AAS BAB 5 : Pria itu datang

" Astaghfirullah, sejak kapan suami menjadi penyuka sesama jenis?" Pekik Aini sambil mengambil kembali rantang yang berada di atas meja.

" Nyonya. Nyonya muda sudah salah paham. Ini tidak seperti yang terlihat." Ucap Ken sambil berusaha bangun dari tempat dia terjatuh.

" Tidak apa apa sekertaris Ken. Aku mengerti, sebenarnya kalian berdua tengah terlibat cinta lokasi. Dan maaf karena aku masuk dalam waktu yang tidak tepat. Aku hanya mengambil ini."

" Dan sekarang aku akan pergi..." Ucap Aini yang terlihat menahan tawanya sambil keluar dari ruangan Daffa.

" Tuan Bos, Sebenarnya apa yang ada di pikiran Tuan Bos kenapa Tuan Bos membiarkan Nyonya Bos berpikir bahwa kita sedang jatuh cinta." Ucap Ken.

" Tidak apa Ken, biarkan saja Dia mengira bahwa kita adalah sepasang kekasih. Dengan begitu mungkin dia akan berhenti untuk memintaku mengajarinya cara berselingkuh."

" Apa?" Ken sedikit terkejut dengan penuturan dari Daffa.

" Setiap malam dia mendengar dan mengerti bahwa ada wanita dan juga suara seksi yang keluar dari para wanita yang selalu kau bawa untuk ku."

" Astaga, apa kamar Tuan bos tidak dilengkapi mode kedap suara?. Seingat ku ada karena akulah sendiri yang memasangnya di kamar Tuan Bos."

" Hah, itu mungkin adalah kesalahanku karena aku selalu lupa untuk mengaktifkan mode sedap suara itu."

" Dan sekarang Aini tahu bahwa setiap malam ada berbagai macam jenis wanita yang masuk ke dalam kamarku.," Ucap Daffa frustasi.

" Tunggu, Kenapa Nyonya Bos hanya melihat para wanita itu?. Bukankah selama ini aku juga ikut serta dalam setiap adegan yang diperagakan oleh wanita wanita itu?"

" Hah itu kan salahmu sendiri kenapa kamu selalu memilih untuk berada di kamar mandi ketika para wanita itu beraksi."

" Ya mau gimana lagi mendengar suara seksi dan godaan dari jelmaan itu membuat aku harus mengasah pedang sukma ku."

" Hem, sudah kau bisa jadi kau yang selalu menghapuskan sabun di dalam kamar mandi ku." Ucap Daffa sambil tersenyum miring.

" Aku akan mengganti semua sabun yang sudah aku hapuskan ketika aku sudah menjadi presiden seperti mu, hahahaha." Ucap Ken.

" Berhentilah tertawa seperti itu. Kau menyakiti telinga ku." Pekik Daffa

Kenzo auto menutup mulutnya yang sudah terbuka lebar karena menirukan suara tertawa Daffa.

Sementara Daffa terlihat merenung memikirkan nasib pernikahan nya dengan Aini.

Aini pasti sudah salah menduga tentang diriku. Semoga saja ini tidak mengadukan apa yang sebenarnya terjadi dalam 3 bulan pernikahan kami.

Ah Tuhan. Aku harus apa jika Aini mengadukan semua yang telah aku lakukan selama 3 bulan ini kepada mama dan papa. Aku pasti akan di penjara. Tapi lihatlah sisi baiknya, sekarang Aini menganggap bahwa aku adalah lelaki yang mencintai lelaki lain.

Tapi Kenapa Aini harus menganggap bahwa aku mencintai Kenzo....

Aini....

Ah kenapa aku jadi memikirkan tentang dia...

" Tuan Bos."

" APAA?"

Kenzo sampai melompat karena terkejut dengan suara bass dari Daffa

" Bos, anda sudah bisa mengeluarkan suara bass anda. Ini adalah keajaiban metal."

" Anda baru beberapa jam menghabiskan waktu berdua dengan Nyonya bos dan sekarang anda sudah bisa mengeluarkan suara bass anda lagi."

" Haduh jangan lebai. Sudah ayo bukankah kau bilang kita sudah terlambat untuk menghadiri rapat."

Daffa berjalan keluar dengan gaya khas nya sebagai laki laki berkemimpinan berjiwa besar dan gagah wibaya.

Kenzo sampai mengucek ucek matanya berkali-kali melihat Bos yang biasanya sangat malas untuk melangsungkan permeetingan menjadi sangat bersemangat.

" Sepertinya aku tahu terapi yang cocok untung si entong yang perkasa." Ucap Kenzo sambil tersenyum dan mengikuti langkah Bosnya dan masuk ke ruangan meeting.

