AAS 12 : Tuan donasi ternyata...

" Bukankah kakak mengatakan bahwa Aini ada dikota?. Apa Aini akan datang dari kota?"

" Itu...."

Belum selesai Yuli mencari jawaban untuk pria yang sedang bertanya di depannya tiba-tiba suara Aini terdengar memanggil namanya.

" Kakak..."

Aini segera berlari menuju sang Kakak dan memeluknya. Aini melewati pria yang tidak jauh dari kakaknya karena begitu mengkhawatirkan keadaan sang Ibu.

" Apa yang terjadi pada ibu?" Tanya Aini

" Kakak juga tidak tahu, saat itu Kakak sedang merekap data-data anak panti asuhan yang baru saja masuk. Sementara Mas Akbar juga sedang tidak ada di dekat Ibu karena beliau sedang menunaikan ibadah salat ashar."

" Retno yang datang menghampiri Kakak dan mengatakan bahwa ibu pingsan yang sudah dalam perjalanan menuju klinik ini."

" Astaghfirullah..."

Tak beberapa lama kemudian, dokter yang tadi memeriksa ibu keluar dari ruang UGD.

" keluarga pasien?"

" Kami adalah anak anak beliau." Ucap Akbar mewakili.

" Kondisi ibu sangat memprihatikan. Saya sarankan Ibu anda melakukan teslab dan serangkaian pemeriksaan lainnya untuk memastikan penyakit apa yang sedang ada pada ibu kalian mengingat ini adalah kali ketiganya dalam seminggu Ibu kalian mengalami pingsan secara tiba-tiba."

" Apa?." Aini sedikit terkejut. Pandangan nya lalu beralih memandang sang Kakak yang tertunduk.

" Maaf Aini, Ibu melarang kakak untuk memberitahukan tentang kondisinya kepadamu karena takut kamu akan merasa khawatir."

" Hiks..., harusnya kakak tetap memberitahu aku tentang kondisi Ibu karena bagaimana aku juga putrinya aku berhak tahu tentang kondisi beliau." Ucap Aini sambil menangis. Sementara Akbar meminta tolong kepada dokter untuk melakukan apapun demi mengetahui penyakit yang sedang dialami oleh ibunya.

Akbar paham betul, sejak meninggalnya sang ayah mertua. Ibu dari Yuli dan Akbar itu sering terlihat murung terutama saat malam hari. Entah karena hatinya sedih karena sudah berpisah jauh dengan sang suami atau bersedih karena Putri kesayangannya yaitu Aini hidup jauh dari nya.

Akbar pernah memberitahukan kepada Yuli tentang ibu mertuanya yang suka merenung pada malam hari. Tapi Yuli mengatakan bahwa Ibu tidak sedang melamun, melainkan sedang melakukan dzikir.

Sejak saat itu Akbar tidak pernah lagi bertanya tentang apapun mengenai Ibu mertuanya walaupun sebenarnya dirinya menaruh curiga bahwa sang ibu memiliki suatu rahasia.

Tuan donasi itu merasa bahwa ini bukanlah saat yang tepat untuk berbicara dengan Aini. Pria itu memutuskan untuk pergi ke kantin dan menenangkan pikirannya.

Satu sisi, dirinya merasa senang karena akhirnya dia bertemu dengan Aini walaupun harus dengan cara seperti ini.

Di sisi lain, pria itu juga heran dengan sikap Mbak Yuli yang seolah-olah menutupi sesuatu yang berkaitan dengan Aini.

Pria itu kemudian teringat dengan perkataan Mbak Yuli yang mengatakan bahwa Aini sudah tidak tinggal di sana melainkan tinggal di kota. Tapi sayangnya belum sempat Mbak Yuli mengatakan lanjutan dari kata-katanya seseorang datang dan memberitahukan bahwa ibunya sedang dalam perjalanan menuju klinik.

" Huft, Sebenarnya apa yang Aini lakukan ke kota?. Tidak mungkin kan Aini bekerja." Pekik Pria itu hingga sebuah tepukan bahu mengejutkan dirinya.

" Dafi. Sedang apa kamu disini?" Tanya Daffa.

Ya. Pria atau yang biasa dipanggil Tuan donasi oleh Aini adalah Daffi Abimanyu Bastian.

Saudara kembar dari Daffa. Daffa Abinaya Bastian.

Aini sendiri tidak mengenali Daffi karena sebelumnya Aini tidak pernah bertanya tentang namanya. Dan Aini juga tidak pernah bertanya tentang keluarga Daffa Karena setelah mereka menikah mereka sama sekali sangat jarang berkomunikasi.

Aini juga tidak mencari tahu apapun tentang keluarga dari suaminya karena saat itu Aini masih terlalu sedih karena kepergian dari sang ayah.

" Kakak mengejutkan aku." Ucap Daffi.

" Apa yang kamu lakukan disini?. Maaf aku baru bisa datang dan menemuimu setelah beberapa hari dari kabar kepulanganmu dari Swiss."

" Tidak apa apa. Maaf karena aku juga belum sempat berkunjung ke kediaman kakak yang ada di kota sehingga aku masih belum mengenal kakak iparku."

" Santai saja. Suatu saat kamu juga pasti akan bertemu dengan nya." Ucap Daffa.

" Ngomong ngomong, Kamu sedang apa berada di kantin klinik ini apakah kamu sedang sakit?" Tanya Daffa.

" Ah tidak, tadi aku sedang mengantarkan Ibu dari temanku yang masuk ke klinik ini." Ucap Daffi berbohong. Karena tidak mungkin Davi mengatakan jika dirinya sedang mengikuti keluarga dari wanita yang dulu dia cintai.

" Kalau kamu sedang apa disini?"

" Oh itu, ibu mertuaku masuk rumah sakit jadi aku ke sini untuk mengantarkan istriku."

" Lalu Kenapa kamu justru ada di sini Kenapa kamu tidak mendampingi istrimu?"

" Hah itulah masalah nya. Aku dan istriku sebenarnya...."

" Jangan katakan padaku bahwa pusakamu masih belum terbangun sehingga kamu masih belum bisa memberikan hakmu sebagai seorang suami."

" Huft.... Entahlah. Aku tidak tahu."

" Ya Tuhan. jadi selama umur pernikahan kalian kamu masih tidak menyentuhnya sama sekali.?"

" Ya. Dan sialnya dia menganggapku sebagai seorang homo."

" Apa homo?. hahahaha.... Kenapa bisa begitu?"

Daffa kemudian menceritakan kejadian di mana saat itu istrinya sedang berada di kantor untuk mengantarkan makan siang dan saat istrinya kembali karena rantang yang dia bawa ketinggalan. Istrinya melihat adegan di mana Dafa sedang membayangkan dirinya dan istrinya bersama namun ternyata yang ada di hadapannya justru Daffa sedang mencoba untuk mencium Kenzo.

" Hahaha.... hahaha..."

" Terus saja menertawakan aku. Bukankah yang terjadi padaku gara-gara kamu." Pekik Daffa.

Daffi langsung kincep. Mereka kemudian mengingat momen kejadian masa lalu di mana saat itu Daffa dan Daffi sedang berlibur bersama di hari terakhir sebelum Daffi pergi ke Swiss.

Saat itu mereka saling bercanda tawa dan tertawa sehingga tanpa sadar Daffi menendang bola terlalu keras ke arah Garuda perkasa milik Daffa.

Daffa yang terkejut mendapat serangan tiba-tiba membuat tubuhnya terpental dan karena kejadian itu dapat dirawat selama tiga hari di rumah sakit. Sejak saat itu, Garuda gagah perkasa milik Daffa dinyatakan vakum.

" Maafkan aku.." Ucap Daffi.

" Tidak apa apa. Aku memaafkanmu dan akan selalu memaafkanmu Bukankah saudara kembar harus selalu saling memaafkan." Pekik Daffa.

" Aku doakan semoga garudamu segera kembali normal sehingga kamu bisa memberikan nafkah batin kepada istrimu."

" Terima kasih. Kalau begitu aku akan menemui ibu mertuaku. Apa kamu mau ikut?"

" Tidak, nanti saja setelah ini aku akan mencari keberadaan mu."

" Kalau begitu aku duluan. Jangan lupa untuk pulang, Mama bilang kamu jarang sekali berada di rumah."

" Ya, Aku sedang sibuk dengan usaha baru yang aku dan temanku kembangkan."

" Wow itu sangat bagus. Bisnis apa yang sedang kamu jalani?"

" Bisnis membuat Garuda perkasa mati suri."

" Sialan."

