AAS 20 : Ikhlas

Setiap makhluk hidup pasti suatu saat akan mati dan takdir itu tak bisa dihindari. Kamu yang ditinggalkan hanya bisa meratapi kesedihan dengan air mata. Setiap hari perasaan rindu akan menghinggapi hati.

Satu kata yang bisa dijadikan solusi terbaik adalah dengan merelakan atau ikhlas. Namun sayang, ikhlas bukan hal yang mudah dilakukan semua orang. Tahapan ikhlas itu tinggi, butuh mental kuat untuk itu. Terutama saat ditinggalkan oleh orang tercinta untuk selamanya seperti sosok wanita yang bernama 'ibu'.

Ibu yang selama ini memegang peranan penting dalam hidupmu, dia yang melahirkan, merawat, hingga menjaga kamu sampai sekarang, telah menutup mata. Ingin berteriak memohon waktu diputar ulang pun tidak akan bisa.

" Tak ada pilihan lain kecuali ikhlas melepaskan kepergiannya. Hanya untaian doa yang bisa kamu kirimkan, agar ibu senantiasa tenang bersama Sang Maha Kuasa. Agar hati lebih tenang, baca kata-kata bijak terkait ikhlas saat ibu meninggal." Kata yang terus teringat dalam benak Aini.

Kata yang diucapkan Daffa ketika mengetahui Aini masih menangis di sepertiga malam nya.

" Tak ada harapan yang paling diinginkan ibu, kecuali melihat anaknya bisa hidup bahagia dari atas sana. Menangis karena kepergian ibu itu boleh, tapi tidak dianjurkan untuk terus meratapi kesedihan itu." Ucap Akbar saat menutup malam sebelum mereka semua memutuskan untuk beristirahat.

Didalam kamar, Aini termenung didepan jendela yang masih terbuka.

Ceklek...

Daffa masuk dan langsung menghampiri Aini.

" Jendela nya di tutup saja yaa, nanti anginnya masuk." Pekik Daffa.

" Kematian meninggalkan sakit hati yang tidak bisa disembuhkan, cinta meninggalkan kenangan yang tidak bisa dicuri." Ucap Daffa saat melihat Aini diam mematung.

"Bagaimanapun, kematian adalah hukum alam yang tidak dapat dilawan. Manusia tidak diberi kesempatan untuk menawar, melainkan kekuatan untuk sabar."

Daffa menuntut Aini untuk duduk di tepi ranjang.

"Kalau kita ikhlas mempersilahkannya masuk ke hati, kita harus mampu menanggung segala kebahagiaan dan luka yang diakibatkan rasa itu." Ucap Daffa sambil memegang tangan Aini.

Aini menatap Daffa, Daffa tersenyum. Lalu perlahan Daffa bergerak dan melabuhkan ciuman pertamanya di kening Aini.

" Tidurlah, kadang-kadang kita cuma bisa ikhlas, terima dan lanjutkan hidup. Biar kita bisa berdamai sama diri sendiri, dan hidup pasti lebih tenang."

" Ingatlah selalu doa ibu dan mereka selalu menyayangi mu. Doa-doa itu menempel padamu sepanjang hidupmu."

Daffa kembali berkata kata saat Aini hanya diam. Entah diam karena dirinya yang masih belum bisa mengikhlaskan kepergian ibu atau diam karena terkejut dengan ciuman yang di labuhkan Daffa.

Yang jelas malam itu tidak ada dari mereka yang bisa tidur.

Daffa sendiri tidak mengerti dari mana datangnya dorongan untuk mencium Aini.

...----------------...

Hari ke tujuh...

"Ini adalah saatnya aku belajar tak rindu. Aku tahu ibu sudah bahagia di sana." Ucap Aini yang berada di makan sang ibu.

"Kehilangan seorang ibu adalah salah satu kesedihan terdalam yang bisa diketahui hati. Tapi kebaikannya, kepeduliannya, dan kebijaksanaannya terus hidup. Assalamualaikum kakak ipar"

Aini terkejut, dia mendongak sebelum akhirnya kembali menunduk.

" Walaikumsalam.." Lirih Aini namun masih bisa terdengar jelas di telinga Daffi terbukti Daffi tersenyum mendengar salam yang dijawap oleh Aini.

