13. Rencana Reza

“Jangan pernah mengganggu Lila lagi! Aku sebagai calon suaminya tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitinya!”

Kalimat yang dilontarkan Biru pada Reza kemarin saat mereka bertemu di pasar, selalu terngiang-ngiang di telinga Reza. Tidak hanya itu. Kejadian saat Biru dan Lila menghabiskan waktu bersama di sungai juga terus bermain di pikirannya.

Reza mengepalkan tangannya mengingat semua itu. Lila, gadis yang sudah lama ia sukai ternyata sudah dekat dengan seorang pria asing yang entah dari mana asal usulnya.

Reza bisa saja berbuat kasar pada Lila atau memaksa Lila agar mereka bisa menikah, tentunya dengan cara yang kotor. Tapi Reza tak mau melakukan itu karena ia terlalu mencintai Lila. Lila gadis baik-baik yang tak akan ia rusak. Ia mencintai Lila dengan sungguh-sungguh.

Tapi itu bukan berarti ia rela melihat Lila bersama pria lain. Lila tetap harus menjadi miliknya. Ia merasa yang lebih dulu kenal dan suka pada gadis itu, bukan Biru. Tak boleh ada yang memilikinya selain dirinya.

“Hei, melamun saja dari tadi.” Satu tepukan di pundak Reza membuatnya sedikit berjingkit karena terkejut.

Ternyata yang menepuk pundaknya adalah Dani, salah satu temannya. Saat ini mereka sedang duduk di gazebo dekat lapangan yang ada di desa itu.

“Kau pasti memikirkan pria yang bersama Lila di pasar bukan?” tebak Dani.

“Aku penasaran siapa pria itu. Aku tidak pernah melihat pria itu sebelumnya,” jawab Reza.

“Sama. Aku juga tidak pernah. Apa mungkin dia pria dari desa lain?”

Reza mengangkat bahunya. “Aku tidak tau. Yang jelas, aku tidak akan membiarkan pria itu menjadi suami Lila.”

“Menurutmu pria itu serius dengan perkataannya?” tanya Dani.

“Aku tidak peduli dengan perkataan pria itu. Tapi saat aku melihat Lila, dia hanya diam saja saat pria itu mengatakan bahwa dia calon suaminya. Kalau pria itu berbohong pasti Lila akan menyangkalnya.”

“Berarti benar dia calon suami Lila?”

“Tidak! Tidak akan aku biarkan itu terjadi!” sangkal Reza dengan cepat. “Tidak ada yang boleh memiliki Lila selain aku,” lanjut Reza dengan sungguh-sungguh.

“Lalu, apa yang akan kau lakukan?”

“Tentu saja memisahkan mereka!” jawab Reza tanpa ragu.

“Caranya?” tanya Dani penasaran.

Reza tiba-tiba tersenyum licik. Di kepalanya sudah ada rencana yang akan ia lakukan untuk memisahkan Biru dan Lila. Ia pun membisikkan rencana itu pada Dani. Dani yang mendengarnya sontak melebarkan mata.

“Kau yakin akan melakukan itu?” tanya Dani memastikan.

“Jika aku tidak bisa memiliki Lila, maka pria asing itu juga tidak boleh memilikinya. Adil bukan?” jawab Reza dengan senyum menyeringai.

Reza yang sudah terbakar api cemburu tidak dapat berpikir jernih lagi. Yang ada di kepalanya adalah Biru harus ia singkirkan agar pria itu tak menikahi Lila. Ia tak peduli akan resiko yang akan ia tanggung nanti. Yang penting pria itu harus menjauh dari Lila dulu. Soal resiko bisa dipikir belakangan.

***

“Lila....Lila.....” panggil Biru saat masuk ke dalam rumah. Ia baru saja dari kebun mangga belakang rumah untuk mengambil beberapa buah mangga yang sudah matang di pohon.

“Ada apa memanggilku?” tanya Lila yang sedang menyiapkan sarapan pagi mereka.

Hari ini Lila membuat nasi goreng untuk sarapan. Ia memindahkan nasi goreng buatannya ke dua piring berbeda. Satu untuknya dan satu untuk Biru. Porsi Biru tentu lebih banyak darinya. Setelah itu ia meletakkan piring itu di meja makan.

