Mendengar syarat yang diajukan oleh papanya, Kenan merasa senang karena dengan begitu setidaknya anak dan istrinya aman dan tak akan kekurangan apa pun, juga dia tak akan kehilangan Fairi yang sebenarnya telah menempati sisi dari hatinya tanpa dia sadari. Kenan benar - benar merasa lega dengan syarat yang diajukan oleh papanya untuk masalah perceraiannya dengan Fairi.
"Apa yang papa katakan barusan, apa maksud papa?!" Fairi berdiri dan menatap papa Kenan dengan tajam.
"Fairi, dengarkan mama nak. Dari semalam mama dan papa sudah berunding dan mengambil keputusan kalau memang kalian harus berpisah maka kamu harus memberikan cucu kepada kami, tak peduli anak perempuan atau laki - laki yang penting itu lahir dari rahim mu dan anak mu sama Kenan." jelas nyonya Nengtias pada Fairi menggenggam tangan Fairi.
"Apa mama sama papa sudah gila hah?! Kalian mengajukan syarat yang tak masuk akal, bagaiman bisa aku melahirkan anak dari Kenan. Apa kalian ingin menyiksa ku sampai akhir." Fairi meradang dan marah besar.
"Fairi, jaga bicaramu pada orang tuaku. Jangan tidak sopan dan tak tau aturan." Kenan memarahi Fairi karena Fairi membentak dan menunjuk pada mama dan juga pada papanya.
"Diam! Kamu lebih tak sopan dan kejam dari pada aku." bentak Fairi pada Kenan. "Ma, aku sudah 3 tahun menikah sama Kenan dan masih juga tak hamil sampai sekarang itu karena aku ini mandul ma. Jadi mama tolong jangan mengajukan syarat yang tak mungkin Fairi penuhi." ucap Fairi dengan nada melemah pada mama Kenan.
"Selama ini kalian selalu tidur terpisah, jadi bagaimana mungkin kamu bisa hamil. Keputusan papa sudah bulat, jika kamu ingin pisah dengan Kenan hanya bisa melahirkan anak Kenan." jawab papa Kenan yang ternyata sudah tau semuanya kalau selama 3 tahun ini Fairi dan Kenan selalu tidur dikamar yang berbeda dan hanya menyapa seperlunya saja.
"Tidak.!! Aku tak mau, walau tanpa persetujuan dari kalian aku akan tetap berpisah dari Kenan. Aku gak mau tinggal dan hidup dengan seorang pria yang sama ber*ngseknya dengan ayahku. Aku tak mau bernasib sama dengan ibuku yang harus menanggung semua kepedihan dalam hatinya hingga mempengaruhi kejiwaannya sampai dia meninggal dunia, aku gak mau seperti itu. Karena aku bukan ibuku." Fairi menjelaskan dan tetap mau bercerai dengan Kenan.
"Dulu aku sangat senang saat pertama kali aku datang ke rumah ini. Rumor yang mengatakan kalau orang kaya itu suka semenah - menah dan kejam bahkan pada anak - anak mereka sendiri membuat aku takut menatap kalian. Tapi saat aku melihat kalian begitu baik dan sayang pada ku aku tak percaya dengan rumor itu. Dan aku menganggap kalian sebagai pengganti orang tuaku dan juga ayahku yang selalu ku rindukan kasih sayangnya. Tapi kenapa kalian malah ingin menghancurkan aku hingga sampai begini?" Fairi memelas dan tak sanggup lagi untuk bertahan di rumah itu, Fairi mengambil tasnya dan berjalan keluar dari rumah itu.
Didepan pintu keluar Fairi berbalik menatap Kenan dan kedua orang tuanya bergantian. "Sekarang aku percaya dengan rumor itu, bahwa orang kaya seperti kalian hanya bisa menghancurkan hidup orang lain. Aku benci pada kalian." ucap Fairi lalu keluar dan lari kejalan keluar.
"Fairi sayang jangan lupa kamu harus bekerja sama kenan!" teriak mama Nengtias yang tak bisa didengar oleh Fairi.
"Kamu, cepat bercerai dengan wanita itu karena sampai kapan pun kami tak akan menerima mereka." ucap mama Nengtias pada Kenan dengan nada kesal dan dingin.
