Ajari Aku Selingkuh
Hai hai....
Ketemu lagi sama saya, author recehan 🤣🤣🤣.
Setelah Vakum (bukan vakum cleanser yaa..., vakum istirahat dari goyang jari) sekarang author recehan ini mau kembali bergoyang jari.
Semoga bermanfaat untuk hiburan, dan maaf jika masih buanyak typo typo bertebaran...
Ah...
Enthor gak pandai berkata-kata, langsung cekidot aja lah yaa...
...🙈🙈🙈👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻...
...💞...
...❤️...
...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...
...☘️☘️☘️☘️☘️...
...🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼...
" Saya terima nikah dan kawinnya Aini Hilyatul Jannah dengan mas kawin tersebut tunai."
" Bagaimana para saksi?"
" Sah..."
" Alhamdulillah..."
Aini Hilyatul Jannah, harus menikah diusia 20 tahun karena permintaan sang ayah yang saat itu sedang sakit parah dan ingin melihat putri bungsunya menikah.
Aini adalah anak kedua, kakak perempuannya sudah lebih dulu membangun biduk rumah tangga dan sudah di karuniai dua orang anak.
Aini bukan tidak ingin menikah dia hanya menunggu seseorang yang berjanji akan melamarnya begitu dia telah menyelesaikan pendidikannya di Swiss. Namun karena tidak tega melihat keadaan ayahnya yang semakin hari semakin parah akhirnya Aini menerima lamaran dari salah satu teman ayah.
Aini bukan wanita modern yang suka bermain ponsel, jadi dia tidak bisa menghubungi dan menanyakan kepastian dari laki-laki yang ingin melamarnya ketika dia telah selesai menempuh pendidikan di Swiss.
Aini dan laki-laki itu bertemu karena sebelumnya laki-laki itu sering memberikan bantuan kepada panti asuhan.
Daffa Abinaya Bastian.
Pengusaha muda yang berusia 27 tahun. Putra tertua Yoga Baskoro yang merupakan donatur terbesar di panti asuhan yang di kelolah keluarga Aini yang kini telah resmi menjadi suami Aini.
Setelah menikah, Aini masih diizinkan untuk tinggal di rumahnya mengingat kondisi Ayah yang semakin memburuk. Hingga sang Ayah harus meninggalkan keluarganya ketika usia pernikahan Aini baru berjalan beberapa hari.
Keluarga Baskoro ikut hadir dalam acara pemakaman ayah Aini. Dan di hari ke-10 meninggalnya ayah Aini. Wulan yang merupakan Mama dari Daffa meminta izin kepada Lestari, ibu Aini untuk membawa Aini.
" Ikutlah dengan suami dan mertuamu nak, kamu sudah lama berada di sini. Sudah menjadi tugasmu untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang istri." Ucap Lestari ketika Aini tidak memberikan jawaban atas permintaan Wulan yang akan mengajak Aini untuk pulang bersamanya.
Keesokan harinya, setelah bujuk kayu dari ibu dan kakak Aini. Akhirnya Aini mau meninggalkan rumah masa kecilnya dan memantapkan hati untuk memasuki dunia rumah tangga.
Di dalam mobil, Aini sungguh merasa canggung karena inilah kali pertamanya dia berhadapan langsung dengan suaminya Daffa.
Pernikahan mereka memang dilangsungkan secara sederhana dan tidak memungkinkan untuk membuat pesta resepsi mengingat kondisi Ayah Aini yang masih sakit, hal itu yang membuat Daffa tidak bisa bersanding dengan Aini Karena setelah acara akan berlangsung tepatnya saat malam hari Daffa harus kembali ke kota karena ada masalah di perusahaan nya.
Tiga hari tinggal di rumah keluarga Baskoro membuat Aini perlahan mulai melupakan rasa sedihnya karena telah kehilangan sosok ayah.
Tiga hari itu juga Aini sedikit curiga dengan suaminya yang tidak ingin tidur seranjang dengan nya.
" Aku tahu kamu sedang berduka karena itu aku tidak ingin memaksamu untuk menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri yang sepenuhnya. Aku akan memberikan waktu." Ucap Daffa ketika Aini bertanya alasan kenapa dapat tidak meminta haknya dan tidak tidur seranjang dengan Aini.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
🌸🌸🌸🌸
Ketika telah menjalani kehidupan rumah tangga, banyak hal-hal realistis yang harus dihadapi.