Daffa meninggalkan Daffi yang kembali terkekeh mengingat kejadian yang membuat Daffa kehilangan Sang Garuda.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Terpopuler

Comments

Febry Valentin

Febry Valentin

gemesin Aini

2022-11-04

1

Gina Savitri

Gina Savitri

Aini gimana, masa gak sadar suminya mirip donatur panti 😁

2022-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pendahuluan
2 AAS BAB 1 : Seperti Maling
3 AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4 AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5 AAS BAB 5 : Pria itu datang
6 AAS BAB 6 : Mimisan.
7 AAS BAB 7 : Bukan Homo
8 AAS BAB 8 : Malam gila.
9 AAS 9 : Kacau
10 AAS 10 : Ada yang menusuk
11 AAS 11 : Pingsan
12 AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13 AAS 13 : Rumah sakit
14 AAS 14 : Firasat
15 AAS 15 : Serangan jantung
16 AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17 AAS 17 : Permintaan Ibu
18 AAS 18 : Bangunkan Ibu
19 AAS 19 : Duka mendalam
20 AAS 20 : Ikhlas
21 AAS 21 : Empat kata
22 AAS 22 : Daffa dan Akbar
23 AAS 23 : Kata Kramat
24 AAS 24 : Sekamar
25 AAS 25 : Jantungan
26 AAS 26 : Ternyata...
27 AAS 27 : Gatel yaa?
28 AAS 28 : Kok marah?
29 BAB 29 : Aini - Daffa
30 BAB 30 : Ingin tahu
31 Bab 31 : Gak jelas .
32 Bab 32 : Kamar mandi
33 Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34 Bab 34 : Skin to skin
35 Bab 35: Dekat
36 Bab 36 : Berubah
37 Bab 37 : Pengen kawin
38 Bab 38 : Laura
39 Bab 39 : Makhluk astral
40 Bab 40 : Membelah diri?
41 Bab 41 : Ide dari Radio
42 Bab 42 : Gak jelas
43 Bab 43 : Ganti hukuman.
44 Bab 44 : Pulang
45 Bab 45 : Pesan Mama
46 Bab 46 : Kecewa
47 Bab 47 : Menemukan
48 Bab 48 : Catatan hati
49 Bab 49 : Keluarga
50 Bab 50 : Pribadi baru
51 Bab 51 : Bukan nasi goreng
52 Bab 52 : Semangat
53 Bab 53 : Anggap saja kencan
54 Bab : Percobaan
55 Bab 55 : Gila
56 Bab 56 : gak jelas
57 Jangan lupa
58 Bab 58 : Undangan pernikahan
59 Bab 59 : Ngomong sendiri
60 Bab 60 : Teman senasib
61 Bab 61 : Kesempurnaan
62 Bab 62 : Malam indah
63 Bab 63 : Oh tidak!
64 Bab 64 : Heboh
65 Bab 65 : Buntut
66 Bab 66 : Modusnya
67 Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68 Season 2 is coming...
69 Bab 68 : Romantis ala Daffa
70 Bab 69 : Hai Nina...
71 Bab 70 : Kenzo bucin
72 Bab 71 : Viona - Daffi
73 Bab 72 : Tambah lagi..
74 Bab 73 : Kenzo galau
75 Bab 74 : Kenzo - Nina
76 Bab 75 : Keputusan Viona
77 Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78 Bab 77 : Perasaan Lala
79 CINTA DAN KEBODOHAN
80 Destiny Of Love
81 Bab 78 : Viona...
82 Bab 79 : Tekad Daffi
83 Bab 80 : Apes
84 Bab 81 : Segitiga cinta
85 Bab 82 : Jantungan
86 Bab 83 : ingatan Daffa
87 Sepi nih...
88 Bab 84 : Cemburu
89 Bab 85 : Melamar
90 Kejutan untuk Viona
91 Ceramah...
92 Ada apa?
93 Ikut Ikutan
94 CUPLIKAN BAB
95 Maaf...
96 Rahasia Kak Yuli
97 Malam syahdu...
98 Siasat Daffa- Aini
99 Bermuka dua
100 Mungkin kepo...
101 Jangan serakah (1)
102 Jangan serakah (2)
103 Ketahuan...
104 Konspirasi..
105 RAHASIA CINTA ALIA
106 Demam pernikahan
107 Luka tak terlihat
108 Keluarga...
109 JANGAN AMBIL ANAKKU..
110 Tidak ada kata terlambat
111 Kumat...
112 Kebahagiaan ( last Part)
113 Petuah bijak...
114 Extra Part : 40 hari..
115 Extra Part : Selalu gagal...
116 Karya baru tiba...
117 Ternyata Aku Sendiri
118 Promosi...
119 Mampir yaa..
120 Cerita menguras emosi
121 Permintaan Terakhir Istriku
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Pendahuluan
2
AAS BAB 1 : Seperti Maling
3
AAS BAB 3 : Ajari Aku selingkuh
4
AAS BAB 4 : Tidak seperti yang terlihat.
5
AAS BAB 5 : Pria itu datang
6
AAS BAB 6 : Mimisan.
7
AAS BAB 7 : Bukan Homo
8
AAS BAB 8 : Malam gila.
9
AAS 9 : Kacau
10
AAS 10 : Ada yang menusuk
11
AAS 11 : Pingsan
12
AAS 12 : Tuan donasi ternyata...
13
AAS 13 : Rumah sakit
14
AAS 14 : Firasat
15
AAS 15 : Serangan jantung
16
AAS 16 : Kejutan yang menyakiti hati
17
AAS 17 : Permintaan Ibu
18
AAS 18 : Bangunkan Ibu
19
AAS 19 : Duka mendalam
20
AAS 20 : Ikhlas
21
AAS 21 : Empat kata
22
AAS 22 : Daffa dan Akbar
23
AAS 23 : Kata Kramat
24
AAS 24 : Sekamar
25
AAS 25 : Jantungan
26
AAS 26 : Ternyata...
27
AAS 27 : Gatel yaa?
28
AAS 28 : Kok marah?
29
BAB 29 : Aini - Daffa
30
BAB 30 : Ingin tahu
31
Bab 31 : Gak jelas .
32
Bab 32 : Kamar mandi
33
Bab 33 : Untuk pertama kalinya
34
Bab 34 : Skin to skin
35
Bab 35: Dekat
36
Bab 36 : Berubah
37
Bab 37 : Pengen kawin
38
Bab 38 : Laura
39
Bab 39 : Makhluk astral
40
Bab 40 : Membelah diri?
41
Bab 41 : Ide dari Radio
42
Bab 42 : Gak jelas
43
Bab 43 : Ganti hukuman.
44
Bab 44 : Pulang
45
Bab 45 : Pesan Mama
46
Bab 46 : Kecewa
47
Bab 47 : Menemukan
48
Bab 48 : Catatan hati
49
Bab 49 : Keluarga
50
Bab 50 : Pribadi baru
51
Bab 51 : Bukan nasi goreng
52
Bab 52 : Semangat
53
Bab 53 : Anggap saja kencan
54
Bab : Percobaan
55
Bab 55 : Gila
56
Bab 56 : gak jelas
57
Jangan lupa
58
Bab 58 : Undangan pernikahan
59
Bab 59 : Ngomong sendiri
60
Bab 60 : Teman senasib
61
Bab 61 : Kesempurnaan
62
Bab 62 : Malam indah
63
Bab 63 : Oh tidak!
64
Bab 64 : Heboh
65
Bab 65 : Buntut
66
Bab 66 : Modusnya
67
Bab 67 : Ketika gengsi yang menang
68
Season 2 is coming...
69
Bab 68 : Romantis ala Daffa
70
Bab 69 : Hai Nina...
71
Bab 70 : Kenzo bucin
72
Bab 71 : Viona - Daffi
73
Bab 72 : Tambah lagi..
74
Bab 73 : Kenzo galau
75
Bab 74 : Kenzo - Nina
76
Bab 75 : Keputusan Viona
77
Bab 76 : Kejutan tidak menyenangkan
78
Bab 77 : Perasaan Lala
79
CINTA DAN KEBODOHAN
80
Destiny Of Love
81
Bab 78 : Viona...
82
Bab 79 : Tekad Daffi
83
Bab 80 : Apes
84
Bab 81 : Segitiga cinta
85
Bab 82 : Jantungan
86
Bab 83 : ingatan Daffa
87
Sepi nih...
88
Bab 84 : Cemburu
89
Bab 85 : Melamar
90
Kejutan untuk Viona
91
Ceramah...
92
Ada apa?
93
Ikut Ikutan
94
CUPLIKAN BAB
95
Maaf...
96
Rahasia Kak Yuli
97
Malam syahdu...
98
Siasat Daffa- Aini
99
Bermuka dua
100
Mungkin kepo...
101
Jangan serakah (1)
102
Jangan serakah (2)
103
Ketahuan...
104
Konspirasi..
105
RAHASIA CINTA ALIA
106
Demam pernikahan
107
Luka tak terlihat
108
Keluarga...
109
JANGAN AMBIL ANAKKU..
110
Tidak ada kata terlambat
111
Kumat...
112
Kebahagiaan ( last Part)
113
Petuah bijak...
114
Extra Part : 40 hari..
115
Extra Part : Selalu gagal...
116
Karya baru tiba...
117
Ternyata Aku Sendiri
118
Promosi...
119
Mampir yaa..
120
Cerita menguras emosi
121
Permintaan Terakhir Istriku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!