20. Terngiang

Biru masuk ke dalam kamarnya. Suasana kamar itu tidak berubah sama sekali. Semua masih sama. Kamar yang didominasi warna putih dan abu-abu itu bahkan masih terjaga kebersihannya.

Biru berjalan ke arah tempat tidur empuk dan besar miliknya. Ia merebahkan tubuhnya disana. Lega dan nyaman sekali rasanya. Sudah dua bulan ini ia hanya tidur di dekat kursi panjang di ruang tamu rumah Lila. Tentu saja membuatnya tak nyaman karena sangat sempit dan tidak empuk.

Disini tempat tidurnya sangat luas. Bahkan bisa dipakai tidur untuk berdua. Mau bagaimana lagi, disana Lila hanya punya kursi panjang itu untuk tempat tidurnya. Itu pun rasanya sudah syukur daripada harus tidur di lantai.

"Tubuhku sudah lama merindukan kasur empuk ini," ujar Biru seraya merenggangkan badannya.

Selanjutnya Biru bangun dari tempat tidur dan membuka pakaiannya lalu masuk ke kamar mandi. Ia memutuskan untuk berendam di bath up dengan air hangat. Pasti akan sangat nyaman, pikirnya. Saking nyamannya ia berendam disana, tanpa sadar ia pun tertidur.

Sekitar lima belas menit ia tertidur pulas di dalam bath-up, ia mulai tersadar saat mendengar suara-suara yang tak asing di telinganya. Entah ia sedang bermimpi atau tidak, yang pasti suara itu terdengar sangat nyata di telinganya.

“Bi....”

“Bi.....”

“Biru, sudah mandinya. Nanti masuk angin.”

Biru terkejut lalu membuka matanya dengan tiba-tiba. Yang tadinya ia setengah berbaring kini langsung terduduk dengan sempurna. Ia melihat ke sekeliling kamar mandi yang luas itu, tapi tidak ada siapa-siapa. Ia terngiang suara Lila yang memintanya menyudahi mandi di sungai.

“Lila....” lirih Biru.

“Kenapa aku terngiang-ngiang suaranya? Apa mungkin sekarang dia juga sedang memikirkanku?” tanya Biru pada dirinya sendiri.

“Ah, entahlah. Aku sudahi saja berendamnya.”

Biru segera keluar dari bath up lalu membilas tubuhnya. Ia baru teringat ibunya sudah menunggu di meja makan.

***

Lila sendiri malam ini sedang duduk termenung di meja makannya. Satu tangannya bertopang dagu sambil melihat ke arah makanannya di atas meja. Ia rindu berebut makanan dengan Biru. Meski harus berbagi makanan setiap hari dengan pria itu tapi ia tak keberatan. Makan berdua lebih terasa nikmatnya daripada makan sendiri begini.

Lila tampak menghela nafas dengan berat. Ia tak semangat makan malam ini.

“Pasti di kota makananmu lebih enak daripada masakanku kan? Kau juga pasti bosan selalu aku masakin sup hampir setiap hari. Mau bagaimana lagi, aku hanya mampu memberimu makan dengan ini. Ini juga sudah lebih baik daripada makan nasi sama garam saja.”

Lila menyendok sedikit nasi lalu memasukkan ke dalam mulutnya sendiri.

“Bi, kenapa aku memikirkanmu terus ya? Apa karena dua bulan ini kita sudah tinggal bersama? Aku yakin disana kau tidak mungkin mengingatku lagi. Kau kelihatan bahagia sekali bisa pulang ke kota. Pasti kau sudah rindu sama keluarga dan tunanganmu kan. Apa jangan-jangan sekarang kau sedang berduaan dengan tunanganmu? Hmm...aku rasa begitu.”

Lila kembali menyendokkan nasi ke mulutnya. Ia berusaha untuk terus makan meski rasanya sangat tak berselera.

Setelah makan ia langsung rebahan di atas kasurnya. Hal yang sangat jarang ia lakukan. Biasanya ia akan melakukan aktivitas lain dulu. Tapi malam ini ia sudah tak bersemangat melakukan apa-apa lagi.

“Huhhhh, baru jam segini sudah mau tidur.” Lila protes pada dirinya sendiri.

Lila yang sedang berbaring dengan posisi terlentang, lama-lama mulai memejamkan matanya. Ia merasa sangat lelah dan ingin beristirahat saja.

“Lila....”

“Lila.....”

“Lila, kau dimana?”

Deg.

Lila tersentak lalu membuka matanya. Ia segera bangun lalu duduk di kasurnya memandang ke arah pintu.

“Biru? Tadi seperti suara Biru.”

Lila dengan cepat turun dari kasur dan pergi keluar kamarnya. Ia melihat sekeliling rumahnya itu kosong dan sangat sepi. Ia pun bersandar di dinding dengan lemah. Ia tak mengerti mengapa suara Biru terngiang di telinganya.

Apa pria itu sedang merindukannya? Ah, tidak mungkin! Lila menepis perasaan itu. Biru sudah kembali pada tunangannya. Mana mungkin ia merindukan Lila, seorang gadis desa yang tak punya apa-apa.

Akhirnya Lila memutuskan untuk masuk ke kamarnya lagi. Ia berpikir mungkin saja karena ia terlalu banyak mengingat Biru sampai-sampai suara pria itu terus terngiang di telinganya dengan jelas.

Benar apa kata Biru dulu. Jika Biru sudah tidak ada, ia akan selalu merindukan suara berisik Biru yang terus memanggil namanya.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

ya ampun aku kok ikut nyesek ya

2022-11-09

1

💙Renata__Erdiana💚

💙Renata__Erdiana💚

Biru.. aku rindu 🥺🥺🥺

2022-10-07

0

Mamahe 3E

Mamahe 3E

kl udh ga ada baru kerasa bgt ya kehilangan

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Siapa Aku?
3 3. Tuan Amnesia
4 4. Merawat Biru Dengan Baik
5 5. Tak Nyaman
6 6. Kalung Dengan Inisial L
7 7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8 8. Biru Berangsur Pulih
9 9. Panen Mangga
10 10. Calon Suami
11 11. Perhatian Biru
12 12. Jatuh Cinta?
13 13. Rencana Reza
14 14. Biru Terluka
15 15. Aku Biru Adhitama
16 16. Rencana Kembali Ke Kota
17 17. Tak Ingin Berpisah
18 18. Kalung Untuk Lila
19 19. Aku Selamat
20 20. Terngiang
21 21. Dia Bukan Calon Suamimu
22 22. Aku Senang Kau Kembali
23 23. Kekhawatiran Lila
24 24. Musuh Dalam Selimut
25 25. Tugas Untuk Jay
26 26. Pergi Ke Desa
27 27. Kiriman Dari Biru
28 28. Gelagat Mencurigakan
29 29. Foto Lila
30 30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31 31. Permintaan Luna
32 32. Kesabaranku Sudah Habis
33 33. Rencana Melamar Lila
34 34. Menentukan Pilihan
35 35. Penolakan Luna
36 36. Ancaman Luna
37 37. Terus Mendesak
38 38. Mencelakai Paman Hardi
39 39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40 40. Terpaksa Menikah Dengannya
41 41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42 42. Membawa Lila Ke Kota
43 43. Tempat Tinggal Baru
44 44. Hadiah Untuk Lila
45 45. Bertemu Orang Tua Biru
46 46. Ternyata Dia
47 47. Aku Tetap Memilihmu
48 48. Selesaikan Urusan Kalian
49 49. Ngambek
50 50. Musuh Berkedok Sahabat
51 51. Hal Penting Lain
52 52. Menghabiskan Malam Bersama
53 53. Mendaftar Kursus
54 54. Menjenguk Paman Hardi
55 55. Pengakuan Luna
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Siapa Aku?
3
3. Tuan Amnesia
4
4. Merawat Biru Dengan Baik
5
5. Tak Nyaman
6
6. Kalung Dengan Inisial L
7
7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8
8. Biru Berangsur Pulih
9
9. Panen Mangga
10
10. Calon Suami
11
11. Perhatian Biru
12
12. Jatuh Cinta?
13
13. Rencana Reza
14
14. Biru Terluka
15
15. Aku Biru Adhitama
16
16. Rencana Kembali Ke Kota
17
17. Tak Ingin Berpisah
18
18. Kalung Untuk Lila
19
19. Aku Selamat
20
20. Terngiang
21
21. Dia Bukan Calon Suamimu
22
22. Aku Senang Kau Kembali
23
23. Kekhawatiran Lila
24
24. Musuh Dalam Selimut
25
25. Tugas Untuk Jay
26
26. Pergi Ke Desa
27
27. Kiriman Dari Biru
28
28. Gelagat Mencurigakan
29
29. Foto Lila
30
30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31
31. Permintaan Luna
32
32. Kesabaranku Sudah Habis
33
33. Rencana Melamar Lila
34
34. Menentukan Pilihan
35
35. Penolakan Luna
36
36. Ancaman Luna
37
37. Terus Mendesak
38
38. Mencelakai Paman Hardi
39
39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40
40. Terpaksa Menikah Dengannya
41
41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42
42. Membawa Lila Ke Kota
43
43. Tempat Tinggal Baru
44
44. Hadiah Untuk Lila
45
45. Bertemu Orang Tua Biru
46
46. Ternyata Dia
47
47. Aku Tetap Memilihmu
48
48. Selesaikan Urusan Kalian
49
49. Ngambek
50
50. Musuh Berkedok Sahabat
51
51. Hal Penting Lain
52
52. Menghabiskan Malam Bersama
53
53. Mendaftar Kursus
54
54. Menjenguk Paman Hardi
55
55. Pengakuan Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!