3. Tuan Amnesia

“Kerahkan semua anak buah untuk mencari keberadaan Biru. Biru harus segera ditemukan!” titah Tuan Abimanyu Adhitama yang tak lain adalah ayah dari Biru Adhitama.

“Baik, Tuan. Pencarian terus dilakukan sampai pagi ini,” jawab asisten dari Tuan Abimanyu.

“Sudah sampai mana pencarian di lokasi kejadian?” tanya Tuan Abimanyu.

“Mereka sedang menyisir hingga ke bagian jurang yang ada disana, Tuan. Ada warga disana yang sempat mendengar sebuah ledakan yang besar berasal dari jurang,” jawab pria itu.

Tuan Abimanyu tampak terhenyak dengan jawaban asistennya itu. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa anaknya pasti bisa diselamatkan.

“Terus lakukan pencarian! Kau boleh pergi sekarang. Laporkan setiap detail informasi yang kau tau tentang keberadaan anakku.”

“Baik, Tuan.”

Asisten itu membungkukkan badannya lalu pamit pergi meninggalkan ruang kerja Tuan Abimanyu. Hari ini beliau memilih tidak berangkat ke perusahaannya. Ia memantau pekerjaan dari rumah saja.

Saat asisten itu keluar, ia sempat berpapasan dengan istri Tuan Abimanyu yang hendak masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Mata wanita paruh baya itu tampak bengkak. Sepertinya karna habis menangis semalaman karena risau anaknya tak kunjung pulang.

“Mas, bagaimana perkembangan pencarian Biru?” Riana langsung to the point bertanya pada suaminya.

Abimanyu mengulurkan satu tangannya meminta Riana mendekat. Wanita itu menurut. Suaminya langsung mendekapnya dengan erat.

“Sabar sebentar. Mereka sedang berusaha mencari anak kita,” jawab Abimanyu sembari mengusap punggung istrinya untuk memberikan ketenangan.

Mata Riana mulai memanas. Ia masih sangat khawatir pada Biru. Apalagi ia pergi sendirian tanpa asisten kesana.

“Aku sangat khawatir pada Biru, Mas. Sudah semalaman dia tidak pulang.” Riana terdengar terisak. Abimanyu semakin erat memeluk istrinya.

“Sabar. Kita harus yakin anak kita pasti pulang.”

Triiinnnggggg.

Suara handphone Abimanyu berdering di atas meja. Ia melepas dekapannya lalu beralih mengambil handphone itu dan menjawabnya.

“Hallo, Jay. Bagaimana? Kau dapat info baru?” tanya Abimanyu penasaran.

“Tuan, mobil Tuan Biru sudah ditemukan di dasar jurang. Tapi....”

“Tapi apa? Lanjutkan cepat!”

“Tuan Biru sendiri belum ditemukan keberadaannya, Tuan. Kondisi mobil juga cukup hancur dan terbagi menjadi beberapa bagian. Kami masih berusaha mencari keberadaan Tuan Biru di sekitar jurang ini.”

Deg.

Tuan Abimanyu sangat shock mendengar berita ini. Jatuh ke jurang? Mobilnya hancur? Biru tidak ditemukan? Mungkinkah anaknya masih hidup dalam keadaan seperti itu?

Tuan Abimanyu terdiam sejenak mencerna kata demi kata yang disampaikan oleh Jay. Kini, matanya juga ikut memanas. Dadanya terasa kian sesak mendengar berita pahit seperti itu tentang putra semata wayangnya.

“Bagaimana, Mas? Apa katanya?” tanya Riana yang tak mendengar langsung informasi itu.

Tuan Abimanyu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia berdehem untuk menetralkan suaranya.

“Terus cari dia!” Hanya itu yang ia ucapkan pada Jay lalu segera memutuskan panggilan itu.

“Bagaimana, Mas?” tanya Riana lagi. “Katakan yang jujur, Mas. Aku berhak tau kabar tentang Biru,” tanya Riana dengan cemas.

Tuan Abimanyu tampak menghela nafas dengan berat. “Mobilnya ditemukan di jurang. Tapi Biru sendiri belum ditemukan.”

“Mobilnya masuk ke jurang, Mas?” tanya Riana dengan airmata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

“Ya, mobilnya masuk ke jurang.”

Riana langsung memeluk sang suami seraya menumpahkan airmatanya. Bermacam-macam pikiran negatif langsung mengganggu otaknya. Ia tak mau putra semata wayangnya itu kenapa-napa. Ia mau putranya kembali ke rumah dengan sehat seperti sebelumnya.

***

Sementara itu di tempat lain, pria yang sedang dicari-cari keberadaannya. Malah sedang bingung mengingat siapa dirinya. Ia sama sekali tak bisa mengenal dengan baik siapa dirinya. Bahkan namanya saja ia tak tau.

“Aku.....siapa aku?” tanya Biru pada Lila.

Lila mengernyitkan keningnya. Bagaimana bisa seseorang bertanya tentang dirinya pada orang lain yang baru ia temui? Aneh-aneh saja, pikir Lila.

“Aku tidak tau kau siapa. Kita baru saja bertemu. Aku menolongmu kemarin. Aku menemukanmu di sungai,” jawab Lila dengan jujur.

“Menolongku? Sungai?” ulang Biru. Lila pun mengangguk.

Biru berusaha keras mengingat sesuatu yang berkaitan dengan sungai. Dalam ingatannya ia terbayang saat dirinya jatuh ke dalam sungai dengan setelan jas lengkap. Tapi kemudian ia terbayang saat dirinya masuk ke dalam sebuah kolam renang dan berenang dengan bebas disana.

Biru menggelengkan kepalanya berkali-kali. Pikirannya sangat kacau dia tidak bisa mengingat dengan baik.

“Tuan, kau baik-baik saja?” tanya Lila yang khawatir melihat Biru.

“Kau...apa kau tau siapa namaku?” Biru malah balik bertanya.

“Tidak, Tuan. Kita tidak saling mengenal sebelumnya,” jawab Lila.

Biru semakin bingung. Ia bahkan tak bisa mengingat namanya juga. Ia pun berusaha bangun dan duduk di kursi kayu itu.

“Kakiku sakit,” ucap Biru.

“Iya, Tuan. Mungkin terbentur sesuatu. Kemarin kata Paman yang mengobatimu, kemungkinan kau juga akan kesulitan berjalan.”

Biru memberengut. Ia tampak kesal. Sudahlah tak ingat siapa dirinya, sekarang kakinya juga bermasalah.

“Kau yakin kau tidak tau siapa namaku?” tanya Biru.

Lila menghela nafas dengan berat. Pria ini sepertinya tidak percaya dengan perkataannya. “Tidak, Tuan. Aku tidak tau. Aku saja bingung harus memanggilmu apa. Apa boleh aku memanggilmu Tuan Amnesia? Aku rasa kau mengalami amnesia, Tuan,” jawab Lila.

“Amnesia? Tidak! Tidak mungkin! Aku pasti tau siapa diriku.” Biru tak suka mendengar panggilan yang disematkan Lila untuknya.

Biru kembali berusaha mengingat siapa dirinya. Ia berusaha keras mengingat setiap kejadian yang ia alami sebelumnya. Dalam otaknya berputar beberapa kejadian yang tak runut. Hanya kilasan ingatan yang terpecah-pecah seperti puzzle yang berserakan.

“Aakkkkkhhhhhh....” Tiba-tiba Biru berteriak karena kepalanya mendadak pusing berputar-putar. Ia memegang kuat kepalanya.

“Tuan, Tuan baik-baik saja?” tanya Lila khawatir.

“Saaaakkkiiitttttt.....” teriak Biru lagi yang masih memegang kepalanya.