“Ayo makan, sarapan sudah siap,” ajak Lila lalu duduk di kursi makan.

"Wahhh...harum sekali masakanmu. Aku jadi lapar. Semua masakanmu enak-enak," puji Biru.

Biru meletakkan mangga yang ia petik di atas meja makan lalu ikut duduk untuk sarapan.

“Nanti tolong kupaskan mangga ini untukku, ya. Aku tiba-tiba ingin makan mangga hasil kebunmu,” pinta Biru lalu mulai memakan nasi goreng buatan Lila.

“Apa kau tidak bisa mengupas mangga sendiri?” tanya Lila.

Biru menggeleng. “Tidak bisa.”

“Tidak bisa atau malas?” ledek Lila.

“Beneran tidak bisa, Lila.” Biru memang serius dengan jawabannya.

“Mengupas mangga saja tidak bisa? Jangan-jangan kau ini anak orang kaya, ya? Orang kaya yang banyak pembantunya. Jadi semua dikerjakan oleh pembantu,” seloroh Lila.

“Aku tidak tau. Aku sama sekali tidak ingat.”

“Aku rasa begitu. Dari awal tinggal disini saja kau terlihat sangat tidak betah. Kau juga tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah."

"Aku bisa mendorong gerobak." Biru membela diri sambil terkekeh. “Tapi sekarang aku sudah mulai nyaman tinggal disini," lanjut Biru.

“Kalau seandainya kau tidak hilang ingatan, apa mungkin kau akan betah tinggal di rumah kecil seperti ini?” tanya Lila tiba-tiba.

Biru menghentikan makannya. Ia meletakkan sendok di tangannya lalu beralih menatap Lila dengan serius.

“Siapapun aku, darimana pun aku berasal, satu hal yang perlu kau tau, aku tidak akan melupakan gadis penyelamatku. Jika waktu itu kau tidak memutuskan untuk menolongku, mungkin kita tidak akan makan bersama seperti ini,” ucap Biru dengan serius.

“Bi, maaf. Aku tidak bermaksud menyinggungmu,” lirih Lila takut Biru salah paham.

Biru meraih tangan Lila dan menggenggamnya dengan erat. “Aku tidak akan mungkin melupakan jasamu, Lila. Kau sudah banyak sekali menolongku. Kau bahkan rela menampungku dan berbagi makanan denganku. Padahal aku sendiri tau bagaimana kondisimu.”

“Apa itu artinya kau akan terus tinggal disini meski kau sudah ingat siapa dirimu?” Terselip sebuah harapan dari pertanyaan Lila barusan agar Biru tak pergi meninggalkannya.

“Tidak melupakanmu bukan berarti aku tidak kembali pada kehidupanku sebenarnya. Aku yakin aku pasti punya keluarga. Dan keluargaku mungkin saja sedang khawatir tentang keberadaanku. Mereka berhak atas diriku,” jawab Biru yang membuat harapan Lila meluruh.

Lila pun mengangguk. Ia berusaha menegarkan hatinya. “Kau benar. Keluargamu pasti sudah merindukanmu.”

Dan setelah kau kembali pada mereka, giliran aku yang akan merindukanmu, Biru. Lirih Lila dalam hati.

Lila jadi tak semangat melanjutkan sarapannya. Suapan demi suapan terasa berat masuk ke mulutnya. Biru tentu saja bisa menangkap hal itu. Ia tidak bermaksud untuk membuat Lila sedih. Tapi ia hanya tak ingin memberikan harapan lebih pada Lila.

Ia sendiri tak bisa mengingat dengan jelas siapa dirinya dan darimana ia berasal. Apa mungkin dia sudah menikah atau punya kekasih di kehidupan aslinya, ia sendiri tak tau. Oleh sebab itu ia tak mau memberi harapan pada Lila. Itu malah bisa membuat Lila lebih sedih nantinya.

