Hai hai....
Ketemu lagi sama saya, author recehan 🤣🤣🤣.
Setelah Vakum (bukan vakum cleanser yaa..., vakum istirahat dari goyang jari) sekarang author recehan ini mau kembali bergoyang jari.
Semoga bermanfaat untuk hiburan, dan maaf jika masih buanyak typo typo bertebaran...
Ah...
Enthor gak pandai berkata-kata, langsung cekidot aja lah yaa...
...🙈🙈🙈👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻...
...💞...
...❤️...
...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...
...☘️☘️☘️☘️☘️...
...🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼...
" Saya terima nikah dan kawinnya Aini Hilyatul Jannah dengan mas kawin tersebut tunai."
" Bagaimana para saksi?"
" Sah..."
" Alhamdulillah..."
Aini Hilyatul Jannah, harus menikah diusia 20 tahun karena permintaan sang ayah yang saat itu sedang sakit parah dan ingin melihat putri bungsunya menikah.
Aini adalah anak kedua, kakak perempuannya sudah lebih dulu membangun biduk rumah tangga dan sudah di karuniai dua orang anak.
Aini bukan tidak ingin menikah dia hanya menunggu seseorang yang berjanji akan melamarnya begitu dia telah menyelesaikan pendidikannya di Swiss. Namun karena tidak tega melihat keadaan ayahnya yang semakin hari semakin parah akhirnya Aini menerima lamaran dari salah satu teman ayah.
Aini bukan wanita modern yang suka bermain ponsel, jadi dia tidak bisa menghubungi dan menanyakan kepastian dari laki-laki yang ingin melamarnya ketika dia telah selesai menempuh pendidikan di Swiss.
Aini dan laki-laki itu bertemu karena sebelumnya laki-laki itu sering memberikan bantuan kepada panti asuhan.
Daffa Abinaya Bastian.
Pengusaha muda yang berusia 27 tahun. Putra tertua Yoga Baskoro yang merupakan donatur terbesar di panti asuhan yang di kelolah keluarga Aini yang kini telah resmi menjadi suami Aini.
Setelah menikah, Aini masih diizinkan untuk tinggal di rumahnya mengingat kondisi Ayah yang semakin memburuk. Hingga sang Ayah harus meninggalkan keluarganya ketika usia pernikahan Aini baru berjalan beberapa hari.
Keluarga Baskoro ikut hadir dalam acara pemakaman ayah Aini. Dan di hari ke-10 meninggalnya ayah Aini. Wulan yang merupakan Mama dari Daffa meminta izin kepada Lestari, ibu Aini untuk membawa Aini.
" Ikutlah dengan suami dan mertuamu nak, kamu sudah lama berada di sini. Sudah menjadi tugasmu untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang istri." Ucap Lestari ketika Aini tidak memberikan jawaban atas permintaan Wulan yang akan mengajak Aini untuk pulang bersamanya.
Keesokan harinya, setelah bujuk kayu dari ibu dan kakak Aini. Akhirnya Aini mau meninggalkan rumah masa kecilnya dan memantapkan hati untuk memasuki dunia rumah tangga.
Di dalam mobil, Aini sungguh merasa canggung karena inilah kali pertamanya dia berhadapan langsung dengan suaminya Daffa.
Pernikahan mereka memang dilangsungkan secara sederhana dan tidak memungkinkan untuk membuat pesta resepsi mengingat kondisi Ayah Aini yang masih sakit, hal itu yang membuat Daffa tidak bisa bersanding dengan Aini Karena setelah acara akan berlangsung tepatnya saat malam hari Daffa harus kembali ke kota karena ada masalah di perusahaan nya.
Tiga hari tinggal di rumah keluarga Baskoro membuat Aini perlahan mulai melupakan rasa sedihnya karena telah kehilangan sosok ayah.
Tiga hari itu juga Aini sedikit curiga dengan suaminya yang tidak ingin tidur seranjang dengan nya.
" Aku tahu kamu sedang berduka karena itu aku tidak ingin memaksamu untuk menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri yang sepenuhnya. Aku akan memberikan waktu." Ucap Daffa ketika Aini bertanya alasan kenapa dapat tidak meminta haknya dan tidak tidur seranjang dengan Aini.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
🌸🌸🌸🌸
Ketika telah menjalani kehidupan rumah tangga, banyak hal-hal realistis yang harus dihadapi.
Sifat, karakter, pembawaan, selera, dan kegemaran serta perbedaan latar belakang keluarga yang semula mudah terjembatani oleh kesatuan iman, cita-cita, dan komitmen ternyata lambat laun menjadi bahan-bahan perselisihan. Pertengkaran memang bumbunya perkawinan,tetapi manakala bumbu yang dibubuhkan terlalu banyak, tentu rasanya menjadi tajam dan tak enak lagi.
Tanpa terasa, pernikahan Aini dan Daffa sudah berjalan hampir 3 bulan. Dan selama itu juga mereka tidak tinggal dalam satu kamar.
Aini mulai bertanya-tanya sebenarnya seperti apa suaminya itu. Walaupun jauh dari dalam lubuk hati Aini masih mengharapkan seseorang yang berjanji akan meminangnya.
" Tidak tidak. Aku harus bisa melupakan pria itu karena sekarang Aku adalah seorang istri."
" Dan Hari ini aku harus meminta kejelasan dari suamiku Kenapa sampai detik ini dia masih belum menyentuhku." Pekik Aini.
Malam ini, biasanya Aini akan tidur karena Daffa selalu berpesan tidak perlu menunggunya pulang karena udah kan selalu pulang larut malam.
Tengah malam, Aini mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki seseorang yang memasuki rumah.
" Itu pasti Daffa."
Aini tersenyum kemudian bersiap untuk keluar dari kamar.
Namun, baru satu langkah dia melangkahkan kaki keluar dari kamar dia mendengar suara perempuan yang juga ikut masuk bersama dengan Daffa ke dalam kamarnya.
Aini mendengar suara pintu yang dikunci dari dalam. Dengan penuh keberanian dan juga suara jantung yang bergemuruh karena mendengar suara wanita lain yang ada di dalam kamar suaminya, Aini mencoba menempelkan telinganya di pintu kamar Daffa.
Apa yang Aini dengar???
Oh yaaa...
Oh... no...
Hug mee baby....
Please yeah....
Sentuh aku.....
Rasakan diriku.....
Bulu kuduk Aini berdiri mendengar suara wanita yang ada di dalam kamar suami.
" Apa suamiku sedang ber zina di dalam sana?" Pekik Aini.
Entah Aini yang bodoh atau Aini yang tidak tahu harus berbuat apa. Dia justru memilih untuk duduk di sofa dan menunggu mereka selesai melakukan ritual sakral.
Ya setidaknya itulah yang ada di pikiran Aini.
Satu jam berlalu, Aini melihat seorang wanita yang menangis keluar dari kamar suaminya dan langsung keluar menuju pintu karena memang pintunya belum sempat terkunci dengan benar.
" Aneh, bukankah tadi Wanita itu sangat bersemangat oh yes oh no, kenapa sekarang wanita itu keluar dari kamar Daffa sambil menangis?. Oh tidak. Apa suamiku sangat pintar bermain sehingga wanita itu menangis?"
" Tunggu kenapa aku jadi memikirkan tentang perasaan wanita itu?, Bukankah seharusnya aku marah karena suamiku justru melakukan ritual sakral dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya daripada denganku istrinya sendiri?"
" Ciie... sejak kapan aku menerima predikat sebagai istri dari Daffa?"
Ya. Aini mungkin sudah gila karena dia berbicara sendiri sambil cekikikan seperti kuntilanak yang keselek sempol.
Satu menit...
Dua menit...
Lima menit...
Tidak ada tanda-tanda Daffa akan keluar dari kamar dan tidak ada tanda-tanda kamar Daffa akan kembali terkunci seperti malam-malam sebelumnya.
" Ini kesempatan bagus untuk menyelinap ke kamar suamiku."
" Ciah. Kenapa lidahku terasa kaku saat menyebut Tuan dapat sebagai suamiku. Haha, mungkinkah aku sudah terkena racun bucin?"
" Tidak tidak, aku tidak boleh pujian seharusnya aku marah karena aku tahu bahwa suamiku sudah berzina dengan perempuan lain."
" Hiks hiks, aku merasa ternoda."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Aini berjalan perlahan dan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara.
Jangankan untuk bersuara langkah kaki, untuk bernafas saja Aini masih berlatih agar tidak berbunyi.
Ceklek...
Dengan nafas tertahan Aini berhasil membuka pintu. Aini membaca semua bacaan agar misi nya menyelinap ke dalam kamar suaminya berjalan dengan lancar.
Sambil terus berkomat kamit Aini berjalan menuju tempat tidur sambil memegang se gayung air.
Dia sudah bertekad akan menyiram Daffa dengan air. Namun Aini akan memastikan bahwa Daffa benar-benar bertelanjang dan ada jejak-jejak ritual sakral dengan wanita yang keluar dalam keadaan menangis tadi.
" Ha?"
Aini yang sudah bersiap melempar gayung menjadi terkejut karena melihat Daffa tidur dengan pakaian lengkapnya.
" Sepatu oke..."
" Belt masih ditempatnya..."
" Baju, jas, dasi masih oke. Lalu bagaimana caranya Daffa mengeluarkan benda keramat nya?."
" Apa dia tahu kalau aku akan mengendap-ngendap seperti maling dan masuk ke dalam kamarnya sehingga dia berpakaian rapi seperti ini?" Pekik Aini.
Aini berjalan mendekati Daffa dan terkejut karena mendapati tubuh Daffa bergerak gerak.
Aini segera menjauh dan bersembunyi di balik gorden.
" Eum.. Teruskan, mana teriakan mu. Tunjukkan goda an mu."
Aini mengintip dari balik gorden dan mengerutkan dahi mendengar penuturan dari Daffa.
" Goda?, apa maksudnya wanita yang tadi?"
Saat Aini akan keluar dia terkejut karena Daffa terbangun dan tengah duduk di atas tempat tidur sambil memandangi gayung berisi air.
Aini menepuk dahinya karena dia melupakan gayung yang setia menemaninya dalam misi penggerebekan suami.
" Kenapa ada gayung disini?, sejak kapan ada gayung di apartemen ku?" Pekik Daffa.
Daffa mulai melonggarkan dasinya dan mengambil ponsel.
" Carikan aku wanita yang lebih menggoda dan seksi. Yang tadi itu sama sekali tidak membuat ku bergairah. Bahkan si entong masih tetap dalam keadaan lembek dan tidak berdaya."
" Mungkin si entong minta di tukar tambah." Jawap Kenzo. Daffa selalu memanggilnya Ken. Ken Arok, kadang juga Ken dadas, kalau lidah lagi keseleo biasanya terpanggil Ken thut. Sekertaris sekaligus asisten Daffa dalam segala hal.
" Heh Ken Thut, aku mempekerjakan mu bukan untuk menyuruhku menukarkan si entong. Kamu belum tahu saja keperkasaan si entong. Dia bisa menghancurkan seluruh jagat raya. Sudah cepat carikan aku sesuatu untuk membangunkan si entong."
" Kenapa tidak coba melakukan ritual sakral dengan istri bos saja."
" APA KAU SUDAH GILA HAH?. Apa kau mau reputasi ku sebagai Cowok Cool jatuh karena si entong yang terkena pirus putra tidur?"
" Putri tidur bos.."
" Ya kan kalau cewek. Si entong kan cowok Ken Thut." Pekik Daffa.
" Terserah anda lah Bos. Jangan ngaku cool kalau tidak bisa membobol gawang kegelapan."
" Kamu bilang apa Ken?"
" Tidak ada Bos Kul."
" Kok Kul?"
" Ya kan tulisan Cool, tapi bacanya tetep Kul kan?"
" Ya ya terserah kamu, intinya aku mau sesuatu yang menggoda."
Tut.
Daffa yang kesal dengan Ken memilih untuk mematikan teleponnya dan mulai membuka pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi.
" Ken Thut?"
" Si entong?"
" Pirus putra tidur?"
" Apa hubungannya semua dengan Daffa?"
" Oh tidak. Apa Daffa terkena penyakit mematikan sehingga dia tidak bisa melakukan hubungan suami istri dengan ku?."
" Oh aku adalah istri yang malang."
Aini berjalan keluar dari kamar dengan wajah cemberut.
Aini akan mencoba untuk berbicara tentang hubungan yang seharusnya sudah mereka lakukan sejak mereka tinggal bersama.
Namun, Daffa sepertinya selalu menghindari Aini. Daffa selalu berangkat pagi bahkan sebelum Aini terbangun dan pulang ketika hari sudah larut malam. Aini bahkan tidak ingat apakah Daffa benar-benar pulang ketika Aini menunggunya pulang.
Tidak tidak, Daffa selalu pulang hanya saja Aini selalu melihat siapamu bahwa seorang wanita masuk ke dalam kamar dan mendengar suara-suara mengerikan dari sang wanita.
Sudah lima malam Aini mendengar suara wanita yang terus saja berteriak oh yes oh no...
Itu Aini melukai harkat dan martabat.
Pernah Aini menangkap seorang wanita yang hendak keluar dari apartemennya dan menanyakan apakah mereka sedang melakukan wik wik. Tapi wanita itu menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa mereka tidak melakukan apa-apa.
Wanita yang lainnya mengatakan bahwa mereka hanya disuruh menari dan melakukan sesuatu yang menggoda sampai si entong terbangun, namun wanita yang mampu membangunkan si entong.
Aini jadi penasaran sebenarnya siapa si entong ini, apa selama ini dapat menyembunyikan sesuatu di apartemen mereka?.
Ah sudahlah.
Siang ini, Aini akan bertekad mendatangi kantor Daffa untuk menanyakan maksud dari wanita yang setiap malam datang dan masuk ke dalam kamarnya serta bernyanyi oh ya oh no.
" Daffa pasti tidak akan mengusirku dari kantor karena itu pasti akan membuat reputasinya buruk."
Dengan langkah penuh percaya diri. Aini turun dari taksi dan langsung menuju meja resepsionis untuk minta diantarkan ke ruang presiden.
" Tuan Daffa sedang meeting nyonya. Anda bisa menunggu di ruangan beliau." Ucap salah seorang karyawan yang mengantarkan Aini ke ruangan Daffa.
" Terima kasih."
Aini berjalan ke arah kaca jendela dan melihat pemandangan kota dari kantor Daffa.
" Sangat indah."
Tak lama kemudian, Aini mendengar suara langkah kaki dan pintu terbuka.
" Ken bisakah kau carikan aku sesuatu yang normal yang bisa membuat si entong terbangun tanpa harus mengirimkan Aku wanita setiap malamnya?" Keluh Daffa.
" Mereka semua adalah wanita yang ahli dalam membangunkan si entong, apa salah satu dari mereka tidak ada yang bisa membahas tentang terbangun?"
" Kalau ada tentu aku tidak...."
Daffa tidak meneruskan kata-katanya ketika dia melihat Aini berada di dalam ruangannya.
Tiba-tiba Daffa menjadi patung. Membeku, seluruh ruangan tiba-tiba seperti es.
" Tuan ingat mantra... mantra..."
Aku Cool..
Aku keren...
Aku cute....
Pyar..
Es pecah dan Dafa kembali seperti semula.
" Kau di sini?" Tanya Daffa pada Aini.
" Memangnya tidak boleh?" Tanya Aini sambil tersenyum.
Dum
Dum
Dum
Daffa tiba-tiba merasakan sesuatu yang berloncatan di dalam dadanya ketika melihat senyuman Aini.
" Jantung ku.." Pekik Daffa kepada Ken.
" Aku ke sini membawakan makan siang." Ucap Aini sambil menunjukkan rantang yang dia bawa.
" Tuan bos, sepertinya saya harus keluar."
" Tapi bagaimana dengan jantung ku?" Bisik Daffa.
" Nanti aku akan mengantarkan bos ke bengkel."
" Sekertaris sialan."
" Ayo duduk." Pinta Aini yang mulai membuka rantang berisi makanan.
" Aku tidak lapar." Ucap Daffa dengan sangat dingin.
Kriuyukkk !!!!!!
Aini menahan senyum saat mendengar suara dari cacing perut Daffa.
Setelah makanan habis, Aini kemudian meminta penjelasan tentang wanita yang selalu datang dan bersuara emas di dalam kamar Daffa.
" Daffa?, ah maksud ku Tuan Daffa. Tuan Suami, apa setiap malam anda bercinta?"
Fyuhhh....
Daffa yang saat itu minum langsung menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya.
🌼🌼🌼🌼
🌸🌸🌸🌸
" Daffa?, ah maksud ku Tuan Daffa. Tuan Suami, apa setiap malam anda bercinta?"
Fyuhhh....
Daffa yang saat itu minum langsung menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya.
Aini langsung menutup muka dengan jilbab panjangnya karena air yang di semburkan Daffa tepat mengenai wajahnya.
" Ah maaf maaf."
Daffa yang panik langsung memberikan sekotak tisu kepada Aini.
" Tidak apa apa, maaf jika saya telah lancang menanyakan ini kepada anda."
" Tidak apa apa. Maaf jika kamu harus melihat atau mendengar suara suara mengerikan nan syahdu itu." Ucap Daffa.
Sebenarnya aku menikah dengan lekaki macam apa?. Lihatlah dia bahkan tidak merasa bersalah kepada ku. Aku kan istrinya.
" Cih, aku bahkan sudah fasih mengatakan istrinya." Lirih Aini.
" Kamu mengatakan sesuatu?" Tanya Daffa yang seakan mendengar suara hati Aini.
" Tidak ada. Aku hanya sedang menunggu jawaban dan sebuah penjelasan kepada anda Tuan suami."
Blug...
Blug...
Blug ...
Entah kenapa kini telinga Daffa mengeluarkan asap saat dia mendengar kata suami dari Aini.
" Tuan suami, telinga anda." Ucap Aini panik.
*Aku cool..
Aku ganteng...
Aku tamvan*....
Mantra itu tiba-tiba merasuki Daffa dan membuatnya sadar.
" Tidak apa apa. Ini karena cerobong asap dalam telinga ku sedang bermasalah. Mungkin salah satu staf lupa membayar iuran bulanan." Ucap Daffa sambil berdiri dan menatap ke arah jalanan yang padat tepatnya kini Daffa sudah berdiri dan melihat keluar ruangan dari jendela kantornya.
Aini sudah memasang wajah serta tangan layaknya harimau yang sudah siap untuk memangsa sesuatu yang sangat menggugah selera nya.
Tapi Aini langsung kembali normal saat Daffa berbalik ke arahnya.
" Jadi tadi kamu mengatakan apa?"
Cih, setelah cerobong asap di dalam telinganya konslet sekarang pendengarannya juga konslet.
Apa seluruh staf dalam tubuhnya lupa membayar iuran sehingga Tuan suami ini benar-benar menjadi sangat rusak.
Aini yang masih berperan dengan pemikirannya sendiri membuat Daffa kembali berbalik badan karena dia merasa gugup ketika melihat Aini.
" Apa yang terjadi dengan ku, Bukankah aku pria paling keren paling tampan paling fenomenal di muka bumi ini. Kenapa aku gugup melihat wanita yang berstatus sebagai istri ku itu?"
" Apa bagusnya dia?, seksi juga tidak yang ada dia selalu berpakaian seperti mbak kunti. Tidak ada seksi-seksi dan bahenol-bahenolnya." Pekik Daffa.
" Bagaimana bisa gadis itu membangunkan si entong." Ucap Daffa sambil melihat ke arah si entong yang sudah vakum selama beberapa bulan itu.
" Tuan suami apa anda mengatakan sesuatu?" Tanya Aini.
Blug...
Blug...
Blug ...
Telinga Daffa kembali mengeluarkan asap.
" Ya Tuhan, Sebenarnya apa yang sedang ingin dilakukan oleh gadis itu. Apa dia ingin melihat telinga ku rusak?" Ucap Daffa sambil terus membaca mantra untuk kekuatannya.
" Tidak bisakah kamu berhenti memanggilku Tuan suami?"
" Kenapa?, apa anda keberatan jika saya memanggil Anda Tuan suami?."
" Atau anda ingin saya memanggil anda Suamiku?, Cintakku, My Honey?"
Oh tidak..
Daffa sudah sempoyongan. Jika saja dia tidak berpegangan kuat pada tirai jendela Dia mungkin sudah jatuh dan meleleh akibat mendengar Aini memanggilnya seperti itu.
" Tuan, sebenarnya masuk kedatangan saya ke sini untuk memperjelas sebenarnya hubungan kita itu apa?" Tanya Aini yang langsung membuat Daffa kembali pada kenormalannya.
" Kita pasangan suami istri bukan. Bahkan burung-burung yang terbang berlalu lalang saja sudah tahu bahwa kita itu adalah pasangan suami istri." Ucap Daffa.
Daffa sebenarnya tidak tahu harus menjawab apa namun matanya yang menangkap sosok burung membuatnya bisa menemukan jawaban atas pertanyaan dari Aini.
" Jika memang kita sebagai pasangan suami istri tapi kenapa kita tidak tinggal satu kamar dan justru Anda lebih senang bersama dengan wanita lain yang memiliki suara merdu yang mengerikan itu."
