" Astaghfirullah, sejak kapan suami menjadi penyuka sesama jenis?" Pekik Aini sambil mengambil kembali rantang yang berada di atas meja.
" Nyonya. Nyonya muda sudah salah paham. Ini tidak seperti yang terlihat." Ucap Ken sambil berusaha bangun dari tempat dia terjatuh.
" Tidak apa apa sekertaris Ken. Aku mengerti, sebenarnya kalian berdua tengah terlibat cinta lokasi. Dan maaf karena aku masuk dalam waktu yang tidak tepat. Aku hanya mengambil ini."
" Dan sekarang aku akan pergi..." Ucap Aini yang terlihat menahan tawanya sambil keluar dari ruangan Daffa.
" Tuan Bos, Sebenarnya apa yang ada di pikiran Tuan Bos kenapa Tuan Bos membiarkan Nyonya Bos berpikir bahwa kita sedang jatuh cinta." Ucap Ken.
" Tidak apa Ken, biarkan saja Dia mengira bahwa kita adalah sepasang kekasih. Dengan begitu mungkin dia akan berhenti untuk memintaku mengajarinya cara berselingkuh."
" Apa?" Ken sedikit terkejut dengan penuturan dari Daffa.
" Setiap malam dia mendengar dan mengerti bahwa ada wanita dan juga suara seksi yang keluar dari para wanita yang selalu kau bawa untuk ku."
" Astaga, apa kamar Tuan bos tidak dilengkapi mode kedap suara?. Seingat ku ada karena akulah sendiri yang memasangnya di kamar Tuan Bos."
" Hah, itu mungkin adalah kesalahanku karena aku selalu lupa untuk mengaktifkan mode sedap suara itu."
" Dan sekarang Aini tahu bahwa setiap malam ada berbagai macam jenis wanita yang masuk ke dalam kamarku.," Ucap Daffa frustasi.
" Tunggu, Kenapa Nyonya Bos hanya melihat para wanita itu?. Bukankah selama ini aku juga ikut serta dalam setiap adegan yang diperagakan oleh wanita wanita itu?"
" Hah itu kan salahmu sendiri kenapa kamu selalu memilih untuk berada di kamar mandi ketika para wanita itu beraksi."
" Ya mau gimana lagi mendengar suara seksi dan godaan dari jelmaan itu membuat aku harus mengasah pedang sukma ku."
" Hem, sudah kau bisa jadi kau yang selalu menghapuskan sabun di dalam kamar mandi ku." Ucap Daffa sambil tersenyum miring.
" Aku akan mengganti semua sabun yang sudah aku hapuskan ketika aku sudah menjadi presiden seperti mu, hahahaha." Ucap Ken.
" Berhentilah tertawa seperti itu. Kau menyakiti telinga ku." Pekik Daffa
Kenzo auto menutup mulutnya yang sudah terbuka lebar karena menirukan suara tertawa Daffa.
Sementara Daffa terlihat merenung memikirkan nasib pernikahan nya dengan Aini.
Aini pasti sudah salah menduga tentang diriku. Semoga saja ini tidak mengadukan apa yang sebenarnya terjadi dalam 3 bulan pernikahan kami.
Ah Tuhan. Aku harus apa jika Aini mengadukan semua yang telah aku lakukan selama 3 bulan ini kepada mama dan papa. Aku pasti akan di penjara. Tapi lihatlah sisi baiknya, sekarang Aini menganggap bahwa aku adalah lelaki yang mencintai lelaki lain.
Tapi Kenapa Aini harus menganggap bahwa aku mencintai Kenzo....
Aini....
Ah kenapa aku jadi memikirkan tentang dia...
" Tuan Bos."
" APAA?"
Kenzo sampai melompat karena terkejut dengan suara bass dari Daffa
" Bos, anda sudah bisa mengeluarkan suara bass anda. Ini adalah keajaiban metal."
" Anda baru beberapa jam menghabiskan waktu berdua dengan Nyonya bos dan sekarang anda sudah bisa mengeluarkan suara bass anda lagi."
" Haduh jangan lebai. Sudah ayo bukankah kau bilang kita sudah terlambat untuk menghadiri rapat."
Daffa berjalan keluar dengan gaya khas nya sebagai laki laki berkemimpinan berjiwa besar dan gagah wibaya.
Kenzo sampai mengucek ucek matanya berkali-kali melihat Bos yang biasanya sangat malas untuk melangsungkan permeetingan menjadi sangat bersemangat.
" Sepertinya aku tahu terapi yang cocok untung si entong yang perkasa." Ucap Kenzo sambil tersenyum dan mengikuti langkah Bosnya dan masuk ke ruangan meeting.
Sepanjang perjalanan pikiran Aini tertuju pada Daffa. Dia mulai menerka nerka sebenarnya Daffa itu manusia seperti apa.
