AAS BAB 6 : Mimisan.

Aini memejamkan mata mengingat bagaimana dia bersedia menunggu seseorang itu karena sebenarnya Aini juga menyukai laki laki itu.

Hingga sebuah kenyataan membuat Aini harus menerima bahwa dirinya telah menjadi seorang istri dari pria lain.

Aini pikir laki laki itu tidak akan pernah kembali karena Aini sudah menunggu nya lebih dari satu tahun.

Dan sekarang laki laki itu kembali.

Yang menjadi pertanyaan, apakah laki-laki itu sudah mengetahui bahwa Aini sudah menikah?

Tiba tiba Aini merasakan sesuatu yang tidak dapat di artikan.

Hatinya menginginkan sesuatu yang berbeda dengan pikirannya. Aini sadar jika dirinya bukan lagi wanita lajang , dia sekarang adalah wanita yang sudah memiliki suami.

" Sebelum aku menata hatiku, lebih baik aku bertanya kejelasan kepada suami. Apa dia bersedia mengajari aku selingkuh atau tidak."

Malam harinya ada yang aneh, jika biasanya Aini akan mendengar suara suara eksotis dari mahluk jelmaan sebangsa laba laba, khusus malam ini Aini tidak mendengar apapun.

Aini yang kepo menjadi keluar dari kamarnya untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan para wanita yang biasanya bersuara eksotis. Dia tidak sadar bahwa dia mengenakan pakaian tidur yang serba pendek.

Aini menempelkan teliga di pintu kamar Daffa.

Hening ..

" Apa Tuan suami sudah menyalahkan mode kedap suara?"

" Apa jangan jangan Tuan suami sedang bersama dengan Sekertaris Ken?"

Tepat dengan Aini yang berperang dengan pikirannya sendiri, pintu tiba-tiba terbuka.

Aini yang belum siapa tentu saja langsung jatuh di pelukan Daffa.

Jreng.... Jreng.... Jreng....

Beberapa saat mereka saling berpandangan. Mata keduanya tidak lepas dan tetap pada tempatnya.

Bagadum...

Bagadum....

Bagadum...

Drum... deumm...drum ..

Irama jantung keduanya saling berpacu dalam Melodi.

Kaki Daffa tiba tiba kehilangan ototnya.

Lemas.

Pandangan Daffa juga tiba-tiba kabur.

Dia terkejut serangan musik dalam jantung nya.

Brak !!!

Daffa terjatuh masih dalam posisi memeluk Aini.

" Tuan suami?"

Aini panik dan langsung bangun dari Daffa.

" Suami?"

Puk...

Puk ..

Puk...

" Suami?"

Aini memutuskan untuk menggeret Daffa.

Sreekkk....

Sreekk...

" Ya Tuhan berat sekali. Selama ini apa yang dia makan?"

Dengan kekuatan spiritual, Aini berhasil memindahkan Daffa dari lantai ke tempat tidur.

Aini berjalan keluar kamar dan membiarkan Daffa beristirahat. Tepat saat Aini keluar kamar, Daffa membuka mata dan memegang jantung nya.

" Aku masih hidup??"

Daffa memegang dada dan beralih memegang seluruh tubuhnya.

" Tadi aku memeluk siapa?"

Kini tangan Daffa terangkat ke udara, dia kemudian merasakan ada sesuatu yang sedikit tersetrum di bawah sana.

Daffa segera bangun dan melihat di balik celana yang dia kenakan.

" Otongku yang malang."

Daffa yang lesu memilih untuk berjalan keluar dari kamar dan pergi ke dapur.

Dia masih belum menyadari jika dirinya baru saja melihat Aini tanpa pakaian syar'i nya.

Tap

Tap

Tap

Dengan santai Daffa berjalan ke dapur tanpa menekan tombol lampu, jadi pencahayaan di ruangan itu sangat minim.

Aini yang saat itu sedang makan di meja makan memilih segera bersembunyi di bawah meja saat melihat Daffa yang berjalan sempoyongan ke arah dapur.

Ckelek...

Daffa membuka kulkas dan mengambil air lalu meminumnya.

Dug !!!

Aini menyenggol kursi saat dirinya akan keluar dari sisi meja makan yang lain.

" Suara apa itu?" Pekik Daffa.

Aini memilih dia dan mencoba mengeluarkan kakinya terlebih dulu.

" Aaaa....."

Daffa berteriak karena tiba-tiba dia melihat sebuah kaki keluar dari bawah meja.

" Han.....han.... hansip...."

" Bukan bukan..., han ....handuk.....,"

" Haa....."

" Suami tenanglah ini hanya aku."

Aini akhirnya keluar dari bawah meja dan menyalahkan tombol lampu.

" Ka...mu siapa?"

" Aku Aini."

Daffa langsung melolot melihat Aini, matanya melihat dari atas ke bawah hingga air liurnya menetes tanpa sadar.

" Suami, air liur mu. Apa kamu sedang sariawan?"

Daffa cepat mengelap mulutnya dan kembali membuka kulkas untuk mengambil air.