"Hidup ini selamanya indah kalau kita pandai bersyukur. Kalau kita ikhlas menerima skenario Tuhan, apa pun bentuknya." Ucap Daffi sambil berjongkok di sebelah Aini. Menabur bunga untuk Ibu dan membacakan doa.

"Sekarang aku tahu mengapa anda dulu selalu memintaku untuk menjadi kuat ... karena anda tahu bahwa suatu hari aku akan membutuhkan kekuatan untuk menanggung kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup ku." Pekik Aini.

" Menghapus air mata kesedihan ketika ibu meninggal, tidak berarti kamu menghapus sosoknya di hati. Ingat, meski ibu telah tiada, tapi segala hal indah telah tertanam di hati." Ucap Daffi lagi.

"Meski ibu sudah tiada, tapi sosoknya seperti warisan cinta yang akan selalu bersamamu. Semoga cinta itu mengelilingimu sekarang dan membawa kedamaian." Ucap Daffi sambil berjalan meninggalkan Aini.

"Janganlah terus meratapi perpisahan itu. Bangunlah dari kesedihanmu, lihatlah orang-orang di sekelilingmu." Aini yang terdiam terkejut karena seolah-olah dia mendengar bisikan ibu.

Aini bangun dan melihat sekeliling. Tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya dan Daffi yang sudah menjauh.

" Mungkin tadi itu hanya bagian dari halusinasi ku.. Atau diriku sendiri karena aku terlalu merindukannya." Pekik Aini.

Aini kemudian berjalan kembali menuju rumahnya.

"Ibu, ibu meninggalkan kami kenangan indah, cintamu masih menjadi panduan kami, meskipun kami tidak dapat melihatmu, ibu selalu berada di pihak kita." Lirih Aini sambil duduk di ranjang ibunya.

"Ikhlas terhadap takdir yang telah digariskan Tuhan, karena kematian hanya Dia yang tahu." Ucap Yuli yang masuk dan tersenyum sebaring ikut duduk di samping Aini.

"Kita tahu ibu mendengar dari atas. Tidak ada yang kita hargai lebih dari cintanya. Tidak peduli di mana kita berada atau apa yang aku lakukan, ingatan akan ibu selalu membuat kita tersenyum." Ucap Yuli lagi.

"Perpisahan pastilah selalu menyakitkan, itu fitrah manusia. Tetapi, yakinlah bahwa selalu ada hikmah besar dibalik itu semua yang telah Tuhan rencanakan." Ucap Akbar yang ikut masuk karena memang pintu kamar ibu tidak tertutup.

"Aku menangis tanpa henti ketika ibu pergi, tetapi aku berjanji, aku tidak akan membiarkan air mata merusak senyum yang ibu berikan padaku ketika masih ada." Ucap Aini.

" Itu baru adikku ." Ucap Yuli sambil memeluk adiknya.

"Dalam hidup, kami sangat mencintaimu, dalam kematian kami masih mencintaimu. Dalam hati kami, ibu memiliki tempat istimewa, tidak ada orang lain yang akan menggantikannya." Lirih Yuli dan Aini dalam hati secara bersama.

...----------------...

Satu minggu kemudian...

Daffa mencari keberadaan Aini, ternyata Aini ada di kantor panti untuk mengecek data.

" Aini..."

" Ya?"

" Aku akan kembali ke kota, kamu boleh tinggal disini jika..."

" Kalau begitu aku harus segera menyiapkan barang barang kita." Ucap Aini sambil tersenyum dan meninggalkan pekerjaannya.

" Apa?. Tidak maksudku kamu boleh tinggal disini selama yang kamu mau." Ucap Daffa sambil berjalan di belakang Aini.

Aini berhenti dan langsung berbalik.

Brug !!

Daffa yang tidak siap tentu saja menabrak Aini.

" Maaf.." Pekik Daffa.

" Tadi suami bilang apa?" Tanya Aini.

" Kamu boleh tinggal disini selama yang kamu mau." Ucap Daffa.

" Jadi kamu berpikir aku akan tinggal disini dan membiarkan kamu kembali bermesraan dengan sekertaris Ken?"

" Apa?. Aku tidak..."

" Sebenarnya yang menjadi istri mu itu aku atau sekertaris Ken?"

" Kamu.."

" Ya sudah, apa kamu tidak mau lagi tinggal dengan ku?" Tanya Aini sambil mendekati Daffa.

Sangat dekat hingga tidak ada jarak diantara mereka.

" Ehem..."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!