" Apa jangan jangan dia menjadi pecinta pria saat siang hari. Dan menjadi pejantan tangguh saat malam hari??"
" Tapi kenapa semua wanita yang keluar dari kamarnya mengatakan bahwa dia tidak melakukan apa apa dengan suami?"
Aini terus saja memikirkan tentang Daffa hingga tanpa sadar dirinya sudah sampai di apartemennya.
" Nona..., kita sudah sampai."
" Ah iya, terima kasih."
Aini masuk kedalam rumah, setelah meletakkan rantang dia mulai berpikir tentang siapa sebenarnya laki laki yang sudah menjadi suaminya selama 3 bulan itu.
" Aku harus mencari tahu.."
" Haruskah?"
Aini berjalan menuju kamar tempat dimana Daffa tidur.
" Apa aku akan menjadi istri durhaka karena masuk ke dalam kamar suami tanpa seijinnya?"
" Tapi dia kan juga sudah menodai ku." Pekik Aini.
Saat Aini hendak membuka pintu kamar Daffa. Ponselnya berdering.
" Kodok mencret...."
Aini segera mengeluarkan ponselnya dan mengangkat panggilan dari kakak perempuannya.
" Kakak, tidak bisakah kakak tidak mengejutkan aku saat menelpon ku?" Protes Aini.
" Untung saja aku tidak terkena serangan jantung karena bunyi ponsel."
" Lah, kenapa kamu jadi menyalahkan kakak?. Bukannya salah kamu sendiri yang memasang nada dalam ponselmu."
" Iya, maksud aku, tidak bisakah kakak memberi tahu ku lebih dulu sebelum menelpon, sehingga aku bisa mempersiapkan diri untuk tidak terkejut saat kakak menelpon."
" Heh adik Oon. Aku menelpon untuk kabarmu, Ibu merindukanmu. Kenapa jadi bertele-tele seperti ini?"
" Astaghfirullah. Maafkan aku kakak. Tapi sumpah tadi itu rasanya jantungku mau lari."
" Haduh memangnya kamu sedang berbuat apa sehingga begitu terkejut dengan suara ponsel."
" Ya tidak sedang berbuat apa apa sih." Ucap Aini sambil menggaruk garuk kepalanya.
" Ya sudah Kakak menelponmu hanya ingin menanyakan kabar dan memberitahukan pesan dari ibu."
" Ah iya. Kabarku dan suami baik baik saja. Dan apa pesan dari ibunda ratu?"
" Ibu merindukanmu, jika suamimu mempunyai waktu luang maka datanglah kemari."
" Baiklah. Aku akan menyampaikan ini kepada suamiku nanti ketika beliau sudah pulang bekerja."
" Apa sudah selesai?, kalau sudah selesai bisakah kakak menutup panggilan nya?"
" Ya Tuhan, adik laknat."
" Hehe, kakak baik hari dan tidak sombong, adikmu yang cantik jelita ini ingin beristirahat."
" Ya sudah kalau begitu Kakak akan menutup panggilannya dan...., aini."
" Ya?"
" Laki laki yang dulu pernah memintamu untuk menunggunya dan berjanji akan menikahi mu. Dia...."
" Sudah menikah?" Tanya Aini.
" Dia kembali."
Deg !!!!
Satu tahun lalu...
Aini seperti biasa membantu mengurus panti asuhan.
" Mbak Aini, donatur tampan kita sudah datang." Ucap salah seorang gadis yang ikut mengurus panti asuhan.
" Ya sudah sana, Bukankah kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan?"
" Iya, tapi donatur tampan itu mengatakan bahwa beliau ingin bertemu dengan Mbak Aini."
Aini menghela nafas panjang, sudah menjadi kebiasaan setiap bulan ketika donatur itu datang beliau tidak mau dilayani oleh siapapun kecuali oleh Aini.
Dari situlah mereka saling mengenal hingga menjadi teman.
" Tuan donatur yang terhormat, kenapa anda selalu meminta saya datang, bukankah di sini banyak pengurus yang lain?"
Pria tampan dengan lesung pipi itu tersenyum dan tertawa kecil.
" Karena ini adalah hari terakhir aku untuk datang dan berkunjung ke sini. Aku akan melanjutkan pendidikan ku ke Swiss."
" Lalu?"
" Aku ingin kamu menunggu ku."
" Kenapa?"
"Aini, aku tahu bahwa kamu tidak akan pernah menerima kata cinta dan berpacaran dengan laki laki."
" Karena itu aku ingin kamu menunggu ku. Aku akan melakukan ta'aruf dengan mu begitu aku selesai dengan tugas ku."
" Apa kamu bersedia menunggu ku?"
" ......"
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments