Hal yang tidak diharapkan Daffa akhirnya terjadi.
Saat Aini sedang mencoba untuk membersihkan tempat yang biasa digunakan Daffa untuk tidur. Aini menemukan tentang sesuatu yang berkaitan dengan ibunya.
Air mata Aini langsung jatuh saat mengetahui bahwa ibunya menderita gagal ginjal stadium 5.
Aini terdiam saat dirinya dan Daffa sedang menikmati makan siang di kantin rumah sakit.
" Suami?"
" Ya?"
" Kenapa kamu menyembunyikannya?"
" Menyembunyikan apa?" Tanya Daffa.
Aini menatap Daffa dan tanpa diduga Aini kembali menangis.
Daffa yang menyadari Aini menangis langsung berpindah tempat dan duduk di samping Aini.
" Hei kenapa kamu menangis?"
" Kenapa kamu menyembunyikan dan tidak memberi tahu aku bahwa Ibu menderita gagal ginjal stadium 5?"
" Kau tahu?" Ucap Daffa gugup.
" Kenapa kamu tidak memberi tahu aku..."
Tangis Aini semakin menjadi, Daffa menarik Aini ke dalam pelukannya.
" Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan ini darimu. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan tentang Ibu. Dan alasanku tidak memberitahumu karena aku tidak ingin Ibu menjadi sedih dan kehilangan semangatnya untuk bisa sembuh."
Aini lalu mengerti kenapa selama satu minggu terakhir ini Ibunya sudah melakukan cuci darah sebanyak 3 kali.
" Apa Ibu bisa sembuh?"
" Tentu saja, Kenzo sudah menemukan pendonor ginjal yang cocok dengan Ibu."
" Separah itu kah penyakit yang sedang diderita ibu sehingga membutuhkan donor ginjal?"
" Tidak, itu hanya seperti kita berjaga jaga jika sesuatu saat dibutuhkan." Pekik Daffa.
" Tidak perlu khawatir. Aku berjanji akan melakukan apapun untuk membuat Ibu kembali sehat."
...----------------...
Malam harinya, Ibu mengutarakan keinginannya yang ingin berkumpul bersama dengan seluruh keluarga nya.
Aini kemudian segera menghubungi sang kakak yang tinggal di hotel tidak jauh dari rumah sakit itu.
" Ada apa?" Tanya Yuli saat dirinya sudah sampai di rumah sakit dan bertemu dengan Aini ketika Aini baru saja mengambilkan obat untuk ibu.
" Tidak ada, Ibu hanya ingin kita berkumpul bersama karena menurut beliau kita sudah jarang sekali berkumpul keluarga."
Yuli tersenyum, yang dikatakan oleh ibunya memang benar. Sejak Aini menikah dan pindah ke kota. Yuli menggantikan posisi Aini yang saat itu menjadi ketua pengurus dari panti asuhan.
Yuli juga sibuk dengan kedua putra-putrinya sehingga Yuli sendiri sudah sangat jarang duduk bersama dengan sang Ibu walaupun hanya sebatas bersenda gurau.
Yuli dan Aini masuk bersama keruangan Ibu.
Yuli mengkerutkan dahinya melihat Ibu yang tampak lebih segar dan bercahaya dari sebelumnya.
" Assalamualaikum Ibu.."
" Walaikumsalam nak.. kamu sudah datang?"
" Iya Bu..." Ucap Yuli sambil mencium tangan Ibu dan memeluknya.
" Bagaimana kabar ibu?"
" Ibu baik baik saja. Seperti yang terlihat."
" Alhamdulillah." Ucap Yuli.
" Iya dah sebentar lagi Ibu akan pulang."
Yuli dan Aini saling berpandangan. Mereka seperti hendak mengatakan sesuatu namun karena Daffa dan Akbar masuk ke dalam ruangan. Membuat mereka berdua hanya bisa tersenyum.
Tetap berpikir positif. Begitu kira-kira yang ada di benak Yuli dan Aini saat mendengar bahwa ibu mengatakan bahwa sebentar lagi Ibu akan pulang.
Ya. mungkin yang dimaksud Ibu adalah pulang kembali ke Indonesia.
Alhamdulillah jika Ibu merasa sehat itu artinya kita akan segera kembali pulang ke Indonesia dan aku akan segera menghadiahkan Ibu seorang cucu. Batin Aini sambil melihat ke arah Daffa.
Dirinya sudah bertekad ketika ibu berhasil melewati ini Aini akan membuat Daffa menanamkan benih-benih kehidupan di dalam dirinya.
Aini akan mewujudkan keinginan ibu yang ingin melihat buah hati Aini.
" Nak ibu senang kalian semua terlihat rukun. Semoga kalian semua akan tetap begini selamanya walaupun ibu tidak ada di samping kalian." Ucap Ibu sambil tersenyum.
" Ibu apa yang Ibu bicarakan kenapa Ibu berbicara seperti itu?" Tanya Aini.
" Benar, memangnya Ibu mau ke mana sehingga Ibu berkata seperti itu." Ucap Yuli.
" Ibu Ibu tidak perlu khawatir karena Akbar akan berjanji bahwa kita semua akan tetap rukun seperti ini." Ucap Akbar yang seolah-olah mendapatkan firasat tentang ibu mertuanya itu.
Akbar sendiri adalah salah satu penghuni panti asuhan. Dan dia adalah satu-satunya pria yang mampu memikat hati Yuli. Hingga terjadilah pernikahan di antara mereka hingga mereka dikaruniai dua buah putra-putri yang sangat cantik dan tampan.
Akbar sebelumnya merupakan salah satu penghuni panti asuhan yang paling disayangi dan paling dibanggakan oleh almarhum Ayah Yuli.
Karena itu Akbar adalah salah satu penghuni panti asuhan yang paling dekat dengan keluarga mereka. Akbar sangat disayangi seperti putra mereka sendiri dan memutuskan bahwa Akbar akan dinikahkan dengan Yuli. Dan kini Akbar menjadi ketua dari panti asuhan itu menggantikan almarhum ayah Yuli.
" Terima kasih Akbar. Ibu tahu bahwa kamu tidak akan pernah mengecewakan ibu dan tidak akan pernah mengingkari janji yang telah kamu ucapkan."
Yuli memandangi Akbar seolah-olah ingin protes kenapa Akbar berkata demikian. Akbar hanya tersenyum sebaring memegang kedua bahu dari Yuli.
" Nak Daffa." Panggil Ibu.
" Iya bu..."
" Tolong jaga Aini. Dia adalah permata kedua Ibu setelah Yuli. Kamu yang telah dipilih untuk mendampingi Aini dalam dunia ini. Bimbinglah dia menuju jalan yang diridhoi Allah."
" Insyallah bu..."
" Untuk kalian jangan sampai kita melupakan Tuhan di kala kita senang, maka di waktu sulitmu Tuhan akan mempermudah jalannya."Ucap Ibu sambil memandangi semua anak anak nya.
Aini tiba-tiba merasakan sesuatu yang menusuknya. Ingatnya kembali mengingat saat-saat terakhir ayahnya.
Saat itu ayahnya juga memanggil kedua putra-putrinya untuk berkumpul dan memberikan nasehat kehidupan.
" Ibu Jangan memberi nasehat seperti ini Ibu membuat Aini bersedih."
"Nak, tanpa rasa sakit kita tidak akan pernah belajar menjadi kuat, tanpa rasa kecewa kita tidak akan pernah belajar menjadi dewasa. Tanpa kehilangan, kita tidak akan pernah belajar arti ikhlas."
Yuli dan Aini kembali saling berpandangan...
Aini kemudian menyuruh Ibu meminum obat sebelum Ibu beristirahat.
" Ibu jangan terlalu banyak berbicara nanti Ibu bisa kelelahan sebaiknya Ibu minum obat dan segera beristirahat."
" Terima kasih nak karena kalian semua sudah merawat ibu dengan sepenuh hati."
" Sudah menjadi kewajiban kami sebagai seorang anak bu.." Ucap Aini sambil tersenyum.
" Nak. Berdamailah dengan keadaan, apapun yang kamu benci belum tentu harus kamu jauhi. Apapun yang kamu inginkan tak harus terkabukan. Apapun yang kamu cintai tak harus dimiliki. Sebab dunia ini sudah digariskan oleh-Nya, ketetapan-Nya adalah yang terbaik." Ucap Ibu sambil memegang tangan akhirnya seolah-olah menjawab kebimbangan yang terjadi dalam hati Aini mengingat orang yang dulu mampu memikat hati ini kembali disertai sudah berstatus menjadi seorang istri.
Aini tersenyum dan memeluk Ibu. Yuli yang mendengar itu juga ikut memeluk sang Ibu.
Malam itu, Yuli dan Aini tidur di samping kanan kiri ibu.
Ibu tersenyum sambil memeluk kedua nya.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ronawati Bend
semangat thoooor
2022-09-25
1