AAS 18 : Bangunkan Ibu

Ibu adalah sosok wanita yang luar biasa bagi keluarga maupun anak-anaknya. Seorang ibu pasti akan melakukan berbagai cara untuk membahagiakan anak-anaknya. Perjuangan seorang ibu pun tidaklah mudah karena ia mengandung, melahirkan dengan taruhan nyawa, merawat sejak kecil dari pagi hingga petang, tanpa ada rasa mengeluh sama sekali.

Sayangnya tidak semua anak paham akan arti penting seorang ibu. Terkadang perkataan dan perbuatanmu kerap membuatnya terluka.

Tidak sadar jika di dalam hati ia sedang menangis. Namun apa daya, rasa cintanya lebih besar dibanding amarahnya. Dia tak mengenal benci pada anak yang teramat dicintai dan justru akan memberikan pesan atau doa-doa pada anaknya supaya hidup dengan penuh berkah.

Hari ini Aini belajar tentang seberapa besarnya kasih sayang ibu kepada seorang anak-anaknya, saking besarnya kasih sayang itu sehingga Ibu menyembunyikan apa yang dia rasakan karena tidak ingin membuat anak-anaknya bersedih.

"Ketika hati tak menentu, jagalah lidah dari ucapan. Terkadang diam mempunyai peran penting agar tak menyakiti seseorang." Ucap Ibu saat akan melepas Aini untuk ikut Daffa ke kota.

" Insyallah bu..."

"Hidup ini adalah pilihan yang kamu putuskan. Jika kamu tak ingin terlihat bodoh, jangan lakukan hal yang bodoh."

" Doakan Aini semoga Aini tidak melakukan hal bodoh yang akan membuat ibu dan almarhum Ayah menjadi malu."

Ibu memeluk Aini seolah-olah menyalurkan kekuatan yang dimiliki nya.

" Ibu bagaimana bisa aku hidup jauh dari Ibu sementara aku sudah terbiasa dengan pelukan ibu."

"Anakku, jangan bersedih meski tadi Ibu memeluk dirimu sejenak saja, karena yang perlu kamu tahu, HATI IBU memelukmu selamanya."

"Jika kamu bersedih, ingatlah dua hal ini, ada Allah yang senantiasa disisimu dan ada keluarga tempatmu kembali."

...----------------...

Aini terbangun di sepertiga malam nya. Dia terkejut karena melihat Ibu tidak ada di tempat tidur nya. Selang infus juga terlepas dan tergeletak begitu saja.

Aini mencari keberadaan ibu dan mengetahui bahwa ibunya sedang melakukan salat malam.

Aini tersenyum Dia kemudian bergegas ke kamar mandi mengambil wudhu dan ikut salat di belakang ibunya.

" Aini.."

" Ibu, tumben sekali Ibu salat turun dari tempat tidur biasanya ibu akan membangunkan Aini."

" Ibu tidak apa apa. Ibu merasa sehat."

" Ibu jangan berkata seolah-olah ibu akan pergi meninggalkan kami." Ucap Aini.

"Nak yakinlah, tidak ada satupun yang hilang darimu dan yang Allah ambil darimu, tanpa ada penggantinya. Karena Allah akan selalu mengganti setiap yang hlang darimu dengan sesuatu yang lebih baik."

" Tapi Aku tidak ingin Allah mengambil Ibu sebelum aku bisa membahagiakan ibu." Ucap Aini.

"Sebuah harapan akan menguatkanmu untuk terus bermimpi, maka teruslah berharap sesuatu yang baik. Jangan lupakan bahwa tidak ada yang tahu mengenai umur seseorang."

Aini tersenyum dan memeluk ibunya, Aini tertidur di pelukan sang Ibu hingga samar samar dia mendengar suara sang kakak.

" Aini."

" Aini bangun...."

" Kakak?. Kenapa aku tidur di sini?"

" Syukurlah kamu sudah sadar." Pekik Yuli.

" Sadar?. Apa maksud kakak?. Tentu saja aku sadar Aku hanya tidak mengerti kenapa aku bisa tidur di sini sementara aku tidur di dalam pelukan ibu. Semalam aku melakukan salat tahajud bersama dengan ibu." Ucap Aini sementara Yuli tertunduk.

" Dimana Ibu?" Tanya Aini sambil turun dari tempat tidur dan mengetahui bahwa ranjang Di mana ibunya biasa berbaring sudah kosong.

" Aini, Ibu..."

" Ibu sudah beristirahat dengan tenang." Ucap Akbar.

