Aini memejamkan mata mengingat bagaimana dia bersedia menunggu seseorang itu karena sebenarnya Aini juga menyukai laki laki itu.
Hingga sebuah kenyataan membuat Aini harus menerima bahwa dirinya telah menjadi seorang istri dari pria lain.
Aini pikir laki laki itu tidak akan pernah kembali karena Aini sudah menunggu nya lebih dari satu tahun.
Dan sekarang laki laki itu kembali.
Yang menjadi pertanyaan, apakah laki-laki itu sudah mengetahui bahwa Aini sudah menikah?
Tiba tiba Aini merasakan sesuatu yang tidak dapat di artikan.
Hatinya menginginkan sesuatu yang berbeda dengan pikirannya. Aini sadar jika dirinya bukan lagi wanita lajang , dia sekarang adalah wanita yang sudah memiliki suami.
" Sebelum aku menata hatiku, lebih baik aku bertanya kejelasan kepada suami. Apa dia bersedia mengajari aku selingkuh atau tidak."
Malam harinya ada yang aneh, jika biasanya Aini akan mendengar suara suara eksotis dari mahluk jelmaan sebangsa laba laba, khusus malam ini Aini tidak mendengar apapun.
Aini yang kepo menjadi keluar dari kamarnya untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan para wanita yang biasanya bersuara eksotis. Dia tidak sadar bahwa dia mengenakan pakaian tidur yang serba pendek.
Aini menempelkan teliga di pintu kamar Daffa.
Hening ..
" Apa Tuan suami sudah menyalahkan mode kedap suara?"
" Apa jangan jangan Tuan suami sedang bersama dengan Sekertaris Ken?"
Tepat dengan Aini yang berperang dengan pikirannya sendiri, pintu tiba-tiba terbuka.
Aini yang belum siapa tentu saja langsung jatuh di pelukan Daffa.
Jreng.... Jreng.... Jreng....
Beberapa saat mereka saling berpandangan. Mata keduanya tidak lepas dan tetap pada tempatnya.
Bagadum...
Bagadum....
Bagadum...
Drum... deumm...drum ..
Irama jantung keduanya saling berpacu dalam Melodi.
Kaki Daffa tiba tiba kehilangan ototnya.
Lemas.
Pandangan Daffa juga tiba-tiba kabur.
Dia terkejut serangan musik dalam jantung nya.
Brak !!!
Daffa terjatuh masih dalam posisi memeluk Aini.
" Tuan suami?"
Aini panik dan langsung bangun dari Daffa.
" Suami?"
Puk...
Puk ..
Puk...
" Suami?"
Aini memutuskan untuk menggeret Daffa.
Sreekkk....
Sreekk...
" Ya Tuhan berat sekali. Selama ini apa yang dia makan?"
Dengan kekuatan spiritual, Aini berhasil memindahkan Daffa dari lantai ke tempat tidur.
Aini berjalan keluar kamar dan membiarkan Daffa beristirahat. Tepat saat Aini keluar kamar, Daffa membuka mata dan memegang jantung nya.
" Aku masih hidup??"
Daffa memegang dada dan beralih memegang seluruh tubuhnya.
" Tadi aku memeluk siapa?"
Kini tangan Daffa terangkat ke udara, dia kemudian merasakan ada sesuatu yang sedikit tersetrum di bawah sana.
Daffa segera bangun dan melihat di balik celana yang dia kenakan.
" Otongku yang malang."
Daffa yang lesu memilih untuk berjalan keluar dari kamar dan pergi ke dapur.
Dia masih belum menyadari jika dirinya baru saja melihat Aini tanpa pakaian syar'i nya.
Tap
Tap
Tap
Dengan santai Daffa berjalan ke dapur tanpa menekan tombol lampu, jadi pencahayaan di ruangan itu sangat minim.
Aini yang saat itu sedang makan di meja makan memilih segera bersembunyi di bawah meja saat melihat Daffa yang berjalan sempoyongan ke arah dapur.
Ckelek...
Daffa membuka kulkas dan mengambil air lalu meminumnya.
Dug !!!
Aini menyenggol kursi saat dirinya akan keluar dari sisi meja makan yang lain.
" Suara apa itu?" Pekik Daffa.
Aini memilih dia dan mencoba mengeluarkan kakinya terlebih dulu.
" Aaaa....."
Daffa berteriak karena tiba-tiba dia melihat sebuah kaki keluar dari bawah meja.
" Han.....han.... hansip...."
" Bukan bukan..., han ....handuk.....,"
" Haa....."
" Suami tenanglah ini hanya aku."
Aini akhirnya keluar dari bawah meja dan menyalahkan tombol lampu.
" Ka...mu siapa?"
" Aku Aini."
Daffa langsung melolot melihat Aini, matanya melihat dari atas ke bawah hingga air liurnya menetes tanpa sadar.
" Suami, air liur mu. Apa kamu sedang sariawan?"
Daffa cepat mengelap mulutnya dan kembali membuka kulkas untuk mengambil air.
" Suami apa kamu baik baik saja?"
Aini menoel noel bahu Daffa dengan jari telunjuknya saat melihat Daffa hanya duduk termenung di depan kulkas yang terbuka.
Sepertinya Aini sedang menyalurkan sesuatu ke dalam tubuh ku. Tubuhku tiba tiba membeku.
" Suami, apa kamu baik baik saja?"
" Suami?"
Daffa masih mencoba untuk menguatkan otot-otot nya dan mengembalikan kenormalannya.
Aku kera...
Ah bukan ..
Aku keren ...
Akuu cute ..
Maksudnya Cool ...
" Ya aku cool. Sangat cool, brrrtttt... aku kedinginan."
Daffa segera bangun dan menutup pintu kulkas
" Astaghfirullah..."
Daffa terkejut karena Aini berada tepat di depannya.
" Kamu kenapa?, kesurupan?" Tanya Aini.
" Kesurupan dedemit yang kamu bawa." Ucap Daffa tanpa sadar .
" Hue?"
" Aini. Apa kamu Aini?" Tanya Daffa sambil memegangi jantungnya.
" Iya. Aku Aini istri kamu yang unyu unyu..." Ucap Aini sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya.
Oh tidak...
Daffa tidak kuat lagi....
**** !!!!!!
" Suami, kamu kenapa?"
Aini panik karena melihat Daffa mimisan. Daffa langsung memegangi hidungnya.
" Sepertinya aku harus segera meminta Ken mengantarkan aku ke dokter. Aku merasa seluruh sarap dan ototku sudah kadaluarsa." Pekik Daffa.
Tanpa basa-basi lagi, Daffa segera pergi ke kamarnya untuk menghubungi Ken dan meninggalkan Aini yang melongo sendiri melihat tingkah laku Daffa.
" Sebenarnya dia kenapa?. Apa dia sakit?"
" Sebentar terlihat garang."
" Kadang terlihat oon. Hahah, oon. Ya oon sih karena dia berciuman dengan sekertaris Ken. Wakakak."
" Ya sudah lah sepertinya aku harus membicarakan soal keinginanku yang ingin mengunjungi ibu kepada suami besok saja."
Aini akhirnya kembali masuk ke dalam kamar. Sementara Daffa terlihat sedang gelisah sambil memeriksa seluruh tubuhnya di dalam kamar.
" Ya, seluruh bagian dalam tubuhku pasti sudah ada kadaluarsa." Pekik Daffa.
Tak lama kemudian datang Ken yang berwajah panik bersama dengan dokter yang menahan rasa kantuk yang teramat dalam.
" Hoammm.... Daffa, sebenarnya apa mau kamu? Hoam..." Dia adalah Dokter R.
Dokter Rijek namanya jika kalian ingin tahu.
" R, kau harus melakukan CT scan kepadaku sekarang juga."
" Tuan Bos tenang. Sebenarnya apa yang terjadi kepada Tuan Bos?"
" Ken, apa kamu ingat bahwa sebelumnya aku mengatakan jika Aini membuat gerobak asap dalam telingaku rusak dan juga membuat jantungku konslet?"
" Aha...."
" Tadi Aini kembali mengeluarkan ilmu sihirnya dan membuatku membeku."
" Tidak bukan itu saja, dia membuat seluruh otot otot ku lemah tak berdaya."
" Yang paling parah, dia membuat hidungku rusak."
" Hiks hiks, hidupku akan berakhir karena semua jaringan di dalam tubuhku sudah kadaluarsa."
Ken dan R saling berpandangan. Mereka berpikir bahwa orang yang ada di hadapannya ini mungkin sudah gila.
" Tuan Bos tenanglah. Hidungmu baik baik saja." Ucap Ken yang berusaha menenangkan Daffa yang histeris.
" Kau tidak percaya padaku jika Aini melakukan sihirnya?" Tanya Daffa yang di balas anggukkan kepala oleh Ken dan R.
"Kalau begitu ayo ikut aku."
Daffa mengetuk pintu kamar Aini, Aini yang baru saja selesai melakukan sholat tahajud, membuka pintu dengan mengenakan mukena.
" Suami?, ada apa?"
Wuush....
Wush....
Asap keluar dari telinga Daffa.
" Sihir pertama." Ucap Daffa sambil memperlihatkan asap yang keluar dari kedua telinganya kepada Ken dan R.
Daffa mengambil nafas panjang sebelum akhirnya dia memberanikan diri untuk melihat mata Aini lagi.
" Aini..."
" Ya suami ..."
Ah.... Daffa meleleh. Dia hampir saja menjadi butiran debu jika Ken dan R tidak memegang bahunya.
Daffa memejamkan mata dan kembali menghela nafas panjang.
" Aini coba lakukan lagi kerjakan matamu itu."
" Gerakan mata?. Seperti ini?"
Aini kembali mengedip-ngedipkan matanya seperti yang dia lakukan sebelumnya kepada Daffa dan...
****** !!!!
" Iyuh......."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments