“Kerahkan semua anak buah untuk mencari keberadaan Biru. Biru harus segera ditemukan!” titah Tuan Abimanyu Adhitama yang tak lain adalah ayah dari Biru Adhitama.
“Baik, Tuan. Pencarian terus dilakukan sampai pagi ini,” jawab asisten dari Tuan Abimanyu.
“Sudah sampai mana pencarian di lokasi kejadian?” tanya Tuan Abimanyu.
“Mereka sedang menyisir hingga ke bagian jurang yang ada disana, Tuan. Ada warga disana yang sempat mendengar sebuah ledakan yang besar berasal dari jurang,” jawab pria itu.
Tuan Abimanyu tampak terhenyak dengan jawaban asistennya itu. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa anaknya pasti bisa diselamatkan.
“Terus lakukan pencarian! Kau boleh pergi sekarang. Laporkan setiap detail informasi yang kau tau tentang keberadaan anakku.”
“Baik, Tuan.”
Asisten itu membungkukkan badannya lalu pamit pergi meninggalkan ruang kerja Tuan Abimanyu. Hari ini beliau memilih tidak berangkat ke perusahaannya. Ia memantau pekerjaan dari rumah saja.
Saat asisten itu keluar, ia sempat berpapasan dengan istri Tuan Abimanyu yang hendak masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Mata wanita paruh baya itu tampak bengkak. Sepertinya karna habis menangis semalaman karena risau anaknya tak kunjung pulang.
“Mas, bagaimana perkembangan pencarian Biru?” Riana langsung to the point bertanya pada suaminya.
Abimanyu mengulurkan satu tangannya meminta Riana mendekat. Wanita itu menurut. Suaminya langsung mendekapnya dengan erat.
“Sabar sebentar. Mereka sedang berusaha mencari anak kita,” jawab Abimanyu sembari mengusap punggung istrinya untuk memberikan ketenangan.
Mata Riana mulai memanas. Ia masih sangat khawatir pada Biru. Apalagi ia pergi sendirian tanpa asisten kesana.
“Aku sangat khawatir pada Biru, Mas. Sudah semalaman dia tidak pulang.” Riana terdengar terisak. Abimanyu semakin erat memeluk istrinya.
“Sabar. Kita harus yakin anak kita pasti pulang.”
Triiinnnggggg.
Suara handphone Abimanyu berdering di atas meja. Ia melepas dekapannya lalu beralih mengambil handphone itu dan menjawabnya.
“Hallo, Jay. Bagaimana? Kau dapat info baru?” tanya Abimanyu penasaran.
“Tuan, mobil Tuan Biru sudah ditemukan di dasar jurang. Tapi....”
“Tapi apa? Lanjutkan cepat!”
“Tuan Biru sendiri belum ditemukan keberadaannya, Tuan. Kondisi mobil juga cukup hancur dan terbagi menjadi beberapa bagian. Kami masih berusaha mencari keberadaan Tuan Biru di sekitar jurang ini.”
Deg.
Tuan Abimanyu sangat shock mendengar berita ini. Jatuh ke jurang? Mobilnya hancur? Biru tidak ditemukan? Mungkinkah anaknya masih hidup dalam keadaan seperti itu?
Tuan Abimanyu terdiam sejenak mencerna kata demi kata yang disampaikan oleh Jay. Kini, matanya juga ikut memanas. Dadanya terasa kian sesak mendengar berita pahit seperti itu tentang putra semata wayangnya.
“Bagaimana, Mas? Apa katanya?” tanya Riana yang tak mendengar langsung informasi itu.
Tuan Abimanyu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia berdehem untuk menetralkan suaranya.
“Terus cari dia!” Hanya itu yang ia ucapkan pada Jay lalu segera memutuskan panggilan itu.
“Bagaimana, Mas?” tanya Riana lagi. “Katakan yang jujur, Mas. Aku berhak tau kabar tentang Biru,” tanya Riana dengan cemas.
Tuan Abimanyu tampak menghela nafas dengan berat. “Mobilnya ditemukan di jurang. Tapi Biru sendiri belum ditemukan.”
