Daffa tersenyum karena melihat tingkah laku Aini. Sejurus kemudian Daffa menjadi sedih jika Aini mengetahui tentang kondisi ibunya yang sebenarnya.
" Aku harus cepat menemukan pendonor ginjal agar saat ini dan ibunya mengetahui tentang kondisi yang sebenarnya dialami oleh ibu keadaan tidak akan semakin memburuk.
Daffa segera menghubungi Kenzo untuk memintanya mencarikan orang yang siap mendonorkan ginjal.
" Aku akan mengirimkan biodata tentang ibu mertuaku dan pastikan kamu menemukan orang yang cocok." Ucap Daffa.
Setelah memastikan bahwa masalah pendonor ginjal di atasi oleh Kenzo, Daffa bergegas menyusul Aini. Tidak lupa dia menyembunyikan berkas hasil pemeriksaan ibunya itu dibalik setelan jas yang dia kenakan.
Saat Daffa akan memasuki ruangan, di mendengar doa Ibu mertuanya...
" Ibu doakan semoga kamu dan Daffa diberikan kebahagiaan dan diberikan anak yang banyak."
" Ah Ibu dua anak saja sudah cukup. Asalkan dalam rumah tangga selalu ada kejujuran dan terbuka. Seperti rumah tangga ibu dan alm. Ayah." Ucap Aini.
Daffa merasa tersentil mendengar Aini berbicara tentang kejujuran dan keterbukaan dalam rumah tangga.
Daffamembatalkan niatnya untuk masuk ke dalam ruangan itu dan memilih untuk duduk di kursi yang ada di sebelah sana.
" Aini benar. Kunci dalam sebuah pernikahan adalah kejujuran dan saling keterbukaan. Dan dalam pernikahan ku dan Aini, dua hal itu tidak ada."
" Haruskah aku memberi tahu kebenarannya kepada Aini?" Pekik Daffa.
...----------------...
Keesokan harinya...
Aini dikejutkan dengan kedatangan Kakak dan kakak iparnya dan juga...
Tuan donasi.
" Beliau ikut karena beliau juga akan mengunjungi ibu mertua dari kakaknya." Ucap Akbar yang seakan menjawab dari tatapan ibu dan juga Aini.
" Bener, jadi kami memutuskan untuk pergi bersama karena rumah sakit tempat di mana ibu mertua dari kakak Tuan ini juga berada di rumah sakit yang sama seperti Ibu." Imbuh Yuli.
" Jadi seperti itu."
Tuan donasi itu kemudian berbahasa-basi menanyakan kabar Ibu Aini, hingga kemudian memutuskan untuk pamit karena beliau akan mencari keberadaan kakaknya.
Daffi adalah saudara kembar Daffa yang sudah lama tidak pernah pulang bahkan sebelum menempuh pendidikan ke Swiss Daffa juga kuliah di salah satu kota yang letaknya juga lumayan jauh dari rumahnya sehingga membuat Daffi jarang sekali pulang. Jadi Daffi hanya mendengar berita tentang saudara kembarnya yang menikah via telepon.
Daffi sendiri masih belum mengerti mana istri dan mana keluarga dari saudara kembarnya itu.
Setelah kepergian Daffa, Ibu meminta Aini untuk mencari keberadaan Daffa dan mengatakan bahwa Kakak dan kakak iparnya datang.
Saat Aini berjalan menelusuri koridor dulu rumah sakit. Dia terkejut karena tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya sedikit menjauh dari koridor rumah sakit.
" Tuan donasi, apa yang anda lakukan?"
" Aini Apa kamu tidak tahu betapa bahagianya aku karena setelah sekian lama aku pulang dari Swiss akhirnya aku bisa bertemu denganmu hari ini."
" Aku...aku..."
" Aini Aku tahu ini bukan saat yang tepat tapi aku ingin tahu apakah kamu bersedia untuk menjadi istriku?"
Aini terkejut.
" Aku sudah memintamu untuk menungguku kan. Dan sekarang aku datang untuk melamarmu. Katakan saja iya walaupun aku harus menunggu kesembuhan ibumu untuk bisa meresmikan dirimu."
" Aku tidak bisa.."
" Kenapa?"
" Aku sudah menikah." Ucap Aini sambil memperhatikan cincin di jari manisnya.
Duar !!
Lutut Daffi seketika lemas. Kebahagiaan yang sempat dirasakan karena dia akhirnya bisa bertemu dengan Aini kandas begitu saja saat mendengar Aini sudah menikah.
