Dokter R dan Ken langsung membawa Daffa kembali ke dalam kamar nya.
Disana R langsung mencerca Daffa dengan berbagai pertanyaan.
" Daffa, aku rasa gejala yang kamu alami itu karena kamu telah terpapar virus bucin."
" Apa itu berbahaya?" Tanya Daffa.
" Sangat berbahaya karena jika dibiarkan maka akan membuat si entong terbangun."
" Bukankah itu adalah kabar gembira" Ucap Daffa.
" Ya kabar gembira untuk si entong Tapi tidak untuk tubuhmu. Kamu harus bisa mengendalikan dirimu ketika bersama dengan Aini agar tubuh mu tidak terlalu konflik untuk kedepannya."
" Lalu aku harus bagaimana, Aini benar benar memiliki sesuatu yang merusak sistem dalam tubuh ku "
" Itu karena tubuh anda sudah mendeteksi gejala-gejala jatuh cinta sejak dini."
" Apa jatuh cinta akan separah ini?"
" Tidak, tapi aku bisa yakin menyimpulkan bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh tubuhmu adalah reaksi yang sangat LEBAI." Ucap dokter R.
Ken lalu mendekati dokter R dan terlihat membisikkan sesuatu.
" Aku suka ide mu." Lirih R.
" Apa kalian sedang menyumpahi aku?" Ketus Daffa.
" Tidak, Ken baru saja memberikan solusi atas terapimu itu."
" Apa?"
" Begini, setelah aku pikir-pikir aku juga menerima saran dari Ken."
" Jadi, mulai malam ini dan malam seterusnya , Ken tidak akan datang membawa wanita berbagai bentuk masuk ke dalam kamarmu dan melakukan gerakan-gerakan yang tidak seharusnya kamu lihat karena kamu sekarang sudah memiliki istri."
" Jadi?"
" Istri mu sendiri yang akan melakukan terapi kepada mu "
"Astaga, apa kamu meminta Aini untuk memakai pakaian bikin tidak menari-nari seperti cacing kepanasan?"
" Tidak, maksudku setelah ini kamu harus meluangkan waktu lebih banyak bersama dengan istrimu daripada berada di depan laptop."
" Ah itu tidak mungkin, aku tidak mungkin mengakui kepada airnya bahwa si entong ku sudah lama vakum. Itu akan menjatuhkan citra ku sebagai pria paling fenomenal di muka bumi ini."
Dokter R dan Ken saling berpandangan sebelum akhirnya mereka sama sama meninggalkan Daffa yang mulai kumat.
Dokter R langsung pulang karena dia sangat mengantuk dan butuh istirahat yang cukup karena besok pagi-pagi sekali Dokter R harus mengadakan operasi.
Setelah berpamitan kepada Aini dokter R langsung meninggalkan rumah Daffa.
Sementara itu, Aini masih menunggu kesempatan untuk bisa berbicara dan bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya.
" Sekertaris Ken." Panggil Aini ketika dan kembali setelah mengantarkan Dokter R.
" Nyonya, anda belum tidur."
" Tidak, aku sangat penasaran Sebenarnya apa yang terjadi dengan suami."
" Emmm, tidak terjadi apa-apa mungkin Tuan Bos terlalu lelah sehingga tubuhnya terkena sedikit virus."
" Virus HIV?"
" Bukan bukan. Astaga nyonya Kenapa Anda langsung menyimpulkan bahwa Tuan Bos menderita penyakit mematikan itu?"
" Yaa.. aku hanya menebak-nebak mengingat setiap malam selalu banyak wanita yang bersuara mengerikan kan.."
" Nyonya, walaupun anda melihat dan mendengar tapi sebenarnya tidak terjadi apa-apa di dalam sana karena sejujurnya aku juga ikut berada di sana." Ucap Ken dengan hati hati
" Apa, jadi kalian bermain bertiga?"
" Bukan, aku hanya menjadi pihak ke tiga."
" Setan dong?"
" Masak ganteng ganteng gini setan sih nyonya."
" Iya sih, kalau gitu dzajal?"
" 😑😑😑😑😑😑😑."
" Lah kenapa gitu?" Tanya Aini.
" Nyonya, sebaiknya Anda masuk ke dalam dan tidur."
" Emmm, sebenarnya aku ingin meminta izin kepada suamiku untuk pulang dan menemui ibu." Ucap Aini sambil tertunduk.
