" Apa kamu yakin jika kamu bukan homo?"
" Kenapa kamu selalu menyimpulkan kata itu untuk ku?"
" Ya karena aku punya 2 fakta. Pertama, aku menemukan kamu Dan sekretaris Ken hampir berciuman di ruang kerjamu. Kedua, sekertaris Ken sendirian mengatakan bahwa wanita yang selalu ada di dalam kamarmu tidak melakukan apapun dan mengatakan bahwa sekretaris Ken juga ada di sana."
" Jika kamu tidak bermain dengan wanita itu sudah dipastikan kamu bermain dengan sekretaris Ken."
" Aini pertama Tidak. Aku bukan Homo. Aku tidak menyukai Kenzo. Dan aku ...."
" Sudah lah suami tidak apa apa. Aku akan menjaga rahasia mu ini."
" Jadi kapan kamu akan mengajari aku selingkuh?"
" Aini...."
" Bagaimana jika kamu mengajari aku selingkuh setelah aku kembali dari mengunjungi ibuku. Sekertaris Ken sudah memberitahumu kan bahwa aku meminta izinmu karena aku ingin mengunjungi ibuku."
" Huft, baiklah cepatlah persiapkan Hari ini aku akan mengantarkanmu menemui ibu."
" Benarkah?" Mata Aini berbinar binar.
" Ya, cepatlah bersiap." Ucap Daffa sambil mengalihkan pandangannya karena dia pasti akan kembali mimisan melihat wajah Aini.
" Terima kasih suamiku."
Aini segera berdiri dan masuk ke dalam kamar nya .
Daffa menghela nafas panjang karena kini Aini sudah pergi dari hadapannya.
" Maafkan aku Aini, aku masih belum siap memberitahumu tentang apa yang terjadi kepadaku."
" Aku juga tidak siap untuk mengatakan bahwa kamulah yang menyebabkan seluruh sistem dalam tubuhku menjadi konslet."
" Tapi tadi itu sebenarnya mimpi atau nyata? Entongku terbangun." Pekik Daffa.
Daffa lalu memilih masuk ke dalam kamar mandi dan mencoba bermain-main dengan si entong.
Namun rupanya si entong tidak mau dapat melakukannya. Jadi si entong tetap bobok cantik.
...----------------...
Dalam perjalanan pulang, Daffa dan Aini tidak banyak bicara. Aini yang mudah lelah memilih untuk memejamkan mata.
Diam diam Daffa melihat Aini. Wanita yang sudah menjadi istri nya selama 3 bulan itu, istri yang masih belum Daffa sentuh.
Istri ku masih bersegel.
Ah seharusnya Othor membuat judul ini saja, kenapa harus membuat judul ajari aku selingkuh. Begitu yang ada dalam pikiran Daffa saat dia melihat wajah Aini.
" Sangat cantik..." Ucap Daffa secara tiba-tiba.
Segerombolan kupu kupu tiba tiba menari nari dalam hati Daffa yang membuat sesuatu di bawah sana terbangun.
Criitt..... !!!!
Daffa menginjak rem secara mendadak yang membuat Aini terkejut.
" Suami ada apa?" Tanya Aini.
" Ada cicak hidup." Pekik Daffa sambil kembali melajukan kendaraannya.
Dua jam kemudian...
" Assalamualaikum ibu .."
" Walaikumsalam... Aini?"
Ibu yang sedang melipat pakaian di dalam kamar terkejut sekaligus bahagia melihat Aini datang bersama dengan suaminya.
Drama menangis pun dimulai. Kakak ipar Daffa langsung menunjukkan kamar agar Daffa bisa meletakkan barang-barang yang di bawahnya ke dalam kamar Aini.
Saat Daffa memasuki kamar Aini, dia terpukau, walaupun kamarnya kecil dan tidak sebesar kamar miliknya tapi tatanannya sungguh rapi, membuat mata terpesona.
Ya. Ini adalah kali pertamanya Daffa memasuki rumah Aini setelah sebelumnya melakukan ijab kabul dan Daffa yang harus pergi karena sesuatu.
Setelah puas melihat-lihat kamar ayahnya Daffa memiliki untuk menemui Ibu mertuanya.
Ibu segera memerintahkan bagian dapur untuk membuatkan makanan kesukaan Aini dan Daffa.
Malam harinya...
Suasana canggung tiba tiba tercipta di antara keduanya. Bagaimana tidak, disana hanya ada tempat tidur sederhana dan 2 bantal.
" Maaf, kamarku tidak seluas kamar kamu." Ucap Aini yang baru saja selesai keluarga dari kamar mandi.
" Bukan itu, Aku sedang memikirkan Bagaimana caranya membelah tempat tidur ini." Ucap Daffa tanpa melihat ke arah Aini karena jika Daffa melihat Apa yang sedang digunakan oleh Aini sudah dipastikan dia akan kembali mimisan.
" Sudah tidak perlu di belah. Kita tidur bersama saja." Ucap Aini sambil tersenyum dan duduk di tempat tidur.
" Ayo.."
Daffa tidak mungkin terus berdiri. Dengan ragu dia mencoba untuk melangkah. Tapi tidak bisa. Kakinya membeku.
Sial. Kenapa harus sekarang. Woy kaki aku lelah pengen rebahan.
Daffa mulai komat-kamit membacakan seluruh mantra yang dia ingat. Tapi tidak ada satupun mantra yang membuat kakinya kembali normal.
Aini kemudian berdiri dan menarik tangan Daffa.
" Ayo aku bantu."
Aini yang menarik tangan Daffa seketika membuat kaki Daffa kehilangan ototnya. Daffa jatuh tepat di atas Aini.
Keduanya saling berpandangan. Dan anehnya kini Daffa tidak lagi mimisan. Dia justru menikmati keindahan yang ada di hadapannya.
Perlahan, Daffa mendekatkan wajahnya ke wajah Aini.
Cup ..
Satu kecupan berhasil mendarat di bibir Aini.
Entah Daffa terhipnotis atau apa. Tapi kecupan itu berakhir dengan lhumatan...
Keduanya sama sama terbuai hingga mereka memutuskan untuk saling membuka segel.
Si entong terbangun dengan senyuman yang gagah dan berotot.
Aini sampai melotot melihat urat urat yang menjulang tinggi.
" Apa kau siap?"
" Aku selalu siap begitu aku sudah say menjadi istri mu." Ucap Aini.
Daffa akhirnya berhasil menembus pertahanan lawan.
Ah nikmat....
Daffa merasa dirinya seakan terbang melayang.
" Suami kau sangat perkasa."
" Oh Aini, jika sejak dulu aku tahu senikmat ini. Mungkin aku sudah vakum dari kantor dan akan bekerja terus denganmu."
" Pelan pelan suami..." Rengek Aini.
Ah nikmatnya....
Nikmat....
Nikmat...
Daffa memejamkan mata sangking nikmatnya..
" Suami..."
Puk
Puk
Puk
" Suami???" Panggil Aini sambil menepuk bahu Daffa.
Daffa membuka mata, dan dia melihat bahwa dirinya masih berdiri membeku dengan Aini yang sudah menjulurkan tangannya untuk membantu Daffa duduk.
Jadi tadi itu hanya khayalan ku?
" Suami, apa kamu baik baik saja?" Tanya Aini.
" Ah iya..."
Dengan langkah kaki yang seberat kaki gajah Daffa berhasil duduk dan berbaring di sebelah kanan Aini.
" Suami pasti lelah. Beristirahat lah
Ibu bilang besok kita harus mengunjungi Mama dan papa." Ucap Aini sambil berbalik memunggungi Daffa.
" hemm.."
Daffa memejamkan matanya, dia menggerutuki dirinya yang akhir akhir ini suka berkhayal bersama dengan Aini.
Daffa kemudian memilih untuk berbalik badan. Jadilah mereka tidur saling membelakangi.
Tengah malam...
Daffa terbangun karena merasa ada tangan dan kaki yang berada di tubuhnya.
Dan benar saja, tangan Aini berada di dada nya. Dan kaki Aini berada tepat di atas si entong.
" Ibu, kenapa guling ku jadi berat?" Aini mengigau.
Dengan hati hati, Daffa menyingkirkan tangan serta kaki Aini dari tubuhnya.
Namun, tangan Aini kembali memeluk Daffa dan meraba raba.
Daffa memejamkan mata dan menahan nafasnya.
" Ibu, kenapa guling ku terasa berbeda?" Tangan Aini terus meraba hingga berhenti tepat di atas entong .
Wiikk...
Wiikk...
Wik....
" Hehe, ibu ini apa.. Rasanya kenyal kenyal." Pekik Aini sambil terus meremas entong dari luar.
Semoga ini adalah khayalan ku juga. Malam ini benar-benar malam gila.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Aku Mira
perasaan banyak khyalannya thor 😁
2022-09-11
1