Sepanjang perjalanan pikiran Aini tertuju pada Daffa. Dia mulai menerka nerka sebenarnya Daffa itu manusia seperti apa.

" Apa jangan jangan dia menjadi pecinta pria saat siang hari. Dan menjadi pejantan tangguh saat malam hari??"

" Tapi kenapa semua wanita yang keluar dari kamarnya mengatakan bahwa dia tidak melakukan apa apa dengan suami?"

Aini terus saja memikirkan tentang Daffa hingga tanpa sadar dirinya sudah sampai di apartemennya.

" Nona..., kita sudah sampai."

" Ah iya, terima kasih."

Aini masuk kedalam rumah, setelah meletakkan rantang dia mulai berpikir tentang siapa sebenarnya laki laki yang sudah menjadi suaminya selama 3 bulan itu.

" Aku harus mencari tahu.."

" Haruskah?"

Aini berjalan menuju kamar tempat dimana Daffa tidur.

" Apa aku akan menjadi istri durhaka karena masuk ke dalam kamar suami tanpa seijinnya?"

" Tapi dia kan juga sudah menodai ku." Pekik Aini.

Saat Aini hendak membuka pintu kamar Daffa. Ponselnya berdering.

" Kodok mencret...."

Aini segera mengeluarkan ponselnya dan mengangkat panggilan dari kakak perempuannya.

" Kakak, tidak bisakah kakak tidak mengejutkan aku saat menelpon ku?" Protes Aini.

" Untung saja aku tidak terkena serangan jantung karena bunyi ponsel."

" Lah, kenapa kamu jadi menyalahkan kakak?. Bukannya salah kamu sendiri yang memasang nada dalam ponselmu."

" Iya, maksud aku, tidak bisakah kakak memberi tahu ku lebih dulu sebelum menelpon, sehingga aku bisa mempersiapkan diri untuk tidak terkejut saat kakak menelpon."

" Heh adik Oon. Aku menelpon untuk kabarmu, Ibu merindukanmu. Kenapa jadi bertele-tele seperti ini?"

" Astaghfirullah. Maafkan aku kakak. Tapi sumpah tadi itu rasanya jantungku mau lari."

" Haduh memangnya kamu sedang berbuat apa sehingga begitu terkejut dengan suara ponsel."

" Ya tidak sedang berbuat apa apa sih." Ucap Aini sambil menggaruk garuk kepalanya.

" Ya sudah Kakak menelponmu hanya ingin menanyakan kabar dan memberitahukan pesan dari ibu."

" Ah iya. Kabarku dan suami baik baik saja. Dan apa pesan dari ibunda ratu?"

" Ibu merindukanmu, jika suamimu mempunyai waktu luang maka datanglah kemari."

" Baiklah. Aku akan menyampaikan ini kepada suamiku nanti ketika beliau sudah pulang bekerja."

" Apa sudah selesai?, kalau sudah selesai bisakah kakak menutup panggilan nya?"

" Ya Tuhan, adik laknat."

" Hehe, kakak baik hari dan tidak sombong, adikmu yang cantik jelita ini ingin beristirahat."

" Ya sudah kalau begitu Kakak akan menutup panggilannya dan...., aini."

" Ya?"

" Laki laki yang dulu pernah memintamu untuk menunggunya dan berjanji akan menikahi mu. Dia...."

" Sudah menikah?" Tanya Aini.

" Dia kembali."

Deg !!!!

Satu tahun lalu...

Aini seperti biasa membantu mengurus panti asuhan.

" Mbak Aini, donatur tampan kita sudah datang." Ucap salah seorang gadis yang ikut mengurus panti asuhan.

" Ya sudah sana, Bukankah kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan?"

" Iya, tapi donatur tampan itu mengatakan bahwa beliau ingin bertemu dengan Mbak Aini."

Aini menghela nafas panjang, sudah menjadi kebiasaan setiap bulan ketika donatur itu datang beliau tidak mau dilayani oleh siapapun kecuali oleh Aini.

Dari situlah mereka saling mengenal hingga menjadi teman.

" Tuan donatur yang terhormat, kenapa anda selalu meminta saya datang, bukankah di sini banyak pengurus yang lain?"

Pria tampan dengan lesung pipi itu tersenyum dan tertawa kecil.

" Karena ini adalah hari terakhir aku untuk datang dan berkunjung ke sini. Aku akan melanjutkan pendidikan ku ke Swiss."

" Lalu?"

" Aku ingin kamu menunggu ku."

" Kenapa?"

"Aini, aku tahu bahwa kamu tidak akan pernah menerima kata cinta dan berpacaran dengan laki laki."

" Karena itu aku ingin kamu menunggu ku. Aku akan melakukan ta'aruf dengan mu begitu aku selesai dengan tugas ku."

" Apa kamu bersedia menunggu ku?"

" ......"

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!