" Baiklah, aku akan menyampaikannya sekarang kepada Tuan."
" Terima kasih Sekertaris Ken."
Aini kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan gembira dan berharap bahwa Daffa akan mengizinkannya pulang.
...----------------...
Pagi harinya tepat pukul 6.
Aini mengerutkan dahinya karena dia melihat Daffa sudah duduk di meja makan.
" Suami?. Apa ini anda?" Tanya Aini sambil berjalan mendekati Daffa.
**** !!!!!!!!
" Astaga suami, anda mimisan lagi."
Aini segera mengambil tisu dan menutupi hidung Daffa.
Aini yang saat itu memakai kaos pendek dan celana pendek dan karena ini kali pertama nya mereka sangat dekat membuat mimisan Daffa terus keluar.
" Astaga suami, sebenarnya apa yang terjadi padamu.."
Wush....
Wush....
Telinga Daffa mengeluarkan asap.
" Astaga telinga kamu." Ucap Aini menutupi telinga Daffa dengan kedua tangannya.
Tuwing......
Kali pertamanya bagian tubuh Daffa disentuh Aini membuat bagian tubuh Daffa yang lain merespon sangat baik.
Terbangun. Pekik Daffa.
Daffa langsung berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menuju kamar tanpa menghiraukan panggilan Aini.
" Suami aneh, duduk tak bilang, pergi menghilang." Ketus Aini sambil membuang tisu ke dalam tempat sampah.
Di dalam kamar, Daffa langsung membuka celana nya dan menangis melihat si entong terbangun.
" Hiks hiks, entong kamu apa kabar?"
Namun ketika Daffa menyentuhnya. Si entong langsung tertidur.
" Sial. Seharusnya aku tidak perlu drama menangis."
Daffa berdiri dan mulai berjalan menuju dapur.
Dia melihat Aini sedang memasak menggunakan pakaian serba pendek.
Glek !!!
Untuk pertama kalinya Daffa menelan ludahnya.
" Buatkan aku susu hangat."
" Ap...."
" Jangan menoleh.." Ucap Daffa saat melihat Aini akan berbalik badan.
" Baiklah. Memangnya kenapa jika aku berbalik?"
" Karena kamu memakai pakaian itu."
" Kenapa pakaian ku?. Ini kan dirumah. Dan tidak ada orang lain yang tinggal di sini selain kita lagi pula kita kan pasangan suami istri. Kenapa aku harus malu berpakaian seperti ini." Ucap Aini sambil menuang air panas ke dalam gelas.
" Aini. Kenapa kau bertahan dengan ku. Bukankah aku tidak pernah menyentuh mu?"
" Tidak apa apa. Aku tahu jika kamu menikahiku agar tidak ada orang yang menyadari jika sebenarnya kamu adalah pecinta laki-laki."
" Apa?"
" Sudah tidak perlu malu." Aini berbalik badan dan meletakkan gelas di depan Daffa.
" Aku juga sudah tahu alasan kenapa setiap malam ada wanita berupa-rupa warnanya yang masuk ke dalam kamarmu dan bersuara eksotis."
" Kamu tahu?"
" Ya."
Apa Kenzo sudah memberi tahu semuanya kepada Aini. Ah memang sekertaris sialan. Aku kan sudah melarang nya. Predikat ku pasti sudah anjlok sekarang. Aku bukan pria paling fenomenal lagi.
" Suami?"
" Hem?" Daffa tersadar dari pikirannya.
" Kenapa tidak menyewa hotel saja untuk bermain dengan Sekretaris Ken?. daripada harus membawa wanita masuk ke dalam kamar sementara dirumah ini ada aku istrimu."
" Ya walaupun aku tahu kamu adalah pecinta laki-laki. Tapi setidaknya hargai aku sebagai seorang istri."
" Minimal ajari aku selingkuh."
Daffa kembali menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya.
" Suami. Apa kamu tidak tahu cara minum yang benar?. kenapa kamu selalu menyemburku dengan air setiap kita bicara?" Keluh Aini.
" Maaf maaf. Aku sengaja."
" Maksud ku tidak sengaja."
Aini memutar bola mata malas lalu mengambil tisu dan membersihkan wajahnya.
" Aini. Aku bukan homo."
" Lalu?"
" Aku......"
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments