AAS 11 : Pingsan

" Suami apa kamu merasakan nya?"

" Merasakan apa?" tanya Daffa yang memejamkan mata dan tanpa sadar mengingat adegan di mana Aini *******-***** miliknya.

" Ada sesuatu di bawah yang terasa menusukku."

" Dibawah mana?" tanya Daffa yang masih belum menyadari jika miliknya sudah sangat menonjol.

" Suami ada sesuatu dari dirimu yang menusuk diriku."

" Ha?"....

Daffa yang tersadar langsung melepaskan diri dari Aini dan bergegas ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi...

" Haaah, sebenernya apa mau mu?. Kenapa kamu selalu saja hidup saat di sentuh Aini dan kembali mati saat ku pegang." Ucap Daffa sambil memegangi miliknya yang kembali tertidur.

Daffa memejamkan matanya kemudian dia mengingat tentang saran yang diberikan Ken dan juga dokter R.

" Haruskah aku terapi kejiwaan dengan Aini?"

" Ah tidak tidak. Aku pasti tidak akan terlihat keren lagi jika aku mengatakan yang sebenarnya kepada Aini." Pekik Daffa.

Tok

Tok

Tok

Saat Daffa masih berperang dengan pikirannya sendiri. Dia mendengar suara ketukan pintu.

" Suami apa kamu baik baik saja?. Apa yang menonjol tadi?" Suara Aini dari luar.

" Iya, aku baik baik saja. Tunggu sebentar lagi aku akan keluar."

Aku pria tampan kan...

Aku yang terkeren...

Aku paling fenomenal..

Setelah menghafalkan mantra, Daffa bergegas keluar dari kamar mandi. Dan sungguh jantung Daffa akan lari saat melihat Aini ada persis di depan pintu.

" Astaghfirullah..."

" Kenapa terkejut?" Tanya Aini.

" Ya kamu kenapa ada di sini?" Tanya Daffa.

" Aku?, tentu saja penasaran apa tadi yang menusuk diriku."

" Kamu tidak perlu tahu, jika kamu tahu akan sangat berbahaya."

" Apa akan meledak?"

" Ya."

" Apa dalam diri Suami ada semacam bom waktu?" Tanya Aini sambil berjalan mundur karena Daffa terus berjalan maju.

" Ya, dan jika saatnya sudah tiba. Bom itu akan meledak dalam dirimu dan akan membuat mu mengalami gejala perut membesar dalam periode waktu 9 bulan."

" Aaa..."

Brak!!

Aini terjatuh di atas tempat tidur dengan Daffa berada di atasnya.

" Kenapa kamu berteriak?"

" A...aku belum siap jika harus menjadi penadah bom waktu dalam dirimu."

" Kenapa?"

" Karena suami belum mengajari aku selingkuh kan?"

Daffa memejamkan mata sambil menyingkir dari Aini.

" Kenapa yang ada dalam pikiranmu hanya selingkuh?. Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan mengajari kamu selingkuh kecuali kamu akan selingkuh dengan ku." Pekik Daffa.

Aini terdiam.

" Sudahlah, sebaiknya kita beristirahat. Besok aku harus kembali ke kota. Kamu boleh tinggal disini selama beberapa hari. Setelah itu kamu boleh menghubungi aku dan aku akan menjemputmu."

" Kenapa aku merasa seolah-olah kamu sedang mencoba menyingkirkan aku?" Ucap Aini sambil berjalan mendekati Daffa.

" Ya Tuhan, kenapa aku harus menyingkirkan kamu?"

" Ah aku tahu, kamu pasti sengaja mengizinkan aku untuk tetap di sini sementara kamu kembali ke kota agar kamu bisa leluasa bermain dengan sekretaris Ken?"

" Bermain apa?"

" Main kodok kodok.an kan?"

Daffa menepuk dahinya sendiri dan berbalik badan.

" Hauuuu..., kenapa kamu selalu ada disaat yang tiba-tiba sih?" Keluh Daffa saat melihat Aini ada tepat di hadapannya lagi.

" Lah, kan aku sedang berbicara. Tentu saja aku akan mendekati suami. Apa suami tidak suka jika aku dekati?"

" Suka."

" Apa, jadi kamu menyukai aku?" Tanya Aini dengan mata berkaca-kaca.

Daffa memegangi jantungnya.

Sepertinya setelah ini aku harus segera memeriksakan jantung ku.

...----------------...