Dan tentang perasaannya pada Lila, ia juga belum pasti. Satu yang pasti, Lila adalah gadis baik yang sangat tulus di matanya.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

😔😔😔😔

2022-11-09

1

KUNCORO'S Days

KUNCORO'S Days

Sediiihhhhh😭😭😭😭😭😭

2022-10-08

0

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Aduduh babang reza kamu beneran cinta apa hanya terobsesi 😌

2022-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Siapa Aku?
3 3. Tuan Amnesia
4 4. Merawat Biru Dengan Baik
5 5. Tak Nyaman
6 6. Kalung Dengan Inisial L
7 7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8 8. Biru Berangsur Pulih
9 9. Panen Mangga
10 10. Calon Suami
11 11. Perhatian Biru
12 12. Jatuh Cinta?
13 13. Rencana Reza
14 14. Biru Terluka
15 15. Aku Biru Adhitama
16 16. Rencana Kembali Ke Kota
17 17. Tak Ingin Berpisah
18 18. Kalung Untuk Lila
19 19. Aku Selamat
20 20. Terngiang
21 21. Dia Bukan Calon Suamimu
22 22. Aku Senang Kau Kembali
23 23. Kekhawatiran Lila
24 24. Musuh Dalam Selimut
25 25. Tugas Untuk Jay
26 26. Pergi Ke Desa
27 27. Kiriman Dari Biru
28 28. Gelagat Mencurigakan
29 29. Foto Lila
30 30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31 31. Permintaan Luna
32 32. Kesabaranku Sudah Habis
33 33. Rencana Melamar Lila
34 34. Menentukan Pilihan
35 35. Penolakan Luna
36 36. Ancaman Luna
37 37. Terus Mendesak
38 38. Mencelakai Paman Hardi
39 39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40 40. Terpaksa Menikah Dengannya
41 41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42 42. Membawa Lila Ke Kota
43 43. Tempat Tinggal Baru
44 44. Hadiah Untuk Lila
45 45. Bertemu Orang Tua Biru
46 46. Ternyata Dia
47 47. Aku Tetap Memilihmu
48 48. Selesaikan Urusan Kalian
49 49. Ngambek
50 50. Musuh Berkedok Sahabat
51 51. Hal Penting Lain
52 52. Menghabiskan Malam Bersama
53 53. Mendaftar Kursus
54 54. Menjenguk Paman Hardi
55 55. Pengakuan Luna
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Siapa Aku?
3
3. Tuan Amnesia
4
4. Merawat Biru Dengan Baik
5
5. Tak Nyaman
6
6. Kalung Dengan Inisial L
7
7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8
8. Biru Berangsur Pulih
9
9. Panen Mangga
10
10. Calon Suami
11
11. Perhatian Biru
12
12. Jatuh Cinta?
13
13. Rencana Reza
14
14. Biru Terluka
15
15. Aku Biru Adhitama
16
16. Rencana Kembali Ke Kota
17
17. Tak Ingin Berpisah
18
18. Kalung Untuk Lila
19
19. Aku Selamat
20
20. Terngiang
21
21. Dia Bukan Calon Suamimu
22
22. Aku Senang Kau Kembali
23
23. Kekhawatiran Lila
24
24. Musuh Dalam Selimut
25
25. Tugas Untuk Jay
26
26. Pergi Ke Desa
27
27. Kiriman Dari Biru
28
28. Gelagat Mencurigakan
29
29. Foto Lila
30
30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31
31. Permintaan Luna
32
32. Kesabaranku Sudah Habis
33
33. Rencana Melamar Lila
34
34. Menentukan Pilihan
35
35. Penolakan Luna
36
36. Ancaman Luna
37
37. Terus Mendesak
38
38. Mencelakai Paman Hardi
39
39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40
40. Terpaksa Menikah Dengannya
41
41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42
42. Membawa Lila Ke Kota
43
43. Tempat Tinggal Baru
44
44. Hadiah Untuk Lila
45
45. Bertemu Orang Tua Biru
46
46. Ternyata Dia
47
47. Aku Tetap Memilihmu
48
48. Selesaikan Urusan Kalian
49
49. Ngambek
50
50. Musuh Berkedok Sahabat
51
51. Hal Penting Lain
52
52. Menghabiskan Malam Bersama
53
53. Mendaftar Kursus
54
54. Menjenguk Paman Hardi
55
55. Pengakuan Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!