Daffi mundur beberapa langkah.
" Kamu pasti berbohong kan?"
" Aku tidak berbohong. Semua terjadi begitu cepat. Ayahku sakit dan...."
" Tuan maafkan saya karena ternyata saya tidak bisa menepati janji untuk menunggu anda" Ucap Aini sambil berlalu meninggalkan Daffi.
Daffi menatap kepergian Aini dengan hati yang tidak menentu.
Hanya satu tahun Daffi meyelesaikan pendidikan di Swiss dan ketika dia kembali Aini sudah menjadi milik orang lain.
Aini langsung menuju toilet, dia tidak ingin menemui Daffa dalam keadaan kacau seperti ini.
" Maafkan kakak Aini, seharusnya saat pertama kali dia datang akan mengatakan bahwa kamu sudah menikah." Pekik Yuli.
Yuli yang merasa bahwa Aini dan Daffi akan bertemu memutuskan untuk mengikuti langkah Aini ketika Aini berpamitan akan mencari Daffa.
Dan benar saja, saat Aini tidak terlalu jauh dari ruangan ibunya, Yuli melihat Daffi menarik tangan Aini.
Dan Yuli juga mendengar percakapan antara keduanya. Seketika rasa bersalah menghampiri Yuli.
" Apa yang harus aku lakukan kak?" Pekik Aini.
" Yang kamu lakukan sudah benar, meminta maaf karena tidak bisa menepati janji untuk tetep menunggu nya. Dan kakak minta maaf atas alm Ayah jika dulu telah memaksa mu menikah."
" Kakak jangan seperti itu, Aini juga sudah ikhlas menerima pernikahan ini."
" Kalau begitu tetaplah dalam jalanmu mengarungi bahtera rumah tangga kecuali kamu tidak menemukan kebahagiaan di dalamnya." Pekik Yuli sambil memeluk Aini.
" Kakak akan selalu mendukung mu." Ucap Yuli.
Aini tersenyum dan melepaskan pelukannya.
Sementara itu, Daffa bertemu dengan Daffi dan langsung mengajaknya untuk menemui Ibu mertuanya.
Dan sekali lagi Daffi terkejut karena mengetahui keluarga ibu mertua dari Daffa adalah keluarga dari Aini.
" Tunggu, apa istri kamu bernama Aini?"
" Ya.."
Daffi memejamkan mata dan berniat untuk pergi saja dari sana. Namun belum sempat Daffi melangkah, Aini datang.
" Itu istri ku. Aini." Ucap Daffa memperkenalkan Aini kepada Daffi.
Aini yang tertunduk belum mengetahui siapa laki laki yang ada bersama suaminya itu hingga Daffa memperkenalkan dirinya.
" Aini kenalkan dia adalah Daffi, saudara kembar ku." Pekik Daffa.
Aini mendongak dan dia terkejut melihat pria yang dia panggil Tuan donasi adalah saudara kembar Daffa.
Aini hanya tersenyum masam. Begitu juga Daffi.
Daffa tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka karena itu Daffa bersikap biasa saja dan meminta Daffi untuk ikut masuk ke dalam.
Ibu dan mas Akbar tidak menyangka jika ternyata Daffi adalah saudara kembar Dafa yang sebenarnya sedang mencari kamar Ibu.
Ibu kemudian menceritakan kepada Daffa bahwa sebelumnya Daffi sudah datang ke sini dan mengatakan akan mencari kamar tempat di mana ruangan Ibu mertua dari Daffa.
Semuanya tertawa terkecuali Yuli dan Aini. Ya Hanya mereka berdua yang tahu persis apa yang pernah terjadi di antara Aini dan Daffi.
Setelah berbasa-basi dengan Ibu, Devi pamit bunuh diri dengan alasan dia harus berkunjung ke rumah sahabatnya yang kebetulan ada di Singapura.
Sebenarnya Daffa meminta Daffi untuk tinggal selama beberapa hari mengingat Daffi yang sebelumnya juga mengatakan ingin kenal dengan kakak iparnya.
Namun Daffi beralasan bahwa dia sudah berjanji kepada temannya untuk datang berkunjung hari ini.
Daffa mengantar kepergian Daffi. Dan dari balik lantai atas rumah sakit terdapat Aini yang melihat kepergian Daffi.
" Sungguh sebuah kejutan yang menyakiti hati."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments