AAS BAB 7 : Bukan Homo

Dokter R dan Ken langsung membawa Daffa kembali ke dalam kamar nya.

Disana R langsung mencerca Daffa dengan berbagai pertanyaan.

" Daffa, aku rasa gejala yang kamu alami itu karena kamu telah terpapar virus bucin."

" Apa itu berbahaya?" Tanya Daffa.

" Sangat berbahaya karena jika dibiarkan maka akan membuat si entong terbangun."

" Bukankah itu adalah kabar gembira" Ucap Daffa.

" Ya kabar gembira untuk si entong Tapi tidak untuk tubuhmu. Kamu harus bisa mengendalikan dirimu ketika bersama dengan Aini agar tubuh mu tidak terlalu konflik untuk kedepannya."

" Lalu aku harus bagaimana, Aini benar benar memiliki sesuatu yang merusak sistem dalam tubuh ku "

" Itu karena tubuh anda sudah mendeteksi gejala-gejala jatuh cinta sejak dini."

" Apa jatuh cinta akan separah ini?"

" Tidak, tapi aku bisa yakin menyimpulkan bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh tubuhmu adalah reaksi yang sangat LEBAI." Ucap dokter R.

Ken lalu mendekati dokter R dan terlihat membisikkan sesuatu.

" Aku suka ide mu." Lirih R.

" Apa kalian sedang menyumpahi aku?" Ketus Daffa.

" Tidak, Ken baru saja memberikan solusi atas terapimu itu."

" Apa?"

" Begini, setelah aku pikir-pikir aku juga menerima saran dari Ken."

" Jadi, mulai malam ini dan malam seterusnya , Ken tidak akan datang membawa wanita berbagai bentuk masuk ke dalam kamarmu dan melakukan gerakan-gerakan yang tidak seharusnya kamu lihat karena kamu sekarang sudah memiliki istri."

" Jadi?"

" Istri mu sendiri yang akan melakukan terapi kepada mu "

"Astaga, apa kamu meminta Aini untuk memakai pakaian bikin tidak menari-nari seperti cacing kepanasan?"

" Tidak, maksudku setelah ini kamu harus meluangkan waktu lebih banyak bersama dengan istrimu daripada berada di depan laptop."

" Ah itu tidak mungkin, aku tidak mungkin mengakui kepada airnya bahwa si entong ku sudah lama vakum. Itu akan menjatuhkan citra ku sebagai pria paling fenomenal di muka bumi ini."

Dokter R dan Ken saling berpandangan sebelum akhirnya mereka sama sama meninggalkan Daffa yang mulai kumat.

Dokter R langsung pulang karena dia sangat mengantuk dan butuh istirahat yang cukup karena besok pagi-pagi sekali Dokter R harus mengadakan operasi.

Setelah berpamitan kepada Aini dokter R langsung meninggalkan rumah Daffa.

Sementara itu, Aini masih menunggu kesempatan untuk bisa berbicara dan bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.

" Sekertaris Ken." Panggil Aini ketika dan kembali setelah mengantarkan Dokter R.

" Nyonya, anda belum tidur."

" Tidak, aku sangat penasaran Sebenarnya apa yang terjadi dengan suami."

" Emmm, tidak terjadi apa-apa mungkin Tuan Bos terlalu lelah sehingga tubuhnya terkena sedikit virus."

" Virus HIV?"

" Bukan bukan. Astaga nyonya Kenapa Anda langsung menyimpulkan bahwa Tuan Bos menderita penyakit mematikan itu?"

" Yaa.. aku hanya menebak-nebak mengingat setiap malam selalu banyak wanita yang bersuara mengerikan kan.."

" Nyonya, walaupun anda melihat dan mendengar tapi sebenarnya tidak terjadi apa-apa di dalam sana karena sejujurnya aku juga ikut berada di sana." Ucap Ken dengan hati hati

" Apa, jadi kalian bermain bertiga?"

" Bukan, aku hanya menjadi pihak ke tiga."

" Setan dong?"

" Masak ganteng ganteng gini setan sih nyonya."

" Iya sih, kalau gitu dzajal?"

" 😑😑😑😑😑😑😑."

" Lah kenapa gitu?" Tanya Aini.

" Nyonya, sebaiknya Anda masuk ke dalam dan tidur."