" Kak Yuli, Tuan donasi itu datang lagi." Pekik salah satu pengurus panti asuhan kepada Yuli. Kakak Aini.

Apa sebaiknya aku memberitahu kepada Ibu bahwa orang itu sebenarnya orang yang dulu meminta Aini untuk menunggunya Karena orang itu berniat menikahi Aini.

" Mbak.. Mbak Yuli.."

" Eh iya maaf, tadi bilang apa?"

" Itu didepan ada Tuan donasi. Sepertinya beliau mencari Aini."

" Ya sudah aku akan kedepan untuk menemui nya. Tolong kamu lanjutkan merekap data anak anak yang baru di panti asuhan ini yaa.."

" Baik mbak."

Yuli kemudian segera berjalan dan menemui pria yang sebenarnya datang bukan untuk mengunjungi anak anak panti. Melainkan untuk menemui Aini.

Yuli menghela nafas panjang, sepertinya dia akan memberitahukan bahwa sebenarnya Aini sudah menikah.

Karena walau bagaimanapun juga pria ini berhak tahu bahwa sekarang Aini bukanlah seorang wanita lajang. Dan Aini sudah tidak lagi tinggal di sini karena Yuli juga tidak ingin pria itu terlalu berharap besar.

" Assalamualaikum.." Sapa Yuli.

" Walaikumsalam eh mbak Yuli saya kira Aini."

Yuli tersenyum lalu meminta pria tampan tinggi itu untuk duduk.

" Ayo duduk, ada yang ingin Mbak katakan soal Aini."

" Ada apa mbak?" Tanya pria itu ketika mereka sudah duduk berhadapan.

" Aini sudah tidak tinggal di sini lagi. Dia tinggal di kota."

" Di kota?. Tapi kenapa?"

" Karena Aini sudah...."

" Mbak Yuli.... Mbak Yuli...."

Belum sempat Yuli memberitahu kebenaran tentang Aini kepada pria itu, orang yang biasa bertugas memasak di rumahnya memanggil-manggil dirinya sambil berlari tergesa-gesa.

" Mbak Yuli.... Mbak Yuli.. Ibu.. Ibu..."

" Retno, tenang. Istighfar dulu.. Ambil nafas dulu. Tenangkan diri lalu bicara." Ucap Yuli.

Retno melakukan apa yang baru saja diperintahkan oleh Yuli dan setelah Retno tenang..

" Mbak Yuli, Ibu tiba-tiba jatuh pingsan. Padahal sebelumnya kita sedang bercanda tawa."

" Astaghfirullah... Lalu dimana Ibu sekarang?"

" Ibu dalam perjalanan ke Klinik Mbak sama Mas Akbar."

Akbar adalah Suami Yuli.

" Ya Allah, kenapa lagi sama Ibu.." Ucap Yuli sambil berdiri dan bersiap untuk menyusul suami nya.

" Retno tolong kamu jaga anak anak yaa.." Ucap Yuli.

" Baik Mbak."

" Mbak Yuli apa saya boleh ikut?"

Yuli terdiam sebelum akhirnya dia menganggukkan kepala.

Entah keputusan untuk membiarkan Pria itu ikut salah atau tidak.

Yuli memilih untuk membawa mobil sendiri karena tidak mungkin dia ikut dengan mobil pria yang bukan mahrom nya.

Yuli kemudian menghubungi Aini dan mengatakan bahwa Ibu nya masuk rumah sakit.

Di rumah sakit...

Yuli segera mencari Suami nya..

" Abi, bagaimana keadaan Ibu?"

" Ibu masih ada di dalam."

" Pak Ali, ini mobil saya. Bapak dan yang lain boleh kembali ke panti untuk menjaga agar tidak terjadi kekacauan seperti saat Ibu pertama pingsan." Ucap Yuli sambil memberikan kunci kepada beberapa orang yang ikut membopong tubuh Ibunya dan membawanya ke klinik.

" Kalau begitu saya permisi. Assalamualaikum."

" Walaikumsalam."

Yuli kemudian bertanya bagaimana kronologinya hingga sang Ibu tiba-tiba pingsan. Akbar sendiri tidak tahu karena saat itu Akbar sedang menunaikan ibadah salat ashar.

" Apa kamu sudah menghubungi Aini?" Tanya Akbar.

" Sudah. Mungkin Aini sedang dalam perjalanan menuju kesini."

" Bukankah kakak bilang jika Aini ada diluar kota?" Tanya pria itu.

" itu...."

" Kakak..."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!