"Pergi." suara papa Bramono mengusir Kenan dengan dingin.
...💔💔💔...
"Mas, bagaimana perundingannya? Apakah mbak Fairi setuju untuk membujuk orang tua mas Kenan agar mau menerima aku mas?" Melinda bertanya dengan tak sabar pada Kenan yang baru pulang.
"Hem, mereka tetap tak mau menerima kamu dan putri kita. Mereka mengajukan syarat agar Fairi melahirkan anak dari ku jika ingin berpisah dengan ku." jawab Kenan dan berjalan melewati Melinda untuk pergi mandi.
Mendengar penuturan Kenan Melinda merasa sakit hati kenapa orang tua Kenan tak mau menerima kehadirannya yang sudah ada anak diantara dia dan Kenan bahkan sudah menjadi istri Kenan. Dengan diam Melinda menangis meratapi nasibnya yang terasa malang dan selalu tertindas.
Melinda mendekati box bayi dan mengambil anaknya yang menangis, Melinda menyusui putrinya itu sambil menyeka air matanya yang terus keluar tanpa bisa dihentikan. "Kenapa nasibku seperti ini? Aku hanya ingin bahagia tak ingin meminta lebih." gumam Melinda.
Sementara didalam kamar mandi Kenan mengingat kembali kemarahan Fairi, Kenan merasakan sesak dan nyeri di dadanya saat dia mengingat air mata Fairi saat Fairi mengatakan kalau dia hancur jika bersama dengannya.
"Begitu sangat bencinya dia untuk hidup bersama dengan ku," Kenan menghela nafas dalam. "Maafkan aku Fairi." gumam Kenan yang tau sebenarnya dia sudah sangat menyakiti Fairi.
Saat Kenan keluar dari kamar mandi Kenan melihat Melinda sudah tertidur. Kenan langsung keluar dan berjalan ke ruang kerjanya. Disana Kenan masih merenung dan berfikir keras bagaimana caranya agar dia bisa membuat Fairi mau melahirkan anaknya dan membuat Melinda dan putrinya hidup dengan tenang dan nyaman.
"Haruskah aku membuat Fairi dikeluarkan dari pekerjaannya?" gumam Kenan memikirkan cara untuk membuat Fairi tak punya pilihan. "Tapi, jika aku melakukan itu dia akan semakin membenciku. Aku tak ingin Fairi benci padaku, tapi aku juga tak bisa melihat Melinda dan putriku hidup sengsara." Kenan masih terus berfikir dan menghela nafas dalam.
Keesokan paginya Kenan berangkat kerja pagi - pagi sekali karena ada urusan yang harus dia selesaikan sebelum jam kerja mulai aktif. Dari arah luar ruangannya terdengar suara seseorang yang berjalan dengan tergesa - gesa dan masuk kedalam ruangannya begitu saja. "Maaf tuan saya terlambat karena harus menyelesaikan semuanya dalam semalam, dan sekarang baru bisa selesai." ucap orang itu menyerahkan sesuatu pada Kenan.
"Bagus, kau tak usah buru - buru seperti itu. Ku harap kerja sama kita ini akan terus berjalan dengan baik." ucap Kenan pada orang itu lalu Kenan memberikan uang dan orang itu pun pergi.
Kenan menatap berkas yang tadi diserahkan kepadanya orang yang dimintai untuk mengurus sesuatu. "Maafkan aku Fairi, aku harus melakukannya agar kamu datang pada ku. Karena hanya dengan begitu aku baru bisa menjaga dan melindungi istri serta anak ku." gumam Kenan menutup dan menyimpan berkas itu ditempat yang aman.
Kenan menghela nafas dalam dan menutup matanya, dia menyadari kalau perbuatannya akan menyakiti Fairi lebih dalam lagi namun Kenan tak tau lagi harus berbuat apa untuk bisa menjaga dua orang yang dicintainya dan mempertahankan wanita yang membuatnya takut dan tak rela kehilangan. Perasaan Kenan sungguh kacau karena dia menginginkan dua - duanya berada dalam genggamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Ika
mertua egois... fairi gk usah dengerin kata mertua lo lagian mertua lo bukan orang yang melahirkan lo..
2024-02-28
2
Yani Fitriani
najis bgt laki durjana
2023-06-25
2
Yani
serakah
2023-06-03
1