“Tuan tenanglah dulu, Tuan. Tuaaaannnnnn!” jerit Lila saat Biru limbung ke arahnya. Pria itu mendadak pingsan.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ainun Dunggio

Ainun Dunggio

next

2023-03-07

1

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

tidak ada kartu identitas kah, mungkin masih ada di dalam dompet nya

2022-10-02

0

Ricis

Ricis

Tuan Amnesia 😅

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kecelakaan
2 2. Siapa Aku?
3 3. Tuan Amnesia
4 4. Merawat Biru Dengan Baik
5 5. Tak Nyaman
6 6. Kalung Dengan Inisial L
7 7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8 8. Biru Berangsur Pulih
9 9. Panen Mangga
10 10. Calon Suami
11 11. Perhatian Biru
12 12. Jatuh Cinta?
13 13. Rencana Reza
14 14. Biru Terluka
15 15. Aku Biru Adhitama
16 16. Rencana Kembali Ke Kota
17 17. Tak Ingin Berpisah
18 18. Kalung Untuk Lila
19 19. Aku Selamat
20 20. Terngiang
21 21. Dia Bukan Calon Suamimu
22 22. Aku Senang Kau Kembali
23 23. Kekhawatiran Lila
24 24. Musuh Dalam Selimut
25 25. Tugas Untuk Jay
26 26. Pergi Ke Desa
27 27. Kiriman Dari Biru
28 28. Gelagat Mencurigakan
29 29. Foto Lila
30 30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31 31. Permintaan Luna
32 32. Kesabaranku Sudah Habis
33 33. Rencana Melamar Lila
34 34. Menentukan Pilihan
35 35. Penolakan Luna
36 36. Ancaman Luna
37 37. Terus Mendesak
38 38. Mencelakai Paman Hardi
39 39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40 40. Terpaksa Menikah Dengannya
41 41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42 42. Membawa Lila Ke Kota
43 43. Tempat Tinggal Baru
44 44. Hadiah Untuk Lila
45 45. Bertemu Orang Tua Biru
46 46. Ternyata Dia
47 47. Aku Tetap Memilihmu
48 48. Selesaikan Urusan Kalian
49 49. Ngambek
50 50. Musuh Berkedok Sahabat
51 51. Hal Penting Lain
52 52. Menghabiskan Malam Bersama
53 53. Mendaftar Kursus
54 54. Menjenguk Paman Hardi
55 55. Pengakuan Luna
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Kecelakaan
2
2. Siapa Aku?
3
3. Tuan Amnesia
4
4. Merawat Biru Dengan Baik
5
5. Tak Nyaman
6
6. Kalung Dengan Inisial L
7
7. Biru Tak Kunjung Ditemukan
8
8. Biru Berangsur Pulih
9
9. Panen Mangga
10
10. Calon Suami
11
11. Perhatian Biru
12
12. Jatuh Cinta?
13
13. Rencana Reza
14
14. Biru Terluka
15
15. Aku Biru Adhitama
16
16. Rencana Kembali Ke Kota
17
17. Tak Ingin Berpisah
18
18. Kalung Untuk Lila
19
19. Aku Selamat
20
20. Terngiang
21
21. Dia Bukan Calon Suamimu
22
22. Aku Senang Kau Kembali
23
23. Kekhawatiran Lila
24
24. Musuh Dalam Selimut
25
25. Tugas Untuk Jay
26
26. Pergi Ke Desa
27
27. Kiriman Dari Biru
28
28. Gelagat Mencurigakan
29
29. Foto Lila
30
30. Mengunjungi Rumah Lila Lagi
31
31. Permintaan Luna
32
32. Kesabaranku Sudah Habis
33
33. Rencana Melamar Lila
34
34. Menentukan Pilihan
35
35. Penolakan Luna
36
36. Ancaman Luna
37
37. Terus Mendesak
38
38. Mencelakai Paman Hardi
39
39. Kau Memaksaku Melakukan Ini
40
40. Terpaksa Menikah Dengannya
41
41. Kenapa Kau Lama Sekali?
42
42. Membawa Lila Ke Kota
43
43. Tempat Tinggal Baru
44
44. Hadiah Untuk Lila
45
45. Bertemu Orang Tua Biru
46
46. Ternyata Dia
47
47. Aku Tetap Memilihmu
48
48. Selesaikan Urusan Kalian
49
49. Ngambek
50
50. Musuh Berkedok Sahabat
51
51. Hal Penting Lain
52
52. Menghabiskan Malam Bersama
53
53. Mendaftar Kursus
54
54. Menjenguk Paman Hardi
55
55. Pengakuan Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!