Astaga, apa selama ini Aini mendengar jeritan kegilaan dari wanita yang di kirim Ken-thut itu?
Sial. Aku pasti lupa menyalahkan mode kedap suara.
" Apa anda pikir saya tidak bisa bersuara seperti wanita wanita itu?"
" Asal anda tahu Tuan, suara saya jauh lebih memukau dari pada wanita wanita tidak jelas itu." Ucap Aini lantang.
" Apa anda mau mendengar nya?" Tantang Aini.
" Ini kantor bukan hotel bintang lima milik nenek moyang mu." Ucap Daffa.
" Loh darimana Tuan tahu ikan nenek moyang saya sebelumnya memiliki hotel bintang 5?, tapi sayang karena orang tua saya tidak setuju dengan pengurusan hotel maka hotel itu sudah dibuang entah kemana. Mungkin ke planet mars."
Daffa menepuk dahinya, sebenarnya Aini ini wanita seperti apa?. Kenapa ibunya memilih wanita konslet seperti nya.
" Tuan..." Panggil Aini.
" Bisakah kamu berhenti memanggilku Tuan aku bukan atasanmu."
" Suami??"
" Itu lebih baik, tapi sebaiknya jangan pernah menyebut kata keramat itu lagi karena sepertinya cerobong dalam telingaku akan kembali konslet."
" Aku ahli mesin mungkin aku bisa memperbaiki telinga kamu suami." Ucap Aini.
" Jika kamu ahli mesin kenapa tidak coba membangunkan sesuatu yang mungkin sudah berkarat." Ucap Daffa.
" Apa itu?"
" Entongku.."
Daffa membuka celananya dan terlihat si entong yang sudah berkarat dan berdebu.
" Ini hal mudah." Ucap Aini sambil berjalan maju dan mulai memperbaiki si entong sehingga kini si entong menjadi gagah perkasa.
Daffa terlihat merem melek merasakan sesuatu yang sedang di kerjakan Aini.
" Suami?" Aini menggoyang goyangkan tangan di depan wajah Daffa.
Sreeett .....!!!!
Panggilan Aini sontak membuat Daffa membuka mata.
ASTAGA!!!!
Tadi itu ternyata hanya khayalan Daffa pemirsa!!!
" Ah maafkan aku. Sepertinya aku kurang asupan aqua sehingga aku kurang konsentrasi." Ucap Daffa dengan nada cool karena tidak ingin Aini mengetahui tentang apa yang baru saja dia pikirkan.
Daffa langsung berbalik badan dan kembali menatap jalanan yang padat merayap.
" Ada aqua?" Tanya Aini.
" Untuk apa?"
" Bukankah tadi kamu mengatakan jika kamu kurang minum Aqua sehingga kamu tidak bisa berkonsentrasi?"
" Ah sudahlah lupakan. Lanjutkan pertanyaan mu."
Aini terlihat menghela nafas panjang, terlihat Aini meremas ujung jilbabnya.
" Jika kamu tidak bisa mengajari aku untuk menjadi seorang istri seperti yang kamu inginkan maka, Ajari saja aku untuk berselingkuh!!"
Pernyataan Aini, tentu saja membuat Daffa terpaku. Bagaimana bisa istri yang Sholehah menurut Mama nya itu meminta diajari cara berselingkuh.
" Kenapa dia tidak meminta untuk diajarkan cara membuat anak saja?, kenapa harus cara berselingkuh?" Batin Daffa.
" Apa kamu mengatakan sesuatu suami?"
Daffa memijat keningnya lalu berbalik badan dan menghadap Aini.
" Aini, apa kamu tahu definisi selingkuh?" Tanya Daffa.
" Sebentar saya akan tanya google."
Daffa kembali menepuk dahinya. Dia kemudian menarik tangan Aini dan membawanya kembali duduk di sofa.
" Eh...."
Keduanya saling berpandangan.
" Jadi apa kamu akan mengajari saya cari untuk selingkuh?"
" Untuk apa kamu selingkuh?"
" Ya agar saya bisa membuktikan kepada kamu bahwa suara saya jauh lebih eksotis dari wanita-wanita yang selalu datang ke kamar kamu."
" ARRRRGGGHHHHH !!!!!!!"
Daffa berteriak hingga Neptunus bisa mendengar nya dan Raja kegelapan menjadi sakit telinga.
" Manusia jah lang-khung." Umpat para leluhur Daffa.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!