AAS 9 : Kacau

Bagadum..

Bagadum....

Bagadum...

Bagadum...

Detak jantung Daffa berdetak tidak beraturan. Bagaimana tidak, sang garuda perkasa telah bangun dan kini dirinya sedang berdiri dengan kokoh dan berat.

Tidak menjulang ke langit yaa, karena sang Garuda tetap stay di dalam kandang keramatnya.

Daffa merasakan bahwa seluruh tubuhnya kehilangan struktur organisasi yang menyebabkan Daffa sangat sulit untuk melakukan aktivitas.

Bahkan untuk bernafas saja dan harus bersusah payah.

Aku pria paling fenomenal di muka bumi...

Aku pria paling langka dalam sejarah...

Aku pria paling tamvan dalam keluarga...

Pria keren dalam jaringan perkantoran...

Pokoknya aku keren....

Dengan terus membaca mantra dapat berusaha mengembalikan kekuatan dalam otot-ototnya dan memindahkan tangan serta kakinya Aini.

Daffa ikut bergerak miring saat dia memindahkan dan sedikit mendorong tubuh Aini.

Blush....

Wajah keduanya kini sangat dekat Karena Aini masih bertahan dengan posisi miringnya.

Daffa terus saja memandangi wajah Aini hingga tiba-tiba mata Aini terbuka.

Baa...

" Hah...

."

Brag !!

Daffa yang sebelumnya sedang fokus memandangi mata Aini yang terpejam, seketika langsung terkejut dan mengakibatkan tubuhnya refleks menjauh.

Karena Dafa tidak sedang tidur di kasur yang ukuran besar, jadilah tubuhnya mendarat sempurna di lantai.

" Suami?, apa kamu baik-baik saja?" tanya Aini sambil melihat Daffa yang tidur di lantai.

" Aku tidak apa apa." Ucap Daffa yang langsung bangun karena dia tidak ingin level kekerenan nya menjadi turun di hadapan Aini.

" Kenapa tidur di lantai?"

" Aku tidak sedang tidur di lantai aku hanya sedang latihan berenang." Ucap Daffa sambil duduk di tepi ranjang.

" Tidurlah, maaf jika aku membangunkanmu." Ucap Daffa.

" Hemm, lain kali kalau berenang pergi ke danau saja. Ada danau di belakang panti asuhan pasti di sana lebih baik untuk belajar berenang daripada di lantai." Ucap Aini sambil kembali menata dirinya dan mulai memejamkan mata.

Sementara Daffa terlihat bingung dengan apa yang harus dia lakukan kepada Garuda gagah perkasa yang masih terbangun.

Perlahan Daffa membuka celananya dan memegang sang Garuda .

" Ah sepertinya tangan ku punya kekuatan listrik." Lirih Daffa saat mengetahui bahwa sang garuda yang tadinya gagah perkasa penuh urat otot itu kembali lemas dan lesu.

" Dasar entong Dugong. Sebenarnya kamu itu milik siapa sih kenapa kamu selalu saja menciut ketika aku pegang dan langsung terbangun ketika Aini yang memegangnya." Keluh Daffa.

Malam itu akhirnya Daffa bisa tidur setelah Garuda nya kembali lemas.

Pagi harinya setelah sarapan. Ibu meminta Aini dan Daffa untuk mengunjungi orang tua Daffa.

" Bu kan masih bisa sore nanti." Ucap Aini.

" Nak, sekarang Kamu adalah seorang istri dan keluargamu bukan hanya di sini saja. Jadi kamu harus membagi waktu. Pergilah ke rumah mertua mu."

Aini kemudian menghampiri Daffa yang sedang berbincang-bincang dengan kakak iparnya.

Mengetahui bahwa ada Aini, Daffa dan sang kakak ipar menyudahi percakapannya.

" Terima kasih sudah berbagi cerita kak." Ucap Daffa.

" Sama sama."

Aini lalu memberitahukan maksud dan tujuannya datang menemui Daffa.

" Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu obrolan kalian Aku hanya ingin menyampaikan amanah dari bunda bahwa kita harus berangkat sekarang ke rumah orang tua suami."

" Hemm.."

Daffa kembali menjadi pribadi yang dingin dan langsung berjalan ke dapur untuk mencari Ibu Aini.

Setelah berpamitan, mereka akhirnya bertolak menuju kediaman Daffa.

Sepanjang perjalanan, Daffa terus saja teringat kejadian tadi malam.

Sang Garuda terbangun dengan eksotis karena aliran listrik dari Aini.

" Hah, seperti nya mereka memang benar. Aini mungkin adalah obat terapi paling baik untuk si entong." Lirih Daffa.

" Emm kamu memanggil ku suami?"

Wush...

Wush...

Asap kembali keluar dari telinga Daffa, namun kini tidak lagi terlalu banyak. Mungkin Daffa sudah terbiasa dengan panggilan itu.

Sebuah senyuman juga terukir di bibir Daffa ketika mendengar Aini memanggilnya dengan sebutan suami.

" Suami, kenapa melamun?"

" Ah iya. Maaf. Tadi kamu bilang apa?".

" Aku bertanya, apa tadi kamu mengatakan sesuatu karena tadi aku mendengar kamu menyebut namaku."

" Ah itu, tidak tidak. Mungkin kamu salah dengar. Tadi aku sedang menghafalkan nama nama anggota tubuh dalam bahasa Arab."

Aini mengkerutkan dahinya..

" Kamu tidak percaya padaku?" Tanya Daffa.

" Ehem..."

" Begini, ainun mata... anfun hidung udzunun telinga..."

" Ya ya. Terserah..." Ucap Aini.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai di rumah keluarga Daffa.

Deg !!

Daffa gemetar karena Aini mengandeng lengan Daffa.

" Kita harus terlihat begini kan.. Agar tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya kamu menyuka sesama jenis." Bisik Aini.

Apa?. Dia masih mengira aku seorang Homo.

" Jangan khawatir rahasia mu akan aman bersamaku. Seperti kata Yovie and Nuno...

Biarkan aku menjaga rahasia ini...

Oh...

Menjaga segenap hati... "

Daffa menepuk dahinya sendiri mendengar Aini yang merubah lirik lagu Yovie and Nuno.

" Ayo, Kenapa tidak mau jalan?" Tanya Aini.

Daffa akhirnya masuk dengan bergandengan mesra.

" Daffa...?"

Orang pertama yang mengetahui kedatangan mereka adalah Mama Daffa sendiri.

" Mama.."

" Ya Allah Daffa, Mama sangat merindukan mu.."

Mama segera berlari memeluk Daffa dan Aini.

" Kalian kenapa datang tidak memberi tahu Mama dulu?"

" Bukan kejutan namanya jika datang dengan memberi tahu Mama." Pekik Daffa.

" Ah iya bener juga. Ya sudah kalau begitu Ayo kita masuk. Para sepupu mu sedang berkumpul. Kami sedang makan durian sekarang." Ucap Mama sambil menarik tangan Aini.

" Apa? Durian...." Aini sedikit terkejut.

Dan... Saat mereka baru saja memasuki ruangan. Aroma durian langsung masuk ke dalam hidung Aini.

Semakin Aini berjalan masuk dan mendekati kerumunan orang-orang yang sedang asyik bercanda tawa memakan durian. Rasa mual mulai menjalar ke seluruh tubuh nya.

" Lihat siapa yang datang."

Semua orang berhenti makan dan langsung berjalan menuju Aini.

Mereka berbasa-basi menanyakan tentang Aini, Aini berusaha untuk tidak menghirup terlalu banyak aroma durian.

Namun rupanya seberapa kerasnya Aini berusaha. Aroma durian sudah meracuni dirinya.

Huek....

Huek ...

Huek....

Aini langsung mencari wastafel..

" Sayang, kamu kenapa?" Tanya Mama Daffa.

Aini memberikan kode bahwa dia tidak bisa lagi menahan apa yang ada di mulut nya ...

Dengan cepat Mama membantu Aini menuju wastafel terdekat. Dan disana Aini memuntahkan seluruh sarapan yang baru di cerna oleh lambung nya.

Huek...

Huek...

Huek...

" Sayang, kamu kenapa?" Tanya Mama sambil memberikan air putih.

Aini meraihnya dan segera meminumnya.

" Apa kamu sakit?" Tanya Mama yang dibalas gelengan kepala oleh Aini.

" Mungkin dia mabuk perjalanan." Ucap salah seorang anggota yang lain.

" Perjalanan dari rumah Aini kesini hanya setengah jam. Tidak mungkin kalau Aini mabuk perjalanan."

" Berrti Aini sedang hamil."

Mata Aini membulat sempurna mendengar kata hamil.

" Ah tidak tidak. Mama mertua aku tidak...."

Mama Daffa tersenyum dan langsung memeluk Aini.

" Ayo kita tambah lagi duriannya. Ini adalah kabar yang sangat membahagiakan..." Ucap Mama.

" Jadi karena ini kamu mengunjungi Mama untuk memberitahukan kabar yang membahagiakan ini?" Tanya Mama saat melihat Daffa.

" Apa. Kabar apa?"

" Istrimu hamil kan?"

" Hamil?"

" Iya..."

" Kamu datang untuk memberitahu Mama kalau istri mu hamil kan?"

" Hamil" Daffa masih mencoba mencerna kata itu hingga..

Brak !!

Daffa terjatuh lemas.

Hamil???..

Bagaimana bisa hamil?..

Sungguh hari yang kacau setelah malam kemarin.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!