Sifat, karakter, pembawaan, selera, dan kegemaran serta perbedaan latar belakang keluarga yang semula mudah terjembatani oleh kesatuan iman, cita-cita, dan komitmen ternyata lambat laun menjadi bahan-bahan perselisihan. Pertengkaran memang bumbunya perkawinan,tetapi manakala bumbu yang dibubuhkan terlalu banyak, tentu rasanya menjadi tajam dan tak enak lagi.
Tanpa terasa, pernikahan Aini dan Daffa sudah berjalan hampir 3 bulan. Dan selama itu juga mereka tidak tinggal dalam satu kamar.
Aini mulai bertanya-tanya sebenarnya seperti apa suaminya itu. Walaupun jauh dari dalam lubuk hati Aini masih mengharapkan seseorang yang berjanji akan meminangnya.
" Tidak tidak. Aku harus bisa melupakan pria itu karena sekarang Aku adalah seorang istri."
" Dan Hari ini aku harus meminta kejelasan dari suamiku Kenapa sampai detik ini dia masih belum menyentuhku." Pekik Aini.
Malam ini, biasanya Aini akan tidur karena Daffa selalu berpesan tidak perlu menunggunya pulang karena udah kan selalu pulang larut malam.
Tengah malam, Aini mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki seseorang yang memasuki rumah.
" Itu pasti Daffa."
Aini tersenyum kemudian bersiap untuk keluar dari kamar.
Namun, baru satu langkah dia melangkahkan kaki keluar dari kamar dia mendengar suara perempuan yang juga ikut masuk bersama dengan Daffa ke dalam kamarnya.
Aini mendengar suara pintu yang dikunci dari dalam. Dengan penuh keberanian dan juga suara jantung yang bergemuruh karena mendengar suara wanita lain yang ada di dalam kamar suaminya, Aini mencoba menempelkan telinganya di pintu kamar Daffa.
Apa yang Aini dengar???
Oh yaaa...
Oh... no...
Hug mee baby....
Please yeah....
Sentuh aku.....
Rasakan diriku.....
Bulu kuduk Aini berdiri mendengar suara wanita yang ada di dalam kamar suami.
" Apa suamiku sedang ber zina di dalam sana?" Pekik Aini.
Entah Aini yang bodoh atau Aini yang tidak tahu harus berbuat apa. Dia justru memilih untuk duduk di sofa dan menunggu mereka selesai melakukan ritual sakral.
Ya setidaknya itulah yang ada di pikiran Aini.
Satu jam berlalu, Aini melihat seorang wanita yang menangis keluar dari kamar suaminya dan langsung keluar menuju pintu karena memang pintunya belum sempat terkunci dengan benar.
" Aneh, bukankah tadi Wanita itu sangat bersemangat oh yes oh no, kenapa sekarang wanita itu keluar dari kamar Daffa sambil menangis?. Oh tidak. Apa suamiku sangat pintar bermain sehingga wanita itu menangis?"
" Tunggu kenapa aku jadi memikirkan tentang perasaan wanita itu?, Bukankah seharusnya aku marah karena suamiku justru melakukan ritual sakral dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya daripada denganku istrinya sendiri?"
" Ciie... sejak kapan aku menerima predikat sebagai istri dari Daffa?"
Ya. Aini mungkin sudah gila karena dia berbicara sendiri sambil cekikikan seperti kuntilanak yang keselek sempol.
Satu menit...
Dua menit...
Lima menit...
Tidak ada tanda-tanda Daffa akan keluar dari kamar dan tidak ada tanda-tanda kamar Daffa akan kembali terkunci seperti malam-malam sebelumnya.
" Ini kesempatan bagus untuk menyelinap ke kamar suamiku."
" Ciah. Kenapa lidahku terasa kaku saat menyebut Tuan dapat sebagai suamiku. Haha, mungkinkah aku sudah terkena racun bucin?"
" Tidak tidak, aku tidak boleh pujian seharusnya aku marah karena aku tahu bahwa suamiku sudah berzina dengan perempuan lain."
" Hiks hiks, aku merasa ternoda."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Safa Almira
haha sukaaaz
2024-09-04
0
Greenindya
kocak 🤣🤣🤣
2022-10-06
1
Neulis Saja
Aini, you have to strong ! don't cry it's show be side you weak
2022-09-19
0