" Emmm, sebenarnya aku ingin meminta izin kepada suamiku untuk pulang dan menemui ibu." Ucap Aini sambil tertunduk.

" Baiklah, aku akan menyampaikannya sekarang kepada Tuan."

" Terima kasih Sekertaris Ken."

Aini kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan gembira dan berharap bahwa Daffa akan mengizinkannya pulang.

...----------------...

Pagi harinya tepat pukul 6.

Aini mengerutkan dahinya karena dia melihat Daffa sudah duduk di meja makan.

" Suami?. Apa ini anda?" Tanya Aini sambil berjalan mendekati Daffa.

**** !!!!!!!!

" Astaga suami, anda mimisan lagi."

Aini segera mengambil tisu dan menutupi hidung Daffa.

Aini yang saat itu memakai kaos pendek dan celana pendek dan karena ini kali pertama nya mereka sangat dekat membuat mimisan Daffa terus keluar.

" Astaga suami, sebenarnya apa yang terjadi padamu.."

Wush....

Wush....

Telinga Daffa mengeluarkan asap.

" Astaga telinga kamu." Ucap Aini menutupi telinga Daffa dengan kedua tangannya.

Tuwing......

Kali pertamanya bagian tubuh Daffa disentuh Aini membuat bagian tubuh Daffa yang lain merespon sangat baik.

Terbangun. Pekik Daffa.

Daffa langsung berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju kamar tanpa menghiraukan panggilan Aini.

" Suami aneh, duduk tak bilang, pergi menghilang." Ketus Aini sambil membuang tisu ke dalam tempat sampah.

Di dalam kamar, Daffa langsung membuka celana nya dan menangis melihat si entong terbangun.

" Hiks hiks, entong kamu apa kabar?"

Namun ketika Daffa menyentuhnya. Si entong langsung tertidur.

" Sial. Seharusnya aku tidak perlu drama menangis."

Daffa berdiri dan mulai berjalan menuju dapur.

Dia melihat Aini sedang memasak menggunakan pakaian serba pendek.

Glek !!!

Untuk pertama kalinya Daffa menelan ludahnya.

" Buatkan aku susu hangat."

" Ap...."

" Jangan menoleh.." Ucap Daffa saat melihat Aini akan berbalik badan.

" Baiklah. Memangnya kenapa jika aku berbalik?"

" Karena kamu memakai pakaian itu."

" Kenapa pakaian ku?. Ini kan dirumah. Dan tidak ada orang lain yang tinggal di sini selain kita lagi pula kita kan pasangan suami istri. Kenapa aku harus malu berpakaian seperti ini." Ucap Aini sambil menuang air panas ke dalam gelas.

" Aini. Kenapa kau bertahan dengan ku. Bukankah aku tidak pernah menyentuh mu?"

" Tidak apa apa. Aku tahu jika kamu menikahiku agar tidak ada orang yang menyadari jika sebenarnya kamu adalah pecinta laki-laki."

" Apa?"

" Sudah tidak perlu malu." Aini berbalik badan dan meletakkan gelas di depan Daffa.

" Aku juga sudah tahu alasan kenapa setiap malam ada wanita berupa-rupa warnanya yang masuk ke dalam kamarmu dan bersuara eksotis."

" Kamu tahu?"

" Ya."

Apa Kenzo sudah memberi tahu semuanya kepada Aini. Ah memang sekertaris sialan. Aku kan sudah melarang nya. Predikat ku pasti sudah anjlok sekarang. Aku bukan pria paling fenomenal lagi.

" Suami?"

" Hem?" Daffa tersadar dari pikirannya.

" Kenapa tidak menyewa hotel saja untuk bermain dengan Sekretaris Ken?. daripada harus membawa wanita masuk ke dalam kamar sementara dirumah ini ada aku istrimu."

" Ya walaupun aku tahu kamu adalah pecinta laki-laki. Tapi setidaknya hargai aku sebagai seorang istri."

" Minimal ajari aku selingkuh."

Daffa kembali menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya.

" Suami. Apa kamu tidak tahu cara minum yang benar?. kenapa kamu selalu menyemburku dengan air setiap kita bicara?" Keluh Aini.

" Maaf maaf. Aku sengaja."

" Maksud ku tidak sengaja."

Aini memutar bola mata malas lalu mengambil tisu dan membersihkan wajahnya.

" Aini. Aku bukan homo."

" Lalu?"

" Aku......"

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!