“Mobilnya masuk ke jurang, Mas?” tanya Riana dengan airmata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
“Ya, mobilnya masuk ke jurang.”
Riana langsung memeluk sang suami seraya menumpahkan airmatanya. Bermacam-macam pikiran negatif langsung mengganggu otaknya. Ia tak mau putra semata wayangnya itu kenapa-napa. Ia mau putranya kembali ke rumah dengan sehat seperti sebelumnya.
***
Sementara itu di tempat lain, pria yang sedang dicari-cari keberadaannya. Malah sedang bingung mengingat siapa dirinya. Ia sama sekali tak bisa mengenal dengan baik siapa dirinya. Bahkan namanya saja ia tak tau.
“Aku.....siapa aku?” tanya Biru pada Lila.
Lila mengernyitkan keningnya. Bagaimana bisa seseorang bertanya tentang dirinya pada orang lain yang baru ia temui? Aneh-aneh saja, pikir Lila.
“Aku tidak tau kau siapa. Kita baru saja bertemu. Aku menolongmu kemarin. Aku menemukanmu di sungai,” jawab Lila dengan jujur.
“Menolongku? Sungai?” ulang Biru. Lila pun mengangguk.
Biru berusaha keras mengingat sesuatu yang berkaitan dengan sungai. Dalam ingatannya ia terbayang saat dirinya jatuh ke dalam sungai dengan setelan jas lengkap. Tapi kemudian ia terbayang saat dirinya masuk ke dalam sebuah kolam renang dan berenang dengan bebas disana.
Biru menggelengkan kepalanya berkali-kali. Pikirannya sangat kacau dia tidak bisa mengingat dengan baik.
“Tuan, kau baik-baik saja?” tanya Lila yang khawatir melihat Biru.
“Kau...apa kau tau siapa namaku?” Biru malah balik bertanya.
“Tidak, Tuan. Kita tidak saling mengenal sebelumnya,” jawab Lila.
Biru semakin bingung. Ia bahkan tak bisa mengingat namanya juga. Ia pun berusaha bangun dan duduk di kursi kayu itu.
“Kakiku sakit,” ucap Biru.
“Iya, Tuan. Mungkin terbentur sesuatu. Kemarin kata Paman yang mengobatimu, kemungkinan kau juga akan kesulitan berjalan.”
Biru memberengut. Ia tampak kesal. Sudahlah tak ingat siapa dirinya, sekarang kakinya juga bermasalah.
“Kau yakin kau tidak tau siapa namaku?” tanya Biru.
Lila menghela nafas dengan berat. Pria ini sepertinya tidak percaya dengan perkataannya. “Tidak, Tuan. Aku tidak tau. Aku saja bingung harus memanggilmu apa. Apa boleh aku memanggilmu Tuan Amnesia? Aku rasa kau mengalami amnesia, Tuan,” jawab Lila.
“Amnesia? Tidak! Tidak mungkin! Aku pasti tau siapa diriku.” Biru tak suka mendengar panggilan yang disematkan Lila untuknya.
Biru kembali berusaha mengingat siapa dirinya. Ia berusaha keras mengingat setiap kejadian yang ia alami sebelumnya. Dalam otaknya berputar beberapa kejadian yang tak runut. Hanya kilasan ingatan yang terpecah-pecah seperti puzzle yang berserakan.
“Aakkkkkhhhhhh....” Tiba-tiba Biru berteriak karena kepalanya mendadak pusing berputar-putar. Ia memegang kuat kepalanya.
“Tuan, Tuan baik-baik saja?” tanya Lila khawatir.
“Saaaakkkiiitttttt.....” teriak Biru lagi yang masih memegang kepalanya.
“Tuan tenanglah dulu, Tuan. Tuaaaannnnnn!” jerit Lila saat Biru limbung ke arahnya. Pria itu mendadak pingsan.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ainun Dunggio
next
2023-03-07
1
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
tidak ada kartu identitas kah, mungkin masih ada di dalam dompet nya
2022-10-02
0
Ricis
Tuan Amnesia 😅
2022-09-30
0