" Suami apa kamu baik baik saja?"

Aini menoel noel bahu Daffa dengan jari telunjuknya saat melihat Daffa hanya duduk termenung di depan kulkas yang terbuka.

Sepertinya Aini sedang menyalurkan sesuatu ke dalam tubuh ku. Tubuhku tiba tiba membeku.

" Suami, apa kamu baik baik saja?"

" Suami?"

Daffa masih mencoba untuk menguatkan otot-otot nya dan mengembalikan kenormalannya.

Aku kera...

Ah bukan ..

Aku keren ...

Akuu cute ..

Maksudnya Cool ...

" Ya aku cool. Sangat cool, brrrtttt... aku kedinginan."

Daffa segera bangun dan menutup pintu kulkas

" Astaghfirullah..."

Daffa terkejut karena Aini berada tepat di depannya.

" Kamu kenapa?, kesurupan?" Tanya Aini.

" Kesurupan dedemit yang kamu bawa." Ucap Daffa tanpa sadar .

" Hue?"

" Aini. Apa kamu Aini?" Tanya Daffa sambil memegangi jantungnya.

" Iya. Aku Aini istri kamu yang unyu unyu..." Ucap Aini sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya.

Oh tidak...

Daffa tidak kuat lagi....

**** !!!!!!

" Suami, kamu kenapa?"

Aini panik karena melihat Daffa mimisan. Daffa langsung memegangi hidungnya.

" Sepertinya aku harus segera meminta Ken mengantarkan aku ke dokter. Aku merasa seluruh sarap dan ototku sudah kadaluarsa." Pekik Daffa.

Tanpa basa-basi lagi, Daffa segera pergi ke kamarnya untuk menghubungi Ken dan meninggalkan Aini yang melongo sendiri melihat tingkah laku Daffa.

" Sebenarnya dia kenapa?. Apa dia sakit?"

" Sebentar terlihat garang."

" Kadang terlihat oon. Hahah, oon. Ya oon sih karena dia berciuman dengan sekertaris Ken. Wakakak."

" Ya sudah lah sepertinya aku harus membicarakan soal keinginanku yang ingin mengunjungi ibu kepada suami besok saja."

Aini akhirnya kembali masuk ke dalam kamar. Sementara Daffa terlihat sedang gelisah sambil memeriksa seluruh tubuhnya di dalam kamar.

" Ya, seluruh bagian dalam tubuhku pasti sudah ada kadaluarsa." Pekik Daffa.

Tak lama kemudian datang Ken yang berwajah panik bersama dengan dokter yang menahan rasa kantuk yang teramat dalam.

" Hoammm.... Daffa, sebenarnya apa mau kamu? Hoam..." Dia adalah Dokter R.

Dokter Rijek namanya jika kalian ingin tahu.

" R, kau harus melakukan CT scan kepadaku sekarang juga."

" Tuan Bos tenang. Sebenarnya apa yang terjadi kepada Tuan Bos?"

" Ken, apa kamu ingat bahwa sebelumnya aku mengatakan jika Aini membuat gerobak asap dalam telingaku rusak dan juga membuat jantungku konslet?"

" Aha...."

" Tadi Aini kembali mengeluarkan ilmu sihirnya dan membuatku membeku."

" Tidak bukan itu saja, dia membuat seluruh otot otot ku lemah tak berdaya."

" Yang paling parah, dia membuat hidungku rusak."

" Hiks hiks, hidupku akan berakhir karena semua jaringan di dalam tubuhku sudah kadaluarsa."

Ken dan R saling berpandangan. Mereka berpikir bahwa orang yang ada di hadapannya ini mungkin sudah gila.

" Tuan Bos tenanglah. Hidungmu baik baik saja." Ucap Ken yang berusaha menenangkan Daffa yang histeris.

" Kau tidak percaya padaku jika Aini melakukan sihirnya?" Tanya Daffa yang di balas anggukkan kepala oleh Ken dan R.

"Kalau begitu ayo ikut aku."

Daffa mengetuk pintu kamar Aini, Aini yang baru saja selesai melakukan sholat tahajud, membuka pintu dengan mengenakan mukena.

" Suami?, ada apa?"

Wuush....

Wush....

Asap keluar dari telinga Daffa.

" Sihir pertama." Ucap Daffa sambil memperlihatkan asap yang keluar dari kedua telinganya kepada Ken dan R.

Daffa mengambil nafas panjang sebelum akhirnya dia memberanikan diri untuk melihat mata Aini lagi.

" Aini..."

" Ya suami ..."

Ah.... Daffa meleleh. Dia hampir saja menjadi butiran debu jika Ken dan R tidak memegang bahunya.

Daffa memejamkan mata dan kembali menghela nafas panjang.

" Aini coba lakukan lagi kerjakan matamu itu."

" Gerakan mata?. Seperti ini?"

Aini kembali mengedip-ngedipkan matanya seperti yang dia lakukan sebelumnya kepada Daffa dan...

****** !!!!

" Iyuh......."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!