" Beristirahat dengan tenang apa maksud nya?"

Aini lalu teringat...

Waktu subuh setelah malam nasihat ibunya..

Ibu berkata bahwa dirinya sakit perut dan akan beristirahat sebentar sebelum melakukan sholat subuh. Namun saat Aini mencoba membangunkan sang Ibu sang Ibu tidak terbangun.

Daffa segera bergerak cepat memanggil dokter dan dokter langsung membawa Ibu ke ruang operasi.

Tapi semuanya terjadi di luar kehendak dan perkiraan dari mereka semua. Ibu pergi lebih cepat dari semua orang termasuk para dokter.

" Tidak. Anda pasti berbohong." Ketus Aini saat dokter mengatakan bahwa ibu mereka sudah meninggal dunia.

" Suami tolong bangunkan ibu. Bukankah kita akan melakukan salat subuh bersama-sama seperti sebelumnya." Ucap Aini kepada Daffa. Daffa menunduk.

" Kak Yuli... suamiku tidak mau membangunkan Ibu mungkin karena beliau tidak tega bagaimana jika kak Yuli saja yang membangunkan ibu?"

" Aini sadarlah..."

" Kak, jika kita tidak cepat membangunkan Ibu maka kita akan kelewatan waktu subuh."

" Aini dengarkan kakak..."

" Ayo kak.. Sebelum matahari terbit dan kita akan kehilangan waktu salat berjamaah bersama dengan ibu."

" Ibu sudah pergi Aini. Ibu sudah pergi." Ucap Yuli sambil memeluk Aini.

" Pergi kemana?. Bukankah Ibu hanya istirahat sebentar pergi ke mana maksud kakak?"

" Aini sadarlah. Sadar Aini. Ibu sudah pulang ke Rahmatullah."

" Kakak bercanda." Ucap Aini sambil melepaskan pelukannya dan berjalan mundur.

" Aini.."

" Diam. Diam.." Ucap Aini sambil mengangkat tangannya seolah-olah memberikan isyarat kepada mereka yang akan mendekati Aini.

" Dokter Apa saya boleh masuk dan membangunkan ibu saya?" Tanya Aini pada dokter yang dari tadi berada di depan pintu kamar operasi.

" Maafkan saya tapi ibu anda sudah meninggal dunia 10 menit yang lalu."

" Apa?...."

" Aini.. Aini. Aini tenang.." Ucap Yuli.

" Ibu...."

Brak !!!

Aini pingsan...

Tes...

Bulir air mata jatuh membasahi pipi Aini ketika dirinya mengingat bahwa yang terjadi ketika dia sedang bersama dengan ibunya hanyalah sebuah mimpi.

Aini kembali histeris..

Daffa yang baru saja datang langsung memeluk Aini.

" Suami bangunkan Ibu, bukankah kamu sudah berjanji akan melakukan apapun untuk kesembuhan ibu."

" Maafkan aku Aini, ini semua terjadi di luar dugaan kita semua."

" Tidak... Tidak..."

Aini semakin histeris...

Daffa mempererat pelukannya...

Karena pada akhirnya semua orang akan mengalami kematian suatu saat nanti.

Semua makhluk hidup suatu saat akan bertemu dengan hari akhir. Sebab, dunia ini hanyalah sementara. Kamu hanya singgah sebentar, semakin hari umur terus berkurang, makin dekat pula dengan kematian.

Tidak ada orang yang bisa mengetahui kapan ajal mereka akan datang karena ajal tidak memandang usia, jenis kelamin, atau derajat seseorang.

Hilangkan rasa sombong dan ingatlah ajal bisa menghampiri kapan saja. Belajar tentang kehidupan dipadukan dengan agama, bisa jadi ilmu untuk bekal di hari nanti.

Aini masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sang Ibu sudah pergi meninggalkan dunia...

Dia terus membangunkan Ibu yang sudah tidak bernafas.

" Aini ikhlaskan ibu..." Pekik Yuli sambil menahan air matanya.

"Kematian adalah puncak. Tuntasnya kerinduan seorang hamba kepada Rabb-nya. Ikhlas kan Ibu untuk pulang dan menghadap Allah." Ucap Akbar yang sangat tidak tega melihat betapa terpuruknya Aini.

"Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya. Ibu sudah ada disana. Ikhlaskan kepergian Ibu..." Ucap Daffa yang baru saja masuk setelah mengurus segala keperluan untuk membawa jenazah Ibu pulang ke Indonesia.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!