalam kamar mandi.
Lagi - lagi Kenan teringat akan Fairi saat dia merasakan perih pada bibirnya karena terkena air dan saat gosok gigi. Debaran aneh pun mulai muncul dalam dada Kenan, ada rasa tak sabar dan berat untuk segerah bertemu dan melihat Fairi.
Kenan menelan salifanya dan menatap dirinya dari pantulan cermin didalam kamar mandi. Kenan menyentuh dadanya yang memiliki debaran aneh untuk Fairi, Kenan bingung dan tak mengerti itu perasaan apa. Apa hanya obsesi atau rasa suka.
...💔💔💔...
"Airi maaf, aku tak bisa berbuat apa - apa untuk bisa membantu mu. Semua itu adalah perbuatan dari suamimu." ucap Wati teman seprofesi dengan Fairi.
"Hah, iya aku tau itu. Sekarang aku butuh pekerjaan baru supaya aku ada pemasukan untuk diriku dan juga kesibukan yang bisa membuat ku sibuk sepanjang hari." ucap Fairi dengan menghela nafas dalam, karena dia tak menyangka kalau Kenan akan berbuat sejauh ini sampai membuat dia dikeluarkan dari pekerjaannya tanpa sebab yang jelas.
"Oh, aku ada paman yang bekerja disebuah hotel ternama, dan pamanku sebagai manajer disana apa kamu mau? Kalau iya aku antar kesana sekarang gimana?" Wati sangat antusias karena dia ingin membantu Fairi.
"Boleh - boleh, apa pun pekerjaannya aku mau asalkan halal" jawab Fairi dengan senang hati.
Keesokan paginya Wati yang sudah menginfokan pada pamannya membawah Fairi datang ke hotel itu untuk bertemu dengan pamannya, dan setelah bertemu dengan paman Wati juga mendapatkan penjelasan apa saja pekerjaan yang harus dilakukan oleh Fairi dengan senang hati Fairi menerima pekerjaan itu.
"Terima kasih paman, terima kasih sudah diterima bekerja di sini." ucap Fairi pada papan Wati.
"Tidak perlu berterima kasih karena memang kebetulan ada kekurangan pegawai jadi kamu bisa diterima di sini. Kalau begitu selamat bergabung ya, dan untuk sementara kamu mengikuti jadwal yang ada saja dulu" ucap paman Wati lalu meninggalkan Fairi dan Wati karena mau menghadiri rapat.
"Wati, terima kasih banyak ya berkat kamu aku jadi ada pekerjaan baru sekarang." Fairi sangat bersyukur dan berterima kasih pada temannya itu.
"Kamu jangan bicara begitu bagaimana pun kita adalah teman dan teman harus saling membantu bukankah begitu?" Wati berkata dengan sangat senang karena dia melihat senyum Fairi yang tulus bukan karena dipaksakan seperti biasanya.
"Kau bisa saja. Tapi aku benar - benar berterima kasih padamu." Fairi memeluk Wati lalu mereka berdua berjalan keluar dari ruangan paman Wati.
"Ayo aku traktir makan karena aku sudah mulai sibuk bekerja besok." Fairi menarik tangan Wati dan mereka berdua pergi untuk makan disebuah restoran.
...💔💔💔...
"Apa yang papa lakukan sih, kenapa papa menyuruh orang untuk menyelidiki wanita ****** itu? Mau bagaimana pun mama gak mau menerima dia sebagai menantu di rumah ini." kesal mama Nengtias pada suaminya.
"Ini bukan untuk menerima dia jadi menantu rumah ini ma, tapi untuk memisahkan dia dari Kenan anak berandal tak bermoral itu." jawab papa Bram menjelaskan.
"Memangnya bisa dengan begitu pa? Apa untungnya." tanya mama Nengtias lagi karena merasa bingung.
"Pasti dan harus bisa dong ma, kita bisa tau siapa dia dan apa tujuannya mendekati Kenan serta benar atau tidak anak itu adalah anak Kenan, siapa tau itu anak orang lain? Kan dengan begitu kita bisa menunjukkan pada Kenan yang buta itu mana yang benar dan salah ma." jelas papa Bram lagi.
"Terserah papa saja, yang jelas walau anak itu anaknya Kenan mama tetap gak mau nerima pa, mama gak sudi." jawab mama Nengtias sewot lalu keluar dari ruang kerja suaminya.
...💔💔💔...
Keesokan harinya Fairi mulai aktif bekerja di hotel sebagai pegawai Housekeeping dan dia mengikuti seniornya yang sudah lebih dulu bekerja di hotel itu. Fairi selalu bekerja berdua dengan seorang teman yang juga baru masuk dapat 2 minggu sebelum Fairi.
Fairi bekerja selama 12 jam sehari dan dalam hotel itu hanya ada 2 shif saja, dan setiap pegawai memiliki tim yang terdiri dari 3 sampai 4 orang karena mereka akan bekerja sama dalam menjaga dan memelihara kebersihan suatu kamar yang sudah ditentukan.
"Pekerjaan ini sangat menyenangkan dan aku juga menyukai pekerjaanku ini, jadi kamu tenang saja." ucap Fairi saat dia menghubungi Amrita disela - sela jam istirahatnya.
Pekerjaan baru Fairi ini terasa menyenangkan bagi Fairi walau dia turun jabatan dari seorang reporter menjadi seorang pembantu dalam bahasa kasarnya karena dia bertugas bersih - bersih dan merapikan tempat tidur sebelum dan sesudah disewa oleh seorang pelanggan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Isha Atmini
klo suami menikah lg tanpa persetujuan istri 1 bukannya sdh bisa di jadikan alasan untuk cerai ya thor..hrsnya mudah dong thor..
2023-05-28
1
asih Asih
aku suka tokoh perempuannya tegas, mandiri dan punya hrg diri
2023-03-12
2
uyay
semangat Fairi..lerja apa pun yang penting mandiri tidak bergantung pada Kenan si breng breng
2023-02-23
1